***
~ Zero Archives ~
Akarui tengah berjalan di salah satu lorong penyimpanan untuk pergi ke tempat seorang Descent Malaikat. Namun tiba-tiba langkahnya berhenti begitu melihat segel pelindung gerbang di salah satu ruangan itu terbuka. Dia lalu memeriksanya dan tidak sengaja melihat Gemon, salah satu dari Elite Guardians tengah mengamati sebuah senjata yang disegel di dalam kubah Image.
"Gemon, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Akarui tiba-tiba.
Begitu mendengar suara yang sangat dia kenal itu, Gemon menoleh pelan.
"Yo ... Akarui." Balas Demon pelan.
Lalu dengan sengaja Gemon memperlihatkan dua buah benda aneh yang dibawanya. Akarui mengeryitkan dahi, melihat apa yang di bawa Gemon itu adalah benda terlarang.
"Apa yang akan kau lakukan dengan benda itu?"
"Aku akan menjawabnya dengan dua hal. Pertama, aku akan menghancurkan Mitavia dengan membangkitkan senjata kuno itu," tunjuknya pada kubah Image. Lalu dia melihat ke arah Akarui.
"Dan yang kedua, aku telah mengurung Amira di ruang kedap Image," sambung Gemon.
"Hey sialan! Itu tidak ada hubungannya dengan Amira!"
"Kalau begitu, pergilah ke tempat Amira." Sahut Gemon dengan santai.
Akarui merasa sangat geram, lalu dia segera mengaktifkan Flying Shoes dan meningkatkan kecepatan terbang. Dia langsung terbang meninggalkan Zero Archives. Setelah Akarui pergi, Gemon langsung menyimpan sebuah kunci khusus dan sebuah kotak bernama Sutsukesu itu di dalam File Box.
.... Aku pernah mendengar adanya salinan Littafin Avatar kuno itu di ruangan ini. Hahaha, tunggu saja Eris, aku akan balaskan dendam atas kematianmu ....
Gemon mengaktifkan Flying Shoes, lalu terbang untuk menyusuri isi ruangan.
*Descent : Gelar bagi seseorang yang memiliki kekuatan Artificial Magia alami dari lahir tanpa campur tangan para Elvish. Dimana mereka lahir dengan satu garis keturunan, atau salah satu garis dari mereka lebih kuat. Namun mereka tidak memiliki Avatar, karena mereka tidak melepas segel wadah Imaginary.
*Zero Archives : Land buatan dengan kadar Image yang sangat tinggi. Land ini berada di atas Mitavia dan terdapat beberapa ruang penyimpanan. Salah satunya adalah ruang penyimpanan benda-benda terlarang, seperti senjata kuno dan salinan Littafin.
*Disaster : Nama dari senjata kuno peninggalan perang langit di masa lalu.
*Sutsukesu : Potongan kotak seperti rubik yang berasal dari kotak khusus yang menyimpan Image buatan. Dimana salah satu potongan kotak ini, bisa digunakan untuk menyimpan sistem kendali utama pada Disaster.
*File Box : Kotak gravitasi khusus yang digunakan untuk menyimpan berbagai macam Equipment dan barang-barang lain. Selain untuk menyimpan Equipment, File Box juga bisa digunakan untuk berkomunikasi, seperti bertukar pesan dan panggilan video ataupun suara. Dimana kotak ini sendiri bersifat melayang dan dapat di pindah sesuai keinginan, namun ada batas maksimal jarak antara kotak itu dengan penggunanya.
***
~ Ruang Kedap Image ~
Akarui membuka pintu ruangan itu dan menemukan Amira duduk dalam keadaan pingsan dengan segel Image di kedua lengannya. Dia langsung menyelamatkan Amira yang terlihat lesu itu sambil melepas segel Imaginary. Akarui merangkai serpihan-serpihan Image putih yang keluar dari sela-sela jari itu, lalu dia padatkan pada belenggu segel itu. Perlahan segel itu hancur dan menghilang bersama sebagian Image putih. Dia langsung membopong Amira keluar dari ruangan.
Akarui merasa sangat kesal dengan apa yang dilakukan Gemon. Kesal bukan karena perbuatannya mengurung Amira, tapi karena dia melakukan hal bodoh pada senjata kuno untuk tujuan menghancurkan Mitavia.
Namun tiba-tiba Amira merangkul leher Akarui dan membuatnya sedikit kaget begitu melihat Amira sudah sadarkan diri.
