Chereads / Re:Fight Mitavia Battleground / Chapter 3 - Chapter 03 - Piri Reis Academy

Chapter 3 - Chapter 03 - Piri Reis Academy

***

~ Halaman Depan Asrama ~

10 tahun telah berlalu setelah bangkitnya senjata kuno bernama Disaster untuk yang kedua kalinya. Dan kini telah sampai di tahap pencarian kekuatan generasi baru dari sebuah asrama yang bernama Harajuku. Sebuah nama asrama yang diambil dari nama sebuah tempat yang keberadaannya tidak resmi di Jepang.

Di sepanjang jalan perbukitan, terdengar suara dari beberapa bayangan burung suci yang terbang dari satu pohon kehidupan ke pohon lain. Dan di halaman asrama itu, sebuah Aircraft pribadi milik keluarga Olfinix sudah tiba lebih awal.

Tak lama pintu utama Aircraft itu terbuka, lalu Arashi dan seorang wanita rambut biru muda keluar dengan langkah pelan.

"Wah, tempat ini lebih bagus dari yang ada di Green Earther," ungkap Arashi, sambil melihat pintu gerbang asrama yang berukuran cukup besar dengan bangunan dua lantai itu.

"Entah kenapa, Akademi ini terlihat seperti Asrama ..." Sambung Arashi.

Begitu mendengar apa yang diucapkan Arashi, wanita yang berjalan di sebelahnya itu menggeleng pelan lalu meraih lengan kiri Arashi dan merangkulnya.

"Kita memang berada di Asrama, sayang ..." Sahut wanita bernama Amira itu sambil jalan beriringan menuju depan Asrama.

***

~ Asrama Lantai 2 ~

Sementara itu, dari arah teras depan sebuah ruangan di sudut lantai dua, seorang Elpeerager dari keluarga Olfinix tengah mengawasi. Elpeerager itu sedang mendapat tugas untuk mengawasi supaya hubungan Arashi dan Amira tidak diketahui orang lain.

.... Nona Amira dan Tuan Muda itu malah terlihat seperti pasangan ....

Tak lama kemudian angin berhembus cukup kencang di belakang Noera dan membuatnya merasa Dejavu. Lalu dari balik angin itu tiba-tiba muncul seorang perempuan berpakaian Furisode dengan topeng garis merah yang menutupi setengah bagian wajahnya.

Perempuan itu langsung memeluk Noera dari belakang.

"Sayang!" Serunya, hingga membuat Noera kaget melihat dua lengan yang sudah melingkar erat di antara perut dan dadanya.

"E-Elisa? Kenapa kau bisa ada di sini? Bukankah kau ada tugas penting di Maladewa?" Tanya Noera gugup.

Elisa atau Hatsumaru Elisa, salah satu dari Magistratus yang harusnya ada di Maladewa malah berada di asrama pelatihan. Dan juga, Elisa adalah seseorang yang sangat Noera suka sekaligus cinta pertama, membuatnya semakin gugup

Lalu Elisa melepas pelukan itu dan melepas topengnya.

"Hah, aku terlalu sering memikirkanmu, jadi aku kabur dari tugas yang melelahkan itu." Balas Elisa dengan manja.

Mendengar alasan itu, Noera perlahan berbalik badan dan membuat irama degub jantung Noera seketika menjadi semakin cepat. Wajahnya merah menahan gugup dan bibirnya terasa berat untuk menyapanya.

Melihat Noera gugup, Elisa melengos pelan dengan wajah yang tiba-tiba cemberut.

"Apa itu balasan untukku yang sudah datang jauh-jauh hanya untuk bertemu denganmu?"

"B-Bukan seperti itu Elisa." Sahut Noera semakin gugup.

Elisa tiba-tiba berjalan masuk ke dalam ruang perpustakaan. Lalu Noera menyusul sepasang langkah kaki yang perlahan menghilang di balik pintu yang setengah terbuka itu.

*Aircraft : Pesawat khusus yang dapat membawa jumlah maksimal 10 penumpang. Pesawat ini dapat digunakan untuk terbang ke langit dengan sangat cepat. Dimana juga terdapat tabung penyimpanan Image sebagai bahan bakar dan daya dorong.

*Furisode : Nama salah satu pakaian adat wanita di Jepang.

