Chereads / Reinkarnasi-Takdir / Chapter 4 - Bab 4

Chapter 4 - Bab 4

Citra berpikir keras. Dia harus menghubungi kawan-kawannya. Situasi sangat tidak menguntungkan baginya. Baginda Raja sudah mengambil keputusan bulat. Dia harus membuat rencana. Tapi dia butuh mereka. Terutama Raja.

Tapi bagaimana caranya menghubungi mereka sementara dia dipingit di istana. Baginda Raja memerintahkan pengawal istana agar Citra tidak pergi kemana-mana. Raja Lingga Buana tidak ingin kehilangan muka karena putrinya menghilang misalnya.

Sudah pasti Citra tidak bisa menghubungi Raja lewat telepati. Selain dijaga ketat secara fisik, Istana Galuh Pakuan juga memagari seluruh lingkup istana, terutama Istana Raja dan keluarganya dengan perlindungan gaib yang sangat kuat. Tidak ada serangan gaib atau mistis yang bisa tembus masuk dan keluar di lingkungan istana karena mantra-mantra pelindung dilakukan sendiri oleh Resi Gunung Sagara. Datuk sakti yang merupakan ahli sihir terkuat di Tanah Jawa.

Citra tidak punya kemampuan untuk menembusnya. Satu-satunya jalan adalah mengutus orang untuk mencari Raja, Sin Liong dan Kedasih. Tapi itu akan memakan waktu lama. Lorong yang terdapat dalam spektrum waktu saat mereka dihembus oleh Gerbang Waktu berbeda untuk masing-masing orang. Tidak ada satupun yang akan berada di tempat yang sama saat telah tiba di masa silam yang dimasukinya.

-----

Panglima Narendra terbelalak marah. Berani-beraninya pemuda itu tertawa terbahak-bahak tidak sopan di depannya. Panglima yang sakti ini diam-diam menyentil sebutir kacang yang sedianya hendak dimakan tadi ke arah Raja. Biar tahu rasa pemuda tidak sopan ini saat butiran kacang itu menyambar mulutnya.

Meskipun masih menyisakan tawa geli, namun Raja tetap waspada. Bagi orang awam, sambaran kacang berkecepatan tinggi itu tidak akan terlihat oleh mata karena didorong oleh tenaga sakti. Tapi Raja melihatnya sebagai gerakan lambat sehingga mudah saja baginya mengelak dengan hanya sedikit menggeser mukanya.

Selain terkejut dengan kelihaian Raja, Panglima Narendra juga penasaran. Kali ini bukan hanya sebutir kacang yang dikirimnya untuk menghukum Raja, namun 1 piring penuh. Kacang-kacang itu melesat seperti peluru mengarah ke titik-titik penting tubuh Raja.

Raja tidak bisa main-main. Ini serangan berbahaya. Pemuda itu mengibaskan lengannya ke kanan dan kiri. Menciptakan sebuah angin berpusar yang menahan semua butiran kacang di udara. Raja menggerakkan tangannya. Puluhan butir kacang itu terpental ke dinding kiri bangunan, menghantam dinding kayu dan menimbulkan suara siut mengerikan saat semuanya melesak ke dinding tak terlihat lagi.

Panglima Narendra dan 3 orang panglima muda yang mendampinginya bangkit berdiri. Pemuda bercelana aneh ini benar-benar tangguh! Raja tidak mau menimbulkan kericuhan lebih jauh. Pemuda ini menggerakkan kedua kakinya. Tubuhnya melesat bagai kilat keluar ruangan dan bayangannya tak terlihat lagi karena sudah berlompatan cepat di antara atap bangunan.

Kontan istana menjadi geger. Teriakan penyusup bergema di mana-mana. Para prajurit sibuk berlarian menjaga tempat-tempat penting seperti Istana Raja dan keluarganya, balairung, dan gudang pusaka. Panglima mengutus beberapa orang untuk menghubungi beberapa tokoh istana berkepandaian tinggi yang tinggal di luar gerbang istana.

Raja terheran-heran sendiri dengan kemampuannya. Tubuhnya melayang ringan berlompatan di atap, mendarat di tanah, kemudian melenting tinggi ke udara untuk mencapai atap lagi. Raja tidak tahu bahwa kemampuan orang reinkarnasi akan muncul hingga titik tertingginya saat berada di masa tokoh yang mereinkarnasinya.