"Sayang, apa kau bisa memaafkan perbuatan si bodoh itu untukku?" Pinta Amira.
"Maaf sayang, kali ini aku benar-benar harus menendang pantatnya,"
"Baiklah, antar aku ke Maladewa terlebih dulu." Balas Amira pelan. Lalu Akarui berjalan meninggalkan ruangan.
***
~ Tempat Gemon ~
Gemon berhasil mendapatkan salah satu lembar Littafin dari Avatar kuno dan segera menyimpan lembaran itu di dalam File Box. Dia lalu terbang ke arah gerbang sambil melepas segel Imaginary untuk menggunakan salah satu kemampuan.
Imaginary Up --- Tak lama, serpihan-serpihan Image putih keluar dari kedua sela-sela jari dengan jumlah yang cukup banyak.
Zero Leneart --- Gemon membuat segel batas pada gerbang ruangan itu karena dia tidak sempat menutupnya. Segel batas tembus pandang itu dibuatnya untuk menghalangi Akarui jika nanti dia kembali. Lalu dia membuka File Box untuk mengambil kotak Sutsukesu. Dengan sisa Image yang masih berputar di tubuhnya itu, Gemon segera membuka kotak Sutsukesu.
Tak lama, dari setiap sisi kotak Sutsukesu itu muncul beberapa rantai panjang dengan Image putih. Lalu rantai-rantai itu memutari kubah Image dengan sangat cepat dan mengikat lapisan kubah. Ikatan-ikatan rantai itu saling mengikat kubah Image dengan kencang.
Tak butuh waktu lama, ikatan-ikatan rantai itu berhasil menghancurkan kubah Image hingga ikatan-ikatannya berubah menjadi serpihan Image putih dan menghilang bersama pecahan kubah Image, hingga bentuk dari senjata kuno itu terlihat dengan jelas.
Bentuk senjata kuno itu seperti peluru raksasa dengan turbin besar di bagian belakang. Lalu di bagian tengah terdapat beberapa lubang yang berputar seperti bentuk cincin.
Sementara di bagian depan, ada tiga buah lubang hitam besar dan beberapa lubang kecil yang berputar pada ketiga sisi lubang besar itu. Dimana ketiga lubang besar itu adalah pusat dari hulu tembakan. Lalu di bagian bawah senjata itu, ada beberapa putaran Image putih yang menopang senjata. Dan di bagian belakang dekat turbin, ada tiga buah lubang sebagai pendorong atau lubang untuk melepas tekanan Image.
Gemon membuka tutup kabin senjata itu dengan kunci khusus. Lalu kunci khusus itu menghilang, dan sebuah wadah bercahaya putih dengan pola aneh muncul dari dalam kabin. Dia segera menaruh potongan kotak Sutsukesu pada wadah cahaya itu.
Lalu Screen View pada kabin senjata itu muncul bersama sebuah pesan dari sistem 'First Allert Message', sebagai pesan tutorial dan peringatan sebelum membangkitkan Disaster. Namun Gemon tidak memperdulikannya dan langsung menekan pilihan 'Agree With Exchange'.
Tak lama kemudian muncul sebuah pola cahaya putih dengan bentuk telapak tangan, dimana pola itu digunakan untuk mengambil sampel Image pada jiwa yang membangkitkannya. Dia langsung menempelkan telapak tangan kanannya pada pola itu. Dan tak lama, Image putih keluar dari tubuh Gemon hingga mengalir masuk ke dalam kabin senjata.
"Akh ..!" Keluh Gemon.
Batas kedua pada Imaginary-nya mulai mengeluarkan Image hitam. Image hitam itu berhenti mengalir pada kabin senjata, lalu Screen View itu menghilang dan kotak Sutsukesu muncul dari wadah sebelumnya. Lalu Gemon mengambil kotak Sutsukesu itu dan perlahan sebuah Screen View lain muncul dengan sebuah tampilan 'Display Control', atau tampilan kendali pada senjata itu.
Tak lama tekanan Image putih keluar dari sela-sela bentuk senjata itu, dan membuat Gemon tidak menyadari kedatangan Akarui.
