Setelah aku mengangguk dia pun bertanya lagi "Apakah aku juga boleh menginap di rumah mu? Oh iya, aku belum memberitahu rumah ku ada dimana kan?", aku hanya menganggukkan kepala sekali lagi.
Setelah aku mengikuti nya menuruni tangga lalu sampai ke gerbang sekolah. "Aku boleh, kan? Mampir ke rumah mu? Kalau tidak juga tidak apa" tanya Kima tiba-tiba. Aku hanya menatap ke bawah ke arah Kima yang tinggi nya sebahu ku "Terserah kau saja, kalau kau besok terlambat bukan salahku ya, mengerti?", dia mengangguk dan mengacungkan jempol "Tenang saja, aku bisa bangun sangat pagi kok! Mungkin sepertinya jam setengah 3 untuk siap-siap biasanya". Aku langsung terkejut "Kau yang benar? Aneh-aneh saja biasanya aku bangun itu jam 3, kok", dia tertawa kecil dan tentu saja aku malu.
Setelah aku berbicara terus di perjalanan untuk ke rumah ku, si Kima menunjuk ke sebuah rumah "Itu... rumahku" aku melihat ke arah dia menunjuk. Rumah yang mirip dengan rumahku seperti rumah yang sederhana. "Benar? Itu rumahmu? Seperti nya bagus" dia hanya tersenyum ke arahku "Iya, rumah ini sangat hebat bukan? Ini rumah peninggalan almarhum ayah dan ibuku, hihi. Oh iya katanya aku boleh menginap bukan? Sebentar aku ambil bajuku. Tunggu ya?".
Setelah menunggu 30 menit Kima akhirnya keluar "Apakah kau menunggu lama? Kalau kau mau pulang dulu tidak apa-apa, kok." aku hanya mengikuti instruksi nya langsung "Uwahh!! Aku hanya bercanda tadi!" dia langsung memeluk ku untuk menghentikan ku. "Iya, iya.. jangan jadi anak manja seperti itu" kata ku menjawab nya.
Setelahnya aku berjalan lagi dengan nya untuk ke rumah ku "Hei, kau besok jangan langsung masuk rumah ku tanpa seijin ku" beritahu ku kepada nya "Okey... jangan terlalu kaku begitu di sebelahku lah" menghela nafas tanda putus asa "Baiklah... jangan terlalu menggoda ku, ya?" dia hanya mengangguk mantap.
Setelah aku dan dia berjalan sekitar 10 menit akhirnya sampai di rumahku "Itu" aku menunjuk ke arah rumah milikku "Rumahku yang ditinggalkan oleh ayah dan ibu ku" aku berjalan mendului dia "Woi.. tunggu aku dong" katanya dengan nada marah pura-pura "Sudahlah, ayo masuk".
Setelah masuk ke rumah aku disambut lagi dengan Antarisk dan Miltia dengan baju pelayan perempuan "Kalian ini... tidak usah aneh-aneh deh, menghabiskan uang ku saja membeli hal tidak berguna macam itu" kataku dengan menghela nafas "Tapi bukannya kau suka yang seperti ini saat dulu?" tanya Miltia dengan nada yang ingin membuat orang lain salah paham "Heh? A-apa maksudmu dia suka yang seperti itu?" tanya si Kima dengan terkejut "Sudahlah tidak usah terkejut dengan hal seperti itu, kalau tidak mereka berdua malah sangat senang". Kelihatannya kata-kata itu tidak akan berguna untuk meyakinkan Kima.
Aku langsung menarik Antarisk dan Miltia ke ruang tamu dan si Kima ku suruh ke tempat makan. "Kalian berdua ini... sungguh mengesalkan sekali loh, sialan" mereka tertawa terbahak-bahak karena wajahku yang panik "Apanya yang lucu? Kalian membuat ku ingin menggantung kalian berdua" mereka masih tertawa terbahak-bahak, untung saja aku memiliki sihir pemanggilan suatu benda. Ketika mereka masih tertawa aku tersenyum dan langsung mengikat badan mereka dan menyumpal mereka dengan baju milik orang lain yang kugunakan untuk membuat mereka tetap diam. Aku mengangkat mereka dan langsung pergi ke kamarku, dan baru saja teringat ada Kima di ruang makan "Hei, kau tunggu di situ saja nanti aku langsung ke situ setelah mengurus mereka berdua ini" kataku untuk membuat nya tidak takut.
"Cih!" aku kesal karena mereka berdua "Kalian ini sangat ingin membuat hari ku hancur saja, padahal si Kima baru hari ini menjadi pacarku, dasar kalian ini".
Mereka mencoba memberontak dengan segala usaha "Kalian berdua diam dulu baru saat nanti aku bilang si Kima dia boleh menginap disini baru kalian akan kulepaskan, tapi kalian akan aku suruh tidur di sofa atau ada yang mau tidur di kasur kecil di lantai?" mereka langsung berhenti memberontak dan langsung membalik badan "Mhm hm hm mhm hmm..." aku tidak tau apa yang dia katakan dan langsung ke bawah.