***

~ Tempat Arashi ~

Arashi tengah berkeliling di luar Asrama karena penasaran dengan apa yang ada di sekitar. Lalu dia berhenti di dekat pintu kecil di samping Asrama yang setengah terbuka. Tanpa pikir panjang, dia langsung masuk dan melihat sebuah tangga di sisi ruangan yang berputar ke lantai atas.

Dan di tengah ruangan itu ada sebuah Hoist Lift yang menuju ke loteng. Lalu dilihatnya ke arah loteng itu dan melihat ada sebuah lonceng emas yang tampak tidak cukup terawat itu sedikit berkilauan.

Arashi lalu menaiki anak tangga memutar itu dan menemukan sebuah lorong lantai dua. Dia lalu berjalan pelan di lorong itu, namun tiba-tiba langkahnya berhenti di dekat sebuah anak tangga yang berbeda. Karena penasaran, dia mencoba naik mengikuti anak tangga itu hingga sampai di ruang terbuka di atas asrama.

"Wah, ada danau sebesar itu ternyata. Dan bangunan yang di sana itu juga besar sekali. Sepertinya lebih besar dari Asrama ini ..." Ungkap Arashi sambil melihat jauh ke arah bangunan di seberang danau.

Asrama Harajuku berada di seberang Akademi yang di pisah oleh sebuah danau besar berbentuk bulan sabit. Dan sebuah jembatan apung berwarna merah membentang sangat panjang di atas permukaan danau yang menyatukan kedua sisi. Lalu di Asrama terdapat beberapa fasilitas seperti area latihan yang cukup luas, dapur umum, perpustakaan, ruang terbuka di atas asrama, geladak untuk menyimpan Flying Shoes dan Water Shoes.

Selain itu, ada beberapa kamar tidur dengan dua lantai. Dimana di lantai atas terdapat beberapa kamar untuk para pengurus Asrama dan beberapa kamar di lantai bawah untuk para Player. Namun di lantai bawah juga terdapat sebuah garis yang membatasi antara kamar laki-laki dan perempuan.

Untuk bagian terakhir, ada satu fasilitas yang sangat menarik dan menjadi tempat berkumpulnya para lelaki, yaitu tempatnya berada tak jauh di belakang asrama. Dimana terdapat dua tempat pemandian air panas khusus untuk laki-laki dan perempuan yang hanya dipisah dengan dinding tipis tanpa kedap suara.

*Water Shoes : Sepatu khusus yang dapat digunakan untuk berenang di dalam air dengan cepat. Dengan menyerap beberapa Image sebagai ganti pelindung nafas, namun ada durasi dalam pemakaiannya.

*Player : Sebutan bagi para peserta Battleground.

***

~ Depan Perpustakaan ~

"Uh, tiba-tiba aku merasa lapar ..." Keluh Arashi sambil menuruni anak tangga.

Tak lama, Arashi sampai di teras depan ruang perpustakaan dan melihat pintu itu sedikit terbuka. Karena tidak terlalu peduli, dia pun melewatinya. Namun tiba-tiba terdengar suara dari dalam ruangan itu hingga membuatnya kembali untuk menguping di sebelah pintu itu.

.... Heee, aku pernah mendengar suara wanita seperti ini. Tapi sepertinya suara ini berasal dari dalam ruangan ....

Karena penasaran dengan asal suara itu, dia pun masuk ke dalam perpustakaan untuk memeriksanya. Setelah beberapa langkah, dia tiba-tiba berhenti karena menemukan harta karun.

.... Eh, siapa yang meninggalkan pakaian dalam disini ....

Arashi lalu memperhatikan bentuk hingga motif dari pakaian dalam wanita dan pakaian dalam laki-laki tergeletak di sebelah pakaian Furisode dan Tuxedo itu. Lalu dia kembali tersadar karena suara desahan itu kembali terdengar semakin jelas dari balik salah satu bilik rak buku.

.... Ah, sepertinya aku harus pergi dari tempat ini ....

Arashi melihat ke arah meja, lalu diambilnya sebuah sampul kosong dan pulpen cahaya di atas meja itu untuk menuliskan sesuatu. Dia selesai menulis sebuah pesan singkat dan melipatnya. Dia lalu menaruh pulpen cahaya dan meninggalkan lipatan sampul itu di tengah meja.

