"Tante HyeMin meninggal?!"
Nick mengangguk sambil memakan es putar dengan nangka di dalamnya. "Duh gua kanget banget makan nangka!" katanya sambil menutup matanya seakan sedang memakan sesuatu yang sangat enak dari luar bumi ini.
"Heh! Lu kebiasaan deh! Tadi juga waktu gua antar lu ke ruang guru lu malah nanya-nanya soal gua dan Olive bukannya cerita tentang lu. Akhirnya bel pelajaran kedua sudah lewat deh. Gua malah skip dua kelas." omel Olive sambil mengaduk-aduk jus alpukat di hadapannya. Mereka duduk di meja tempat Olive dan Patty biasanya makan siang.
"Jangan cemberut gitu dong, Pat!" kata Nick sambil menatap Patty kemudian menjauhkan cup es krim dari tangannya dan berdeham, "Ok gua cerita deh. Jadi, lu tahu kan gua ke Korea karena bokap nyokap gua cerai?"
Patty mengangguk, melipat tangannya di atas meja dan memandang Nick dengan penuh antusiasme. Nick sampai tertawa kecil melihat Patty begitu antusias. "Serius amat sih, bun." godanya.
"Ih! Lanjut saja ceritanya!" protes Patty sambil memukul pelan meja dengan kedua tangannya kemudian kembali menatap Nick dengan antusias sambil menopang dagunya dengan kedua telapak tangannya.
Nick berusaha menahan tawanya melihat reaksi Patty dan melanjutkan "Selama di Korea gua tinggal sama 할머니(halmeoni), 하라버지 (harabeoji), dan 엄마(eomma) (Bahasa Korea dari kakek nenek dan ibu). Tahun lalu nyokap gua sakit. Awalnya 어마(eomma) semakin kurus, kita pikir karena diet yang 엄마(eomma) lakukan sukses. Tapi lama-lama 엄마(eomma) semakin kurus. Kita nggak ada yang tahu kenapa. Kita juga nggak ada yang terpikir untuk periksa 엄마(eomma) sampai waktu 엄마(eomma) demam sampai menggigil, muntah-muntah. Ternyata 엄마(eomma) selama itu mengidap kanker pankreas. Tapi waktu itu kankernya sudah menyebar sampai ke hati dan organ lainnya jadi 엄마(eomma) akhirnya meninggal."
Patty tidak percaya. Tante HyeMin yang ia sayangi dari kecil sudah meninggal. Patty sedih sekali sampai ingin menangis rasanya tapi…Nick pasti jauh lebih sedih. Patty menegakan badannya dan menatap Nick dengan matanya yang mulai berkaca-kaca. Nick tersenyum tapi matanya terlihat sangat sedih. Tapi alih-alih menangis, Nick malah mengambil es krimnya dan kembali makan dengan lahap. "Ah, 맛있다(masitda) (Bahasa Korea dari enak)!"
Patty menyentuh tangan Nick "Nick," kata Patty sambil menatap Nick dalam-dalam.
Nick berhenti makan dan tersenyum pada Patty. "I'm all alright now (Gua sudah baik-baik sekarang). Malah, kayaknya gua yang harus ngehibur lu. Jangan nangis, Pat!" Nick mengusap kepala Patty dengan gemas sampai rambut Patty berantakan.
Belum sempat Patty protes, tiba-tiba terdengar suara berat yang sangat terkenal di sekolah ini. "Nicholas Aipassa?!"
Patty menoleh ke belakang. Betul saja. Satrya.
"Oy Sat!" seru Nick sambil berdiri.
Satrya berlari menghampiri Nick dan merangkulnya dengan kasar sampai Nick hampir jatuh. "Lu sudah balik? Wah gila, lu pakai seragam GIS! Sekelas sama gua dong!" seru Satrya.
Nick tertawa sambil melepaskan diri dari rangkulan Satrya. "Sialnya gua turun tingkat, dude. Sekarang gua jadi masuk tingkat sophomore sama sepupu lu. Ah ya dude! I heard from Patty that you… (Gua dengar dari Patty kalau lu…)"
"Nick!" seru Patty panik. Ini orang pasti mau buka mulut tentang cerita Satrya dengan Olive. Memang sih Patty belum bilang itu rahasia, tapi rasanya Patty sudah bilang kalau itu belum pasti benar. Duh Nick memang tidak pernah berubah.
Nick diam. Ia mendadak ingat Patty, dengan muka seriusnya yang khas, memperingatkan Nick bahwa tentang Satrya dan Olive berpacaran baru asumsi Patty saja.
"Gua apa?" tanya Satrya sambil tersenyum memandang Nick dan Patty bergantian.
"Lu jadi cowok paling banyak fans di GIS." Kata Nick sambil memukul tangan Satrya pelan dan tertawa keras.
Satrya ikut tertawa malu. "Bukannya dari SD gua selalu yang paling keren?"
