Bursa saham minggu ini dilaporkan terjadi anomali. Harga komoditas baja dua bulan terakhir mengalami kenaikan. Terjadi akumulasi pembelian secara teratur dalam beberapa hari ini. Saham berkode HSCP yang merupakan emiten dari PT. Hurama Surya Cipta Perkasa perlahan turun teratur. Tidak ada alasan pelanggaran aturan bursa pada saham ini sehingga tidak ada alasan untuk alasan untuk memberhentikan sementara aktivitas saham ini.
"Pukul 11.23, kita eksekusi pembelian saham secara massif!" Perintah Kande pada tiga orang timnya. Tiga orang lagi tampak siap siaga di depan komputernya masing-masing dengan headphone yang terpasang dikedua daun telinganya.
"Siapkan kantong-kantong kecilmu, kawan!" Teriak pria setengah baya itu. Nanco, Namanya.
"Tinggal menunggu saja, Tuan. Semua sudah siap sesuai rencana." Terdengar seseorang menyahut dari ujung meja.
"Bagus, Kay. Kau memang gadis cerdas. Semua ini berkat strategimu yang matang." Ucap Nanco pada suara sahutan itu. Ia mengapresiasi hasil kerja gadis itu. Gadis dengan potongan rambut sebahu, berambut lurus warna pirang. Matanya tak belo juga tak sipit. Nyatanya itu menarik siapapun yang melihatnya.
"TInggal satu menit lagi, segera bersiap!" Teriak Nanco lagi mengomandoi timnya.
"Kalian akan segera menjadi miliuner tanpa bayang dalam sekejap, hahaha." Lanjutnya sambal tertawa. Mereka yang berada didepan layar pun saling tersenyum.
"Akan aku sudahi rasanya sulit membeli susu untuk anakku." Kata salah seorang disana.
"Ya, akan kubayar komplotan penagih hutang yang tak sopan itu. Sekalian aku bayar tunai saja kepalanya jika dia mau. Dasar sialan!" kata orang lainnya.
Lagu latar Mission Impossible diputar, rasanya seperti akan balapan liar dengan taruhan harga diri. Mereka yang kini didepannya terpampang layar papan pergerakan harga saham adalah manusia yang benar-benar lapar. Lapar akan karena kesulitan hanya sekedar membayar sarapan dan kebutuhan rutin bulanan.
Beberapa orang, atau mungkin sudah hampir tidak ada cerita kelaparan. Tapi tidak untuk mereka ini. Mereka manusia yang tidak beruntung. Lapar karena tak makan seharian itu sudah jadi peristiwa yang tak aneh. Ditagih hutang adalah kegiatan rutin mingguan. Dihina yang lebih kuat adalah keniscayaan. Sehingga ketika bertemu Nanco dan Kay, mereka seperti bertemu dewa penyelamat yang akan mengeluarkan mereka dari dari kesusahan hidup yang tidak terjadi pada orang umumnya.
Tak butuh waktu lama untuk menjadi pasukan cybernya Nanco dan Kay. Mereka hanya diajari seharian untuk mengetahui cara pakai aplikasi trading saham. Mungkin juga karena terbiasa puasa yang dipaksa keaadaan sehingga otak mereka lebih cerdas untuk menangkap pengetahuan baru untuk dipahami. Tapi mengapa orang-orang ini yang dipilih Kay dan Nanco? Sedangkan masih banyak orang lain yang lebih bersih tampilannya, atau lebih wangi aroma badannya setidaknya.
"Aku ingin menghancurkan para pengusaha bedebah kaki tangan kapitalis keparat. Juga para pejabat brengsek yang mengatasnamakan kesejahteraan rakyat padahal untuk memperkaya dirinya sendiri. Berlagak polos di spanduk menjelang pemilu, berlagak melayani padahal banyak menyimpan misi busuk tersembunyi." Kata Nanco.
"Kay, Ayahmu dulu dijebak para pejabat yang dibelakangnya cukong asing itu. Ini saatnya kau membalas mereka.
"Pasti, Paman." Ucap Kay dengan yakin. Sorot matanya tajam disamping rambutnya yang menjuntai dari ujung dahi ke tulang pipinya.
"Sepuluh detik lagi!" Nanco Kembali berteriak. Ia berdiri dengan tangan kiri berada dibalakang diletakan dibelakang ujung pinggang belakangngnya. Tangan kanannya meremas-remas tanpa sesuatu ditangannya. Tanda ia sedang serius mengamati dengan waspada apa yang dihadapinya.
"Sekarang!" Teriaknya pada anak-anak buahnya yang baru ia rekrut beberapa hari yang lalu.
Bunyi keyboard computer berdetik-detik. Klik mouse computer pun juga. Klik.. Klik.. dengan lagu latar yang menegangkan mereka melakukan tugasnya masing-masing.
"Satu menit lagi tuan! Akumulasi pembelian akan segera mencapai target!" Teriak salah seorang dari mereka. Nanco mengambil handphone dari saku celana dengan tangan kanannya. Ia tampak membuka layar, menuju layar daftar kontak kemudian menyentuh tombol 'call', Magi, nama kontaknya.
"Satu menit lagi, kawan, berikutnya adalah tugasmu." Katanya pada orang yang tersambung jaringan telpon dengannya. Kemudian ia memutuskan panggilan dan Kembali memperhatikan apa yang terjadi di layar-layar yang terpampang itu.
"Selesai!" Teriak Kay.
Pergerakan harga saham HSCP auto reject bawah. Jumlah Lot dari daftar antrian kini mulai bergerak lagi. Tampak semakin mengurang, tanda ada pembelian diharga itu. Semakin berkurang, terus berkuran dari harga batas terbawah itu.
Kini mulai beranjak ke harga berikutnya, harga terbawah tadi kini bergeser ke papan penawaran sebelah kiri yang angkanya berwarna merah. Deretan harga sebelah kanan yang ditandai dengan warna hijau pun kini mulai berkurang lagi, perlahan tapi pasti jumlah lot angka itu semakin berkurang pula. Harga beranjak naik perlahan. Tak berapa lama, pasar mulai panik. Para investor berkedok ritel itu tampak termakan scenario. Terlihat panggilan dari Magi di handphone Nanco.
"Tugasku selesai. Pasar sudah memakan umpan dari kita!" Kata suara Magi yang samar-samar dari speaker handphone Nanco.