Arashi membuang nafas pelan dan merasa lega karena keberadaannya di dalam ruangan itu tidak diketahui.

Arashi lalu berjalan jinjit hingga sampai di depan pintu. Dilihatnya kembali pintu yang setengah terbuka itu, lalu pergi ke arah koridor menuju Bordes Lift utama tanpa menutupnya.

.... Sialan, belum ada satu hari disini aku sudah bertemu dengan kejadian mesum seperti itu. Tapi suara wanita tadi itu imut juga ....

*Bordes Lift : Tangga berjalan yang dapat digerakkan sesuai keinginan penggunanya.

***

~ Lobby Asrama ~

"Namaku David Stewarner. Selaku perwakilan dari nama Aldean, sekali lagi aku ucapkan selamat datang di Asrama Harajuku. Terima kasih ..." Ucap David, salah satu dari ketua penanggung jawab asrama yang bernama Aldean.

Upacara penyambutan Player telah berakhir, dan Arashi sudah ada di ruangan sebelah Lobby Asrama untuk melihat beberapa deretan pintu kamar di lantai satu hingga lantai dua.

"Wah, ada banyak kamar di lantai. Kalau begitu aku akan pilih salah satu kamar sebelum yang lain datang." Ucap Arashi sambil menaiki Bordes Lift.

Begitu sampai di lantai dua, Arashi langsung pergi ke salah satu kamar yang berada di dekat sebuah Aquarium.

"Baiklah, aku akan pilih kamar ini," ucapnya sambil melihat pintu kamar itu.

"Sedang apa kau bocah?" Tanya seseorang yang tiba-tiba sudah berdiri di sebelah Arashi.

Arashi yang hendak menyentuh pintu itu langsung menoleh kaget.

"Ah, Ketua rambut nangka. Aku baru saja memilih kamarku ..." Balas Arashi.

Dan seorang Ketua itu langsung memukul kepala Arashi dengan salah satu peralatan masak.

"Panggil aku Ketua Luna,"

"A-Aduh. Maaf Ketua Luna. Eeee ... boleh aku masuk ke kamarku?"

Begitu mendengar balasan itu, Luna langsung mendekati Arashi untuk mencoba menjahilinya.

"Hey, apa kau ingin tidur denganku?" Bisik Luna di telinga kanan Arashi.

"A-Apa?! Tentu saja tidak! Dasar Ketua mesum!" Sahut Arashi kesal dengan wajah yang sedikit merah.

"Kalau begitu, kembalilah ke kamarmu sendiri,"

"Eh, apa ini kamar Ketua?"

"Kalau bukan, untuk apa aku mengajakmu masuk,"

"Ah, benar juga. Tapi, aku tidak tahu dimana kamarku,"

"Kamarmu ada di antara deretan lantai satu, jadi kau bisa memeriksa daftar nama dan dimana kamarmu," tunjuk Luna ke arah salah satu sisi deretan kamar di lantai bawah.

"Oh, terima kasih Ketua Luna. Selain cantik, kau juga baik. Tapi, sedikit mesum," sahut Arashi sambil berjalan menuju Bordes Lift.

.... Mesum? Hahaha ... nak rambut merah ini menarik juga ....

Luna tiba-tiba ingin menjahilinya kembali. Lalu dia melihat langkah kaki Arashi yang hampir sampai di dekat Bordes Lift itu.

"Hey rambut merah! Kalau kau ingin tidur denganku, datang saja ke kamar ini kapan pun kau mau!" Goda Luna.

"Aku tidak akan pernah datang! Dasar Ketua mesum!" Sahut Arashi kesal.

Karena tidak ingin berurusan lagi dengan Luna, Arashi langsung bergegas menuruni Bordes Lift sambil menahan wajah yang masih kemerahan.

***

~Mimbar Utama, Piri Reis Academy ~

"Namaku adalah Masteach Xeea. Dan saat ini kalian berada di pusat pelatihan di Antartika, bagian Utara dari Green Earther. Sekali lagi aku ucapkan, selamat datang di Akademi ..." Ucap Masteach Xeea.

Banyak Player yang berasal dari Land Green Earther dan beberapa Player dari Land lain yang mengikuti pelatihan di Piri Reis.

Setelah sambutan dari Masteach Xeea selesai, para Player meninggalkan mimbar dan mencari keberadaan kelas mereka.

