Raden Wisanggeni mengadakan pertemuan Rahasia dengan Raden Samba, Prabu Baladewa, Raden Arya Gunadewa, Raden Wisata dan Raden Wilmuka di sebuah hutan kecil di wilayah mandura.Tanpa sepengetahuan Sang Narendra Dwarawati. Mereka datang menunggang kuda kearah suatu tempat yang dituju Raden Wisanggeni.
"Apakah Kau baru juga sampai, Ngger...?"kata Prabu Baladewa pada Wisanggeni.
"Iya…,Uwak."jawab Raden Wisanggeni.
"Oh...iya…, Aku punya sesuatu untukmu Kakang Samba..."sambung Raden Wisanggeni mengeluarkan dua gulungan kulit yang diikat oleh tali dari akar.
"Apa ini, Adi...?"Tanya Raden Samba bertanya keheranan.
"Surat Itu Aku menemukannya di kamar Kakang Sitija di Trajutrisna. Disebelah kiri gulungan kulit itu ada namamu,Kakang Samba."
"Dan ini yang satunya,Sepertinya ini untuk Kakang Mbok Yadnyawati..."timpal Raden Wisanggeni kembali.
"Apa Aku bisa membacanya disini,Adi...?"kata Raden Samba.
Raden Wisanggeni menganggukkan Kepalanya Seraya melapangkan telapak tangannya pada Kakak sepupunya.Raden Samba membuka gulungan kulit itu. Raden Samba mulai membaca dalam hatinya. Agak lama Raden Samba melihat isi dari Gulungan kulit yang bertuliskan huruf kuno Sansekerta.Tiba -tiba Raden Samba terduduk bersimpuh sambil meneteskan air matanya.
"Bolehkah Aku tahu isi dalam gulungan itu,Kakang Samba...?"kata Raden AryaGunadewa Adik Kandungnya.
Lalu Raden Samba memberikannya pada Adiknya.Lalu Raden AryaGunadewa pun juga melihat nya sama seperti Raden Samba.
"Ini benar Memang tulisan tangan, Kakang Sitija.Disini Kakang Sitija berbicara tentang nasib yang akan menimpanya kelak. Kakang Sitija mungkin tidak akan selamat dalam pertempuran melawan Prabu Narakasura dan Prabu Bhomabomantara.Kakang Sitija meminta Kakang Samba untuk menikahi Kakang Mbok Yadnyawati dan Putri dari Prabu Krentangyana Dewi Hyangyanawati...! "Jelad Raden Arya Gunadewa lalu memeluk Kakak kandungnya Raden Samba.
"Sebenarnya ini adalah sebuah Sandiwara yang dilakukan oleh Uwak Khrisna dan Uwak Kakrasana.Orang Tua Kalian..!"Ujar Raden Wisanggeni.
"APA MAKSUDMU, NGGER...LANCANG SEKALI KAU BERBICARA SEPERTI ITU PADA KU DAN ADI NARAYANA...!"Bentak Prabu Baladewa langsung naik pitam menuding kearah Keponakannya Raden Wisanggeni.
"Kau pernah bilang, kan…Uwak.Kalau seandainya Prabu Bhomabomantara itu Yang putranya Dewa Kalayuwana itu harusnya seumuran Kakang Wisata dan Kakang Sitija...?"tanya Raden Wisanggeni dengan tenang mendekati Uwaknya.
"Iya…Memangnya kenapa dengan itu,Ngger...!"tiba tiba Prabu Baladewa gugup.
"Dan Uwak pernah bilang bahwa Prabu Bhomabomantara ini tidak tersampaikan hasratnya.Karena keinginannya yang menyenangi kecantikan para Apsari di Kayangan.Jadi Dia menyerang seluruh Kerajaan kecil membunuh Rajanya lalu menikahi Putri-putrinya...!"Jawab Raden Wisanggeni Sambil Melangkah Mendekati Sang Uwak.
"Iya... Lalu Apa yang salah dari yang Aku bilang, Ngger...?"
"Yang, Benarnya...Itu tidak menikahi Putri -putri itu Uwak...!"kata Raden Wisanggeni.
"Bhomabomantara menyanderanya...,Benar Ucapanku,Kan…Uwak?"kata Raden Wisanggeni.
