Chereads / Akasha: The Heavenly Record / Chapter 4 - Chapter 2

Chapter 4 - Chapter 2

Di bawah sinar bulan, gadis itu berdoa kepada tuhan. Berharap bahwa seseorang yang dicintainya tetap baik-baik saja dan segera dipertemukan dengannya. Sejak kelahirannya di dunia yang baru, ia terus berdoa hal yang sama setiap harinya... Berharap tuhan mendengar dan menjawab doanya.

"Putri Stella, pemindahan barang-barang anda ke mansion sudah selesai. Kami akan segera membereskannya untuk anda"

"Ya, terimakasih Bella"

"Kami akan mengantarkan anda besok. Silahkan beristirahatlah dengan nyenyak untuk malam ini"

Hidupku terasa seperti diberkahi untuk bisa melihat senyum manisnya. Dan juga mata birunya yang indah itu selalu menatapku dengan lembut. Lalu rambut birunya yang cerah itu... Aah~ aku bersyukur bisa melihatnya setiap hari... Aku sangat beruntung untuk diberi kesempatan melayani putri Stella.

"Ya"

Pelayan itu pun pergi meninggalkan ruangan sang putri.

Sang putri pun berbaring di tempat tidurnya, memanjatkan doa yang sama seperti sebelumnya untuk seseorang yang ia cintai di kehidupan lamanya. Lalu, tuan putri itu memejamkan matanya.

—Noa... Kuharap kita bisa segera bertemu.

◇ ◆ ◇

Dan akhirnya aku tiba di asramaku.

"Terima kasih untuk mengantarkanku, dan juga tolong rahasiakan kejadian kemarin. Jika kau membocorkannya pada siapapun maka aku tidak akan segan untuk membuatmu menyusul para bandit itu di neraka" Aku mengancamnya dengan senyuman.

"B-baik, terima kasih juga telah menggunakan jasa saya. K-kalau begitu, saya akan pergi"

Karena masih ada waktu yang cukup lama untuk penyambutan siswa baru di sekolah, sepertinya aku masih bisa bermain-main di sini.

Untuk sekarang aku akan membereskan barang-barangku dan menata kamarku.

• • •

Yup, semuanya selesai. Uh, ini cukup melelahkan lebih dari yang kukira. Namun dengan ini aku bisa pergi ke hutan di dekat asrama dan melakukan beberapa eksperimen di sana.

Aku pun memutuskan untuk segera pergi. Lalu saat di tengah berjalan di hutan aku melihat beberapa orang mencurigakan yang membawa beberapa karung, dan akhirnya, aku pun mengikuti mereka secara diam-diam.

Aku pun tak lupa untuk menghapus keberadaanku dengan menekan manaku secara ekstrim hingga ke tahap dimana aspek keberadaanku sendiri ikut tertekan. Karena hal ini terlalu ekstrim, sistem dunia tidak bisa menanganinya dan membuatku terhapus dari realita dunia ini, namun dalam saat yang sama aku juga eksis dalam realita dunia ini.

Akan kujelaskan lebih simpel agar lebih mudah dimengerti, anggap saja biner 1 adalah 'ada' dan biner 0 adalah 'tiada'. Dan untuk saat ini, aku berada di dalam dua kondisi tersebut secara bersamaan. Dengan kata lain, aku mengubah eksistensiku sendiri menjadi sebuah paradoks.

Dengan ini, aku tidak bisa dikategorikan sebagai apapun melainkan sebuah kesadaran dari sebuah ketiadaan di saat aku menggunakan teknik ini. Aku menyebut teknik ini "Shiki".

Teknik ini sebenarnya cukup memiliki resiko yang besar. Jika aku melakukan sedikit pun kesalahan saat menekan aspek keberadaanku, aku bisa saja membuat diriku sendiri lenyap secara sepenuhnya yang merupakan hal yang lebih buruk dari kematian.

Oh ya, saat ini aku tengah mengawasi orang-orang mencurigakan itu dalam jarak yang sangat dekat untuk memastikan apakah teknikku benar-benar bekerja. Dan sepertinya ini bekerja secara baik. Sekarang aku bisa mencoba teknik lain yang belum pernah kugunakan.

Selama ini aku hanya melatih manaku sendiri dan menyerahkan sisanya pada imajinasiku, karena bisa saja menjadi masalah besar jika aku menggunakannya di rumahku. Meskipun aku bisa melakukannya di tempat lain, kakakku pasti akan mengikutiku.

Namun sekarang, karena semua penghalang telah tersingkirkan, aku bisa melakukan apapun yang kuinginkan secara bebas.