*Masteach : Gelar atau nama pengganti untuk kepala sekolah, atau seseorang yang bertanggung jawab atas nama Akademi.

***

~ Lorong Utama Akademi ~

Dua orang Player dari salah satu Land lain, tengah berjalan menuju koridor utama. Dan tak lama, Ketua Luna dan seorang Ketua lain berjalan ke arah mereka. Lalu salah satu Player dengan rambut biru tua itu mencegahnya.

"Wah, ada dua bidadari cantik di sini," goda Yoma.

"Terima kasih atas pujiannya," balas Luna.

"Hey Yoma, lebih baik mencari dimana kelas kita berada, daripada mengganggu Ketua," sela Player rambut putih bernama Rastel sambil menarik lengan kiri Yoma.

Yoma tidak memperdulikan Rastel dan masih menggodanya.

"Ah, aku tidak tahu siapa nama Ketua cantik ini," ucap Yoma pada Luna.

"Namaku Luna dan ini Lefina. Tapi maaf, kami sedang buru-buru, jadi biarkan kami lewat,"

"Hey, tidak perlu buru-buru. Oh iya, apa Ketua sudah punya pacar?" Tanya Yoma, sambil merapikan rambut depannya itu.

Mendengar pertanyaan itu, membuat Luna sedikit kesal. Namun secara kebetulan dia melihat Arashi yang tiba-tiba muncul dari salah satu lorong dan sedang berjalan pelan ke arah lain.

.... Oho, bukankah itu si rambut merah yang kemarin ....

"Sayang ..!" Panggil Luna pada Arashi tiba-tiba. Hingga membuat Yoma, Rastel, Lefina dan Arashi sendiri pun kaget.

Arashi yang menyadari siapa yang baru saja berteriak itu menoleh. Dia bingung dengan apa yang dilakukan Ketua Luna saat melihatnya. Dia memastikan di sekitarnya dan tidak ada orang lain selain dirinya.

.... Sialan! Kenapa harus bertemu dengan Ketua mesum itu lagi ....

Dia merasa kalau Ketua Luna baru saja mengedipkan mata kirinya itu sebagai sebuah tanda.

"Maaf, sepertinya pacarku sedang mencariku ..." Ucap Luna.

Dia lalu mengajak Lefina berjalan melewati kedua Player itu untuk bergegas menuju ke arah Arashi.

.... Apa hanya perasaanku saja? Tapi entah kenapa Ketua mesum itu berjalan ke arahku ....

Begitu menyadari Luna tengah berjalan ke arahnya, dia lalu berbalik arah dan berniat untuk kabur. Namun dengan cepat Luna berhasil merangkul lengan kiri Arashi dan langsung mengajaknya berjalan melewati salah satu lorong.

"Apa kau baru saja menghindariku?" Tanya Luna.

"Eh, aku tidak menghindar. Maaf Ketua, bisakah kau membiarkanku pergi untuk mencari kelas?" Balas Arashi.

"Hey, bagaimana kalau aku mengantarmu untuk mencari kelas?"

"Tidak perlu. Aku bisa mencarinya sendiri,"

Begitu mendengar penolakan itu, Luna langsung berniat ingin menggodanya kembali.

"Hey, kalau kau masih menolakku, aku akan menjadikanmu pacar sungguhan," bisik Luna di telinga kiri Arashi.

"K-Kalau begitu mohon bantuannya," sahut Arashi dengan tegas.

"Ah, anak yang baik ..." Sahut Luna sambil merangkul lengan Arashi dengan erat.

.... Entah kenapa, aku merasa kasihan pada anak rambut merah yang di bawa Luna itu ...."

Lefina hanya berjalan mengikuti sepasang langkah kaki itu.

***

~ Halaman Samping Akademi ~

Setelah para Player berhasil menemukan kelas masing-masing, mereka diminta untuk berkumpul di halaman samping Akademi untuk menyambut salah satu Magistratus. Sambil menunggu kedatangan Magistratus itu, beberapa dari mereka ada yang melihat-lihat beberapa relief sejarah Piri Reis.

Begitu juga dengan Arashi yang tengah membaca sebuah isi potongan dari salah satu relief di dekat pohon kehidupan.

