Raden Sitija melihat Sebagian Titah Aditya Mengelilingi Tubuhnya. Batara Guru terbang menghampiri Empat Mahasenapati Jagad Raya.
Raden Wisangkhanta Segera Menyatukan kedua Telapak Tangannya kearah Sang Batara Guru.
"Angger…Semuanya…,Para Ndugal Kewarisan(Bahasa jawa:Berandalan Kayangan).Apa Sudah Mengerti Tugas Kalian…?"Kata Batara Guru kearah Keempat Mahasenapati Jagad Raya.
"Sendiko Dawuh…,Eyang Manikmaya…!"Kata Raden Wisangkhanta Menundukkan kepala dengan menyatukan kedua telapak tangannya kearah Batara Guru.
"Iya…,Sudah To...Mbah(Bahasa Jawa:Orang Tua dari Orang tua Kita).Biar Aku,Adi Srenggini dan Mbah Hanoman Yang…AHA…,Bandemi Ndase…!( Bahasa jawa Ngoko/Kasar:Lempari kepalanya) Pakdhe (Bahasa Jawa:Kakak Laki-laki Orang Tua Kita)Rahu…!"Kata Raden Antasena Kearah Batara Guru. Dengan Gayanya Yang khas Seperti menemukan sebuah ide.
Jawaban Raden Antasena yang Polos Membuat Para Dewa Tersenyum.
"Lah…Sampeyan Mbandem Nggawe Opo…(Bahasa Jawa:Kamu mau Melempar Pakai Apa)Toh,Ngger…?!"Tanya Batara Guru.
"Seketemunya penglihatan Aku Toh…,Mbah.Ada Kaleng(Bahasa Jawa:Ember), Iya Kaleng,Iya Piring, Iya Gelas,Iya Kasur,Bantal,Guling,Amben(Bahasa Jawa:Tempat Tidur)Semuanya DLL,LSP.Apa Saja seketemunya Tak lemparkan,Kalau Sudah Tidak Ada Barang Buat Dilempar. Iya… Planet Di Sebelah-sebelahnya…,Kan Bisa…He…he…he…"jawab Raden Antasena cengengesan.
"Wuiihhhh…,SADIS…Mau Cerai…, Apa Mau Perang, Adi.Artinya DLL dan LSP…Itu Loh Apa…?"Seru Raden Sitija.
"Iya…,Begini Kalau Punya Kakang KUPER(Kurang Pergaulan).DLL Artinya Dan Lain-lain…,Lah Kalau LSP Artinya Lan Sak Panunggale(Bahasa Jawa:Dan Lain-lain)…"Jawab Raden Antasena membuat Suasana Kayangan Tengguru GERRR …
"Oalah…!"kata Raden Sitija Seraya Memegang dahinya sambil menggeleng-gelengkan Kepala.
"Tenang Saja, Mbah.Kalau ada Yang macam-macam Sama Wangsanya SiMbah semua.Tak Kethes'e Karo Tak Konchek'i Gundhul'e…!,HHHEEEHH…,HHEEHHH…!(Bahasa Jawa Ngoko/kasar:Jitak Berkali-kali Kepala Botaknya Bagian Belakang)"Sambung Raden Arya Srenggini Tidak mau kalah Sama Kakaknya kearah Batara Guru.
Dengan Ekspresi Gemas Raden Srenggini Sambil menirukan Cara Jitak Kepala Orang dari arah Belakang.Jawaban Yang Membuat Para Dewa (Aditya)Tertawa Terpingkal -pingkal. Kecuali Batara Guru dan Batara Wisnu yang Hanya Tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala.Melihat Ulah Putra,Cucu dan Keponakannya.
"Hayo…Jadi ke Kiskendha…, Apa Ndak…!?" Kata Raden Wisanggeni pelan sambil tersenyum kearah Kakak Sepupunya.
"Loh…Iya…toh…Ayo Adi Srenggini,Keimon…!" Ajak Raden Antasena kearah Raden Arya Srenggini.
"Ayooo…Keimon MasBro…!"Jawab Raden Arya Srenggini Sambil Merangkul Pundak Kakaknya Pergi dengan posisi Berdiri Mereka Berdua terbang Mengambang pelan sambil Tetap Mengobrol .
