Chereads / Misteri Kubus Kekosongan / Chapter 6 - Penghuni Baru dan Masa Lalu kelam Bagian 1

Chapter 6 - Penghuni Baru dan Masa Lalu kelam Bagian 1

Aku, Miltia, dan Antarisk yang sedang tertawa mendengar suara yang memanggil nama ku dengan sedikit merintih kesakitan dari arah jendela kamar ku "Hish.. suara itu lagi, dasar pengganggu" Miltia berkata seakan dia tahu sesuatu tentang suara itu "Lagi? Apa maksudmu lagi? Kau seakan tahu sesuatu?" tanyaku. Dia menoleh ke diriku lalu mengangguk "Baiklah.. sekarang jelaskan padaku" suruh ku padanya, dia malah menoleh ke arah lain sambil menundukkan kepalanya.

Setelah menunggu nya dia memberi tahuku sesuatu yang tidak terlalu menarik "Maaf.. tapi.., hal ini ada hubungannya dengan masa lalu mu. Jadi.. maaf.. aku tidak bisa memberitahumu". Dia berbicara seakan dia sangat tahu tentang diriku apalagi dia bicara dengan nada yang agak gugup, sudah lah kubiarkan saja dulu sekarang apakah si Antarisk baik-baik saja? Saat aku menoleh untuk melihatnya dia malah seperti orang yang sangat ketakutan sambil menutupi dirinya dengan selimut milikku apalagi dengan gemetaran. "William.. William.. kau masih bangun kan..? Mari main dengan ku.. hihi.." hmm? Aneh, kenapa dia dia bisa langsung sembuh? Sudahlah. Aku sedikit ngantuk tapi juga bosan, jadinya.. aku ingin sekali membuka jendela itu.

Aku menunggu disaat-saat Miltia dan Antarisk tertidur pulas, suara itu masih terdengar dari luar, saat aku membuka jendela aku melihat seorang cewek dengan ciri-ciri seperti cewek yang pernah kulihat di mimpi ku (cewek dari bagian prolog) "Yah.. halo.. kau masih ingat aku bukan..?" katanya sambil tersenyum kepadaku "Hah? Si-siapa kau? Ah! Kau cewek dari mimpiku kan!? Na-namaku William Jackster! Na-namamu siapa?" tanyaku "Hihi.. kalau itu aku sudah tau.. tapi nama ku masa kau lupa..? Hmm.. baiklah akan kuberi sedikit petunjuk, nama ku Maara.." dia tiba-tiba langsung menghilang seperti debu, aku sambil melihat bulan dan bintang yang sangat terang setelah dia pergi apalagi tadi dia seperti ditutupi oleh sinar juga. Apakah dia cewek dari bulan?.

Miltia tiba-tiba bangun dan melihat ku terpesona akan langit malam diapun menghampiri aku "Kau belum tidur? Sudahlah.. kenapa kau malah terpesona akan langit malam dan tidak tidur saja?" tanyanya "Eh? Kau terbangun ya? Haha.. oh ya, apa kau kenal seseorang bernama Maara?" dia sedikit kaget dengan pertanyaanku "Eh? Kau bertanya tentang.. tidak, tidak, aku tidak boleh memberitahumu". Aku merasa penasaran, tapi apa boleh buat jika dia tidak mau memberitahuku. Aku akhirnya memutuskan untuk tidur dan bersiap untuk sekolah besok.

" Hoamm.." suara ku yang menguap saat bangun pagi jam 03.55. Aku melihat Antarisk dan Miltia masih ketiduran tapi aku kan sudah bangun jadi aku bersiap untuk berangkat saja sambil membuatkan mereka sarapan.

Setelah mereka berdua bangun dan turun kebawah mereka melihatku sedang menyiapkan sarapan "Oh.. tuan sudah bangun terlebih dulu ya..? Kau juga sudah menyiapkan sarapan nya" katanya Miltia "Hoam... tuan yang menyiapkan ini semua sendirian? Hebat sekali... apa sekarang kami boleh makan?" tanya Antarisk dengan masih sedikit mengantuk "Hah.. kalian ini kebiasaan selalu seperti ini, dasar.." kataku sambil membawa mangkok yang berisi nasi. Mereka mendekati ku sambil mengeluarkan jurus andalan mereka, yaitu meminta segala sesuatu sambil mata mereka berkaca-kaca, "Baiklah, baiklah, ayo makan bersama-sama denganku" kataku sambil jengkel dengan perilaku mereka yang seperti anak berumur 7 tahun. "Yay! Ayo Antarisk kita langsung duduk!" katanya Miltia dengan penuh meriah "Tentu! Aku juga sedang lapar sekarang..!" mereka terlihat penuh semangat pagi ini ya? Terlalu merepotkan kalau seperti ini.

