BAB 12 ( KE SEKOLAH )
Jolly seketika terkulai lemas, saat melihat jasad Jemmy yang sungguh mengenaskan.
" nona, apakah ini keluarga anda?" tanya seorang petugas
Jolly menggelengkan kepalanya," bukan pak, mohon maaf jika menghambat pekerjaan bapak" ucap Jolly seraya membungkukan tubuhnya
" baik, jika bukan. kami akan membawa jenaza ini" ucap petugas dengan tangannya menutup kembali resleting yang telah ia buka.
Jolly menatap ngeri ketika petugas membawa kantong jenaza yang di masukan ke dalam mobil ambulans .
Jolly tak habis pikir jika Jemmy mati dengan cara yang sungguh tragis.
" apakah Jemmy di serang hewan buas?, tapi kenapa semua badannya masih utuh?,kenapa hanya perut Jemmy yang terkoyak?., apakah ini berkaitan dengan konser pada malam itu?" segala tanya menghampiri dalam benak Jolly.
saat Jolly melihat ambulans yang telah berlalu, Jolly memutuskan untuk kembali ke rumah dengan mengayuh sepedanya.
di depan rumah, ternyata sudah ada Peter yang menunggunya.
Jolly menghampiri mobil Peter , " hei, sudah lama?" tanya Jolly ketika mendapati Peter yang berada di depan pintu rumahnya .
Peter menoleh, " tidak!!, aku baru saja sampai dan hendak menekan bell. Kamu dari mana?" tanya Peter
" oh, aku baru dari hutan Cemara" jawab Jolly
Peter mengerutkan dahinya " hutan Cemara?" tanyanya heran
" ya, ada mayat yang di temukan di sana" jawab Jolly dengan nafas yang sedikit tersenggal Karna baru selesai mengayuh sepedanya .
"oh, sejak kapan mayat itu di temukan?. kamu pastinya tidak tidurkan?" tanya Peter
" ok, kita masuk dulu. nanti aku ceritakan" ajak Jolly seraya membuka pintu rumahnya
sesampai di dalam rumah,.
" mau minum coklat?" tanya Jolly kepada Peter
" boleh" jawab peter, yang kemudian duduk di kursi ruang makan.
"ok tunggu sebentar" jawab Jolly, lalu pergi memanaskan air
setelah beberapa menit, Jolly kembali dengan membawa 2 gelas coklat panas .
" thank you" ucap peter ketika Jolly menaruh coklat panas yang masih mengepul di depan Peter.
Jolly tersenyum, " oh ya, semalam Lucy kesini" Jolly membuka pembicaraan
" jam berapa?" tanya Peter
" jam 2 atau jam 3 dini hari" jawab Jolly mengira-ngira
" apa yang dia lakukan?. apakah dia baik-baik saja?" tanya Peter sembari menyeruput coklat panasnya
Jolly terdiam selama beberapa detik, menimbang apa yang akan dia ceritakan dengan apa yang terjadi di rumahnya tadi malam.
" hei, all be ok?" tanya Peter
" oh sure Peter!!,all be ok , tapi semalam Lucy datang dengan tubuh yang berlumuran darah" jawab Jolly dengan tangan yang terlihat gemetar .
Peter mulai mendekatkan wajahnyanya ke arah Jolly, menatapnya dengan tatapan serius," apakah terjadi sesuatu semalam?" tanya Peter
Jolly terlihat ragu, " Hmmm,,, entahlah mungkin semalam, aku terlalu banyak berpikir. semalam.. Lucy, mmm .... di mulutnya ....mengeluarkan gigi-gigi... yang runcing dari mulutnya ..." jawab Jolly dengan terbata
Peter memundurkan wajahnya dari arah Jolly," bisa jadi kamu terlalu banyak berpikir" sergah Peter dengan cepat.
" ya!!. Mungkin saja" jawab Jolly
" baiklah. sekarang kamu harus mandi dan kita berangkat ke sekolah" ucap Peter .
" baik!!,tunggu sebentar" ucap Jolly seraya beranjak dari duduknya.
kini Jolly berlari menaiki tangga menuju kamarnya. sesampai di kamar, Jolly menuju kamar mandi lalu mandi .
Peter memandang di sekeliling dapur, namun ia merasa ada yang lengket di bawah sepatunya. peter pun mengangkat kakinya untuk di lihat.
dan di bawah alas sepatunya, ada bekas darah yang belum mengering. dengan raut keheranan Peter mulai membungkukan tubuhnya lalu menoleh ke kolong meja.
" owh... kenapa ada bekas darah di bawah sini?" guman Peter beranya.
"ayo!!,kita berangkat" ucap Jolly yang tiba-tiba datang dari arah tangga.
