Chereads / Devara / Chapter 27 - Because Of Love

Chapter 27 - Because Of Love

Beberapa hari kemudian Dev kembali ke rumah disambut oleh seluruh sahabatnya termasuk Efa. Berbicara tentang Efa setelah kejadian penembakan Dev dan tersangka terbukti Deon, Efa selaku pacar nya merasa malu dan tidak muncul di hadapan Ara, Dev maupun teman-teman nya yang lain.

Dan hari ini ia memberanikan diri untuk bertemu dengan Ara terutama Dev untuk mengucapkan maaf. Kini mereka semua berkumpul di kamar Dev.

" Ra, Dev.. gue minta maaf. Jujur gue gak tau harus melakukan apa, gue malu sama kalian. Ternyata Deon hanya memanfaatkan gue untuk mengetahui tentang sekolah dan keluarga Dev "

" It's not your fault. Dan lo gak perlu ngerasa malu sama kita, justru kita senang lo bisa gabung lagi sama kita " jawab Ara.

" Ya, apa yang Ara bilang benar. Apa yang terjadi sama gue gak ada hubungan nya sama lo, jangan merasa bersalah Fa. Dan jangan ngejauh lagi dari kita ya " Dev menambahkan.

Efa pun langsung memeluk Ara erat. Melihat itu yang lain pun ingin memeluk Ara namun di tepis oleh Dev.

" Eits! Gue dulu! " Ucap Dev mengungkapkan kepemilikan nya atas Ara. Setelah Dev memeluk kekasihnya baru yang lain ikut memeluk.

Tak ingin berada di situasi yang sedih lagi, Ara langsung mengubah topik pembicaraan.

" Udah ah, kenapa jadi sedih gini " ucap Ara. Mereka semua langsung melepas pelukan masing-masing.

" Kan kita udah liburan nih. Gimana kalau kita ke London? Ke rumah terakhir bang Rey? Siapa yang bisa? "

Seketika semua langsung mengangkat tangan nya dengan tinggi.

" Nih bener ya bukan sandiwara? "

" Iya... " Jawab mereka bersamaan.

Hari itu mereka habiskan sampai malam di rumah Dev. Bermain, tidur siang, makan bahkan sampai mandi disana.

Hingga akhirnya mereka pamit untuk pulang.

" Dev, kita pulang dulu ya " pamit Danish.

" Thanks... Ya guys "

" Sama-sama bro " mereka saling bersalaman.

" Ki, anterin gue balik dulu bisa? " Tanya Ara. Belum sempat Iki menjawab, Dev menyela.

" Kamu sama aku lah. Aku yang anter pulang "

" Gak usah banyak gaya. Lo masih masa penyembuhan, jangan sampai nanti pas hari kita ke London lo justru gak bisa ikut " nada suara Ara penuh dengan penekanan membuat Dev berfikir dua kali.

" I... Ya udah, iya. Nanti kabarin kalau udah dirumah "

" Iya bawel... "

" Ssttt... Anak satu ini "

Mereka semua berpamitan dengan orang tua Dev. Ketika Ara bersalaman dengan ayah Dev, mata Hariz seperti ada sesuatu yang ingin dikatakan kepada Ara. Ara pun mengernyit bingung.

" Terimakasih " ucap Hariz sedikit pelan namun Ara menangkap kalimat itu di telinga nya.

Ara tidak mengerti dari ucapan Hariz untuk hal apa namun ia tersenyum simpul. Dev mengantar teman-teman nya sampai menaiki kendaraan masing-masing.

Tersadar Ara akan naik motor dan tidak menggunakan jaket Dev langsung pergi ke dalam lagi untuk mengambil jaketnya.

" Eh... Bentar.. bentar "

" Ada apaan si? "

" Gak tau "

Tidak lama Dev keluar kembali dengan membawa jaket hitam nya lalu memakaikan nya kepada Ara.

" Apaan sih Dev? "

" Udah malem, harus pake jaket nanti masuk angin " setelah memakaikan jaket, Dev memakaikan helm untuk Ara juga.

Hal tersebut membuat semua teman-teman nya berdehem.

" Ekhem! Gini amat ngekos di bumi! " Teriak Gavin.

" Mau pindak ke Venus! " Sahut Rhaka. Belden langsung menjitak kepala Rhaka.

" Panas dong bodoh! Baru 5 menit nafas udah beda alam lu " jawab Belden membuat semuanya tertawa.

" Hati-hati, Ki " pesan Dev kepada Iki.

" Pasti... Yok! Dev cabut dulu "

" Ya. Nanti chat aja di grup kalau udah sampai dirumah masing-masing ya! "

" Siap!! "

Kendaraan-kendaraan itu keluar dari pekarangan rumah Dev.  Dev masuk kembali ke dalam rumah menuju kamarnya.

" Dev " panggil Hariz.