***
~ Zero Archives ~
Akarui sampai di depan gerbang utama Zero Archives, setelah selesai mengantar Amira. Dia lalu terbang menggunakan Flying Shoes dengan cepat. Dia lalu menambah kecepatan pada Flying Shoes dan terbang melewati gerbang utama itu untuk pergi ke salah satu ruang penyimpanan. Begitu menemukan ruangan itu masih terbuka, dia segera menonaktifkan Flying Shoes dan langsung melepas segel Imaginary.
Imaginary Up --- Tak lama serpihan Image putih keluar dari tubuh Akarui, lalu berputar-putar di sekitarnya. Dia lalu melepas batas segel lanjutan pada Imaginary.
Tokubetsuna Katachi > Akuma No Akai Keshin --- Akarui perlahan berubah ke bentuk Avatar. Setelah berhasil berubah bentuk, dia berjalan mendekati pintu gerbang itu.
"Gemon sialan!" Umpatnya Akarui sambil berjalan mendekati pintu. Namun tiba-tiba saja dia terpental ketika akan melewati gerbang itu.
.... Sialan, pola apa ini ....
Tak lama muncul pola garis yang perlahan muncul di tengah segel transparan itu. Akarui langsung menyadari keberadaan segel itu dan mencoba untuk menembusnya.
Delasius Freak --- Tak lama, dengan pemadatan Image Akarui mencoba menghantam segel itu dengan bentuk serangan.
.... Tidak berpengaruh sama sekali ....
*Imaginary : Tabung penyimpanan warna dari Image lanjutan yang ada di dalam jiwa seseorang. Dan warna lanjutan dari Image itu sendiri dibagi menjadi tujuh warna utama, yaitu Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu. Seperti Spectrum cahaya dalam pelangi. Namun ada jenis Image yang berasal dari pohon kehidupan dengan warna putih dan memiliki sifat yang hampir sama.
***
~ Ruang Penyimpanan ~
Senjata yang dikendalikan Gemon sudah semakin jauh dan hampir sampai di titik lemah pada ruangan itu. Suara gemuruh kembali muncul di tengah senjata bersama dengan serpihan-serpihan cahaya yang muncul di sekitar senjata dan perlahan terhisap masuk ke dalam beberapa lubang di tengah senjata itu.
Sementara itu di dalam senjata, terdapat tiga buah tabung kecil dan satu tabung utama dengan ukuran sangat besar untuk menyimpan daya dari Image yang bernama Dwarf Engine. Tak hanya tabung penyimpanan, tapi juga terdapat tiga ruangan khusus.
Dimana di sebelah kanan dan kiri tabung terdapat ruangan yang sama bernama Sakushongan Machine, atau ruang penghisap dengan daya nilai kekuatan 136472. Lalu di bawah tabung utama terdapat ruangan yang bernama Kuchiku Machine, atau ruang penghancur dengan daya nilai kekuatan 136199. Dan di bagian belakang tabung terdapat ruangan yang bernama Unten Ju Machine, ruang pendorong dengan daya nilai kekuatan 136108.
Tak lama, ketiga lubang di bagian depan senjata itu keluar beberapa warna Image disertai dengan suara yang cukup membisingkan telinga. Ada tiga warna Image yang keluar dari tiap lubang itu. Pertama adalah warna kuning, atau Image yang dihasilkan dari jalur di ruang pendorong. Kedua adalah warna abu-abu, atau Image yang dihasilkan dari jalur di ruang penghisap. Dan yang ketiga adalah warna hitam, atau Image yang dihasilkan dari jalur di ruang penghancur.
Lalu ketiga lubang di depan senjata itu mulai berputar dan membuat ketiga warna Image menyatu menjadi warna Arsenic. Semakin lama, campuran ketiga warna itu menjadi semakin besar dan suara gemuruh pun menjadi semakin kencang.
*Arsenic : Warna pada Image lanjutan yang tidak jelas, atau warna yang sangat sulit untuk diuraikan. Dan dengan kata lain adalah warna Image dalam bentuk di atas paling sempurna.
***
~ Tempat Akarui ~
.... Sialan, aku terpaksa harus melepas segel kekuatan lain ....
Imaginary Up --- Tak lama gelombang Image warna merah keluar dari Avatar Akarui. Lalu dia menggunakan salah satu kemampuan yang dirasa cukup banyak memakan Image merahnya.
Vainted Destier --- Akarui berhasil menghancurkan pola pada segel penghalang dan membuat segel itu menghilang. Akarui langsung terbang ke dalam ruangan itu untuk mengejar Gemon. Namun saat dia berhasil mengejarnya, saat itu juga Gemon sudah berhasil melewati titik lemah bersama dengan hitungan mundur pada senjata yang telah diaktifkan.