Peter yang kaget, membuat kepalanya terbentur meja yang berada di atas kepalanya,"owh...shiiiittt" pekik Peter seraya mengosok kepala yang terasa sakit
" kau sedang apa?" tanya Jolly ketika ia melihat kekasihnya, yang mengeluarkan kepalanya dari kolong meja
" nothing!!" jawab Peter singkat dengan tangan yang sibuk mengosok- gosok kepalanya.
" ayo jalan" lanjut Peter mengajak
Jolly mengangguk, mereka berdua kemudian berjalan menuju ke luar ruangan.
"jangan tanya masalah darah yang berada di bawah kolong, aku takut jika Jolly akan kepikiran"batin Peter
mereka berdua kemudian melaju ke arah sekolah.
sesampainya Jolly dan Peter di sekolah, mereka berdua bergegas turun dari mobil. Tampak sekolah sudah mulai terlihat ramai .
Peter mengantar Jolly ke kelas, " jangan terlalu banyak berfikir. sana masuk!!" ucap Peter seraya tangannya mengelus kepala Jolly
" Lucy??" ucap Jolly tiba-tiba
terlihat, seorang wanita sexy berjalan dari arah koridor. Ia menggunakan kaca mata hitam dan jaket yang memiliki penutup kepala.
seketika membuat Peter menoleh ke arah wanita yang di sebut oleh Jolly. Kemudian Peter mengalihkan pandangannya Kembali kepada Jolly, " Nah !!. Sekarang percaya? . Bahwa wanita liar itu baik-baik saja?" ucap Peter
"s**emalam Lucy terlihat tidak baik-baik saja. apakah benar aku sedang berimajinasi?. oh sepertinya aku butuh untuk ke D**okter " batin Jolly tak percaya melihat Lucy yang jauh terlihat lebih cantik pada saat ini di banding semalam yang ia lihat.
" hei Jolly, kau mengabaikanku lagi?" pekik Peter dengan tangannya di lambaikan ke wajah Jolly
" oh... iya maaf Peter" kaget Jolly seraya menjawab
Lucy berjalan ke arah Jolly dan Peter yang berdiri di samping pintu, " hello Jolly. oh, hello Peter!! " sapa Lucy
"hai!!" jawab Peter dengan satu tangan di angkat melambai
" hai Lucy!!" ucap Jolly seraya tersenyum
" apakah kalian hanya berdiri saja di sini?" tanya Lucy
" tidak, aku ingin pergi. ya sudah Jolly, aku akan ke kelas bye!!" ucap Peter kemudian berlalu
Jolly memperhatikan Lucy yang nampak segar bugar, tampaknya Lucy tidak mengalami trauma. ia tampak ceria seperti biasa.
" hei Jolly, kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Lucy dengan alis di kerutkan
"oh tidak apa-apa. ayo masuk!!" ajak Jolly
Lucy tersenyum, " ayo!!" jawabnya kemudian mengandeng tangan Jolly
wajah Jolly nampak seperti orang yang linglung, seperti raganya tidak berada di dalam jasadnya. seakan-akan pikirannya jauh berkelana.
setelah mereka duduk, dan tak lama pelajaran di mulai. Jolly hanya memperhatikan Lucy, Jolly tidak fokus dengan apa yang guru jelaskan di depan Sana, Jolly hanya terfokus dengan Lucy yang dengan santai dan seperti tidak terjadi apa-apa .
setelah pelajaran selesai, Jolly mengajak Lucy ke Kantin. namun Lucy menolak, " maaf Jolly. aku sedikit sensitif dengan cahaya. sepertinya kau harus belajar makan sendiri" ucap Lucy ketika Jolly mengajaknya makan .
" ok baiklah, aku akan pergi sendiri" Jolly pun beranjak dari tempat duduknya
saat hendak keluar dari kelas , Jolly membalikkan badannya dan berlari ke arah lucy, " Lucy!!, apakah kau sehat?. apakah kau tidak merasakan sesuatu?" tanya Jolly kepada Lucy. Karna Jolly sungguh penasaran dengan keadaan Lucy.
Lucy mengadahkan wajahnya ke arah Jolly, " apakah aku terlihat seperti orang sakit?. aku baik-baik saja Jolly " jawab Lucy
Jolly terdiam beberapa dekit, " syukurlah jika kau baik-baik saja. mungkin aku yang kurang banyak minum obat" guman Jolly
" kamu minum obat?, apakah kau sakit?" tanya Lucy
" oh.. tidak, aku tidak sakit. kalau begitu aku pergi dulu ya" ucap Jolly kemudian meninggalkan Lucy dengan tanda tanya yang masih berada di pikirannya.