Pemuda itu girang bukan main. Ini saat yang tepat untuk mencari istana tempat Citra tinggal. Berdasarkan pengetahuannya, istana putri-putri raja pasti mempunyai taman yang indah dan luas. Oleh karena itu Raja terus melesat seperti bayangan di atas atap. Dari sini akan mudah untuk menemukan tempat yang dicarinya. Itu dia!

Dari kejauhan Raja melihat hamparan luas taman yang ditata dengan indah dan penuh bunga-bunga. Di tengah taman terlihat bangunan istana yang megah dengan ornamen-ornamen yang menggambarkan kelembutan. Raja mendarat dengan mulus di pinggiran taman. Berharap melihat Citra ada di sini.

Tidak ada siapa-siapa. Semua orang memang langsung diamankan di dalam istana dengan penjagaan ketat dari pasukan pengawal. Taman itu kosong. Raja mengerutkan dahinya berpikir keras. Bagaimana cara masuk Istana Putri Dyah Pitaloka ini. Di sekelilingnya penuh dengan para pengawal. Tidak ada celah sedikitpun. Raja tak ingin menggunakan kekerasan. Tapi sepertinya tak ada pilihan lain. Paling penting adalah menunjukkan keberadaan dirinya kepada Citra yang pasti ada di dalam.

Citra tadi berada di taman untuk menghibur pikirannya yang kacau saat tiba-tiba berdatangan para pengawal yang memintanya masuk beserta dayang-dayang. Ada penyusup berkepandaian tinggi katanya. Citra ngedumel dalam hati. Penyusup sialan ini datang di saat yang tidak tepat. Dia tidak takut tapi patuh juga. Masuk dalam istana yang langsung ditutup rapat dengan puluhan pengawal berjaga di luar. Bahkan 4 orang hulubalang tangguh ikut berada di dalam istana. Siap dengan segala kemungkinan.

Raja hanya heran kenapa setelah beberapa hari, Citra belum juga menghubunginya melalui telepati? Pemuda ini lalu mengambil sebuah keputusan. Dia akan coba menarik perhatian Citra di dalam istana. Gadis itu pasti tahu bahwa dia berada persis di luar istananya.

Para pengawal istana keputrian tidak bergeming dari tempatnya. Perintah Panglima Narendra jelas. Lindungi Sang Putri dengan taruhan nyawa. Mereka tidak akan bergerak sedikitpun kecuali penyusup yang informasinya adalah seorang pemuda itu ada di hadapan mereka.

Suasana tegang menyelimuti lingkungan istana keputrian. Begitu hening hingga mungkin helaan nafas sekecil apapun akan terdengar seperti gema suara stereo. Citra ikut-ikutan tegang di dalam. Tapi dia juga sudah mempersiapkan diri. Meskipun ilmu magisnya tidak bisa dipergunakan, setidaknya dia akan melawan dengan kemampuan kanuragan yang dia punya.

Terdengar auman keras menggelegar yang mengguncang keheningan hingga akarnya yang paling dalam. Semua pengawal terperanjat. Kenapa ada auman Harimau sedekat ini? Mereka bersiaga penuh. Mungkin ada harimau dari hutan yang turun gunung dan kesasar ke istana keputrian.

Rasa kaget para pengawal berubah menjadi kengerian. Di hadapan mereka, dengan gerakan lambat, seekor harimau besar berwarna hitam legam berjalan menghampiri istana keputrian. Semua tangan yang menggenggam erat gagang tombak berkeringat dan gemetar. Informasi bahwa penyusup adalah seorang laki-laki muda ternyata salah besar. Penyusup itu harimau besar yang nampak garang!

Harimau itu berhenti lalu merendahkan tubuhnya yang besar. Mengaum dengan dahsyat sekali lagi. Siap menyerang. Para pengawal merasakan darah habis terkuras dari muka mereka. Auman itu nyaris menghabisi semua keberanian mereka.

Di dalam istana keputrian, Citra mengerutkan keningnya yang halus. Harimau? Belum pernah terjadi seekor harimau tersesat hingga dalam komplek Istana Galuh Pakuan. Tiba-tiba Citra teringat sesuatu. Aah! Jangan-jangan…..

****