Chereads / Akasha: The Heavenly Record / Chapter 2 - Prologue 2

Chapter 2 - Prologue 2

Kehidupan SMA-ku seharusnya menjadi keseharian yang tenang seperti biasanya. Ya... Begitulah seharusnya. Namun—

"Selamat pagi, Noa! Fufu" —Gadis ini... Aira selalu menggangguku.

"...Pagi"

"Duh kamu ini, bisakah kamu berhenti memberikan reaksi datar seperti itu?" Aira menggembungkan pipinya.

"Dan bisakah kau berhenti menggangguku setiap hari? Mimpiku untuk menjalani kehidupan SMA yang tenang sudah berakhir bahkan sebelum dimulai"

"Tapi bukankah kita teman? Apa salahnya jika aku ingin dekat denganmu?"

"Begini ya, kau ini bagai putri di sekolah ini. Jika seseorang melihatmu sedang bersama dengan seorang sampah sepertiku, maka itu hanya menimbulkan masalah untukku"

"Tidak perlu dipikirkan. Setidaknya ada aku yang—"

*Clack* Seorang guru wanita memasuki ruangan kelas kami.

"Ah. Sudah waktunya pelajaran, kembalilah ke tempat dudukmu"

"Cih. Baiklah" Dengan kecewa, ia kembali ke tempat duduknya.

Tak lama setelah itu, aku mendengar percakapan teman sekelasku yang sedang membicarakanku—

"Hei lihat, Aira sudah repot-repot mengajaknya bicara tapi dia malah menyuruhnya untuk kembali"

"Kudengar dia menolak pernyataan cinta Aira loh"

"Wha?! Serius? Dia benar-benar sampah"

"Apakah dia bodoh?"

—Dan begitulah. Mereka membicarakanku tentang perlakuanku terhadap Aira. Karena inilah aku gak mau berurusan dengannya saat di sekolah.

"Ahem. Apakah kalian sudah selesai bicara? Bisakah kita segera mulai pelajarannya?"

Kebetulan sekali aku sudah muak mendengarkan ocehan mereka, aku berhutang pada guru ini.

"Maaf bu, silahkan mulai pelajarannya"

"Baiklah. Pertama saya mulai dengan perkenalan diri, mungkin banyak dari kalian yang baru pertama kali bertemu dengan saya. Saya adalah..."

"...oa!"

Mm? Aira? Oh sial, sepertinya aku tertidur.

"...Noa, bangunlah. Bu Lisa memanggilmu"

"Eh? Oh..." .

"Silahkan maju ke depan dan pecahkan persoalan ini"

Persoalan? Eh, tunggu... Bukankah itu matematika? Sungguh merepotkan. "Kutolak dengan senang hati. Aku bodoh dalam matematika, jadi anda lebih baik memilih orang lain"

Bu Lisa menghela nafas. "Baiklah kalau begitu, ada yang bisa menyelesaikan persoalan ini? Silahkan maju ke dep—"

"Oi bangsat!" —Tiba-tiba anak yang duduk di sebelahku yang nampak seperti preman membentakku— "Sikapmu itu membuatku mual tau?! Pergilah ke neraka dan lenyaplah bersama kepribadian busukmu itu!"

Aku ingin membalas perkataannya. Namun pada akhirnya aku tidak bisa mengatakan sepatah kata pun selain mengutuknya dari lubuk hatiku.

Tentu saja seperti itu. Lagian, apa aku melakukan hal yang salah padanya? Aku bahkan tidak mengingat kalau aku pernah bertemu dengannya.

Ngomong-ngomong tentang sikap dan kepribadian, bukannya kau jauh lebih busuk dariku? Berlaku juga untuk semua binatang berwujud manusia yang ada dalam kelas ini. Karena itulah kalian semua lah yang seharusnya pergi ke neraka. Setidaknya lenyaplah ke dunia lain!

[Semua kondisi telah terpenuhi. Memulai pemanggilan individu Noa Aristia]

Eh? Apa itu barusan? Pemanggilan? Dan juga, suara itu terdengar seperti suara yang digenerasikan oleh AI.

"—Oi! Lingkaran aneh bercahaya apa ini?!"

Apa yang dia kata— Hm?! Sebuah lingkaran cahaya muncul di lantai ruangan kelasku.

"Hei cepat keluar dari ruang kelas!"

"Cepatlah sebelum terjadi sesuatu— AAAAAA..."

Lingkaran cahaya tersebut kemudian meledakkan cahaya yang sangat terang.

