Setelah punya waktu sebentar untuk tidur, keempatnya bangun pagi-pagi sekali. Mereka harus bersiap melakukan perjalanan ke Jombang yang akan memakan waktu tempuh sekitar 4 jam. Kedasih mendapat kabar bahwa mobil sewaan telah tersedia di gerbang utara.
Wah! Jeep Cherokee varian lama nampak nangkring dengan gagah di halaman gerbang utara keraton. Sin Liong bersiul pelan. Kedasih mekar hidungnya. Mengira Sin Liong memuji pilihannya.
Sin Liong kembali bersiul setelah mengitari mobil dan menengok dashboard. Kedasih membungkukkan tubuhnya di depan Sin Liong.
"Terimakasih telah sangat menghargai pilihanku Sin Liong."
Siulan Sin Liong langsung berubah panjang dengan nada pendek-pendek. Kepalanya mengangguk-angguk.
"Kau hebat Kedasih! Apakah tujuan kita berubah menjadi Lava Tour Merapi? Dan kita tak jadi balapan ke Jombang melawan Rubicon milik Hoa Lie?" Sin Liong tertawa terkekeh.
Kedasih langsung cemberut. Brengsek Sin Liong! Dikiranya tadi bersiul-siul memuji, tak tahunya mengejek.
Raja yang sedikit banyak juga tahu tentang mobil ikut nimbrung dalam percakapan.
"Cherokee ini keluaran tahun 1990. Bodi sangat bagus karena telah direkondisi habis-habisan. Mesin kuat untuk menanjak sampai Pasar Bubrah. Kecepatan lumayan bisa balapan melawan angkot. Terakhir, kita harus mampir pom bensin 3 kali untuk sampai ke Jombang. hahaha."
Citra merengkuh bahu Kedasih. Membela.
"Sudahlah kalian. Kedasih punya selera mobil klasik. Perjalanan ini pasti akan asik."
Kedasih tertawa lepas. Dia memang tidak menyebut hendak menyewa mobil apa kepada kawannya. Dia hanya bilang sediakan mobil yang kuat dan tidak menarik perhatian. Cherokee merah darah yang nampak kokoh dengan aksesoris lampu di bumper, atap dan belakang berjumlah 12 buah ini pasti sangat tidak menarik perhatian.
Keempatnya tertawa terbahak-bahak di dalam mobil. Mobil ini memang buat mejeng anak-anak muda. Di dalamnya penuh dengan aksesoris speaker besar-besar, lampu warna warni, dan layar monitor di mana-mana. Untunglah kaca mobil sangat gelap. Mungkin nyaris 100%. Hanya tersisa sedikit bagian kaca di depan pengemudi saja yang kelihatannya 60%.
Cherokee bergerak memasuki lingkar luar menuju jalan raya Solo. Jalanan lebar dan masih sepi. Sin Liong menekan pedal gas dalam-dalam. Mobil berderum kencang. Menggelegar seperti petir menyambar. Tapi kecepatan tidak banyak berubah. Sin Liong bersiul lagi. Lalu melirik Kedasih yang duduk di sampingnya sambil tak tahan untuk tak tertawa lagi.
"Hahahaha… mobil ini memang untuk pesiar pemuda yang lagi kasmaran dan hendak menembak calon pacarnya yang pemalu. Hahaha!" Kedasih menggerakkan tangannya. Sin Liong mengaduh dan terpaksa menghentikan ketawanya. Sakit. Kedasih mencubitnya dengan serius.
Cherokee merah itu meluncur dengan gagah di jalan tol setelah mengisi penuh tangki bahan bakar. Keempatnya saling bercanda di dalam. Mencoba menikmati perjalanan. Akhir-akhir ini mereka sangat jarang bisa tertawa dan menikmati suasana.
Mendekati 100 km, Sin Liong membelokkan mobilnya memasuki rest area besar di Ngawi. Bahan bakar sudah menipis dan perut mereka sudah keroncongan. Saatnya mobil dan para penumpangnya makan dan minum.
Rest area itu sangat luas. Banyak pilihan untuk beristirahat dan mengisi perut. Sin Liong hendak parkir di depan mesjid besar di bagian tengah rest area. Tapi mendadak memundurkan lagi mobilnya dan berputar cepat menuju sisi lain parkir yang tidak ramai.
