Chereads / Misteri Kubus Kekosongan / Chapter 2 - Pertemuan

Chapter 2 - Pertemuan

Setelah William bangun jam 05.01, ia langsung bersiap untuk berangkat ke sekolahnya disaat itu juga ia melewati ruang tamu, melihat seorang cewek seperti berumur 13-15 tahun. Saat William mendekatinya dia langsung bangun.

"Yah.. selamat pagi William, kau sudah mau berangkat ya? Hehem.. biar aku saja yang mengurus pekerjaan rumah."

Kata cewek tak dikenalnya itu sambil mengusap mata beberapa kali, "Ka-kamu siapa?! Bagaimana kau bisa masuk ke rumah orang sembarangan?!"

"Kau kenapa pakai kaget segala? Masa kau lupa diriku? Coba kau ingat-ingat namaku." Tuturnya dengan tenang.

"Na-namamu? Mana kutahu! Lagipula kenapa kau memaksa seperti itu?!"

Cewek itu langsung tersenyum dengan ekspresi yang ingin menggoda.

"Aduduh, padahal kita sudah menjadi partner 2.000 tahun lamanya dan juga kamu sudah mencicipi ku loh, masa dirimu lupa sensasi waktu itu?"

William dengan ekspresi wajah yang terperanga langsung menundukkan kepala ke bawah dan seketika pingsan.

Saat William bangun, ia merasa ada yang empuk di bagian bawah kepalanya. Saat William membuka mata, ia langsung berdiri karena kaget

"Aduh.. ternyata sudah bangun ya? Tadi juga aku sudah mengabari sekolah mu kalau kau sakit dan juga kata-kataku yang tadi anggap saja itu bercandaan, ya?"

William mundur pelan-pelan untuk menjauh lalu bertanya.

"Bercandaan? L-lucu sekali omongan mu, kau sudah membuat ku pingsan tapi tidak minta maaf sama sekali, tadi itu juga bohongan kan tentang - aku mencicipi mu?"

Cewek tak dikenal itu dengan sedikit tersenyum langsung berbicara dengan nada ingin menggoda.

"Tentu saja itu benar, apa mungkin kamu lupa ingatan? Lucu sekali, sepertinya - aku akan membuat kamu mengingat nya lagi."

Cewek itu berkata seperti itu sambil mendekati William perlahan yang artinya dia ingin menangkap William. Ia tentu langsung berlari ke kamarnya tapi tak disangka, cewek itu malah menambah kecepatannya untuk mengejar William dan malah mengikuti sampai ke kamarnya, sampai-sampai saat William sudah didalam kamarnya, cewek itu mengetuk pintu kamar dengan keras terus-menerus.

"Oi! Bangun William! Kau harus sarapan dulu agar tak pingsan lagi!"

William yang ketakutan tak memiliki pilihan selain bertanya untuk secuil informasi dari cewek itu.

"Asalmu dari mana? Dan juga apakah kamu orang baik-baik?" Tanyanya.

"Aku orang baik-baik! Lagipula asalku juga sama seperti dirimu! Dari zaman kekosongan, aku juga datang dengan kubus kekosongan yang ada dirumah ini." Jawabnya.

William tentu tidak langsung percaya dan tidak mungkin tahu jikalau ada benda seperti itu dirumahnya, akhirnya dirinya memutuskan memilih opsi terakhir, dengan mengetahui namanya mungkin ia bisa ingat akan sesuatu.

"Na-nama mu siapa? Beritahu dulu baru kubuka pintunya." Sesaat tidak ada suara sama sekali setelah William bertanya. Keadaan menjadi sunyi, suara burung berkicau ataupun suara angin semilir pun tak terdengar.

Setelah menunggu sesaat akhirnya cewek itu, menjawab dengan nada yang memelas.

"Namaku - Miltia Vanpour, ingatlah itu."

Seperti yang dijanjikan, setelah Miltia menjawab pertanyaan William, pintu langsung terbuka untuknya dan William melihat Miltia menundukkan kepalanya, William pun merasa tidak tega melihat Miltia seakan mau mulai menangis, sebenarnya ia ingin bertanya lebih banyak lagi kepada nya. Tapi, Miltia langsung mengangkat kepalanya, dengan tatapan mata yang berkaca-kaca dengan sedikit air mata yang akan mengalir ke pipi, Miltia langsung memeluk William dengan erat, menangis sekeras yang ia bisa, William tentu terkejut dengan perilaku Miltia dan akhirnya menenangkan nya untuk sesaat, setelah Miltia tenang William yang masih penasaran bertanya.

"Kamu - bagaimana bisa tahu nama ku? Dan juga - dimana letak kubus yang kamu maksud?" William masih penasaran dengan kubus yang dimaksudkan Miltia, ia sesaat berpikir.

'Seperti nya pertanyaan ku membuat nya sedikit bingung. Dari raut wajahnya juga sudah bisa ditebak.'