" Ya, pa? "

" Papa, bunda dan Rara akan kembali ke Canada lusa nanti "

" Kok cepet banget? " Batin Dev.

" Oh... Yaudah. Dev mau ke kamar "

Setelah mengatakan itu Dev langsung berjalan kembali menuju kamarnya. Ia membuang dirinya ke atas ranjang lalu menatap langit-langit kamar.

" Sendirian lagi... " Gumam nya parau.  Dev menoleh ke arah kanan, melihat foto dirinya dan juga Ara yang terpajang di atas nakas.

Dev mengambil foto itu dan tersenyum lebar.

" Blithe with you till the end. My love "

Beberapa saat ia melihat foto-foto Ara atau ketika mereka bersama di ponselnya. Hal ini sering Dev lakukan terutama ketika berada di Canada kemarin.

Tak bisa menghubungi Ara sama sekali, membuat ia melampiaskan rasa rindu nya dengan album foto mereka berdua.

Mulai dari usia mereka 6 tahun. Sebuah foto dimana Ara dan Dev kecil sedang bermain piano bersama di rumah nenek Dev. Saat itu tinggi mereka tidak begitu jauh tapi sekarang tinggi Dev dan Ara bagaikan pohon cabai dan pohon apel.

Selanjutnya adalah foto mereka ketika berlibur bersama dengan yang lain saat tahun baru di Italia. Banyak foto-foto Ara yang tersimpan di ponselnya. Foto ketika Ara sedang memegang beberapa bunga. Meski fotonya wajahnya tertutup masker namun tampak dari matanya yang membentuk bulan sabit, bahwa ia sedang tersenyum.

Foto Ara ketika mereka sedang makan bersama disebuah restoran.

Dan salah satu foto favorit Dev, yang ia jadikan sebagai wallpaper chat di wa serta layar ponselnya adalah ketika mereka berada di kebun bunga dengan posisi Ara membelakangi Dev dan rambut blonde nya terlihat sangat cantik karena di ikat sebagian oleh pita.

Dan foto terakhir yang sangat spesial adalah foto tentang pertunangan mereka. Memang tidak menampilkan wajah keduanya namun jari kelingking yang saling bertautan satu sama lain serta kedua cincin pasangan yang terlihat jelas membuat foto itu memberikan arti sangat jelas tentang hubungan mereka.

Ketika sedang melihat foto-foto lama Dev merasa seperti kembali ke masa itu. Rasa serta apa yang dilakukan saat itu teringat jelas di benaknya. Setelah ia pergi ke Canada memang tidak banyak kenangan yang ia buat bersama Ara.

Namun, meski begitu semuanya terasa hangat, membekas dan spesial. Hampir seluruh isi foto di ponselnya tentang Ara. Perempuan yang akan menjadi cinta terakhirnya.

Ting!

Ting!

Notif pesan masuk kedalam ponsel Dev. Dan pesan tersebut berasal dari Ara.

( Isi chat )

My Queen :

Dev

Gua udah di rumah

Me :

Good girl

Besok mau pergi kemana?

My Queen :

Gue mau fokus untuk tiga tahun kepergian bang Rey

Jdi bsok mau survei tempat untuk bagi-bagi sembako dan semacam nya

Me :

Aku ikut ya

Pergi sama bang Topan juga?

My Queen :

Ya... boleh aja sih

Me :

Kok jawabnya gitu?

Gak ikhlas nih?

My Queen :

Dih

Nih anak, kok jadi baperan

Yg di tembak kan tangan lu bukan otak lu dev.. kenapa jadi korslet gini sih

Me :

Gak baperan sayang...

Cuma kalimat kamu aja kaya ada something gitu

My Queen :

Bodo amat

Terserah lu mau ikut apa kgk

Me :

Kok jadi kamu yang kesel

Bercanda ra...

Berangkat jam berapa besok?

Araaa

Yah... marah deh

Aku gak bermaksud ra

Bercanda aja tadi

Jangan di baca aja dong chat nya

My Queen :

Apa sih dev

Gua abis ambil kebab

( Send a picture )

Tu

Bang Topan beliin

Me :

Yaampun.... sorry

( Send love sticker )

Mau beli makanan lain?

Aku pesenin

My Queen :

Gak ah

Di bawah masih ada makanan lain juga

Udah deh istirahat sono

Bsok jln jam 8

Brngkt dri sini

Me :

Yang lembut dong ra.. masa nyuruh pacarnya tidur kaya nyuruh anak tiri

My Queen :

Dih ( emoticon ketawa )

Lu knp jadi freak gini sih ( emoticon menangis )

Me :

( Emoticon ketawa ) gak freak babe

Tapi bener dong aku bilang kaya gitu

My Queen :

Terserah

Mau lu apa sih

Me :

Kalimatnya yang lembut sedikit gitu...

