Chereads / My House Maid My Ex-Husband's / Chapter 2 - Bab 2 - Dicerai Istri

Chapter 2 - Bab 2 - Dicerai Istri

Di Taman Depan Rumah mewah Araf dan Donna, tampak duduk Ketiga anak pasangan itu. Nita berusia 15 tahun berparas cantik dan seksi seperti Donna, lalu Dido berusia 13 tahun ganteng seperti Arif, dan si Bungsu Tami berusia 7 tahun imut-imut seperti Donna waktu kecil. Ketiga anak ini sedari pulang Sekolah duduk di sini menanti Orangtua Mereka yang tengah menghadiri Sidang Gugat Cerai Donna ke Araf.

Bik Abih Pengasuh Mereka sudah membujuk Ketiga anak manis ini agar mau makan dan istirahat, tapi tidak digubris sama sekali. Akhirnya Odoy Pengurus Kebun merangkap Security di Rumah ini menelpon Danang dan Altar. Minta tolong membujuk Ketiga anak ini yang segera menjadi Anak Broken Home sebab Orangtua bercerai.

"Mana anak-anak itu, Doy?" tanya Danang ke Odoy yang membukakan Pagar Rumah untuknya dan Altar, "Kenapa bisa Mereka tidak mau makan selepas pulang Sekolah? Apa Bik Abih tidak memasakan makan siang Mereka?" tanyanya.

Danang ini sahabat Araf dari Mereka bertiga kanak-kanak. Bertiga? Iya bertiga dengan Donna. Orangtua Mereka tinggal di Kampung di Daerah Solo. Raden Sastrodijoyo Ayahnya Donna adalah Kepala Desa di Kampung itu, orang paling kaya dan dari keturunan Ningrat Asli, bukan Ningrat KW. Lalu Sugeng Ayahnya Araf adalah Kolonel yang dijadikan Kepala Keamanan Kampung. Terakhir Suryo Ayahnya Danang yang adalah Sekretaris Desa di sana.

Raden Sastrodijoyo sangat baik memomong Warga dan mengembangkan Desa. Punya hubungan yang baik ke Sugeng dan Suryo. Nah hal ini menurun ke Danang, Araf, dan Donna. Danang dan Araf seusia, sedangkan Donna muda setahun dari Kedua Pria tersebut. Dari persahabatan itu, tumbuh cinta antara Araf dan Donna, lalu keduanya memutuskan menikah muda. Di mana Arif berusia 19 tahun, dan Donna berusia 18 tahun. Saat bersamaan Danang pun memutuskan menikah sama Tuti Teman Sekelas Donna di SMU. Pernikahan Mereka hanya beda satu bulan.

Lalu para istri hamil barengan, melahirkan pun barengan. Sayangnya Danang saat Ira anak hasil Pernikahannya dengan Tuti, ternyata Pria Flamboyan. Suka berpetualang dengan Baby Sugar. Danang pun menceraikan Tuti, menikah sama Elsa Kembang Desa Sebelah. Dapat 2 anak. Tidak lama Danang menceraikan Elsa, menikah sama Yuyun Sekretarisnya di PT. Griya Agung.

Kemudian Araf dan Danang bertemu dengan Altar di Inggris. Kedua Pria itu Kuliah S1 di sana, Beasiswa dari Raden Sastrodijoyo. Pertemuannya dramastis, dimana Altar baru pulang ngedate sama Mimi, dihadang Preman Inggris, lalu terdengarlah keributan antara Altar dan Preman Inggris sama Araf dan Danang. Keduanya langsung menolong. Keduanya kan dari kecil digodok Kungfu sama Raden Sastrodijoyo.

Kok Kungfu? Iya karena Raden Sastrodijoyo bisanya Kungfu, gegara lama tinggal di Beijing China saat masih SMP sampai Kuliah. Ayahnya Raden Sastrodijoyo kan lama bekerja di KEDUBES Indonesia untuk Beijing.

Lalu dari pertemuan dramastis itu, Mereka bertiga sepakat menjalin persahabatan dan persaudaraan. Dan sampai sekarang untuk selamanya, Mereka awet bersahabat dan bersaudara. Para istri dan anak Mereka juga menjaga baik persahabatan dan persaudaraan itu.

Kok Odoy menelpon Danang dan Altar? Sebab Danang dan Altar sangat dekat dengan Ketiga anak Araf.

"Ha eh" desau Odoy lesu, "Tuan-Tuan kan tahu, hari ini Tuan Araf dan Nyonya Donna menghadiri Sidang Gugatan Cerainya Nyonya Donna atas Tuan Araf." Ujarnya feeling itu penyebab Ketiga anak Araf betah berdiam diri di Taman tersebut. "Pastinya Mereka sedih, sebab Orangtua Mereka hari ini pasti berpisah."

