" Ara itu sebenarnya anak baik. Ketika dia masih kecil sesibuk apapun orang tua nya dia masih memiliki rasa hormat dan sayang. Selalu bertanya sama gue, mami, bahkan sama Rey kapan mereka pulang. Kapan mereka kembali ke paris dan tinggal bersama lagi? Tapi anak kecil akan tumbuh menjadi dewasa mereka tidak hanya memakai perasaan tapi juga pikiran. Sering di tinggal orang tua dan selalu Bersama Rey 24 for 7 gak kaget kalau rasa sayang dan cinta Ara kepada Rey besar banget, mungkin lebih besar dari pada orang tua nya.
Dan ketika gue Bersama mereka, gue tau tatapan mata Ara kepada Rey. Bahwa Rey Bukan sekedar kakak laki-laki bagi nya tapi juga sosok ayah. Dan ya... mungkin ketika itu dunia bahkan semesta nya berubah menjadi tentang Rey "
" Tapi bang, kenapa om Lukman atau tante Viola gak pakai pengasuh? Baby sister untuk jaga Ara? Dengan begitu Ara mungkin bisa Bersama dengan orang tua nya "
" Cara itu sudah pernah di lakukan saat usia Ara 2 tahun. Tapi hanya bertahan 4 bulan, pengasuh nya menyerah karena Ara yang terus menangis dan berontak. Dari pada pengasuh tersebut menyakiti Ara karena hilang kesabaran dia memilih untuk mengundurkan diri. Dan begitupun dengan pengasuh yang selanjutnya, dan setelah itu Ara selalu dibawa kemanapun orang tua nya pergi ke berbagai negeri dan kota. Sampai satu waktu Ara sakit karena terlalu Lelah di rawat selama 14 hari di rumah sakit. Hal itu membuat Rey memutuskan untuk menjaga Ara ditengah kesibukan nya.
Saat itu Rey mengurus satu toko furniture milik ayah nya. Dan yah.... seperti yang kita tahu di balik itu Rey diam-diam membangun karir nya di dunia balap. Setelah beberapa tahun berjalan untuk membangun karir nya keluarga Pradipto mengetahui nya bahkan nenek kakek mengetahui hal itu dan membuat Rey di hakimi. Keinginan om Lukman yang gigih karena Rey di tetapkan sebagai pewaris pertama di tolak secara perlahan oleh Rey tetapi orang tua nya tak mau mendengar. Bahkan kakek ikut serta menghaikimi Rey karena profesinya sebagai Jenderal saat itu merasa apa yang Rey lakukan dapat mempermalukan diri nya.
Kedua nya menentang alih-alih masa depan Rey tidak terjamin karena profesi itu. Tapi apa yang gue lihat Bukan itu, kedua nya menolak, menghakimi bahkan membuang Rey karena keinginan mereka tidak tercapai. Pertama, kakek yang menaruh harapan Rey bisa meneruskan karir nya setelah anak laki-laki nya yaitu om Lukman memilih menjadi pengusaha, harapan nya gugur karena Rey juga tidak bisa mewujudkan impian kakek yang ingin anak atau cucuk laki-laki nya meneruskan karir nya.
Kedua, harapan om Lukman yang gugur karena tahu Rey tidak berminat pada dunia bisnis dan memilih menjadi pembalap. Seketika hilang dukungan dari orang-orang yang sangat penting di hidupnya. Tentu Rey merasa kecewa, begitupun kalau gue ada di posisi tersebut. Melihat sikap orang tua dan nenek kakek yang mengacuhkan Rey membuat pandangan Ara berubah 90 derajat kepada mereka. Ara memilih ikut Bersama Rey kemana pun ia pergi karena Rey adalah rumah nya. Om Lukman dan tante Viola pun tidak bisa melarang karena ego Ara terlalu besar.
Meski begitu mereka masih memandang Ara sebagai putri mereka. Dan menggunakan kesempatan itu karena perjalanan bisnis mereka yang cukup padat. Alih-alih menganggap Ara sebagai putri mereka tapi kenyataan nya mereka juga lupa tugas mereka sebagai orang tua. Dalam satu tahun bisa di hitung berapa kali mereka menelfon Ara menanyai kabar nya bahkan dalam satu tahun hanya sekali atau dua kali mereka bertemu. Sikap acuh orang tua nya yang memunculkan perasaan dingin dan cuek di hati Ara. Dan puncak nya adalah ketika hari kecelakaan Rey.