"Apa lagi maksudmu,Ngger...?"
"Sebetulnya itu bukan para Putri,Kan Uwak.Tapi Mereka Akan Menjadi Bagian Dari Astabharya.Seperti Uwak Putri Rukmini,Uwak Putri Satyabhoma, Uwak Putri Nagnajiti,Uwak Putri Kalindi,Uwak Putri Mitrawhindha. Seperti Delapan permaisuri Utama Dwarawati.Seperti Ibunda Kalian berdua Kakang Samba dan Kakang Gunadewa,Uwak Putri Jembawati.Mereka Bakal Menjadi Enam belas ribu Istri-istri muda, Uwak Khrisna.Bukankah begitu,Uwak Kakrasana.MENGAKULAH UWAK...!!"Seru Raden Wisanggeni sambil menuding Uwaknya.
"Dan itu Sudah Dipersiapkan Oleh Uwak Khrisna…"Sambung Raden Wisanggeni.
Lalu Prabu Baladewa hanya diam dan menghela nafas panjang. Raden Wisata dan Raden Wilmuka segera bersimpuh dihadapan Ramanya
"Benarkah itu Kanjeng Rama...?"tanya Raden Wisata
jawaban Sang Ayah hanya mengangguk.
"Kanjeng RAMAA...!!"kata Raden Wisata dan Raden Wilmuka Geram melihat kelakuan Ayahnya.
"Dan Kau Kakang Samba.Dengarkan Aku, Jika Kau Tidak Berhati -hati, Kau Akan melakukan hubungan suami Istri dengan Para istri muda, Kanjeng Ramamu.Kakang...!"
Samba yang terdiam hanya mengangguk.
"Dan Jika Itu Sampai Terjadi, Nanti Kau Akan terkena penyakit Kulit seperti Kudis, Kakang.Kau Akan diusir dari Dwarawati,Itu karena Kutukan Kanjeng Ramamu.Karena Kelakuanmu..."
Lagi -lagi Raden Samba hanya mengangguk.
"Berhati-hatilah, Kakang Samba.Memang Istri -istri muda Ayahmu yang Akan memulainya dulu?"Ungkap Raden Wisanggeni sambil menepuk pundak Kakak sepupunya.
"Semua ini adalah ulah Kalian berdua Uwak.Memang Aku tidak mau mengundang Uwak Khrisna disini. Karena Aku juga masih menghargainya.Tapi yang tidak bisa dima'afkan adalah mengorbankan kepentingan Kakang Sitija.Untuk melancarkan ulah Kalian,Uwak Kakrasana.Kalian tahu bahwa Sesungguhnya Kakang Sitija bukan ditakdirkan sebagai seorang Ksatria. Tapi Kakang Sitija ditakdirkan menjadi seorang Resi.Kalian yang menghasut Kakang Mbok Yadnyawati.Untuk dijadikan Umpan keberadaan Bhomabomantara dengan menyuruhnya menikah dan mengorbankan keApsariannya. Karena Kalian berdua tahu cinta Kakang Mbok Yadnyawati kepada kakang Sitija sangat besar.Tapi Kalian juga mengorbankan kehidupan Kakang Sitija.KAU, UWAK KAKRASANA DAN UWAK KHRISNA.KALIAN TAK UBAHNYA SEPERTI SEEKOR SERIGALA BERBULU DOMBA...!"Bentak Raden Wisanggeni Geram Kepada Ulah Uwaknya.
"Kalian tahu Aku melakukan ini atas perintah Batara Wisnu sebagai Ayah Kakang Sitija.Sebetulnya Batara Wisnu dengan Uwak Khrisna sekarang ini sedang tidak dalam keadaan menyatu seutuhnya.Tapi Batara Wisnu akan tetap mengikuti Uwak Khrisna sampai Tiba harinya..."kata Raden Wisanggeni.
"Aku pamit dulu...,Uwak,Kakang.Aku sudah mengatakan ini pada Para Mahasenopati jagad. Aku,Kakang Antasena,Kakang AryaSrenggini,Dan Adiku Wisangkhanta. Akan menghindari urusan dengan yang menyangkut keberadaan Uwak Khrisna.Baik itu dengan para Pandawa .Meskipun disana ada Kanjeng Rama Kami.Kecuali jika Uwak Khrisna yang menjauhi para Pandawa...!"jawab Raden Wisanggeni.