"Iya deh iya…" kata Nick tertawa.
***
Patty tidak tahu bagaimana ceritanya, tapi sekarang Patty duduk di meja kebangsaannya dengan Nick dan Satrya di hadapannya yang sedang heboh bercanda. Duh rasanya ingin menghilang saja deh. Memang ya dua laki-laki ini dari dulu selalu asyik sendiri—technically bersama.
Hal yang membuat Patty ingin menghilang lebih lagi adalah karena semua siswa siswi yang telah sampai di foodcourt untuk jajan selama jam istirahat tidak henti-hentinya memandang Satrya dengan tatapan tidak percaya seakan berkata 'Hah? Seorang Pangeran duduk di kursi rakyat jelata!'
Tepukan pelan di pundak Patty menyadarkan Patty. Ia berbalik dan melihat… "Olive?!"
Olive duduk di sebelah Patty tanpa berkata apa-apa. Beberapa siswa yang melihat Olive mulai berbisik-bisik dan tertawa. Mereka pasti masih membicarakan kejadian saat Olive jatuh tadi pagi. Duh, Patty merasa sangat bersalah.
"Live," panggil Satrya sambil menganggukan kepalanya dan memberikan seringai mautnya yang membuat para wanita terbius terpesona. Panggilan yang casual tapi membuat Patty dan Nick bertukar pandangan dan seakan saling mengerti apa yang masing-masing pikirkan, mereka langsung menyenderkan badan mereka pada meja untuk dapat mendengarkan dengan lebih baik pembicaraan antara Satrya dan Olive.
"Lu sudah kasih tahu Patty tentang yang kemarin?" tanya Satrya. Patty dan Nick kembali saling memandang. Sepertinya tidak ada hubungan apa-apa antara Satrya dan Olive.
"Belum. Gua belum ketemu Patty dari pagi." kata Olive sambil tersenyum bahagia. Kedua pipinya memerah dan bibirnya seperti akan robek sakin lebarnya senyumannya. Jelas, Olive menyukai Satrya.
"Kalau gitu gua yang kasih tahu, ya." kata Satrya. Ah jangan-jangan ini soal double date?
"Sat," kata Patty cepat. "Gua nggak ada pasangan, gimana gua mau pergi double date sama kalian?" tanya Patty dengan gelisah.
"Makanya dengar dulu," Satrya menyeringai memamerkan deretan giginya yang rapih alami. "Gua mau ajak temen gua. Tapi lu nggak usah tahu dulu siapa. Olive juga nggak tahu. Biar surprise!"
Patty dan Nick kembali berpandangan. Patty memberikan pandangan seperti 'Tuh kan gua bilang juga apa! They're dating!'
Sedangkan Nick memberi pandangan jahilnya seakan berkata 'What? Double date? Are you that pathetic? (Kamu semenyedihkan itu?)' dan pastinya Nick gagal memahami arti pandangan Patty. Dia pikir Patty berkata kira-kira seputar 'Gimana dong? Double date nih!'
Tiba-tiba kerumunan siswa siswi yang ada di sekitar mereka—yang terlihat penasaran tapi tidak ada yang berani berkurumun untuk mendengarkan percakapan mereka—mulai bergeser dan muncul lima bidadari cantik dari antara mereka.
Seperti biasa, Lexa berjalan di depan sambil memberikan tatapan bingung pada semua siswa siswi yang berkerumun di sana. Ada apa sih sampai mereka berkerumun di sini? Ada artis memangnya? Lalu disusul dengan Ayu dengan muka datarnya dan Sharon yang asyik dengan ponselnya. Di belakang mereka, Debby yang tersenyum dan tertawa pada godaan dan candaan dari para siswa dengan tatapan dan tawanya yang ceria seperti biasa juga Listy yang tersenyum tenang pada semua siswa siswi yang menyapanya.
Kemunculan QS jelas menambah gempar siswa siswi di sana. Bagaimana tidak? Mereka jarang melewati tempat itu. Biasanya mereka akan langsung naik tangga ke lantai 2. Rupanya, seperti biasa, Lexa penasaran dengan keramaian yang tidak biasa di sana.
"Oh, pantas saja." Kata Lexa kemudian tertawa. "Ngapain lu duduk di sini bang!"
Lexa melipat kedua tangannya di depan dadanya sambil tertawa dan berkata lagi "Bang! Lu sama Patty harusnya di atas, bukan di golongan rakyat jelata." Matanya melihat Olive dengan sedikit hinaan.
Olive menunduk. Belum sempat Patty berkata apapun, Lexa memekik kegirangan sambil memegang kedua pipi Nick. "Nicky!" serunya memanggil Nick dengan panggilan sayangnya sejak kecil. "Gua sampai nggak sadar. Lu berubah banget!"
Nick tertawa sambil mencoba berkata 'Lu nggak berubah' yang terdengar seperti "Leu ga eueua"
Lexa melepaskan kedua pipi Nick dan berbalik dengan semangat pada QS. "You do know what we gotta do, don't you my girls? (Kalian tahu banget apa yang harus kita lakukan, kan?)"