Ulah Mereka Kontan Membuat Para Dewa Tertawa. Kecuali Batara Guru dan Batara Wisnu yang Selalu Tersenyum saja.
"Kakang Sitija dan Adi Wisangkhanta,Sebaiknya Kita Segera Berpamitan Juga menuju Bumi…"Ajak Raden Wisanggeni kearah Kakak sepupunya.
"Ayoo…Adi,Kanjeng Rama,Uwak Guru,Uwak Brahma Dan Paman Semuanya,Ijinkan Hamba Pamit Mohon Diri"Kata Raden Sitija Seraya Menundukkan Kepala dan Menyatukan kedua telapak Tangan Kearah Sang Ayah dan Paman-pamannya.
Diikuti Oleh Raden Wisangkhanta. Kecuali Raden Wisanggeni Dia Hanya Menundukkan kepala saja. Hormat Mereka Segera Dibalas Para Aditya.Dengan Mengangkat Telapak tangan Kanannya kearah Mereka.Lalu Mereka Bertiga Segera Berbalik dan Terbang Melesat kearah Bumi.
"Mereka Bertiga Memang Polos Wataknya.Mereka Mirip Putra Kanda Ismaya Batara Bayu dan Seluruh Tunggal Kadangnya(Bahasa Jawa:Saudara sedarah).Tidak Suka Berbasa Basi dengan Makhluk Apapun,Bahkan Pada Makhluk Sekelas Kita Para Aditya.Tidak Suka Berbohong,Kanda Manikmaya.Mereka Adalah Kebanggaan Kisik Narmadaku…!,"Kata Batara Baruna Tersenyum Melihat Cucu-cucu Kesayangannya.
"Aku Tahu,Adi Baruna.Mereka Bertiga Hanya Hormat Bersimpuh Kepadamu,Adi Rekatatama,Kanda Ismaya Dan Kanjeng Rama Wenang.Mereka Hanya Menurut Pada Kata -katamu,Kata-kata Adi Rekatatama,Kanda Ismaya dan Kanjeng Rama Wenang Saja.Karena Sejatinya Kalian adalah Sosok Kakek, Ayah,Kakak,Guru DiHati Mereka Bertiga.Wisanggeni,Antasena dan Srenggini.
Ayo Semua, Aditya…Kita Kembali Ke Bumi…"Perintah Batara Guru tersenyum Kearah Batara Baruna.
"SENDIKO DAWUH,KANDA MANIKMAYA…!"Seru Para Dewa Bersama menjawab Ajakan Batara Guru.
.......................
Antasena dan Arya Srenggini Berjalan Kaki Ke Puncak Gunung Risyamuka. Menuju Sebuah Goa Kiskenda Di daerah Karnataka,Hindia.Mereka Berdua Menyamar Menjadi Turis Asing Pura -pura Bertanya Dengan Penduduk Sekitar agar Tidak diketahui Identitasnya. Sesampainya Di Sebuah Goa Yang menurut Penduduk Sekitar adalah Goa Kiskendha. Lalu Mereka Mendatangi Tempat Itu pada Malam Hari. Dengan Kekuatan Tenaga dalam Mereka Akhirnya Bisa Membuka jalan Rahasia Kearah Pertapaan Resi Hanoman. Sebuah Candi Megah Bekas Sebuah Kerajaan Para Wanara. Dengan menjetikkan Jari Antasena Menyalakan Obor -obor Di setiap Ruangan Bekas Istana Megah Bawah tanah Goa Kiskendha.
"Hmmmm…TERNYATA ADA TAMU,DARI KAYANGAN TENGGURU.ADA PERLU APA DUA BOCAH BAGUS,ANTASENA DAN SRENGGINI,DUA PUTRA GAGAH RADEN WERKUDARA…?" Tiba -tiba ada Suara membahana keluar dari Sebuah Ruangan.
"MBAH KAKUNG,SUARAMU KOK BISA NGEBASS KAYAK M.C DI ACARA KAWINAN…!"seru Raden Srenggini sambil cengengesan.