Akarui langsung mendekati senjata itu untuk melihat ke arah bagian depan senjata. Ada beberapa kumpulan Image yang hampir mencapai titik maksimal. Dan tak lama kabin senjata itu terbuka, lalu Gemon keluar dari dalam kabin sambil membawa kotak Sutsukesu.
Begitu melihat ada kesempatan untuk menyerang, Akarui langsung terbang ke arah Gemon sambil mempersiapkan salah satu Skill.
Exoskeleton Destroyer --- Akarui mengincar bagian depan tubuh Gemon yang terbuka itu. Gemon menyadarinya, namun dia sedikit terlambat untuk menghindari serangan itu. Serangan itu tepat mengenai bagian depan tubuh Gemon dan berhasil menghancurkan jubah pelindung hingga membuatnya terpental jauh dari senjata itu.
.... Sial ... dia kembali lebih cepat dari yang aku duga ....
Lalu Gemon mengaktifkan Flying Shoes dan tiba-tiba kaget begitu menyadari bentuk Avatar dari Akarui.
.... Itu bukankah itu Avatar peninggalan Legenda? Dan Image merah itu, sudah lama aku tidak merasakan sensasi tekanannya ....
"Apa yang kau lakukan?! Orang bodoh kurang ajar!" Seru Akarui.
"Hahaha, Avatar itu memang sangat cocok denganmu," sahut Gemon.
"Persetan dengan Avatar!" Umpatnya Gemon.
Gemon lalu terbang untuk mengambil kotak Sutsukesu yang terlepas dari genggaman Gemon. Akarui mulai menyadari jika hitungan mundur menuju keaktifan puncak pada senjata itu semakin mengecil. Di tambah dengan suara gemuruh dari senjata yang terdengar sangat riuh itu, membuat Akarui kesal. Dia lalu melihat kotak itu dan membuatnya semakin kesal.
"Kotak sialan ..!" Seru Akarui sambil mencoba menghancurkan kotak Sutsukesu itu.
"Hahaha, percuma saja kau menghancurkannya. Karena hitungan pada senjata itu tidak berpengaruh pada kotak Sutsukesu. Dan jika kau perhatikan, senjata itu tepat menuju ke arah Mitavia," ungkap Gemon.
Akarui tidak menanggapi Gemon, dia lalu menyimpan kotak Sutsukesu di dalam File Box dan langsung terbang ke arah depan senjata itu sambil memikirkan cara untuk menghentikannya. Tak lama kemudian, dia melihat jauh ke arah langit dan menemukan sebuah Land kosong.
Sementara itu, Gemon yang berada cukup jauh dari senjata itu, kembali menahan rasa sakit. Semakin lama, rasa sakit itu semakin terasa dan membuatnya tak sanggup lagi menahannya lebih lama. Dia lalu membuka File Box dan mengambil sebuah kapsul khusus penawar rasa sakit.
Perlahan Gemon jatuh ke langit bawah, setelah Image yang mengalir pada Flying Shoes menghilang.
.... Sepertinya, apa yang aku lakukan ini sia-sia. Yah, mungkin belum saatnya aku membalaskan dendam itu, Eris ....
*Land : Tanah mengapung atau pecahan dari Aster Planet yang melayang di atas lingkar gravitasi.
***
~ Senjata Disaster ~
Akarui membuka File Box untuk mengambil sebuah cincin bernama Chiron, atau sebuah cincin khusus untuk melepas batas Image terlarang. Lebih tepatnya kebalikan fungi dari cincin yang bernama Inhibitor. Tak lama kemudian, sebuah tekanan yang cukup kuat keluar dari Avatar bersama dengan beberapa serpihan-serpihan Image hitam.
.... Sial, benar-benar merepotkan ....
Tak lama, Akarui merasakan tekanan Image yang sangat kuat dan seperti dugaannya, senjata itu melepas tembakan laser cahaya yang cukup besar. Akarui langsung menambah kecepatan terbangnya dan mengejar laju tembakan yang mengarah tepat ke Mitavia. Setelah cukup dekat dengan jarak pada titik tembakan itu, dia langsung menggunakan salah satu Skill.
Shield Inferior --- Akarui menahan laju tembakan itu dengan sedikit kepayahan dan hampir setengah jumlah Image yang dia keluarkan.
