Chereads / Sang Iblis Pemangsa / Chapter 4 - 1.4

Chapter 4 - 1.4

BAB 4 ( TIKET KONSER )

ke esokan paginya di sekolah,.

keadaan di sekolah tampak seperti biasa, siswa dan Siswi yang berlalu lalang dengan sesekali bercanda bersama beberapa teman mereka.

dan kadang-kadang para murid tertawa dengan teman satu dengan teman yang lainnya.

kini Jolly terlihat melangkahkan kakinya seraya menundukan kepalanya.

hal tersebut sering ia lakukan karena Jolly tidak mempunyai kepercayaan diri untuk memperlihatkan wajahnya.

" Hee,, sini kamu cupu sialan" seseorang menarik tangan Jolly dengan tiba-tiba .

Jolly yang merasa tangannya di tarik dengan kasar, seketika menundukan kepalannya. Jolly tidak berani menatap wajah pria yang menarik tangannya dengan kasar tersebut.

" maaf, ada apa?" tanya Jolly dengan suara bergetar dengan kepala tertunduk.

" heee cupu j4l4ng, beraninya kamu mengganggu kesenanganku waktu itu?" teriak Jhon dengan suara yang terdengar nyaring

Jhon yang emosi melihat Jolly yang berdiri di hadapanya hendak menampar Jolly.

Jolly yang melihat tangan Jhon yang terangkat, sontak membuat Jolly menutup matanya .

" Apa yang ingin kau lakukan kepada wanita ku ha?" ucap Peter menahan tangan Jhon yang ingin menampar kekasihnya.

" ajarkan l0nt3 mu itu ,agar jangan suka mengganggu dan ikut campur kesenangan orang lain " ucap Jhon dengan menepis tangan Peter dari pergelangannya.

Peter melihat ke arah Jolly " apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Peter dengan pandangan menyelidik kepada Jolly.

" aku...aku tidak tahu , tiba-tiba Jhon datang menghampiriku. lalu ingin memukulku " ucap Jolly dengan suara bergetar seraya melirik ke arah Jhon

" sialan!!, kau mengacaukan kencanku dengan Lucy saat pertandingan basket tempo itu. Aku baru mau membuat perhitungan kepadamu, Karna baru melihatmu " ucap Jhon membentak

Jolly yang mendengar hal tersebut seketika mengangkat wajahnya kemudian menatap ke arah Jhon ," aku tidak tahu!!, jika kau sedang berkencan dengan Lucy pada saat itu " ucap Jolly mencoba memberi penjelasan.

" sudah, aku biarkan masalah ini selesai. jika suatu saat kau menggangguku lagi, aku tidak akan segan-segan mematahkan lehermu. mengerti? " ancam Jhon, kemudian beranjak dari hadapan Jolly dan Peter .

Peter menghampiri Jolly yang terlibat sedang ketakutan , " kau tidak apa-apa?" tanya Peter seraya meraih tubuh Jolly lalu memeluknya.

" terima kasih Peter, kau datang di saat waktu yang tepat . jika tidak, aku mungkin telah di hajar oleh Jhon " ucap Jolly menatap Peter dengan tubuh yang bergetar.

" ayo, aku antar kamu ke kelas" ucap Peter seraya menggandeng tangan Jolly

mereka berjalan menelusuri koridor dengan bergandeng tangan.

" apakah hari-harimu menyenangkan?, saat aku tidak bersamamu?" tanya Peter membuka pembicaraan

" yah!!, aku sangat senang, karena aku bisa menjadi dekat dengan Lucy " jawab Jolly

Peter menghentikan langkahnya lalu bertatap dengan Jolly, " Dear, listen to me!!, aku tidak melarang kamu untuk bergaul , bahkan aku senang jika kau mempunyai teman. tapi jangan terlalu dekat dengan Lucy " ucap Peter dengan satu tangannya memegang pipi Jolly.

" tapi Lucy sungguh baik Peter" jawab Jolly meyakinkan Peter.

"yeah I know!!, Lucy itu baik. Sungguh aku tidak melarang, jika kamu berteman dengannya. Hanya saja jangan terlalu dekat" ucap Peter

" baiklah sir, aku akan melaksanakan perintah tuan!! " ucap Jolly sambil menghormat ke arah Peter.

mereka kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke kelas .

sesampainya di depan kelas , Peter mengecup kepala Jolly seraya berpamitan .

Karna Peter adalah kakak kelas dari Jolly dan juga sebagai pengurus OSIS, jadi mereka berbeda kelas.

Jolly menuju ke arah mejanya , ternyata Lucy belum tiba. Jolly kemudian menaruh tasnya di atas meja. kemudian mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.

[ apakah hari ini kamu tidak sekolah? ] tanya Jolly melalui pesan singkat

tak lama, Jolly menerima sebuah notif. Dengan cepat ia membacanya.

[ aku pergi dear, cuma aku sedikit telat. see you..!! ] balas Lucy

Jolly tak menjawab pesan Lucy. Jolly kemudian menyimpan ponselnya kembali ke dalam tas yang berada di hadapannya.

untuk menghilangkan suntuk, Jolly mengambil sebuah buku dan kemudian membacanya.

" jollyy!!!" terak Lucy berlari menghampiri Jolly seraya memeluk Jolly yang sedang membaca .

