BAB 15 ( AKIBAT MATAHARI )
setelah membersihkan tubuhnya, Lucy merebahkan tubuhnya di atas kasur.
setelah ia memakan 4 jiwa, membuat Lucy rasanya ingin berhibernasi untuk mengumpulkan tenaganya.
lucy pun memilih untuk tidur kembali. Kini Lucy sudah tertidur dengan lelapnya.
****************
mentari pun menyapa,.
"Aaaawwww shiiitt!!!! " pekik Lucy yang kaget ketika wajah dan tubuhnya terkena sinar matahari yang masuk melalui sela-sela ventilasi dan jendela pada kamarnya.
Lucy seketika beranjak menghindari matahari dan mencoba menutup tirai jendelanya.
Lucy kemudian berlari menuju ke arah cermin, " oh...Tidak!!. apa yang terjadi pada wajah dan kulitku?" guman Lucy terlihat panik ketika melihat wajahnya di cermin .
kini,separuh wajahnya telah melepuh dengan sebagian lengannya juga ikut melepuh.
" matahari sialan, apa yang kau lakukan dengan kulitku ini?" pekik Lucy seraya beranjak ke kamar mandi.
lucy terlihat bingung dengan apa yang ia alami, di dalam bathup ia terdiam, ia baru teringat bahwa ia harus membawa Jolly ke air terjun.
" apa yang harus aku lakukan?, tidak mungkin aku berjumpa dengan Jolly dengan kondisi tubuhku seperti ini" guman Jolly yang sedang berada di dalam bathup
kring...kring... ( ponsel Lucy berdering)
seketika Lucy beranjak dari bathup, kemudian menuju ke arah ponselnya yang berdering.
" Hallo dear!!" ucap Lucy ketika panggilannya terhubung
(apakah kau jadi kesini?) tanya Jolly di sambungan telfon
" yah... tunggu aku, mungkin sedikit telat" jawab Lucy
(ok.. im waiting you, see you Lucy ) ucap Jolly
" ok dear, see you too Jolly " jawab Lucy seraya mengakhiri panggilan telfonnya.
Lucy bergegas untuk bersiap, ia mengambil jaket tebal dengan tudung, celana jeans yang panjang dan juga masker penutup mulut. setelah itu Lucy beranjak dari kamarnya.
" good morning dear!! " ucap ibu Lucy ketika melihat Lucy yang keluar dari kamarnya.
" good morning too mom" ucap Lucy menjawab sapaan ibunya
" oh..dear!!, are you sick?" tanya ibu Lucy khawatir.
" no mom, aku hanya sedikit pilek " jawab Lucy
" apakah kau ingin Momy membawamu ke dokter?" tanya ibu Lucy
" tidak perlu !!. oh ya mom, aku sedikit buru-buru. aku harus segera pergi " ucap Lucy yang hendak beranjak
" hei, you don't kiss me?" ucap ibu Lucy seraya menyodorkan pipinya ke arah Lucy
Lucy yang melihat hal tersebut, seketika memutar bola matanya ," come on mom, aku bukan anak kecil. ummccahhh" ucap Lucy seraya membalikkan badannya kemudian mencium ibunya dengan menggunakan masker yang menutupi mulutnya.
ibu Lucy tersenyum, " ok..hati-hati di jalan" ucap ibu Lucy
" ok mom, aku berangkat " ucap Lucy seraya berlalu
di luar rumah, Lucy memakai kaca mata hitam. kedua telapak tangannya di masukan ke dalam saku celananya kemudian menyebrangi jalan kemudian melewati hutan.
" kemana aku harus menemukan mangsa?. agar kulitku yang melepuh ini bisa kembali normal?" guman Lucy
Lucy teringat dengan pria yang semalam melecehkannya, dengan cepat Lucy melompat ke atas pohon lalu melompat dari dahan ke dahan menuju ke tempat semalam.
saat tiba di lokasi, ternyata mayat mereka masih tergeletak begitu saja. Karna belum ada yang menemukan mayat mereka.
Lucy kemudian meloncat dari pohon untuk menghampiri mayat-mayat tersebut.
saat mendekati mayat-mayat tersebut, ternyata Lucy malah jijik dengan keadaan mayat yang telah di keremuni semut dan lalat.
Lucy mengibas-ngibasnya tangannya di depan wajahnya," owh, ternyata mereka sudah tidak segar lagi" guman Lucy
Lucy kemudian beranjak dari tempat tersebut. Lucy kemudian meloncat kembali ke pohon, seraya mencari target yang akan ia mangsa, demi menyembuhkan kulitnya yang terbakar akibat kecerobohannya yang tidak menutup tirai jendela saat ia tidur.
****************
Di tempat Jolly,.
Jolly menunggu kedatangan Lucy dengan tidak sabar, terlihat Jolly hanya dapat mondar-mandir tak menentu di depan televisi.
" sudah jam begini, kenapa Lucy belum muncul juga?. apakah dia sakit atau sedang ada masalah?" guman Jolly seraya menaruh ponselnya di dagu seraya berpikir.
karena lelah menunggu, Jolly memutuskan untuk membuat makanan Karna ia belum sarapan.
Jolly berjalan menuju dapur. sesampainya di dapur, Jolly menuju ke arah kulkas. Saat Jolly membuka kulkas, Jolly teringat dengan kejadian Lucy yang memakan daging mentah yang ada di dalam kulkas tersebut.
Jolly terpaksa mengurungkan niatnya untuk membuat makanan, Karna melihat daging yang berada di dalam kulkas membuat perut Jolly sudah terasa mual Karna mengingat kejadian malam itu.
