Chereads / Kisah Kasih Di SMA / Chapter 10 - jadi pusat perhatian

Chapter 10 - jadi pusat perhatian

Yesa pun membawa Yesi masuk ke sebuah ruangan sambil menggendongnya dan merebahkan tubuh Yesi di kasur

Beberapa menit kemudian,Yesi membuka matanya dan ia melihat Yesa yang lagi duduk di kursi sambil memainkan ponselnya.

"Yesa,gue di mana,kepala gue pusing banget"kata Yesi

"Yesi bangun dan berjalan tiba-tiba ia tersandung dan Yesa menahan Yesi dan ikut jatuh,Yesi dan Yesa saling berhadapan dan tangan Yesa tertindih badan Yesi karena menolongnya

Yesi berusaha berdiri,"aduuuh kaki gue sakit banget gara-gara tersandung tadi"kata Yesi

"Mau gue bantu?"kata Yesa

"Ya bantu gue,gue mau keluar"kata Yesi

"Lu gapapa,Yesi, nggak di apa-apain kan sama Yesa?kata Ina

"Sembarangan lu"kata Yesa

"Iya, gapapa, tapi kita pulang aja ya, kaki gue sakit"kata Yesi

"Oke,kita pulang"kata Dea

Di perjalanan mengantar pulang,"Yesi lu diapain tadi ama Yesa?"kata Dea

"Iya, Yesi jangan-jangan lu di apa-apain deh sama Yesa,jadi kaki lu sakit gitu"kata Ina

"Ngomong sembarangan kalian,untung temen gue kalo nggak gue getok kepala kalian"ucap Yesi

"Santuy"kata Dea

"Ampun mak"kata Ina

Sesampai di rumah Yesi, mereka langsung pulang karena besok hari libur mereka pulang malam

"Makasih ya Yesa,udah antar gue"kata Yesi sambil beranjak masuk kedalam rumah

ESOK HARINYA....

Sepertinya teman-teman sekelas sudah banyak yang datang,dari luar saja sudah terdengar suara ribut-ribut dari dalam kelas.Yesa masuk ke dalam kelas,tapi bukan hanya orang-orang di luar saja yang melihatnya.tapi teman-teman sekelas pun seperti kebingungan melihatnya. Dari depan pintu aku sudah melihat Uli, Ryan dan Ivan sudah datang dan mereka sudah duduk di mejanya.Yesa berjalan melangkah ke arah meja.

"Selamat pagi semua"ucapku kepada mereka sambil tersenyum dan meletakkan tas ku di bangku.

"Apakah kamu Yesa????"Ucap Uli sambil memperhatikan dengan begitu kaget..

"Ialah gue Yesa,kok nanya begitu sih"tanya Yesa sambil penasaran

"Yaampunnn Yesa, kamu kok beda banget sihhh, seperti bukan Yesa yang semalam kami lihat"ucap Ryan (Uli dan Ivan pun mengangguk secara bersamaan)

"Gue kelihatan aneh ya?"tanya Yesa kepada mereka

Nggak kok yesa,kamu malah kelihat sangat tampan"ucap Ivan

Bel sekolah pun berbunyi,mata pelajaran pertama matematika,"kenapa di luar sangat berisik banget ya??" ucap gue sama Uli sambil berbisik.

"Wajar aja berisik Yesa,inikan hari Senin"kata Uli sambil tersenyum

"Apa hubungannya dengan hari Senin???"jawab Yesa dengan bingung.

"Setiap hari senin jadwal olahraga kelas kak bima, paham kan maksud aku"ucap Uli sambil menulis catatannya.

Bel istirahat pun berbunyi

"Yesa,ayok ke kantin"ucap Ryan

"Ayok"ucap Yesa sambil berdiri dari bangkunya

"Uli, Ivan ayok ke kantin, kalian lagi bahas apa sih???"ucap Ryan dengan penasaran

"Biasalah kami lagi membahas tentang eskul,yaudah mau ke kantin kenapa belum gerak" ucap Uli sambil mendorong Yesa,Ryan dan Ivan keluar ruangan

KANTIN

"Kalian mau makan apa,mie ayam,bakso nggak?"ucap Ryan

"Boleh deh" ucap Yesa,Uli dan Ivan serentak

"Yaudah biar gue aja yang pesenin makanan dan minuman,kalian cari tempat aja"kata Yesa

"Oke,oke"ucap Uli,Ryan dan Ivan

Panas... panas...panas...

"Ini dia empat mangkok mie ayam bakso lengkap dengan minumannya"kata Yesa

"Gue minta sausnya dong,Van" ucap Yesa

"Ini sausnya" ucap Ivan

Sambil menikmati semangkok mie ayam bakso kami berempat membahas tentang perekrutan anggota OSIS.