"Aku mencium gelagat mencurigakan. 2 mobil di belakang kita mengekor terus kemana kita hendak parkir." Sin Liong membetulkan letak spion tengahnya. Mencoba mengamati dengan lebih teliti.
Raja menengok ke belakang. Dilihatnya Pajero hitam dan Fortuner putih yang dimaksud Sin Liong. 2 mobil dengan kapasitas penumpang cukup banyak. Raja meregangkan ototnya. Pasti setidaknya ada 6 orang yang akan menyerang mereka.
Sin Liong dan kawan-kawannya hanya berdiam di dalam mobil yang masih menyala. Jika para penyerang itu bersenjata api, akan sangat berbahaya bagi mereka dan orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu Sin Liong sengaja parkir jauh di tempat yang sepi dari mobil-mobil parkir lainnya. Pajero hitam dan Fortuner putih itu berjarak sekitar 75 meter dari tempat mereka. Sin Liong terus menatap spion tengahnya.
Pintu mobil terbuka. Seorang wanita turun dengan pakaian ringkas. Mengeluarkan sebuah teropong kecil dan mengarahkannya ke Cherokee merah. Sin Liong dan Raja langsung tanggap. Tangan kiri Sin Liong berada di perseneling mobil sementara kaki kanannya siap menjejak pedal gas dalam-dalam.
Tapi tidak terjadi apa-apa. Wanita itu masuk lagi ke dalam mobil. Entah apa yang dilakukannya. Sin Liong dan Raja tidak tahu siapa wanita itu persisnya karena jarak terlalu jauh dan mereka tidak sempat menggunakan teropong akibat ketegangan yang memuncak dan waktu yang terlalu pendek wanita itu memperlihatkan diri.
Pajero hitam dan Fortuner putih bergerak! Kali ini dengan kecepatan tinggi menuju mereka. Suara ban berdecit-decit kencang. Kaca-kaca mobil terbuka. Memperlihatkan moncong-moncong senjata laras panjang yang telah terkokang.
Sin Liong terkesiap. Dugaannya benar. Pemuda tangguh itu menekan gas dalam-dalam. Membawa Cherokee merah meluncur kencang keluar rest area. Terlalu berbahaya untuk tetap di sini. Para penyerang bersenjata berat dan lengkap.
Cherokee itu melesat di jalan tol yang lengang karena kebanyakan pengguna jalan beristirahat makan siang di rest area sepanjang jalan tol Solo-Surabaya ini. Pajero hitam dan Fortuner putih tidak mau kehilangan jejak. Mereka terus membuntuti dengan kecepatan tinggi. Semua kaca jendela terbuka. Rupanya mereka berniat menyerang habis-habisan.
Sin Liong menghela nafas panjang sambil memacu mobilnya. Cherokee ini memang sudah maksimal. Tidak bisa berlari lebih kencang lagi. Perkiraannya tak lama lagi 2 mobil musuh itu akan menyusul. Sin Liong melirik peta di layar. Exit tol terdekat masih 10 km lagi. Pemuda ini menghela nafas lagi dalam kekalutannya. Berharap sedikit keajaiban.
Terdengar desing pertama tembakan. Pajero hitam itu tak jauh di belakangnya. Sin Liong berusaha semampunya zig zag menghindari sambaran peluru. Kedua mobil penyerang itu sudah berjajar di belakang Cherokee dengan jarak tak lebih 20 meter. Moncong M-16 berkilat-kilat diterpa cahaya matahari. Peluru tajam berhamburan keluar dari magazin.
Sin Liong hanya bisa pasrah sekarang. Pajero itu bahkan sudah menjajari Cherokee. Nampak 2 orang memberondongkan senapan mereka.
"Menunduuukk!!" Sin Liong memperingatkan kawan-kawannya sambil membanting setir ke kanan kiri berusaha keras mengelak.
Tembakan gencar bertubi-tubi dari Pajero hitam telak menghantam samping kiri badan Cherokee merah. Sedangkan dari belakang, muntahan peluru M-16 menghajar habis bagian belakang Cherokee.
_*****