Pelajaran pagi terang hari itu berjalan tenang, menanti agenda berikutnya.
Bhumi, cowok dengan rambut bergelombang melebihi bahu dan berkacamata, menghabiskan batang pensil yang tinggal seruas jari. Permukaan kertas telah berubah menjadi area abu-abu dan jelaga, dengan gambar presisi kotak-kotak yang sudut-sudutnya demikian rapi meski tanpa penggaris.
"Nih," Rasi, pemuda berpenampilan rapi yang suka menggunakan cardigan mengulurkan tumpukan alat tulis. "Pilih aja yang mana maumu."
"Makasih, nggak usah."
"Sudah, deh. Kamu tuh kenapa, sih? Pake aja punyaku. Aku punya banyak."
Rasi mengeluarkan isi tas ranselnya yang mirip tempat pembuangan sampah akhir. Tumpukan tissue kering yang telah menggumpal, bungkus plastik bekas permen dan kue, kaos kaki kotor. Sobekan kertas-kertas. Tali sepatu putus. Sisa lemper dan mendoan yang dibungkus kertas koran yang telah menjamur karena telah tersimpan entah berada abad.
"Nih, buatmu. Mulai HB sampai 6B."
"Kamu nggak butuh?" Bhumi bertanya heran.
"Sampai sekarang mamaku nggak ngerti apa bedanya pensil mekanik dan pensil rautan," gumam Rasi enteng. "Ia sering membelikanku macam-macam pensilโฆya, yang seperti itu. Seperti punyamu. "
Rasi dan Bhumi, duduk berjajar.
Bhumi menatap pemuda di sampingnya yang mengeluarkan kertas dan pensil mekanik dengan ujung serupa jarum. Hanya beberapa menit, beberapa sketsa dalam empat panel telah diselesaikan. Di sekeliling, lalu lalang siswa dengan pakaian warna warni menghiasi pandangan.
๐ ๐๐
Anak yang berbakat di visual art, belajar di ruang seni visual. Sebagian menyukai fine art dan berkubang dengan kanvas, cat akrilik maupun cat minyak. Sebagian lebih suka menggambar menggunakan pensil di atas sketchbook. Yang lainnya, lebih suka menggunakan pen tab dan laptop.
Mereka yang berkeinginan menjadi penari, menghabiskan waktu berlama-lama di ruang serbaguna. Area luas, dengan lapisan lantai yang empuk dan dinding-dinding cermin untuk melihat refleksi gerakan diri. Yang lebih memiliki bakat minat olahraga, menghabiskan waktu di luar ruangan. Body building atau melatih otot-otot agar memiliki stamina kuat.
Pemilik telinga tajam dan suara bagus, akan menyingkir ke ruang kesenian. Ruang yang dipenuhi alat musik modern dan tradisional. Arena tempat anak-anak mencoba mendengarkan suara lain selain suara-suara keseharian yang menjemukan dan memojokkan.
๐ ๐๐
Pecinta seni lebih suka menyendiri.
Menghabiskan waktu bersama sumber imajinasi seperti membaca buku, mengamati lukisan atau alam. Sosok-sosok paling aneh akan berkubang sepanjang waktu, berbicara dengan diri sendiri, bermain-main merancang berbagai kemungkinan. Hari ini, semua anak akan dikumpulkan untuk melihat pementarasan sendratari, yang akan diadakan oleh kelompok seni tari tradisional yang telah mendunia.
Bukan sekedar pementasan.
Di belakangnya berpadu animasi dan potongan komik yang telah tayang di situs komik online, menggambarkan kisah sendratari dengan lakon pewayangan terkenal Ular Naga dan Manohara.
๐ ๐๐