Setelah selesai makan dengan mereka berdua aku membersihkan nya dan melihat jam untuk memastikan aku tidak terlambat. Disaat aku melihat jam ternyata masih jam 04.23 dan juga Wichon sudah menunggu ku di depan rumahku "Oii! Cepatlah keluar...! Sudah mau terlambat loh" astaga sudah membuatku panik saja sih, dasar.

Setelah keluar aku dan Wichon berangkat bersama. Sesampainya di sekolah Wichon dipanggil ke ruang guru karena ada suatu keperluan "Kau ke kelas saja dulu, tunggu aku di kelas ya?" hah... sendirian lagi, sendirian lagi, setiap hari selalu seperti ini tapi... saat aku kecil dulu... aku selalu sendirian jadi hal sekecil ini bukan masalah.

Ahh... aku jadi teringat saat dulu aku umur 6 saat itu aku berulang tahun yang ketujuh dan ayah, ibuku mengajak ku ketempat yang aku ingin kan "Aku? Hmm... aku ingin ke bioskop saja bersama ayah dan ibu!" ayah dan ibu tersenyum "Baiklah... anak ibu ini sungguh berpikiran sederhana sekali" aku tidak tahu apa yang ibu maksud "Itu benar wahahaha..." lalu kenapa ayah malah ketawa?.

Setelah aku, ayah dan ibu menaiki mobil kami berangkat ke bioskop untuk melihat film horor untuk hadiah ulang tahun ku. "Ayah, ayah apakah ayah pernah belajar tentang sihir?" tanyaku dengan polos pada saat itu "Oh! Tentu saja pernah dong! Tapi ayah tidak terlalu bisa menggunakan sihir tapi untuk olahraga ayah masih bisa voli" kata ayahku sambil tertawa, ibu tersenyum sambil mengatakan sesuatu "Itu benar, ayahmu hanya bisa bermain voli saat SMP dulu apalagi selalu juara loh" aku tersenyum dengan lebar "Begitukah? Jadi ayah bisa menggunakan sihir? Apa ayah pernah mendengar sihir yang bernama "Black Fire Chain" ?" ayah tertegun dan mengatakan sesuatu "Nak... darimana kamu mendengar nama skill berbahaya itu?" aku mengingat-ingat akan sesuatu "Ah! Aku pernah mendengar nya dari buku di perpustakaan" ayah hanya tersenyum "Hahaha... sungguh lucu pasti itu hanya teori saja kan?" tiba-tiba ibu berteriak kepada ayah "Sayang! Sayang! Lihat kedepan!" saat aku melihat kedepan ternyata ada mobil yang oleng dan menabrak mobil ayahku "Brakkk!!!", aku langsung terdorong ke belakang. Tapi untungnya sekitaran 40 menit kemudian pintu mobil terbuka dan ada seorang polisi yang menolong ku "Nak! Kau tidak apa-apa bukan!?" aku membuka mulutku dan mengatakan sesuatu yang masih ku ingat sampai sekarang "A-ayah dan ibu... apakah mereka-" tiba-tiba kata-kata ku dipotong oleh polisi itu "Sudahlah pokoknya kita harus ke rumah sakit dahulu!".

Sesampainya di rumah sakit aku membuka mataku pelan-pelan "Ahh... ini dimana..?" aku melihat sekeliling ku. "Kau sudah bangun nak? Baguslah.." aku melihat wajah polisi itu lagi "Ah.. pak polisi apakah ayah dan ibu.." dia langsung memegang kepalaku dan mengelus nya "Nak.. maafkan aku tapi.. ayah dan ibu mu sudah meninggal dunia" katanya, aku bertanya "Meninggal dunia? Apa maksudnya?" dia menggelengkan kepala "Hah.. mungkin meninggal dunia lebih rumit, jadi.. mudahnya adalah mati" aku yang mendengar itu langsung pingsan dan koma selama 3 hari.