***
Patty duduk di bar lounge Hotel Nusan, di antara para QS. Tentu saja di sebelahnya adalah Lexa yang sibuk berteriak-teriak pada Man Willy, MC kondang yang sering mengisi acara-acara televisi yang besar seperti Idola Orang Indonesia, Bintang Terbit, dll. Man Willy dikontak secara langsung oleh Lexa untuk menjadi MC di Party untuk Nick.
"Oh come on! Suruh Nick pole dance!"
Patty dan anggota QS lainnya tertawa terbahak-bahak begitu juga Nick yang berada di atas panggung malah ikut tertawa terbahak-bahak.
"Tapi di sini nggak ada pole!" seru Man Willy frustrasi, meski ditutupi dengan tawanya yang khas.
"Nggak perlu pole kok, Man!" kata Nick sambil melepas kemejanya dan mulai menari-nari mengikuti gerakan strip dance membuat semua yang hadir di pesta itu, QS dan Bandha Bandhu tertawa terbahak-bahak.
Lexa dan sebagian besar anggota QS lainnya turun ke dance floor bersama beberapa anggota Bandha Bandhu untuk menari bersama Nick. Patty hanya tertawa sambil meminum cocktail miliknya.
"Pat." panggil seseorang dari sampingnya. Patty tidak mendengar panggilan itu karena sibuk menonton Nick yang mengejar Ilyas untuk ditarik ke atas panggung. "Pat," panggil seseorang di telinga kanannya sampai membuat Patty merinding.
Patty menoleh dan melihat Satrya dengan kemeja hitamnya terlihat sangat tampan. Tapi ketampanan itu tidak akan membuat Patty memaafkan kelakuan Satrya kemarin, hari Jumat sepulang sekolah saat mereka double date. Patty tidak berharap Satrya membawa temannya yang setampan Ilyas tentu saja. Tapi setidaknya bawalah yang mirip dengan Nick, yang tidak terlalu tampan tapi enak dilihat, ATAU setidaknya temannya yang biasa saja. Tapi yang Satrya bawa adalah Suryadi Brihawan. Surya sangat gemuk, berjerawat, selalu berkeringat sehingga rambutnya sangat berminyak. Parahnya, ia selalu menempel pada Patty. Walaupun memang sih akhirnya Satrya menyelamatkan Patty dengan terus berbicara dengannya dan berjalan di sebelahnya, tapi kenapa Surya yang dibawa untuk menjadi teman kencan Patty? Ditambah lagi, Surya yang tidak termasuk Bandha Bandhu juga dibawa ke sini. Risih.
"Pat jangan gitu, dong. Gua mau ngaku sesuatu, mumpung nggak ada orang si sini." Satrya memandang Patty dalam-dalam membuatnya luluh.
"Apa?" jawab Patty seketus mungkin. Tidak terlalu berhasil tentu saja karena Patty akhirnya tersipu dengan ketampanan Satrya.
"Gua bawa Surya kemarin sebenarnya bukan buat lu, tapi Olive."
"Apa?!"
"Gua dari awal mau sama lu, Pat. Bukan Olive. Waktu itu gua mau minta nomor lu, tapi malah bertemu Olive di gerbang (padahal emang sharon nyuruh misahin mereka biar patty ngerasain kehilangan lexa buat dia gimana) jadi gua minta ke dia. Tapi dia malah kasih gua nomor dia dan dia bilang dia akan kasih nomor lu asal kita pergi jalan sekali. Tapi ternyata dia belum juga kasih nomor lu."
Masa sih? Seorang Olive bisa berbuat begitu. Tapi... Satrya suka Patty? Wah bukankah ini jackpot?
"Jadi gua pikir gua ajak lu double date saja dan kasih teman gua yang sepadan untuk Olive." Lanjut Satrya sambil menggenggam tangan Patty.
Keterlaluan juga Olive disamakan dengan Surya. Tapi kalau memang benar Satrya suka dengan Patty kenapa mereka berciuman waktu itu?
"Olive setuju untuk double date dengan lu asalkan gua cium dia, jadi itulah ciuman yang lu lihat waktu itu, Pat."
Hah? Olive sungguh-sungguh mau menghalangi Satrya untuk mendekati Patty? Patty terlalu kaget untuk menyadari bahwa Satrya mulai mendekatkan mukanya ke muka Patty. Patty baru tersadar ketika bibir Satrya menyentuhnya. Seharusnya Patty mendorongnya saat itu. Tapi Patty merasa terbius. Ini toh rasanya ciuman. Ditambah lagi, dengan seorang Satrya! Patty membalas ciuman Satrya dengan kikuk.
Satrya tertawa kecil, membelai rambut Patty kemudian berdiri dan berkata. "Sebentar ya, permaisuriku."