"Berhentilah benda sialan!" Seru Akarui sambil menahan tekanan pada Avatar-nya.
Setelah susah payah Akarui hanya bisa membelokkan laju tembakan itu ke arah sebuah Land, namun dia tidak berhasil menghentikannya karena kekuatan dari tembakan Image itu sangatlah kuat. Hingga laju tembakan cahaya itu mengenai sebuah Land kosong dan menyebabkan sebuah gelombang ledakan hingga ke pusat Mitavia.
Di balik ledakan itu tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi, karena kejadian itu berada jauh di langit atas. Dan beberapa para petinggi di Maladewa juga tidak ada yang mengetahui, karena Gemon sebelumnya juga sudah mengotak-atik semua Drone View yang ada di langit.
Begitu juga dengan kepergian beberapa Elvish yang sedang mencari petunjuk sisa Artefak di suatu tempat. Meski para Elvish mengetahui asal suara itu dan tahu apa yang sedang terjadi, mereka tidak sempat untuk mencegah kejadian itu.
Namun akhirnya senjata kuno bernama Disaster itu pun perlahan berhenti.
Akarui yang hampir kehilangan seluruh jumlah Image hitam, langsung melepas cincin itu dan merubah Image-nya kembali ke warna merah. Dengan kondisi masih dalam bentuk Avatar, dia segera menahan senjata itu dengan segel gravitasi.
*Maladewa : Tempat tersembunyi, dan merupakan tempat dimana para petinggi dengan nama gelar Magistratus berkumpul untuk pertemuan penting.
*Drone View : Nama sebuah alat khusus yang mirip dengan drone kamrea, namun alat ini mampu mengambil video atau gambar dengan sangat jerih dan luas. Dan alat ini juga mampu membaca Image seseorang.
***
~ Tempat Gemon ~
Sementara itu Gemon yang telah jatuh dan hampir sampai di langit atas Mitavia, hanya bisa melihat serpihan-serpihan dari pecahan Land yang perlahan menghilang itu. Lalu dari kejauhan, dia merasakan sebuah tekanan gelombang Image yang sangat kuat sedang menuju ke arahnya.
.... Si bodoh itu masih saja kuat. Yah, sepertinya aku gagal ....
Akarui yang sudah kembali ke bentuk normal langsung terbang di sebelah Gemon. Gemon melihat ke arah wajah rambut merah tua yang terlihat sangat kesal itu.
"Hey teman,"
"Aku bukan temanmu!"
"Hey, tidak perlu merasa kesal seperti itu,"
"Semua ini gara-gara ulahmu! Jadi jangan panggil aku teman!"
"Yah, terima kasih,"
"Terima kasih kau bilang? Terima ini, sialan!" Akarui langsung memukul kepala Gemon dengan keras.
"Akh! S-Sakit! Rambut merah kurang ajar! Beraninya kau memukul temanmu yang sedang dalam keadaan sakit seperti ini!"
"Bisa-bisanya kau bilang teman, kurang ajar!" Akarui kembali memukul kepala Gemon untuk kedua kalinya.
"Kau membuat kepalaku tumbuh dua buah tanduk! Dasar iblis bodoh!" Protes Gemon.
"Berisik! Kau lebih bodoh dariku! Sialan!" Sahut Akarui kesal.
Tak lama kemudian mereka menghilang di balik sebuah awan putih yang secara tidak sengaja juga melintas di depan mereka.
***
~ Sweety Land, Tempat Elvish ~
"Jadi itu gambaran kejadian yang pernah terjadi di Mitavia beberapa tahun lalu?" Tanya Yulia, setelah melihat tangkapan memori gabungan dari ingatan Thesa dan Theresa melalui cermin waktu.
"Yah, kejadian antara dua Elite Guardians dan senjata kuno bernama Disaster itu," balas Thesa.
"Semoga saja gambaran seperti itu tidak kembali terjadi di masa depan," sahut Yulia.
"Aku juga khawatir jika kejadian itu akan terulang kembali. Tapi aku juga khawatir dengan Theresa, dari tadi dia masih kesulitan untuk menyelesaikan anyamannya ..." Sahut Thesa sambil melihat ke arah Theresa yang tengah menganyam sebuah simbol.
Begitu mendengar apa yang baru saja dikatakan Thesa, Theresa berhenti menganyam karena kesal.