Dengan terpaksa, Jolly hanya menggambil roti tawar dan selai. Lalu menutup pintu kulkasnya kembali. Jolly kemudian duduk di kursi lalu menikmati rotinya.
kring...kring...kring.. ( ponsel Jolly berdering )
" hello Lucy" jawab Jolly ketika panggilannya terhubung
( dear, aku minta maaf. hari ini aku tidak bisa, alergi di kulitku sangat parah.) ucap Lucy di seberang telfon
" kamu harus banyak istirahat Lucy. Aku akan menjenggukmu" ucap Jolly
(tidak perlu dear, Karna ibuku sedang membawaku ke dokter kulit) Jawab Lucy
" oh .. ok, semoga kau cepat sembuh ya.." ucap Jolly
Jolly kemudian memutuskan sambungan telfonnya
"mmm... apa yang harus aku kerjakan jika bolos sekolah seperti ini?" guman Jolly berpikir
*******
Di tempat Lucy ,.
Lucy kini duduk di atas pohon seraya menyenderkan punggungnya di batang pohon, dengan wajah di tekuk karena kesal.
" haaaa... sial, padahal aku sudah janji pada Jolly. kasihan kan dengan wanita cupu itu jika ia harus bolos sekolah Karna diriku " pekik Lucy menyalahkan dirinya.
Lucy menikamti angin yang datang menerpa dirinya, (entalah sejak kejadian malam itu, aku lebih nyaman berdiam diri di hutan) batin Lucy seraya memejamkan matanya.
(padahal semalam, aku sudah memakan 4 jiwa. namun kenapa penyembuhan di kulitku sangat lah lambat?, sedangkan pisau yang mengores leherku saja bisa sembuh dengan cepat) batin Lucy kepikiran dengan luka melepuh akibat sengatan matahari yang ia terima secara langsung.
"haaa!!, lebih baik aku tidur saja. siapa tahu dengan begitu, kulitku akan sembuh." guman Lucy
******
hari sudah siang di tempat Jolly,.
Ding...Dong ... ( bunyi bell di rumah Jolly )
Jolly yang mendengar bunyi bell , seketika berlari menuju pintu. dengan cepat meraih knop pintu yang berada di hadapannya.
krreeekk ( bunyi pintu terbuka )
di depan pintu telah berdiri Peter yang bercekak pinggang, " kenapa kamu tidak ke sekolah hari ini?. Apakah kau marah?" tanya Peter ketika melihat Jolly membuka pintu
" oh, bukan begitu. aku..aku, sedang tidak enak badan" jawab Jolly memberi alasan.
" oh begitu, sini dahimu" ucap Peter
Jolly menyodorkan kepalanya ke arah Peter, dengan cepat Peter meraba dahi Jolly.
" kau kurang istrahat, ayo ikut aku" ucap Peter seraya mengajak Jolly
" kemana?." tanya Jolly
" sudah, ikut saja " ucap Peter seraya menarik tangan Jolly
" hei tunggu, aku belum mengunci pintu" ucap Jolly
Peter melepaskan genggamannya, " sana kunci dulu!!" ucap Peter
Jolly kemudian dengan cepat mengunci pintu rumahnya.
Jolly dan Peter kini berada dalam mobil.
" kau tahu?. di hutan sangat berbahaya, kenapa kau pulang dengan Lucy melewati hutan?" tanya Peter membuka pembicaraan
" mmm .. Karna ingin mencari suasana yang baru, dan di hutan ternyata sangat sejuk dan sangat indah " jawab Jolly dengan tersenyum
Peter melirik Jolly sekilas, " sepertinya , aku harus melarangmu untuk berteman dengan lucy" ucap Peter dengan matanya yang kembali menatap jalan.
" ha.. kenapa?" tanya Jolly seraya menoleh ke arah Peter yang sedang menyetir
" sejak kau berteman dengan Lucy, tingkahmu menjadi aneh Jolly. Sejak aku mengenalmu, kamu tidak pernah bolos sekolah. Namun sejak kau berteman dengan Lucy, kau bahkan berani untuk bolos sekolah. kayanya Lucy membawa pengaruh buruk terhadapmu" cerca Peter memarahi kekasihnya.
" kenapa kau menyalahkan orang lain Peter?. aku yang tidak enak badan dan kau malah menyalahkan Lucy" pekik Jolly
" memang kenyataannya begitu, kau berubah sejak kenal dengan Lucy" sela Peter
Jolly terdiam, Jolly tak mau berdebat dengan kekasihnya karena mereka Baru saja baikkan.
" kenapa diam?" tanya Peter
Jolly menoleh, " mau kamu apa Peter?. aku diam salah, aku menjawab, aku di sudutkan. jika kau mengajakku hanya untuk bertengkar , lebih baik turunkan aku di sini " pekik jolly
" nah, kamu jadi membangkang kan?. yah sudah jika kamu ingin turun di sini, dengan senang hati aku akan menurunkanmu" ucap Peter
Peter kemudian menepikan mobil di bahu jalan, " sana turun..!!" ucap Peter nyaring
Jolly menatap ke arah Peter dengan tatapan jengkel, Jolly kemudian keluar dari mobil Peter seraya membating pintu mobil Peter dengan kuat.
Braakk!! ( Jolly membating pintu ketika menutup pintu )
mobil Peter seketika melaju meninggalkan Jolly di bahu jalan sendirian.
" pria sialan" pekik Jolly