Tak lama kemudian, komplotan mencurigakan itu masuk ke dalam sebuah rumah tua terbengkalai yang membuat mereka semakin terlihat mencurigakan.

Aku ingin mencoba teknik yang belum pernah kucoba sebelumnya sesegera mungkin. Namun karena cukup penasaran dengan orang-orang ini, aku memutuskan untuk mengikuti mereka masuk ke dalam bangunan itu.

"Kita mendapat tangkapan besar kali ini"

"Ya, kau benar"

Mereka pun menurunkan karung-karung yang mereka bawa, lalu membukanya. Setelah kuperhatikan lebih dekat, ternyata isi dari karung tersebut adalah seorang gadis. Kemungkinan besar mereka menculiknya untuk dijadikan budak.

Setelah mengeluarkan semua gadis yang mereka culik, mereka membawanya ke sebuah ruangan bawah tanah.

Tanpa kusangka, ternyata mereka mempunyai beberapa ruang penjara yang sangat luas di sini. Tak hanya itu, mereka kelihatannya telah menculik ratusan gadis di sini.

Oh ya, karena mereka bisa dikategorikan sebagai orang yang jahat. Mungkin tidak ada masalah jika aku menggunakan mereka sebagai subjek untuk mencoba teknikku yang lain.

Untuk sekarang, aku akan melihat-lihat para budak yang mereka tahan. Siapa tahu mungkin saja ada yang menarik dari mereka.

Dan selang beberapa saat, aku melihat seorang budak yang cukup menarik perhatianku. Ia mempunyai kapasitas mana yang tinggi, tapi sepertinya ia tak tahu cara menggunakan sihir, akan sia-sia jika dibiarkan.

Hmm... Mata merah dan rambut hitam pekat yang hampir sama sepertiku. Penampilannya cukup menarik jika diperhatikan lebih jelas, meskipun aku tidak terlalu peduli dengan hal itu. Namun sepertinya ia mengidap kekurangan gizi setelah tertangkap oleh mereka, tubuhnya sangat kurus.

Akhirnya kuputuskan untuk membawanya setelah aku selesai melenyapkan para bajingan itu.

Dan yup, sekarang waktunya untuk melenyapkan mereka. Akan kumulai dengan penjaga di sebelah sana.

...

...

Hm? Mengapa terasa sangat sulit untuk mengontrol aliran manaku? Apakah karena keberadaanku sedang menjadi sebuah paradoks? Dan entah mengapa, aku tidak bisa berinteraksi dengan realita secara normal. Contohnya seperti aku bisa menembus ruang yang seharusnya bahkan tak bisa kusentuh, tapi pada saat yang sama aku bisa merasakan eksistensi ruang itu sendiri.

Hal ini menjadi sangat merepotkan. Bukankah aku hanya bisa mengawasi jika aku menggunakan teknik ini? Benar-benar mengecewakan. Tapi dalam situasi tertentu, teknik ini pasti akan berguna, jadi mungkin akan kugunakan lagi suatu saat nanti.

Untuk saat ini, akan kucoba untuk mematerialisasikan tubuh fisikku dan mengembalikan keberadaanku secara normal, selanjutnya aku akan pergi membunuh penjaga itu.

Materialisasi tubuh fisik selesai, sudah saatnya untuk pergi memberikan mereka beberapa tanda terima kasih olehku karena sudah bersedia menunjukkan jalan ke tempat ini.

Ooh~! Penjaga ini ternyata seorang botak berotot yang cukup sangar, mungkin akan menyenangkan jika kupermainkan sebentar sebelum menghabisinya.

"Oi botak"

"Hah?! Apa maumu bocah?!"

"Jika ditanya seperti itu... Hmm benar juga, aku ingin membunuhmu" Jawabku sembari tersenyum.

"Oi bocah, apa yang kau bilang? Membunuhku? Apa kau bercanda?"

Aah~ Kukira dia akan menunjukkan ekspresi yang lebih menarik, tapi sepertinya ia cukup percaya diri dengan kekuatannya, karen itulah ia tidak menanggapinya secara serius.

Kalau sudah begini— "Rosemary"

Rosemary, teknik mendistorsi ruang pada target dan kemudian menekannya ke tahap yang ekstrim yang membuat tubuh targetnya meledak. Karena cipratan darahnya terlihat seperti sebuah bunga, akhirnya aku menamai teknik ini "Rosemary" karena warna merah darah mengingatkanku pada mawar.