*Piri Reis : Nama yang diambil dari nama seorang Laksamana yang membuat peta benua pada tahun 1513, dan diduga sebagai pantai Antartika. Sumber dari Wikipedia.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya datang seorang Magistratus yang mereka tunggu. Magistratus dibalik sebuah topeng bergaris itu hanya memberikan beberapa arahan tentang Elite Guardians dan penjelasan mengenai tujuan Akademi itu dibuka.

Hingga pada akhirnya tugas pengarahannya selesai, lalu Magistratus itu langsung pamit dan menghilang di balik angin buatan. Dan tak lama, para Player berjalan ke koridor untuk kembali ke kelas masing-masing.

Namun tidak dengan Arashi yang masih berdiri di dekat relief itu. Dia sejenak mengingat warna dan corak pada pakaian Magistratus itu. Dan setelah berfikir cukup lama, akhirnya dia menyadari sesuatu.

.... Magistratus bertopeng itu mengenakan pakaian yang sama persis dengan pakaian yang pernah aku lihat di perpustakaan sebelumnya. Apa jangan-jangan yang kemarin itu memang dia ....

Tiba-tiba angin berhembus di belakang Arashi dan membuatnya merasakan kehadiran dari seseorang.

"Hey mesum, bisakah kau merahasiakan soal apa yang sudah kau tahu di perpustakaan kemarin?" Bisik Elisa itu di telinga kiri Arashi.

"B-Baiklah aku akan merahasiakannya," sahut Arashi gugup.

"Fuh, terima kasih ..." Balas Elisa sambil meniup pelan telinga kiri Arashi.

Arashi sedikit kaget, lalu Elisa langsung menghilang bersama angin buatan itu.

Setelah yakin jika Elisa sudah pergi, Arashi segera pergi menuju koridor utama.

Piri Reis merupakan tempat yang dulunya sangat terisolasi dan terlarang di sudut Utara Green Earther. Dan kini, tempat itu menjadi salau satu tempat pelatihan bagi para Player dengan nama Piri Reis Academy. Selain menjadi tempat pelatihan, Piri Reis juga menjadi tempat menyimpan beberapa senjata salinan dari Littafin Equipment yang letaknya berada di bawah tanah. Dimana tempat itu terdapat salah satu senjata Rise Metamorfosa berwujud pedang bernama Dyavola.

Dyavola adalah nama senjata perubahan bentuk kedua dari sebuah kunci ruangan di dalam senjata kuno bernama Disaster. Dimana keberadaan pedang itu sampai saat ini masih setengah aktif dan berada di bawah penjagaan oleh bayangan Avatar dari salah satu salinan Littafin.

Pedang Dyavola ini mampu menarik atau mengembalikan segala bentuk serangan apapun. Namun, pedang ini juga dikenal dengan pedang kutukan karena sudah cukup banyak jiwa tertelan hanya untuk mengambil alih pedang ini. Dan di antara korban itu adalah, salah satu dari legenda Iblis yang menggunakan jiwanya untuk menyegel pedang di tempat itu.

Karena itulah, Piri Reis selalu dijaga dengan sangat ketat oleh beberapa Elite Unity dan Elite Guardians. Bahkan salah satu Magistratus juga berada di tempat ini.

Selain terdapat beberapa senjata salinan, di tempat itu juga terdapat beberapa bayangan dari binatang suci legenda yang masih hidup.

*Rise Metamorfosa : Senjata dengan bentuk setengah sempurna dari bentuk yang sebenarnya. Dimana sebelum menjadi bentuk fisik senjata pedang, senjata itu sebelumnya hanyalah sebuah kunci dari salah satu ruangan di dalam senjata kuno Disaster.

***

~ Jalan Utama Akademi ~

Pagi itu, Arashi datang ke akademi lebih awal dari biasanya. Dia lalu naik ke Bordes Lift untuk pergi ke taman kehidupan yang berada di atas Akademi yang bernama Greeneville. Setelah sampai di Greeneville, Arashi langsung duduk di salah satu Hovering Boards lalu membuka File Box untuk mengambil sesuatu.

.... Apa benar ini orangnya? Tapi, hanya foto ini yang Ibu kirim ....

Saat Arashi mengamati foto seseorang itu, tanpa dia sadari seseorang dengan kacamata hitam dan rambut warna abu-abu panjang muncul tepat di belakang Arashi.