Raden Wisanggeni menundukkan kepalanya lalu terbang mengambang dengan posisi Berdiri.Terrnyata disitu juga berkumpul Raden Antasena, Raden Arya Srenggini, Dan Raden Wisangkhanta.Mereka semua terbang mengambang lalu berbalik dan melesat kearah Angkasa.
......
Batara Baruna masih bercengkrama dengan sang adik Yaitu Batara Rekatatama. Kadang mereka berbicara dengan serius Tetapi kadang juga Bercanda dan tertawa.
"Wisanggeni...,Bocah bagus.Tapi Dia tidak seperti Kakang-kakang dan Adi- adinya.Dia seorang ksatria yang Pandai dan Legawa.Meski kelihatan pendiam dan sedikit angkuh.Tapi keangkuhan Bocah Bagus menunjukkan sebuah kebenaran.Aku menyukainya...,Adi Rekatatama.Meski Raden Wisanggeni adalah cucu dari Kanda Brahma.Layaknya seperti Aku menyayangi Antasena dan Srenggini..."kata Batara Baruna.
"Bocah bagus...,Yang kelahirannya tidak pernah diharapkan. Karena kesalahan Seorang Ayah yang tidak bertanggung jawab.Dan sifat angkuh Eyangnya...,Kasihan Cah Bagusku...!"Sambung Sang Batara Sambil Menghela Nafas Panjang.
Hingga Mengeluarkan Gelembung -gelembung Air Diantara Dua Insangnya.
"Bukankah Ayahnya Raden janaka memang terkenal Tampan dan memiliki banyak istri,KandaBaruna…?"tanya Batara Rekatatama kearah Sang Kakak Batara Baruna.
"Sebetulnya Dewi Dresanala Ibunda Wisanggeni dan Wisangkhanta adalah Apsari tercantik di kayangan Suralaya.Bahkan sampai sekarang penampilan Dewi Dresanala. Adalah Sosok Apsari yang bisa memikat Siapa pun karena kelembutannya.Banyak dari Ksatria Baik dari bangsa Manusia, Maupun para Raksasa menginginkannya. Bahkan Wajah cantik dan Kelembutan Sifat Dewi Dresanala. Hingga sampai sekarang Kecantikan Ibunda Wisanggeni seperti seorang Gadis remaja dari kalangan Manusia. Kecantikan yang disalahgunakan oleh Raden Janaka untuk memiliki Sang Dewi.Yaitu mengelabui Sang Dewi Hingga melakukan hubungan intim tanpa pernikahan dengannya.Kanda Brahma pada waktu itu sudah menerima lamaran Batara Dewasrani putra dari Batari Durga.Karena waktu itupun Raden Janaka memang Selesai Mengemban Tugas menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh Prabu Niwatakawaca dari Kerajaan Imaimantaka.Keadaan sa'at itu juga Raden Janaka baru saja menikah dengan Dewi Supraba.Karena Akhirnya Dewi Dresanala mengakui bahwa putra yang Dikandungnya hasil hubungan gelapnya dengan Raden Janaka. Kanda Brahma menjadi sangat murka.Lalu Kanda Brahma menyuruh agar kandungan Dewi Dresanala segera digugurkan. Karena Kanda Brahma tidak mau menanggung beban dari perbuatan Putrinya,Yang telah mencoreng Namanya.Dengan cara paksa Kanda Brahma mengeluarkan Bayi itu dari rahim Dewi Dresanala. Tanpa memperdulikan kesakitan Putrinya.Walaupun akhirnya Sang Jabang bayi itu lahir.Dalam keadaan bentuk bayi yang masih sangat muda. Kira-kira seperti lima bulan usia Kandungan manusia.Bayi itu digenggam diremukkan tubuhnya oleh Eyangnya sendiri.Dan seluruh tubuhnya digigit dengan Racun api yang keluar dari gigi Eyangnya.Dewi Dresanala yang memohon agar mengampuni Putranya,Tidak kuasa menahan sedihnya.Sang