Ara adalah satu-satunya anggota keluarga yang datang di pertandingan Rey. Saat itu gue dan mami mau datang tapi kakek dan om Lukman melarang dan mengancam akan membuang kami juga. Dan... sampai saat ini gue masih gak kepikiran gimana jika gue yang ada di posisi Ara saat itu. Di usia nya yang bahkan belum 17 tahun harus melihat kematian kakak nya sendiri di depan mata nya lalu menangis sendirian di rumah sakit sebelum gue, mami, papi, kakek nenek datang. Bagaimana dia ketakutan saat itu.
Di hari kecelakaan, kami memberitahu om Lukman dan tante Viola bahwa Rey mengalami kecelakaan yang sangat parah. Dan sampai di hari pemakaman mereka tak kunjung datang, tiga hari kemudian mereka baru kembali ke Indonesia. Dan ketika orang tua nya datang, Ara sama sekali tidak ingin bertemu mereka bahkan tidak ingin mendengar suara mereka. Dan... ya rasa benci yang Ara katakan tadi pasti terjadi ketika orang tua nya sama sekali tidak ada di saat Rey benar-benar dalam keadaan terburuk. Satu kalimat yang gue inget ketika gue tanya sama Ara kenapa sikap nya berubah menjadi Devil untuk orang tua nya dan kakek nenek dia menjawab Sikap gue tergantung perilaku mereka kepada gue.
Yah.... bisa dikatakan Ara membalas rasa sakit, sedih, marah yang pernah dirasakan juga oleh Rey saat itu kepada orang tua mereka dan juga nenek kakek. Gue harap lo ngerti perasaan Ara, Dev. Gue tau saat ini kondisi Ara berbeda dan gue tau lo anak baik. Ara bersikap seperti itu kepada orang tua nya karena luka yang diberikan oleh orang tua nya sendiri Bukan tanpa sebab " Dev mengangguk paham.
" Iya, gue ngerti bang. Dan gue merasakan betul perbedaan sikap Ara sama gue, lo, tante Shera, temen-temen yang lain, nyokap gue, Rara dan sikap dia kepada orang tua nya dan juga nenek kakek "
Mereka mengobrol sampai tengah malam dan pukul 2 baru bisa tidur. Dan untuk tempat tidur, mereka berdua tidur di sofa panjang dan lebar yang berbentuk huruf L.
Kedua sisi nya sangat pas untuk masing-masing mereka.
🌻🌻🌻
( Ara Dream )
Suasana sore hari di tepi danau dan dibawah pohon rindang adalah moment sempurna untuk Ara yang saat ini ia manfaat kan untuk melukis.
Dengan kanvas serta penopang beserta kursi kecil untuk ia duduk dan palatte warna serta kuas yang sudah bercampur dengan berbagai jenis warna.
Jika di lihat ia seolah-olah seperti putri yang sedang menikmati waktu sore nya. Dengan gaun berwarna putih dengan rambut blonde terurai bebas membiarkan angin menyapu nya lembut.
Dari kejauhan seseorang melihat kegiatan Ara dan perlahan mendekat. Seseorang itu juga tak kalah menawan, seorang laki-laki yang memakai tuxedo berwarna putih, rambut blonde yang tertata rapih dan mengeluarkam semerbak harum dari tubuh nya.
" Melukisnya belum selesai? " Suara berat itu membuat Ara menoleh.
" Sebentar lagi "
Rey berdiri di samping Ara melihat lukisan yang dibuat adiknya.
" Who's the guy? "
" Deven... And me "
Ara melukis hamparan ladang bunga dan rerumputan berwarna hijau dengan pemandangan gunung, langit yang berwarna jingga serta cahaya matahari yang hampir tenggelam.
Di lukisan tersebut ia melukis diri nya dan juga Dev yang sedang berjalan bersama sambil bergandengan tangan ke arah cahaya matahari. Kedua nya menggunakan pakaian berwarna hitam.