"Apa kau baru saja mengejekku?! Dasar Elvish cebol!" Ledek Theresa pada Thesa.
"Siapa yang kau maksud cebol?!" Sahut Thesa dengan kesal. Lalu mereka saling bertatap wajah dengan kesal.
Tiba-tiba terdengar suara dari arah atas pohon kehidupan. Lalu di salah satu cabang pohon kehidupan itu, terdapat sebuah tempat istirahat yang terbuat dari susunan bunga suci.
Karena mendengar suara ribut mereka, membuat Vivi terbangun dari tidurnya. Dia menguap pelan sambil melihat kedua di bawah itu dengan wajah lesu.
"Hey, bukankah kalian berdua memang cebol?" Sela Vivi.
"Berisik! Dasar tukang tidur!" Sahut Thesa kesal.
"Dasar cebol," balas Vivi.
"Apa?! Hey Theresa, bantu aku!"
"Dasar tukang molor!" Imbuh Theresa.
Dan ketiga itu saling lempar ledek. Yulia yang berada di dekat mereka hanya tersenyum pelan, lalu dia pergi ke altar bawah untuk mencari Lilian.
Begitu juga dengan Anna, yang tengah bermain dengan beberapa bayangan binatang suci bersama Sylvia dan Marie di dekat jembatan kupu-kupu.
"Hahaha, aku hanya bisa tertawa melihat mereka bertiga saling ledek," ucap Anna sambil menyentuh ekor dari salah satu binatang suci bentuk rubah putih.
"Yah, aku juga merasa terhibur," sahut Marie tengah asyik berbaring di ranjang bunga.
"Bagaimana denganmu Sylvia?" Tanya Anna.
"Aku kagum dengan perasaan tenang mereka. Seakan mereka merasa tidak pernah terjadi apa-apa," sahut Sylvia sambil mengelus kepala dari salah satu binatang suci bentuk burung Canary.
"Yah, untuk saat ini kita hanya bisa menunggu datangnya kekuatan baru dari para generasi kedua." Imbuh Marie.
Sementara itu di altar bawah, Lilian tengah mengamati sebuah Golden Artefak. Sebuah potongan Artefak yang menyimpan beberapa bentuk simbol aneh.
"Apa ada pergerakan dari bangsa Alnest?" Tanya Yulia tiba-tiba.
Lilian lalu menghela napas sambil menutup kembali segel pada Artefak itu.
"Beberapa hari yang lalu, aku merasakan ada sedikit gelombang dari mereka di sekitar Koeria. Tapi, untuk sementara kita cukup mengawasinya saja," ungkap Lilian.
"Hah... apa mereka tidak bisa berdamai dengan kita?" Keluh Yulia.
"Itu hal yang mustahil bagi mereka. Mengingat salah satu ketua mereka adalah si kurang ajar itu." Sahut Lilian yang merasa sedikit lelah.
Lilian lalu berbaring sejenak di sebuah ranjang bunga. Yulia yang juga merasa lelah langsung ikut berbaring di sebelah Lilian.
Kekuatan Seven Elvish terhubung langsung pada pecahan bintang pertama yang berada di pusat Mitavia. Sebuah pecahan bintang yang menebarkan serpihan-serpihan benih dari Artificial Magia. Dan di Land tersembunyi inilah, Golden Artefak berada.
Lalu keberadaan Platina Artefak yang ada di Green Erther juga terhubung dengan Seven Elvish. Dan juga kedua Artefak lain yang masih berada di tempat yang belum dipastikan kebenarannya.
Namun beberapa waktu yang lalu, salah satu Descent melihat gambaran sebuah Land tempat Silver Artefak berada. Karena adanya kabar itu, membuat penyandang nama garis Legenda turut membicarakannya. Dan akan di bentuk sebuah pertemuan penting untuk membahasnya lebih lanjut.
"Ah, aku lupa bertanya. Lalu apa yang akan terjadi jika keempat Artefak itu disatukan?" Tanya Lilian tiba-tiba.
"Emmm ... mungkin dunia langit akan hancur," sahut Marie.
"Hahaha ... itu hal yang sangat menyeramkan," sahut Thesa.
"Jangan tertawa dengan hal yang menyeramkan itu, cebol sialan!" Sahut Theresa.
.... Huh ... lebih baik aku tutup cermin paralel ini ....
Yulia lalu menutup cermin paralel itu.
***