Dewi tak kuasa melihat Putranya yang masih bayi merah akan dibunuh oleh Eyangnya sendiri.Dewi Dresanala berusaha mengikuti Sang Ayahandanya.Tapi karena geramnya Kanda Brahma diapun menampar putrinya sampai pingsan.Kanda Brahma tidak hanya menggigit bayi itu dia menginjak injak tubuh sang bayi sampai remuk tak berbentuk.Sampai Akhirnya Bayi kecil itu mati. Bayi Malang yang Tidak tahu kesalahan apa yang dia perbuat.Akhirnya Kanda Brahma membungkus Mayat Bayi itu pergi kearah Wilayah Kita,Adi Rekatatama. Kanda Brahma membuang Mayat cucunya di tempat ini.Lalu istriku Dewi (Batari )Mithra memungutnya dan memberikannya padaku. Aku berikan kekuatanku Padanya,Ajaibnya Bayi itu menangis keras dengan mengeluarkan api yang yang sangat panas.Tapi Api itu jawa mengembalikan seluruh Kerusakan tubuhnya.Perlahan-lahan Aku menggendongnya dan akhirnya kuberikan pada Putriku Urang Ayu agar menyusuinya.Karena sa'at itu cucuku Antasena juga baru dilahirkan."
Batara Rekatatama tersenyum menyimak cerita Kakaknya.
"Akhirnya Mereka tumbuh menjadi kebanggaan Kita kan.Adi Rekatatama…?,Walaupun Kadangkala yang tiga diantaranya. Selalu bikin Kita geleng-geleng kepala. Karena ulah Mereka yang mirip anak -anak belum Dewasa.Ha…Ha…Ha…"kata Batara Baruna sambil menepuk jidatnya.Seketika tawa Batara Rekatatama pun meledak.
"Antasena,Srenggini dan Si kecil Wisangkhanta.Mereka ini mungkin mirip Kita waktu masih seumuran Mereka.Ha...Ha...Ha..."Timpal Sang Batara Sambil Tertawa Mengingat Kenakalan Cucu -cucunya.
"Iya …Mungkin,Kanda.Ha...Ha...Ha..."sambung Batara Rekatatama tertawa mengingat kenakalan Ketiga Cucunya.
"Tapi Cah bagus Sampai Sekarang tak pernah mau akur sama Ayahnya Raden Janaka dan Eyang Brahmanya.Kasihan Dia,Aku titipkan Mereka di Karang Kadempel untuk belajar tentang Ilmu para Ksatria.Berguru kepada Kanda Ismaya.Tapi Kalau seandainya Kanda Narada tidak datang kearah Karang Kadempel.Tentu Cah Bagus tidak akan pernah tahu Siapa dirinya.Bocah Bagus marah pada keadaan,Dia pergi kearah Hastinapura mencari Ayah Kandungnya.Sang Ayah yang tidak percaya Kepada Ucapan Cah Bagus, Raden Janaka Sang Ayahpun mengacuhkannya.Hingga Cah bagus naik pitam dan menantang Sang Ayahanda .Sang Ayahanda yang tidak terima berusaha membunuh Cah bagus.Tapi Cah bagus bukan sosok yang lemah.Cah Bagus malah berhasil membuat Ayahnya kalah dalam bertanding.Raden Janaka sering kali dibuat terjungkal.Raden Janaka akhirnya percaya bahwa Raden Wisanggeni adalah Putranya.Setelah semua Senjata Dewa yang dimilikinya dihujamkan .Akan tetapi tidak mempan terhadap tubuh Cah Bagus.
Kanda Ismaya yang menyusul kearah pertarungan itu bersama Kanda Narada.Malah membikin keruh suasana Mereka berdua menyuruh Cah bagus bertanya dimana Ibundanya kepada semua Para Dewa. Jika Para Dewa tidak bisa menjawab .Cah Bagus disuruh bilang'Untuk apa jadi Dewa, Jika diberi pertanyaan sepele saja.Kalian tidak bisa menjawab'.Hajar saja bikin babak belur, Ngger.' kata Kanda Ismaya waktu itu "
Mendengar itu Batara Rekatatama tertawa sambil memegang perutnya.