Dan ya, seperti seharusnya, tubuhnya meledak dan darah yang terciprat membentuk seperti sebuah bunga. Ngomong-ngomong, aku sudah cukup bosan berlama-lama di tempat ini. Mungkin aku akan meledakkan bangunan di atas dan menyisakan ruang bawah tanah ini, lalu membebaskan para budak itu.

Meskipun aku bilang begitu, kali ini aku masih berada dalam ruangan bawah tanah, dan jika aku ingin meledakkan bangunan itu dengan aman, aku harus melakukannya dari tempatku sekarang, dan ini akan menjadi cukup rumit karena jujur saja aku masih belum cukup mengerti cara menggunakan sihir di area yang berada diluar pandanganku. Tapi yah biarlah, aku akan mencobanya sekarang.

Ah benar juga, karena dunia ini dipenuhi dengan mana, aku bisa merasakannya. Dan dengan begitu aku hanya perlu fokus ke area bangunan itu, lalu mengubah elemen mana di sekitarnya menjadi api, lalu membuatnya berinteraksi dengan oksigen dan— *DUUAAARRRR*

Ooh~! Berhasil! Dan juga aku harus menamai teknik ini... Meskipun aku tidak perlu mengucap mantra ataupun nama saat menggunakan sihir, kupikir akan sedikit lebih keren jika aku menamainya.

Karena urusanku di tempat ini sudah selesai, saatnya membebaskan para budak itu dan kembali ke asrama. Aku akan mengurungkan niatku untuk membawa gadis itu, karena mungkin hal itu akan mengganggunya.

• • •

Pembebasan budak pun selesai, akhirnya aku bisa kembali sekarang.

"Oi kalian, jangan ceritakan apapun tentangku pada siapapun. Aku telah membebaskan kalian, jadi tetaplah rahasiakan tentangku jika kalian ingin berterimakasih. Mengerti?"

Mereka menjawabnya dengan mengangguk.

"Dengan ini kalian bebas, pergilah"

Sesaat setelah aku mengucapkan kata-kata itu, mereka semua dengan semangat berlari menuju permukaan... Kecuali gadis yang menarik perhatianku sebelumnya, dan mungkin, saudara kembarnya? Mereka berdua sangat mirip kecuali warna matanya. Selain itu, mereka tetap terdiam tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Kalian tidak ingin pergi?"

"U-um, kumohon... B-bawalah kami bersamamu" Lirih gadis bermata merah itu.

"Mengapa?"

"Kami sudah tidak memiliki tempat untuk kembali, dan tak ada yang mau menerima kami, jadi kami tak tahu untuk pergi ke mana lagi" Jawab kembarannya yang bermata biru.

"Hm..." Mungkin akan cukup bagus jika mereka bisa membereskan ruanganku di asrama, dengan begitu aku bisa mengurangi kegiatan yang merepotkan di keseharianku. "Aku tidak keberatan. Oh ya, aku Noir, dan siapa namamu?"

"Bagaimana jika kamu memberikan nama baru untuk kami?"

Tidak ingin menggunakan nama lamanya, ya...

"Kalau begitu, kau yang bermata biru adalah Lunaria dan saudarimu adalah Solaria. Mungkin akan lebih mudah jika dipanggil Luna dan Sola"

Warna mata mereka mengingatkanku dengan matahari dan bulan, jadi tanpa pikir panjang aku langsung menyebutkannya. Meskipun begitu, jujur saja nama itu sangat cocok untuk mereka.

"Mulai sekarang aku adalah Luna"

"D-dan aku adalah Sola"

"Kalau begitu, ikutilah aku"

"Ya"

"Y-ya"

Dengan begitu, mereka pun mengikutiku kembali ke asrama.

• • •

Sembari menunggu hari pertama sekolahku, aku mengajari mereka menggunakan sihir, memasak dan hal-hal lainnya.

Lalu karena kupikir mereka cukup berbakat, aku mendaftarkan mereka ke akademi sihir. Dan akhirnya, mereka berdua pun lulus ujian masuk dan akhirnya mereka mendapatkan ruangan mereka sendiri di asrama.

Dan hari ini adalah hari penyambutan siswa baru, dan aku berangkat bersama Sola dan Luna. Saat sampai di gerbang masuk, aku berpapasan dengan seorang gadis yang entah mengapa membuatku merasa dejavu.

Dengan rambut dan mata biru yang kontras itu, ia terlihat sangat anggun seperti seorang putri. Dan saat mata kami bertemu, gadis itu tiba-tiba meneteskan air mata... Lalu—

"...Noa?"

—?!