Chereads / sistem the gamer / Chapter 7 - Bab 7 ciuman yg sebenarnya

Chapter 7 - Bab 7 ciuman yg sebenarnya

melihat bibi dong yg mendekatinya, Chang di dengan cepat memeluk pinggang bibi dong.

"apa yang kamu lakukan Ding Ding, lepas kan aku" saat itu bibi dong berusaha melepaskan diri dari pelukan Chang di sambil menatap Chang di dengan kesal.

"sepertinya adik Bing Bing yg cantik ini senang membalas dendam, bahkan berani memanggilku Ding Ding" dengan senyum main main Chan di mulai menggoda bibi dong yg masih ada di pelukan Chang di.

"kenapa aku tidak berani, kamu kira aku takut pada mu, aku sekarang sudah LV 20 dan ada guru dari akademi wuhun yg sedang mencarikan binatang jiwa yg cocok untuk ku jadikan cincin roh, jika aku berteriak mereka akan segera menemukan ku" sambil berkata dengan tegas bibi dong mulai berhenti melawan dan menatap Chang di dengan mata menantang.

"kalo begitu kenapa adik Bing Bing yg cantik ini tidak berani membalas ciuman ku" dengan senyum main main, Chang di perlahan mengangkat dagu bibi dong.

kedua mata mereka saling menatap dan perlahan bibir mereka mulai mendekat.

saat bibir mereka akan bersentuhan, bibi dong perlahan menutup matanya dan ciuman yg sebenarnya pun terjadi.

Chang di dengan lembut membimbing lidah bibi dong yg masih belum terbiasa dengan ciuman Prancis.

setelah beberapa saat, kedua tangan bibi dong perlahan mulai memeluk pinggang chang di dan mereka berdua mulai menikmati ciuman tersebut tanpa peduli area sekitanya.

setelah beberapa saat akhirnya mereka mulai melepaskan bibir mereka yg terjalin erat secara perlahan.

terlihat bibi dong memandang Chang di dengan mata penuh kasih dan Chang di juga menatap bibi dong dengan mata lembut.

"jadi bukan kah kita impas sekarang" mendengar pernyataan Chang di, bibi dong menggelengkan kepalanya.

"satu tahun yg lalu kamu juga menabrak ku dan mencium ku, aku belum membalas nya" setelah mengatakan itu, bibi dong langsung memeluk leher chang di dan mulai menciumnya lagi.

"jadi sekarang kita benar benar sudah impas kan" mendengar pernyataan Chang di, bibi dong menggelengkan kepalanya lagi.

"jangan bermimpi, hutang mu tidak akan pernah impas, itu akan terus berbunga, yg kamu bayar baru bunganya saja, pokok hutangnya masih tertanggung, kamu harus membayarnya seumur hidup mu" mendengar ini Chang di hanya bisa menatap bibi dong dengan heran.

"bukan kah aku tidak akan bisa mendapatkan pacar jika terus begini" mendengar pernyataan polos Chang di, wajah bibi dong langsung menunjukan expresi kesal.

"berani nya kamu mencari pacar, kamu hanya bisa melajang seumur hidup mu untuk membayar hutang mu"

"bukankah itu terlalu kejam, apa tidak ada pilihan lain, misalnya kamu menjadi pacarku dan setelah dewasa kita akan menikah dan memiliki 11 anak"

"jangan bermimpi, siapa yg mau menjadi istri seorang pria mesum seperti mu, 11 anak kamu pikir aku ini babi" saat itu bibi dong langsung mencubit pinggang chang di dengan lembut.

"ok ok jangan marah, bagaiman kalo 8 saja"

"tidak akan"

"bagaimana kalo 5"

"tidak akan"

"tawaran terakhir, bagaimana kalo 2 anak"

"dasar pria mesum, jangan bicara masalah menikah saat kamu masih kecil, lihat umur kita, kita masih 7 tahun, siapa juga yg mau menikah dengan mu" dengan kesal bibi dong langsung menginjak kaki kaki Chang di, lalu melepaskan diri dari pelukan Chang di

"ok ok kalo begitu aku akan menikah dengan wanita lain saja, masih banyak wanita di dunia ini yg pasti akan tergoda oleh wajah ku yg tampan ini"

"berani nya kamu" dengan marah bibi dong langsung menerkam ku hingga terjatuh dan bibi dong duduk di atas tubuh Chang di.

"ok ok aku hanya bercanda, tidak perlu marah seperti itu"

"huh aku akan mengawasi mu" sambil menatap Chang di dengan tegas bibi dong langsung bangkit dari tubuh Chang di dan perlahan menjauh.

"jangan ikuti aku, aku akan menemui guru ku, sudah lama aku hilang dari tempat semula, mereka pasti sedang mencari ku" setelah mengatakan itu, bibi dong langsung berlari secepat nya ke arah tempat dia berada sebelumnya.

melihat ini Chang di hanya bisa menggelengkan kepalanya, tapi tanpa dia sadari bibi dong yg sedang berlari menjauh sudah menunjukan wajah memerah.

sambil memegang kedua pipinya dengan tangan kecilnya, bibi dong berlari sambil tersenyum bahagia.