"Apa ada yang aneh dengan fotoku?" Tanya orang itu.

"Sialan! Siapa kau orang kurang ajar?! Eh, aku kira siapa, ternyata Pak Tua aneh penjaga taman," sahut Arashi.

Lalu orang yang dipanggil Pak Tua itu langsung memukul kepala Arashi.

"Panggil aku Paman Gairan! Bocah kurang ajar!"

"Aw, maaf. Aku tidak sengaja memanggilmu Pak Tua. Ah, maksudku Paman Gairan. Eh, Paman kau terlihat lebih tua dripada yang di foto ini ..." Ujar Arashi.

Gairan menghela nafas sambil memperhatikan foto yang sedikit berbeda itu. Setelah cukup mengerti dengan maksud foto yang dibawa Arashi itu, Gairan lalu duduk di sebelahnya.

"Ternyata kau sudah besar, dasar anak Reffalen,"

"Tentu saja. Eh, apa maksudnya Refallen?"

"Itu seseorang yang telah mendapatkan kembali gelar yang pernah disandang sebelumnya. Dan Ayahmu adalah seorang Fallen Demon yang sangat kurang ajar. Hah, bisa-bisanya dia menculik Ibumu yang seorang Fallen Goddes dan membuatnya jatuh cinta," jelas Gairan dan membuat Arashi semakin bertambah bingung.

"Aku tidak peduli soal hubungan Ayah dan Ibuku sebelumnya. Tapi, apa Paman tahu dimana Ayahku? Sejak kecil aku belum pernah bertemu dengannya," ungkap Arashi dan membuat Gairan sedikit tertegun.

Gairan kembali teringat akan kejadian 10 tahun yang lalu mengenai keberadaan seseorang yang harus menerima hukuman karena alasan tertentu.

"Ah, mungkin saat ini dia ada di penjara Death Plutone,"

"Kenapa Ayah ku di penjara?"

"Bukan di penjara. Dia hanya kebetulan berada di sana karena ada tugas yang harus dia selesaikan. Dan itu juga karena permintaan langsung dari para Magistratus,"

"Jahat sekali mereka, membiarkan Ayahku berada di penjara,"

"Sudah kubilang, dia bukan di penjara. Hanya saja, Ayahmu sedang berusaha untuk mengembalikan gelar dari seseorang dengan mempertaruhkan gelarnya sendiri saat ini ..." Jelas Gairan dengan kesal.

Namun tiba-tiba terdengar bunyi dari balik perut Arashi. Lalu Arashi turun dari Hovering Boards dan membuka File Box untuk memastikan sisa kartu Diamond.

"Maaf, aku mau pergi ke kantin. Kita lanjutkan nanti Pak Tua," pamit Arashi sambil berjalan menuju Bordes Lift.

"Panggil aku Paman! Bocah kurang ajar!"

"Lebih enak di panggil Pak Tua, Hahaha ..." Sahut Arashi sambil menuruni Bordes Lift.

Begitu Arashi menghilang dari Bordes Lift, tiba-tiba Gairan teringat kembali pada sosok kecil dari seorang Akarui di masa lalu.

Gairan juga mengingat kembali bekas luka di salah satu matanya yang dia dapatkan dari perang langit. Dimana dia pernah bertarung melawan salah satu Ketua Equadron terkuat dari bangsa Alnest beberapa tahun lalu. Dan itu menjadi bukti kekuatan dari salah satu Elite Guardians tingkat pertama.

.... Kau memiliki seorang keturunan yang sangat menarik. Apalagi dengan kekuatan yang tertidur di dalam jiwanya itu, aku bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan ....

Gairan perlahan turun dari Hovering Boards lalu melepas segel Imaginary untuk menggunakan salah satu kemampuan khusus.

Jikan Ga Modotte Kimashita -- Tak lama muncul sebuah bayangan lingkaran jam warna putih di bawahnya. Setelah jarum jam panjang itu berdetik dua kali, dia langsung menghilang bersama dengan bayangan lingkaran jam itu. Dan tak lama, muncul beberapa hembusan angin yang menebarkan serpihan Image putih dari pohon kehidupan di taman itu.

*Greeneville : Taman kehidupan di atas Akademi, dimana terdapat beberapa pohon kehidupan dan beberapa bayangan binatang suci.

***