"Hha...Hha...Hha...Lalu Apa yang terjadi setelahnya, Kanda?"
"Tidak hanya itu,Akhirnya Cucuku yang satunya juga diajak oleh Cah bagus. Yaitu Antasena Guna mencari kejelasan tentang keberadaan Dewi Dresanala.Kayangan pertama yang mereka datangi adalah Kayangan milik Adi Yamadipati. Antasena menyuruh Cah bagus untuk menegaskan kedatangan mereka.Ternyata Adi Yamadipati tidak bisa menjawabnya. Akhirnya Mereka berdua memporakporandakan istananya.Hha...Hha...Hha..."kata Batara Baruna sambil tertawa terbahak-bahak bersama Batara Rekatatama.
"Mereka berdua juga membuat Adi Yamadipati dan para Yaksa penjaganya babak belur.Tidak sampai disitu juga setiap istana Kayangan yang Mereka temui pasti dihancurkan.Sampai akhirnya,Mereka berdua sampai di Kayangan Daksinageni.Juga lagi lagi Mereka menghajar Eyangnya Sendiri Batara Brahma .Akhirnya Eyangnya mengakui Bahwa Dia yang salah. Sebetulnya sang Eyangnya malu ,Karena sudah menerima lamaran tapi Putrinya terlanjur hamil terlebih dahulu.Tapi sebetulnya yang menerima pinangannya adalah Kanda Manikmaya.Jadi keberadaan Putrinya hanya Kanda Manikmaya yang tahu kata Kanda Brahma.Lalu Mereka berdua melanjutkan perjalanan Mereka kearah Kayangan Jamurdipa(Suralaya).Cucuku Terus membuat keonaran disana.Jamurdipa diacak -acak Oleh Kedua Cucu kesayanganku.Hingga sampai kearah Kanda Manikmaya dan Berhadapan Langsung dengannya.Kanda Manikmaya akhirnya juga bertanya kepada Cucu Kita. Ada kepentingan apa Mereka datang dan merusak Wilayahnya.Cah bagus mengutarakan maksudnya pada Kanda Manikmaya.Kanda Manikmaya sebetulnya tahu dengan Siapa Kanda Manikmaya berbicara .Tapi karena Salah .Kanda Manikmaya tidak bisa menjawab Pertanyaan yang diajukan oleh Cah Bagus. Akhirnya Cah Bagus beradu kesaktian dengan Kanda Manikmaya.Kejadiannya kata Kanda Ismaya mirip ketika Cah Bagus bertemu ayahnya sendiri.Jadi semua ilmu kesaktian yang dipukulkan kearah Cah Bagus tidak ada artinya.Sampai akhirnya Kanda Manikmaya lari tunggang langgang.Hha...Hha...Hha..."setiap Batara Baruna berbicara sambil tertawa .
Mengingat kejadian yang Mereka anggap lucu .Maka Batara Rekatatama pun selalu ikut Tertawa terbahak -bahak.
"Tidak hanya itu malah Kanda Narada yang bilang .Ketika Beradu kesaktian Kanda Manikmaya sampai terkencing -kencing dijariknya.Saking takutnya,Sampai akhirnya Kanda Manikmaya tertangkap oleh Mereka berdua.Dan dibuat babak belur seperti Maling Jemuran. Dan akhirnya Kanda Manikmaya bersedia menunjukkan keberadaan Dewi Dresanala yang telah dinikahi oleh BataraDewasrani. di SetraGandamayit.Mereka berdua melanjutkan perjalanannya kembali sesampai tempat yang dituju .Raden Janaka sudah menunggu disana bersama Kanda Ismaya dan Kanda Narada .Akhir singkat cerita Cah Bagus pun bisa mengalahkan Batari Durga dan Batara Dewasrani.Lalu membawa pulang Sang Ibunda. "tandas Batara Baruna mengakhiri pembicaraannya.
"Ayo …,Adi Rekatatama.Kita berjalan-jalan dulu. Siapa tahu ada sesuatu yang bisa Kita lakukan di pesisir sana?"lanjut Batara Baruna kepada Batara Rekatatama untuk beranjak menuju ke suatu tempat meninggalkan istananya.