Suasana yang tergambarkan seperti suasana sore hari. Keduanya terlihat menikmati suasana meskipun posisi nya membelakangi.
" You missed him? " Tanya Rey.
" Everytime and always... "
" Lalu kenapa tidak pergi dengan nya? Kalau kamu kangen harusnya kamu sama dia bukan sama abang "
" Kalian berdua bukan pilihan untuk Ara. Abang masih menjadi semesta nya Ara bagaimana bisa Ara pergi dari sini? "
Rey menghentikan tangan Ara sejenak. Mata Ara pun melihat ke arah Rey.
" Tidak lagi. That's wrong Ara. Abang tahu dan merasakan rasa cinta kamu terhadap Dev sama seperti rasa cinta kamu ke abang. Tapi kamu menolak itu karena tujuan kamu belum tercapai. Karena rasa dendam di diri kamu masih menguasai hampir seluruh perasaan kamu.
Kalau abang yang jadi semesta kamu terus itu hanya akan menyakiti kamu sendiri Ra. Dan abang tidak mau itu. Abang tahu kamu masih berat untuk menerima semua nya, tapi ingat. Masih ada yang hidup. Masih ada orang-orang yang seharusnya kamu sayangi, kamu cintai. Hidup akan terus berjalan Ara.
Jika kamu hanya diam di perasaan itu bisa saja kamu hancur karena perasaan itu. Dunia tidak pernah mau tahu bagaimana sakit nya kamu, bagaimana sulit nya kamu. Yang bisa menolong kamu ya diri kamu sendiri Ra.
Abang udah cukup senang ada di tempat ini. Pemandangan nya indah, danau yang bersih, langit yang cerah, udara yang sejuk. Ara gak perlu khawatir bagaimana abang disini. Karena abang sudah menerima semua akibat dari perbuatan abang.
Abang sudah menerima semua rasa sakit dan membuka hati abang lagi untuk menghirup udara segar lebih banyak lagi. Dan abang ingin, Ara juga melakukan itu. Dev bisa mengobati dan menyembuhkan luka Ara kalau Ara juga mau menerima.
Abang sering melihat Ara menangis, abang selalu merasakan perasaan sedih Ara, marah, benci, bahkan dendam di diri Ara. Abang tahu. Tapi abang tidak bisa merubah itu tidak bisa mengendalikan perasaan Ara layaknya Tuhan.
Bahkan jika Tuhan memberikan pertolongan tapi Ara tetap tidak mau menerima tidak akan berubah. Berubah nya seorang manusia hanya bisa terjadi jika ia mau dan bisa menerima nya.
Abang yakin Ara paham yang abang katakan. Abang tahu Ara melakukan ini untuk mewujudkan impian abang, untuk mengembalikan nama abang. Tapi jika harus menyakiti diri Ara, harus menghancurkan diri Ara yang sebenar nya abang tidak mau.
Luka nya Ara juga luka nya abang. Jangan menyakiti diri sendiri lagi ya Ra, jangan pernah mencoba untuk bertemu abang sebelum Tuhan mengizinkan. Ara masih punya tugas terakhir yang belum Ara lakukan. Sampai saat itu abang mohon, Ara untuk bertahan, jalani hidup sebagaimana alur nya meskipun sulit.
Ara perempuan yang hebat, perempuan kuat, perempuan baik, abang bangga karena memiliki adik seperti kamu. Ara adalah hadiah terindah dari Tuhan untuk abang "
Ara memeluk tubuh dingin itu dengan erat. Sangat erat. Air mata nya membasahi jas yang di kenakan Rey. Tangan nya meremas jas bagian belakang karena tangisan nya tak bisa dibendung lagi. Tubuh nya bergetar, mata yang terpejam erat-erat, dan isak tangis yang memecah keheningan sore itu.
Laki-laki baik seperti Rey seharusnya mendapatkan hidup lebih lama lagi. Tapi mungkin Tuhan lebih tahu rasa sakit karena kecelakaan itu hanya akan menyiksa Rey jika ia mengizinkan nya hidup lebih lama lagi.
Dan mungkin Tuhan menjadikan hari saat kecelakaan menjadi tugas terakhir untuk Rey karena hamba nya yang baik di sia-sia kan dan di buang begitu saja.