"Hussh…,Memang Iya…!,MBAH KAKUNG HANOMAN,BOLEH…LEH…LEH MIN…MIN…MIN…TA …TA…TA …, TOL…TOL…TOL LONG…LONG…LONG, A…A…A…APA PA…PA…,NDAK…NDAK …NDAK INI…NI…NI…?"Seru Raden Antasena.
"Waduohh…,Echonya Mic Kebesaran iya Kakang...!"Tanya Raden Srenggini yang Ternyata Bawa Speaker Active.
"Iya…,He…he…he…!" jawab Raden Antasena.
"Waddduooh…,Ngger.Kalian ini selalu Bikin Ulah saja,Aku Ini Sudah Tua masih kalian Kerjai.Dasar Bocah Nakal Kalian…!"Tiba -tiba Ada Sosok Keluar Dengan Jalan Membungkuk Dengan Tangannya menyentuh tanah dari Kegelapan.
Sosok Kera Putih Gagah Perkasa Berpakaian seperti para Pertapa.
"Lha…,Mbah Kakung.Keluar Akhirnya…"Kata Raden Antasena Cengengesan kearah Adiknya.
"Ada apa,Cah Bagus?"Tanya Resi Hanoman kearah Mereka Berdua.
"Mbah Kakung,Boleh Minta Tolong.Mbah Tahu Kalo Paman Aswatama Diculik Buto(Bahasa jawa:Raksasa)Mbah.Hiii…,Serem Butonya Mbah…Matanya Lebar Warnanya Merah Loh Mbah Kakung.Giginya Panjang…Taring Semua.Katanya Kanjeng Ibuku Ndak Pernah Sikat Gigi.Napasnya Bau,Jigongnya Banyak,Mbah Kakung.Kukunya, Mbah. Ya Ampun…,Ndak Pernah Dipotong Mbah.Soalnya Paman Suka main Digelap-gelapan.Mbah Kakung Nggak Takut sama Buto.Butonya Galak Katanya Kanjeng Ibu ,Juga Ndak Sekolah…!,"Kata Raden Srenggini kearah Kakeknya Bercerita.
Sambil Bergaya memainkan Jari-jari tangannya dan Menggoyang-goyangkan pinggulnya seperti Anak Kecil. Kontan Saja Resi Hanoman Langsung Tepuk Jidatnya melihat Ulah Cucunya.
"Wadduohhh,Cah Bagus.Iya…,Iya…,iya…,Mbah Sudah Tahu…!"Jawab Resi Hanoman.
"Mbah Kakung…!,"Seru Raden Antasena.
"APALAGI…?"Balas Resi Hanoman judeg Lihat Cucu-cucunya.
"Mbah Kakung,Yang Nakal Itu Sebetulnya…Anu Mbah Kakung …?" ucap Raden Antasena sambil Memegang Dagunya Pura-pura Mikir.
"SIAPAA, NGGGERR.YANG NAKAALLL, SIAPAAA…??!!"Teriak Resi Hanoman.
"He…he…he…,Mbah Kakung …!?"Kata Raden Antasena Cengengesan sambil Merangkul lengan Kakeknya.Diikuti Raden Arya Srenggini.
"SIAAPPPPAAA…??!!" Teriak Resi Hanoman marah Kearah Cucu nya.
"Anu…"
"ANA…ANU…ANA…ANU,ANU SIAPAAAA…?!"
"Pakdhe…"
"PAKDHEEE…SIAPPAAA…,NGGER…?!"
"Pakdhe…Rahu.He…he…,he…!"
"Oalah…Ngomong dari tadi Kok susah.Toh…,Ngger…Ngger,Terus…?"tanya Resi Hanoman sambil Menepuk Jidatnya lagi.
"Mbah Kakung,Mau Tak Ajak Nggebuki Pakdhe, Sambil Nanya Paman Aswatama Ada Dimana ,Mbah Kakung …? "Ajak Raden Antasena.
"Iya…iya…,Hayooo…!"Kata Resi Hanoman langsung Terbang Mengambang di Udara.
"HORRREEE…!"Teriak Raden Srenggini dan Raden Antasena sambil bertepuk tangan.
Lalu Mereka Meninggalkan Barang-barangnya Mengikuti Sang Kakek. Terbang Melesat Keluar Goa Kiskendha menuju Kearah Langit.