Danang dan Altar mendengar ini saling memandang, lalu menghela nafas berbarengan. Mereka kini paham penyebab Ketiga anak itu hanya duduk di Taman. Ketiganya menanti kepulangan Orangtua Mereka, masih berharap Orangtua Mereka batal bercerai.

"Ya sudah Kami temuin Mereka." Altar lalu bicara ke Odoy, "Doy, bikinkan Sirup Dingin untuk Kami ya."

"Pake Es Batu, Tuan?"

TUING-TUING

Altar mengerucutkan bibirnya, tampak gemas mendengar pertanyaan Odoy,

"Iya Odoy. Kan Sirup Dingin, pastinya dikasih Es Batu."

"Ngga juga Tuan." Sahut Odoy polos, "Sirup dingin bisa juga Cuma diseduh pake air dingin dari Dispenser."

TUING-TUING

Altar kembali mengerucutkan bibirnya, sedikit mengelus dadanya, merasa Odoy benar juga. Wajar kalo Odoy bertanya apa Sirup Dingin ditambahkan Es Batu atau tidak.

"Doy," kekeh Danang, "Kamu minta Bik Abih yang bikinkan saja. Beliau sudah tahu kek gimana Sirup Dingin wat Kami." Dia minta Odoy ke Bik Abih untuk tugas yang Altar berikan, "Lalu kalo di Kulkas ada stok kemilan, minta Bik Abih sekalian bawakan bersama Sirup Dinginnya."

"Hah?!" Odoy terkesiap mendengar ini, "Maksud Tuan Danang, Sirupnya dicampur kemilan? Aduh Tuan, mana enak rasanya."

TUING-TUING

Danang kini mengerucutkan bibirnya. Gemas sama Odoy yang kadang pinter, kadang banyakan ngaconya. Tapi kerjanya bagus. Sangking bagusnya, Dia menanam Pohon Kecapi yang dibawanya dari Solo di Taman Belakang Rumah ini. Biasanya Taman Rumah Billionaire Indonesia ditanamnya Pohon Mangga, Pohon Jeruk Lemon atau Pohon Jambu Biji. Ini di rumah Araf di Taman ditanamnya Pohon Kecapi.

Menurut Odoy sih, apa salahnya melestarikan Pohon Asli Indonesia itu di Taman Rumah Billionaire Indonesia. Kan kalo ada Tamu dari Mancanegara, bisa mempromosikan Buah-Buah Asli Lokal ke Tamu tersebut. Nah Indonesia jadi lebih tenar kan, selain tenar sebagai tempat mondok para Mafia Luar Negeri macam Ehsan El Sadud.

Beruntung Araf Billionaire merakyat, tidak mempermasalahkan ada Pohon Kecapi di Taman Rumah Mewahnya ini.

TUK..

Danang kini menjitak jidat Odoy,

"Ngaco aja kalo ngomong." Tukasnya gemas,"Sudah lekas ke Bik Abih, sampaikan pesan kami." Titahnya ke Odoy, males berdebat lagi. Dia lalu bawa Altar menemui Ketiga anak manis itu. "Nita! Dido! Tami!" dipanggilnya ketiga anak itu.

Ketiga anak itu barengan melihat ke Danang dan Altar, lalu barengan pula menghela nafas, kembali lesu.

Danang dan Altar duduk di Tepi Meja Taman, mengarah ke anak-anak itu. Ketiga anak itu pelan memindahkan posisi duduk, membelakangin Danang dan Altar. Ketiganya tidak mau diajak bicara mengenai Araf dan Donna.

"Ha eh!" desau Danang paham kenapa Ketiga anak ini membelakanginnya dan Altar, sebab KENYATAAN Araf dan Donna bercerai hari ini."Om sama Om Altar kemari mau menepati janji Kami ke Kalian." Ujarnya mengalihkan pikiran Ketiga Anak itu ke Hal lain.

Altar mendengar ini terheran, bisik ke Danang,

"Nang, Kita janji apa sama Mereka?" sambil melirik ke arah Ketiga Anak itu.

"Dibikin ada janji, Altar." Sahut Danang, "Kita alihkan pikiran Mereka ke Hal lain."

"I see. Lalu dibikin janji kek apa?"

"Loe liat aja ya." Danang tersenyum. "Nita, Dido, Tami," dipanggil ketiga anak ini, "Oma Danang sama Om Altar kan pernah janji, kalo Papa Kalian berhasil meringkus Opa Mafia itu, Kami akan traktir kalian di Gandies Tempat Makan kesukaan Kalian di Valeria Mall. Nah Papa Kalian kan berhasil meringkus Opa Mafia itu, jadi Kami kemari mau menepatin Janji itu ke Kalian." Ujarnya mengarang cerita demi mengalihkan pikiran Ketiga anak itu.

Nita, Dido, dan Tami saling memandang, lalu barengan memutar badan, menghadap ke Danang dan Altar. Lalu Mereka bicara hal sama berbarengan.

"Kami maunya Papa ama Mama tidak cerai!!"