"Yesa kenapa kamu nggak daftar aja jadi anggota OSIS?"tanya Ryan nanti kamu jadi bisa bertemu dengan Yesi

"Gue pikir-pikir dulu nanti kalo gue udah oke pasti gue daftar jadi anak OSIS"jawab Yesa

Bel pulang pun berbunyi,"Yesi,sini"panggil Yesa

"Iya-iya,kata Yesi hanya bisa pasrah

"Ayok naik ke mobil,kita pulang" ucap Yesa

"Eh berhenti dulu ya di depan ada minimarket gue mau beli minum haus"kata Yesi

"Iya,sayang"kata Yesa

"Udah disini aja,lu tinggalin gue aja gue di jemput bang ojol gue"kata Yesi

"Udah-udah sana jalan"kata Yesi

"Gemesinn deh, udah nggak sabar pengen gue halalin"kata Yesa sambil mencium pipi kanan Yesi

"Yesaaaa, nggak tahu malu banget cium gue di tempat umum"kata Yesi sambil mencubit pipi Yesa

"Gila udah bikin, gue malu pake cium segala lagi, mending gue pergi dari tempat sini"kata Yesi

Suasana kelas hari ini terlihat wajah-wajah murung seolah-olah mereka sedang berpikir keras,maklum saja mata pelajaran terakhir matematika

Semua teman-teman gue pada malas dan terlihat ngantuk dengar materi yang di terangkan Pak Darwin.di jam-jam seperti ini emang paling tepat untuk tidur siang. Bahkan,penyampaian materi rasanya seperti dinyanyiin. Contohnya Ryan.sejak pertama kali Pak Darwin masuk,dia sudah berkelana ke alam mimpi. Bermodalkan satu buku,dia menelungkupkan kepalanya di atas meja.

Jadilah,Ryan serasa di kamarnya sendiri

"Psstt...Yes,Yesa"terdengar suara Ivan dari arah samping gue

Gue nengok. "Apa,van??"

"Pulang sekolah kita main ke rumah lo, ya

Tanpa pikir panjang lagi, gue ngangguk. Bukan hal asing lagi kalo temen-temen sekelas ngajakin main ke rumah, gue sih suka-suka aja.

"Gue akrab dengan semua temen yang satu kelas sama gue,baik itu cowok maupun cewek.

Kelas 1 A terkenal kekompakan muridnya dalam hal apapun.

Di kelas kami nggak ada yang saling bermusuhan, nggak ada yang saling ngeng-ngengan, nggak ada yang saling mengghibah,karena kami suka mengghibah anak kelas lain,haha-juga nggak ada yang dikucilkan maupun yang mengucilkan

Itulah yang membuat kelas 1 A menjadi kelas yang unggulan sekaligus kelas favorit di antara kelas-kelas lainnya

Terdengar bunyi bel pulang,Pak Darwin mengakhiri materi yang disampaikannya lalu pamit keluar lebih dulu

Mereka yang tadi terlihat bosan dan mengantuk kini luar biasa segar. ketahuilah, bahwa bel pulang itu adalah kebahagiaan yang tiada duanya.

Gue memasukkan satu-satu buku dan alat tulis ke dalam tas, begitu juga dengan Ryan yang sedari tadi pelajaran tertidur. Sebenarnya gue nggak ngebangunin dia, tau-tau udah bangun sendiri aja. Saat tidur di jam pelajaran seperti inilah indra pendengar Ryan memiliki fungsi berkali-kali lipat lebih tajam dibandingkan ketika dia sadar

"Woii,lo semua dengerin gue! Abis ini Yesa ngajak main ke rumahnya," teriak Ivan di depan kelas. Gue ngerasa ada yang janggal denger kata gue ngajakin mereka main, sebenarnya itu usul Ivan, tapi bodo amatlah

"Yah,gue nggak bisa.sore ini ada latihan basket,ujar Uli

"Kalo kerumah Yesa, sih, gue usahain bakal datang . "Di sana,kan banyak makanan" ucap Ryan, si beruang pejuang makanan gratisan

"Yaudah,bagi yang bisa aja"gue menambahkan

Setelah itu, kami bersama-sama menuju parkiran

Gue membuka pintu pagar. bergegas gue masuk,di ruang tamu mama lagi menemani Oci nonton . Ada macam-macam cemilan dan minuman di atas meja. Ryan seperti orang kesurupan,dia memakan semua yang ada di depannya,gue hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat itu.

Mama mendekat ke gue lalu setengah berbisik "Yesa, Yesi mana?" tanyanya pelan, mungkin takut kedengaran oleh temen-temen gue.

"Pulang,Ma. Nanti aja mampirnya pas Yesa jemput

Mami mengangguk-anggukan kepala

"Papa mana, MA?"tanya gue balik

"Masih belum pulang dari kantor. Yaudah,Mama ke dalam dulu mau nemenin Oci belajar. Kamu ngobrol aja sama temen-temen kamu."

Gue mengacungkan jempol.

"Anak-anak, Tante ke dalam dulu. Kalau ingin sesuatu, jangan sungkan-sungkan. Minta aja sama Bi Inah."

"Sip, Tante,jawab temen-temen gue serentak .