Aku kan baru sembuh

My Queen :

Babe... udah malam tidur. Harus istirahat yang cukup biar cepet sembuh. See you in the morning ( emoticon love )

Me :

Ululululu ( emoticon love )

Kamu juga jangan tidur malam-malam. Sampai ketemu besok pagi my queen ( emoticon love )

My Queen :

( emoticon thumb )

Di sebrang sana Ara dibuat blusshing habis-habisan oleh Dev dengan kata-kata nya apalagi diminta untuk menulis pesan yang romantis. Sedangkan tersangka nya tersenyum bahagia. Karena terlalu bahagia Dev sampai memasukan salah satu pesan dari Ara ke SG nya, dan tentu tanpa men-tag akun instagram Ara.

Ia memasukan pesan Ara pada bagian ' Babe.. udah malam tidur. Harus istirahat yang cukup biar cepet sembuh. See you in the morning ( emoticon love ) '

Pukul 6 pagi Ara sudah bangun dan langsung bersiap-siap. Hari ini ia sangat bersemangat karena kesibukan nya untuk amal baik yang ditujukan kepada kakak nya.

Setelah selesai Ara memilih pakaian dengan warna cerah untuk hari yang bahagia. Ara memilih crop top rajut dengan warna putih tulang di padukan oleh jumpsuit berwarna biru jeans.

Sepatu putih dengan garis biru dan kuning, lalu gelang yang ia buat sendiri yang terdiri dari batu-batu kecil berwarna biru, serta sling bag berwarna senada dengan jumpsuit nya dengan motif kotak-kotak.

Dengan model jumpsuit seperti itu membuat tubuh Ara terlihat lebih tinggi dan kaki nya terlihat lebih jenjang. Untuk model rambut ia membagi dua rambutnya.

Dengan mengambil bagian depan rambut sampai tengah lalu ke belakang dan di ikat menggunakan ikat rambut yang berbentuk pita. Mengeluarkan beberapa helai rambut sebagai pemanis lalu setelah itu ia sedikit memberi volume pada rambutnya dengan mencatok.

Tema hari ini adalah feminim. Style yang sudah lama Ara tidak gunakan. Karena tema nya feminim Ara memilih parfume dengan harum permen karet dan menambahkan sedikit blush on pada tulang pipinya.

" Cantik!!! " Gumam nya gemas sendiri setelah bercermin.

Untuk berias seluruh penampilan nya hampir menghabiskan waktu dua jam. Pas sekali ketika Topan mengetuk pintu kamarnya Ara selesai bersiap.

" Ra... Ayo udah jam 8 lewat 5. Dev udah nunggu dibawah juga "

" Coming... " Teriaknya terdengar ceria. Ara membuka pintu kamar dan seketika indera penciuman Topan langsung dipenuhi oleh bau permen karet.

" Hmph! Astagaa... Parfume lo nyengat banget sih " celetuk Topan. Matanya juga melihat penampilan Ara dari bawah sampai atas.

" Yaiyalah nama nya juga baru di semprot. Udah deh ayo jalan "

" Eh... Bentar, bentar. Ini... Idih... Apaan nih " Ara mengernyit bingung.

" Hah? Apaan sih anjir gak jelas lu "

" Lu yang gak jelas. Tumben banget dandan kaya gini, mana warna bajunya samaan kaya Dev. lu bukan Ara ya... Liat pipi di merah-meraih, rambut di keriting, parfume permen karet. Heh! Lu siape gue tanya "

" Heh! Lu bener-bener ya bang. Gua kan perempuan wajar lah gua dandan begini " Topan menggelengkan kepalanya sambil menggoyangkan jari telunjuknya.

" No...no...no...no Ara gak kaya gini. Kesambet hantu cantik apaan lu beru... Hmppttt " sebelum Topan kembali mengoceh dan membuang waktu mereka semakin banyak.

Ara membekap mulut Topan dan menariknya untuk turun ke bawah. Di ruang tamu sudah ada Shera dan juga Dev. Dan benar saja warna jaket Dev mirip dengan warna jumpsuit yang di kenakan Ara.

Serta penampilan mereka hari itu sangat serasi.

" Woah... Couple goals ini mah " celetuk Shera senang melihat si tampan Dev dan si cantik Ara.

" Tan... Jangan ikut-ikutan kaya bang Topan deh... "

" Hehehe, wajar Ra kalau udah satu hati mah apa aja bisa kemungkinan ya kan Dev? " Dev hanya tertawa renyah mengambil posisi aman agar tidak kena pelototan Ara.

Setelah drama pagi hari yang cukup membuang waktu mereka bertiga berangkat menuju panti asuhan yang akan menerima bantuan dari Ara tahun itu.

Dan untuk style Dev hari ini adalah dengan gaya yang simple. Hanya menggunakan kaos putih, celana jeans hitam jaket denim berwarna senada dengan jumpsuit Ara dan kaca mata.

Kesederhanaan ini lah yang terkadang membuat nilai Dev bertambah berkali-kali lipat. Kharisma nya sangat terlihat dan mahal.