Saat waktu sudah petang, Fiko baru nyampèk rumah.
"Bu, maaf tidak masuk, saya langsung pulang saja!" ucap Lera pada ibu Fiko.
"Iya Lera, salam buat bapak ibu di rumah ya!" balas ibunya Fiko.
"Ya bu, nanti saya sampaikan!" jawab Lera.
Kemudian...
"Udah ya Fiko, saya pulang dulu!" kata Lera.
"Ya, terima kasih untuk jalan-jalannya!" sahut Fiko.
*Dua hari kemudian...
"Thing thing thing!" Hp Fiko berbunyi.
"Fiko, siang ini di rumah atau tidak?" pesan tertulis dari Lera.
"Iya, saya di rumah. Ada apa Lera?" tulis Fiko.
"Baiklah, tunggu ya, aku sedang perjalanan menuju rumahmu, sebentar lagi sampèk!" tulis pesan Lera.
Hari-hari setelah kelulusan, sekitar satu bulan Fiko sangat sering ketemuan dengan Lera, sehingga membuat Fiko merasa semakin terbiasa dengan Lera.
Pada suatu hari saat Fiko sedang menemani ibunya ke luar, tak sengaja bertemu Ratis di toko yang sama.
"Hei, Fiko. Kok lama gak main ke rumah lagi?" sapa Ratis.
"Hai Ratis. Maaf, bukan aku gak mau, tapi aku sedang banyak keluar rumah untuk putar-putar cari Job!" jawab Fiko.
"Ngomong-ngomong, kamu cari apa di sini?" tanya Fiko.
"Aku cuma ngantarkan ibu beli sesuatu untuk perlengkapan menjahit!" jawab Ratis.
"Kamu di sini ngapain?" tanya Ratis balik.
"Kebetulan sama, saya juga sedang ngantar ibuku!" jawab Fiko.
Setelah itu Fiko cuma diam, seperti saat baru mengenal Ratis, sehingga membuat Ratis berpikir:
"Kenapa Fiko sekarang jadi dingin begini ya? Apakah karena saya mau pindah, sehingga dia perlahan menjauhiku?" kata Ratis dalam hati.
Tiba-tiba...
"Bagaimana Rat, kamu jadi pindah atau tetap di sini?" tanya Fiko tiba-tiba.
"Aku jadi pindah Fik!" jawab Ratis.
"Kapan rencana berangkat?" tanya Fiko lagi.
"Kalau urusan surat-surat sudah selesai semua, mungkin tiga Minggu ke depan!" ungkap Ratis.
"Hari Minggu kalau kamu di rumah, saya main ke rumahmu ya?" kata Fiko.
"Saya tunggu ya?!" balas Ratis.
"Hallo Fiko, kok gak pernah ke rumah lagi, hehehee!" sapa ibunya Ratis saat keluar toko.
"Eeh ini, selamat siang bu!" balas Fiko sembari menyalami ibunya Ratis.
Mereka bertiga ngobrol sebentar bertiga, setelah itu Ratis dan ibunya berpamitan pulang.
"Ya udah, ibu pulang duluan ya. Ayo main sana, mumpung Ratis masih di sini, hahaha. Salam buat ibumu ya, maaf ini agak buru-buru karena di rumah ditempati untuk arisan malam ini!" ungkap ibu Ratis.
"Iya bu, Minggu depan rencana main ke sana!" sahut Fiko.
*Satu minggu berikutnya...
"Lera, kita main ke rumah Ratis yuuk... mau?" tanya Fiko lewat telephone.
"Mau. Kapan?" tanya Lera balik.
"Aku janji berjanji hari Minggu!" balas Fiko.
"Berarti besok dong?!" kata Lera.
"Iya!" jawab Fiko.
Lalu Fiko menutup telephon'nya. Dan di hari berikutnya...
"Thin, thin!" sebuah mobil bunyikan
klakson lalu parkir dekat halaman rumah Fiko.
Lera turun dari mobilnya, lalu berjalan ke rumah Fiko. Kemudian...
"Hai, Lera!" sapa Fiko.
"Fiko, kamu gak ngajak Angel kah?!" tanya Lera.
"Bukan tidak tapi belum, hehehe. Kita berangkat lewat rumah Angel aja, bagaimana? Kalau dia ada, sekalian diajak!" kata Fiko.
"Begitu juga gak apa-apa!" balas Lera.
Beberapa menit berikutnya mereka berpamitan ibunya Fiko, lalu lanjut berangkat ke rumah Ratis.
Ketika lewat rumah Angel...
"Itu Angel sedang bersama anak kecil di depan rumahnya!" kata Fiko seraya menunjuk rumah Angel.