+++

Pengadilan Agama

Jakarta

Araf menahan sesak dihatinya mendengar Keputusan yang dibacakan Hakim dimana mengabulkan Gugatan Cerai yang diajukan Donna, dan Hak asuh anak jatuh ke tangan Donna. Donna mengizinkan Araf tetap berkomunikasi dengan Ketiga anak mereka yang dibacakan kemudian secara terpisah oleh Pengacara Donna.

'Ya sudah ikutin saja apa maunya,' bisik hati Araf, 'Mungkin ini terbaik baginya untuk benar-benar belajar mandiri tanpa Aku.'

Saat Sidang selesai, Araf cepat meraih tangan Donna, dan tanpa pamit, Araf mencium bibir Donna. Donna glegepan, berusaha menghentikan, tapi tangan Araf memeluk erat kepala belakangnya, dan pinggangnya. Sudut mata Donna menitikan air mata, terasa olehnya ciuman Araf mengandung arti, "Selamanya Aku mencintaimu dan ketiga anak Kita.". Membuat Donna tergerak membalas ciuman itu mengatakan, "Biarkan Aku tanpamu saat ini. Aku ingin menjadi perempuan kuat yang tidak selalu Kamu lindungin."

Ranto dan Pablo barengan menghela nafas melihat kedua Majikan mereka beradu bibir saat ini, padahal sudah resmi berpisah.

+++

Kediaman Keluarga Syafar

Nita, Dido, dan Tami meleleh air matanya melihat barang-barang milik Araf dinaikkan ke atas Mobil Pick Up. Ketiga anak ini sangat sedih sebab Araf meninggalkan mereka. Araf melihat ini menjadi sedih pula, tapi dia tetap senyum. Di dekatin ketiga anak-anak tercintanya ini. Diseka bergantian air mata yang menghias wajah ketiga anaknya ini.

"Hei sudah jangan menangis." Araf bicara lembut penuh kasih sayang kepada ketiga anak manis ini, "Papa kan dah janji akan sering menemui Kalian."

"Benar ya Pa?" tanya Nita dimana air matanya berlinang, "Papa jangan Cuma menemui Opa-Opa Mafia saja, tapi menemui Kami juga ya."

Araf mendengar ini menjadi tersenyum geli.

"Tapi Kak," sela Dido memandang Nita, "Kalo Papa tidak menemui Opa-Opa Mafia, kita tidak akan mendengar Om Danang menceritakan kehebatan Papa meringkus Opa-Opa. Rugi Kak."

"Kok rugi, Do?" Nita memandang heran Adiknya itu yang bertubuh gempal dan tinggi.

"Iya Kak. Soalnya Dido senang mendengar cerita Om Danang itu. Apalagi Om Danang menceritakan seperti Papa ngedongeng wat Kita."

TUING-TUING

Nita mengerucutkan bibirnya, dikira rugi apa, tidak tahunya hanya Dido yang rugi. Dido sangat senang mendengar Danang menceritakan kehebatan Araf meringkus Mafia, karena action Araf mirip action James Bond dan Kwee Cheng Pendekar Rajawali. Kok ada mirip Kwee Cheng segala sih? Iya ada, karena kan kalo Mafianya melawan, mau tidak mau Araf hiat-hiat Kungfu ala Kungfunya Kwee Cheng tu para Mafia.

"Sudah-sudah," Araf cepat mengambil alih pembicaraan sebelum Nita action gemas ke Dido yang suka ngejailin Nita dan Tami. "Pokoknya Papa akan usahakan menemui Kalian. Paling tidak rajin menelpon Kalian." Ujarnya berjanji kepada Ketiga anak ini, "Sini Papa Big Hug kalian ya." Dia merengkuh ketiga anaknya ini. Air matanya tak urung meleleh sebab mendengar isak tangis ketiga anaknya.

Donna melihat semua ini dari Pintu Utama Rumah ini. Tak urung air matanya pun meleleh. 'Maafkan Aku, Mas,' bisik hatinya, 'Izinkan Aku saat ini momong ketiga anak kita tanpamu. Selama ini Mereka hanya dekat denganmu.'

Araf ngeh ada Donna. Dilepas pelukannya, lalu melihat ke Donna. Donna tersenyum, pelan mendekati Araf. Dia juga sangat berat melepas Araf, namun sudah kadung berpisah dari Araf.

Donna raih tangan Araf, dicium pucuk tangan mantan suaminya ini, lalu bicara lembut,

"Jaga dirimu baik-baik, Mas. Terima kasih segala yang sudah Mas lakukan untukku dan anak-anak Kita."

Araf lalu meraih kepala belakang Donna, diraup bibir mantan istrinya ini. Selama 16 tahun menikah, dia dan Donna selalu bergairah mesraan. Araf lumat bibir Donna, disampaikan olehnya mengenai selamanya Dia mencintai Donna dan ketiga anak mereka. Membuat air mata Donna berlinang, dan membalas ciuman ini.

+ TO BE CONTINUE +