Lalu setelah mendapatkan kesadaranku kembali, aku mendapati diriku berada dalam sebuah tempat terbuka dengan lantai berwarna putih yang membentang tak terhingga jauhnya.

Tak lama kemudian, aku mendapati bahwa teman sekelasku juga ikut terpanggil bersama denganku dalam tempat aneh ini.

Oi oi, kau bercanda. Menurut suara tersebut, hanya aku yang akan dipanggil bukan? Atau mungkin saja mereka hanya mencoba untuk memanggilku tapi semuanya ikut terseret secara tidak sengaja? Yah, biarlah. Untuk apa aku memperdulikan hidup mereka.

Saat aku berniat untuk berjalan maju, aku merasa seperti menabrak sesuatu. Dan mungkin saja, ini seperti sebuah dinding yang tak kasat mata.

Yang lain sudah saling berkumpul, tapi sepertinya aku tidak bisa mendekati mereka karena dinding ini.

—!!

Perasaan apa itu barusan? Aku seperti merasa hal yang mengerikan akan datang.

"Wahai para jiwa yang malang. Selamat datang di Agartha! Kalian telah terpanggil ke tempat ini karena ketidaksengajaanku. Dan sebagai bentuk dari permohonan maafku, aku akan memberikan kalian sebuah pilihan untuk mendapatkan sebuah kemampuan yang kalian inginkan dan mereinkarnasikan kalian semua ke dunia lain"

Hm? Seorang kakek-kakek tua?

Dan juga, hal bodoh seperti ini benar-benar ada? Kupikir hal seperti dunia lain hanya ada dalam game dan light novel.

Kesampingkan itu, teman sekelasku sepertinya sedang dilanda kepanikan yang besar saat ini. Sebagian merasa senang karena merasa akan memulai hal baru yang menarik. Sebagian lagi merasa cemas dan berkeinginan untuk kembali ke dunia kami sebelumnya.

"Hadirin sekalian, silahkan sentuh jendela yang muncul di depan kalian semua, lalu bayangkanlah kemampuan yang ingin kalian dapatkan. Kalian tidak memiliki batas waktu, jadi tidak perlu terburu-buru"

Uhm... Mengapa hanya aku yang tidak mendapatkan hal itu? Maksudku, tidak ada hal seperti jendela pop-up yang muncul di depanku. Apa maksudnya ini? Tapi mari kita coba dengan mengikuti apa yang dia katakan dengan membayangkan kemampuan yang kuinginkan.

"Aku ingin menulis ulang segala sesuatu yang kukehendaki" —Kurang lebihnya ya begitulah. Lalu... Umm... Tidak ada yang terasa berubah. Apa hanya aku yang tidak mendapatkan hak untuk mempunyai kekuatan yang diinginkan? Benar-benar menjengkelkan.

Jika saja aku mendapatkan kekuatan itu, aku akan langsung menulis ulang keberadaan pak tua sialan itu menjadi tidak pernah eksis dalam sejarah... Bercanda, mana mungkin hal seperti itu terjadi.

Eh? Kemana pak tua itu pergi?

"Apakah kau merasa seperti ada yang berbicara dengan kita sebelumnya?"

"Entahlah, hanya perasaanmu mungkin"

"Tapi aku merasa ada yang aneh"

"Ah aku juga, rasanya ada yang janggal disini"

Entah mengapa aku juga merasa ada yang janggal, tapi biarlah, aku akan tidur. Siapa tahu ada keajaiban yang datang dan mengeluarkanku dari tempat ini saat aku terbangun.

• • •

Kalau tidak salah, sekitar 6 hari telah berlalu. Dan kami masih berada di Agartha. Awalnya kami ada disini karena pak tua sialan itu, tapi karena ia tiba-tiba menghilang, sepertinya tidak ada yang bisa mengirimkan kami keluar dari tempat ini.

Mungkinkah pak tua itu berencana untuk menelantarkan kami disini? Eh tidak, karena nama yang disebut oleh sistem aneh itu hanyalah aku. Apa dia berniat untuk mengisolasiku di antah berantah ini?

Tak lama kemudian, sebuah suara yang terdengar. Ini adalah suara yang memperingatkan sesuatu tentang pemanggilanku sebelumnya.

[Subjek yang berada dalam Agartha akan segera dikirimkan ke 2418 secara paksa karena telah menetap di Agartha terlalu lama sebagai "Guest"]

2418? Apa itu seperti sebuah kode untuk suatu dunia?

[Memulai hitung mundur...]

[3...]

[2...]

[1...]

[Pemindahan subjek, berhasil]