Tak lama waktu yang disia-siakan Miltia untuk menjelaskan, ia dengan cepat langsung berbicara walaupun kondisinya masih kurang baik karena sebuah kalimat pertanyaan tentang namanya.

"Hahh.. aku sendiri tak tahu bagaimana menjelaskan nya, tapi mungkin kau bisa mengingat nya dengan melihat ini, "Hologram Memory"! Yah.. lihat lah dengan mata kepalamu sendiri, aku ingin membuat teh, dadah."

Seketika sebuah kotak hologram memperlihatkan sebuah kejadian dimana ingatan Miltia tentang siapa William sebenarnya.

'Tunggu, kenapa di ingatannya aku terlihat seperti raja iblis yang keji dan kejam, tak kenal rasa ampun, membunuh lebih dari ribuan maupun ratusan ribu tanpa merasa bersalah, dihina pun diriku tak peduli? Asalku juga dari neraka terakhir, lagipula avatar ku kenapa menjadi seorang dewa penghancur segala?!'

Setelah Miltia kembali ia bertanya sambil menaruh dua gelas yang terisi teh panas.

"Bagaimana? Sudah kau ingat tentang masalalu mu yang kelam? Kalau belum minumlah teh ini dulu untuk menenangkan dirimu."

Tentu William langsung meminum nya, rasa teh memang sudah pas , hanya saja rasanya terlalu manis, bukan teh kesukaannya.

"Blehh.. kenapa rasanya kemanisan? Kau membuatnya bagaimana sih?" Tanya William.

Tapi Miltia malah meledek sambil tersenyum.

"Ouhh.. apakah tuan William kesayangan ku kemanisan karena terus memperhatikan Miltia yang imut ini?"

William tentu marah karena perlakuan Miltia terhadapnya dan langsung menyiramkan teh miliknya yang masih panas ke arah Miltia. "Sadar umur bego! Kau itu sudah 2.000 tahun, dasar nenek tua!"

Miltia dengan sigap langsung melindungi dirinya.

"Waahh! Panas! Panas!! Hei, asal kau tahu aku ini elf tuan kesayangan sialan!"

Alangkah terkejutnya William setelah tahu hal itu, ia langsung berdiri meminta maaf sambil membungkukkan badannya ditambah dengan menundukkan kepala beberapa kali, Miltia tentu masih marah karena hal itu.

"Hah! Badan ku jadi lengket dan basah semuanya kan?! Aku jadi harus ke kamar mandi untuk membersihkan diri."

William pun dengan cepat membersihkan lantai bekas tumpahan teh tadi dan duduk di sofa ruang tamu setelahnya untuk beristirahat.

Setelah istirahat untuk beberapa menit William samar-samar mendengar ada yang memanggil dirinya.

"Aduh! Kau malah ketiduran, padahal aku ingin menyuruh mu mengambil kan dalaman dan pakaian untuk ku."

William langsung bangun lalu mengusap matanya.

"Kau menyuruhku apa tadi? Sebentar ku ambilkan." William yang dengan cepat langsung berdiri dan akan pergi ke atas untuk mengambil yang disuruh Miltia tiba-tiba langsung ditampar oleh Miltia tanpa alasan.

"Mesum! Cabul! Tak senonoh! Biarkan aku kembali ke kamar mandi baru kau ambilkan!" Tandasnya.

"Sakit tahu! Teriak saja tidak apa, tapi jangan ditampar juga dong!"

William dan Miltia adu mulut untuk sesaat tapi setelah nya Miltia langsung cabut dari ruang tamu untuk ke kamar mandi, dan William, ia langsung pergi mengambil dalaman dan pakaian milik Miltia karena ia berkata sudah menata nya di lemari.

Setelah William mengambilkan dan mengantarkan nya ke Miltia, cewek itu langsung mengambil nya tanpa berterima kasih dan malah berkata sebaliknya.

"Mesum."

William merasa agak jengkel tapi tetap berikan baju nya. Setelah Miltia memakai bajunya yang ternyata malah kebesaran, William tentu langsung menertawai nya tapi Miltia malah malah menertawai nya balik karena resleting celananya lupa dinaikkan. Akhirnya mereka sedikit mengobrol dan bertanya-tanya tentang informasi yang Miltia berikan sampai jam 4 sore, si Miltia berkata akan membuat sesuatu untuk makan malam, pikir William.

'Ya sudahlah, aku mungkin lihat televisi saja sambil menunggu.'

Tapi beberapa saat kemudian malah ketiduran karena rasa kantuk yang sangat berat.

Si Miltia membangunkan William untuk makan malam dan yang ternyata sudah jam 7 malam. Tentu William langsung makan secepat yang ia bisa karena teman sebangku nya memberitahu lewat pesan telepon genggam jika ada tiga tugas yang harus dikerjakan saat dirinya tak masuk. Tiga tugas itu diselesaikan dengan cepat setelah makan malam dan William ketiduran di jam 11 malam.