Lera menghentikan mobilnya di depan rumah Angel, lalu...
"Angel, ayo ikut!" teriak Lera sembari buka pintu.
Fiko dan Lera turun dari mobil, dan kemudian:
"Ikut ke mana?" tanya Angel.
"Main ke rumah Ratis, mumpung dia belum berangkat pindah!" jawab Fiko.
"Yuuuk. Aku ganti bajuku sebentar ya!" ucap Angel sembari masuk rumahnya.
Setelah itu, mereka bertiga berangkat ke rumah Ratis. Dan setibanya di rumah Ratis, mereka saling merangkul, dan tampak sangat bahagia.
Dan di tengah saat mereka ngobrol, Ratis memotong:
"Oh iya, aku jadi pindah lho!" ucap Ratis.
"Berarti ibu juga ikut?" tanya Lera.
"Ibu tetap di sini, nanti ditemani tante dan anaknya!" jawab Ratis.
"Terus ke sini berapa bulan sekali? Jangan terlalu lama, kasihan sobat satu ini, hehehe!" canda Angel melirik Fiko.
"Hem hem!" Fiko hanya tersenyum.
"Aah, dia aja kemarin ketemu saya di toko, anteng bener!" Ratis mencibir bibirnya.
"Mungkin karena saking sedihnya, jadi malah sulit ngomong, hahaha!" goda Angel.
"Sedih apa sedih? Jangan-jangan sudah ada sobat yang baru?!" ucap Ratis sambil melirik Fiko.
"Pada ngomongin apa sih ini?" kata Fiko.
"Cerita yang jelas-jelas aja gitu lho, biar aku gak bingung!" lanjut Fiko.
Sementara itu Lera hanya diam dan melamun:
"Ratis, maafkan aku telah jatuh hati pada pacarmu!" kata Lera dalam hati.
Lagi seru-serunya bercanda, tiba-tiba:
"Klothaak!" sesuatu jatuh dari saku celana Fiko.
"Oeey, mantaaap. Ratis, kawan kita satu ini diam-diam sudah punya gaji. Kapan nih acara syukuran di bakso depan sekolah kita, hehehe!" canda Angel.
Ketiga teman Ratis spontan melihat ke arah Fiko dan terlihat Fiko sedang mengambil sebuah Hp di dekat kakinya.
Sementara Ratis dan Angel menggoda Fiko, Lera hanya senyum sambil:
"Hwadhuuh, mudah-mudahan Fiko tidak bicara tentang Hp itu. Aku takut Ratis marah sama aku!" kata Lera dalam hati.
Namun diluar dugaan Lera, ternyata di saat yang sama Ratis sedang berpikir:
"Bagaimana mungkin Fiko punya barang semahal itu? Kemarin dia bilang masih putar-putar cari JOB. Jangan-jangan ....!?" Ratis berhenti melamun, dan pandangannya mengarah pada Lera.
Tanpa sengaja, Lera juga sedang memandang Ratis, mereka berdua saling menatap, namun sama-sama diam tanpa bicara.
Pandangan Ratis penuh pertanyaan, sedangkan wajah Lera terlihat seperti orang kebingungan.
Kemudian:
"Mengapa Lera memandangku dengan ketakutan begitu?!" kata Ratis dalam hati.
Saat itu Fiko sadar, bahwa dia dan Ratis ada hubungan hati walaupun belum pernah saling ucapkan MENCINTAI.
Sedangkan beberapa hari terakhir ini, Fiko juga merasakan bahwa Lera sedang merayu dirinya.
"Ooweeeyy, kok pada diam tegang semua, ada hantu lewat yaaa, hahaha!" celetuk Angel membubarkan lamunan teman-temannya.
Mendadak...
"Huahahaaa!" Fiko tertawa terbahak-bahak.
Lalu menyusul juga Ratis dan Lera tertawa.
*Dua minggu kemudian...
Fiko, Lera, dan Angel bertandang bareng-bareng ke rumah Ratis. Selama beberapa jam mereka berkumpul sambil bercanda, hingga terakhir sebelum mereka kembali pulang, satu persatu bersalaman dengan Ratis...
"Selamat di tempat yang baru, sukses buat studymu di sana, dan jangan lupakan kami ya?!" ungkap Lera seraya merangkul Ratis.
"Selamat berjuang, semoga sukses studymu, jangan lupa kabari bila sedang pulang ke sini!" ungkap Angel sambil merangkul Ratis.
"Selamat dan sukses buat studymu di sana. Kamu semua di sini menunggu kabar baik darimu!" ungkap Fiko sambil menjabat erat tangan Ratis seraya menatap matanya.
Setelah itu mereka bertiga berpamitan pulang.
*)bersambung ___