" hei!!, apa-apaan ini?. kau kelihatan sangat gembira, apakah kau sedang mendapatkan jackpot?" tanya Jolly , seraya tangannya memegang tangan Lucy yang memeluknya.

" hei!!, kau tahu?. aku punya ini!!" ucap Lucy dengan girang , seraya menunjukan 2 kertas yang di goyang-goyangkan di depan wajah Jolly.

Jolly mengerutkan alisnya " karcis apa itu?" tanya Jolly bingung, Karna melihat tingkah Lucy yang sangat terlihat gembira.

" tiket konser Jolly, aku membelinya. satu untuk kamu dan satu lagi untuk aku " ucap Lucy seraya memberikan satu lembar kertas kepada Jolly

Jolly menerima kertas yang di berikan oleh Lucy kepadanya, " ini tiket konser apa ? " tanya Jolly seraya melihat tulisan yang tertulis pada tiket tersebut.

" owh Jolly , ini band ternama, mereka akan mengadakan konser amal. dan jadwalnya akan di adakan Minggu malam ini" ucap Lucy menjelaskan dengan semangat.

" apakah kau membelikan tiket ini untukku?" tanya Jolly

" yah!!, aku membelikannya untukmu, aku ingin kamu menemaniku dan kita bisa nonton berdua. bukan kah itu seru?" ujar Lucy dengan mata berbinar.

" ok baiklah!!, aku juga tidak pernah menonton konser, mungkin ini adalah waktunya untukku bersenang-senang" sahut Jolly.

" sure!!. kau harus mengenal dunia luar, agar pengalamanmu makin bertambah" sergah Lucy lalu beranjak menuju ke tempat duduknya

Jolly hanya melihat tingkah Lucy yang selalu bersemangat di setiap saat. Ia selalu kagum dengan Lucy yang terlihat sangat aktif, tanpa ada rasa lelah di raut wajahnya kala dia melakukan aktivitas.

beberapa saat kemudian , guru memasuki ruang kelas . dan pelajaran akan di mulai .

setelah belajar mengajar usai , Jolly dan Lucy berjalan keluar kelas.

ternyata Peter sudah menunggu Jolly .

"oh Jolly, kekasihmu sudah menunggu. aku pergi dulu ya!! " ucap Lucy melambaikan tangannya kemudian berlalu

" kelihatan sangat akrab!!" ujar Peter saat melihat Lucy yang berlalu

" yah!!!, seperti yang kau terlihat " Jawab Jolly

" ayo!!!, kita makan bersama. sudah beberapa hari ini, aku tidak makan denganmu " ajak Peter

Jolly mengangguk, seraya menyodorkan tangannya ke arah Peter untuk Peter menggenggamnya.

setelah bergandengan tangan, mereka berdua kemudian menuju ke arah Kanti.

" Peter, aku ingin meminta ijin kepadamu" ucap Jolly membuka pembicaraan ketika mereka sedang makan.

Peter yang mendengar, menghentikan sendoknya. lalu menatap ke arah Jolly " katakan" ucap Peter

" malam Minggu nanti, aku dan Lucy akan menonton sebuah konser amal" ucap Jolly

" dimana? . jika di BAR aku tidak mengijinkannya" ucap Peter tegas.

" aku tidak tahu, konser tersebut di gelar dimana. Tapi Lucy sudah membelikan tiket untukku" ucap Jolly menjelaskan

" nanti aku pikirkan , sekarang makanlah. waktumu sedang bersamaku, tidak perlu berbicara tentang hal yang tidak menyangkut hubungan kita" tegur Peter seraya melanjutkan makannya

" maaf, aku hanya meminta ijin padamu " ucap Jolly, dengan tangan yang sibuk mengaduk minuman di gelasnya.

selesai makan , Peter mengantarkan Jolly pulang.

" hati-hati ya" ucap Jolly

" kamu juga harus hati-hati, Karna kamu sendirian di rumah. i love you" ucap Peter seraya mengecup bibir Jolly

Jolly membalas kecupan Peter , mereka bercumbu beberapa menit yang akhirnya saling melepaskan.

Jolly keluar dari mobil Peter.

" aku pergi!!" ucap Peter di balik jendala mobilnya.

" ok, see you!! " ucap Jolly dengan tangannya yang melambai di balik jendela.

Peter menaikan kaca mobilnya, kemudian ia pun berlalu meninggalkan halaman rumah Jolly.

Jolly melihat mobil kekasihnya yang beranjak hingga menghilang .

Jolly kemudian masuk ke dalam rumahnya .Sesampai di dalam rumah, Jolly beranjak menaiki tangga menuju ke arah kamarnya.

sesampai di dalam kamar, Jolly membuka pakiannya lalu menuju ke kamar mandi.

Jolly kemudian pergi ke arah bathup, lalu ia merendam tubuhnya ke dalam bathup yang berada di hadapannya.

Jolly kemudian meraih aerphonenya, lalu ia selipkan ke telingannya.

dengan mendengarkan lagu melalui earphone , membuat mata Jolly memberat, akhirnya Jolly pun terlelap.

********

gedung di hadapan Jolly terlihat merah, di bagian tembok bangunan tersebut, Jolly melihat banyak darah yang mengalir dari sela-sela tembok pada bangunan tersebut.

Di dalam bangunan tersebut, ternyata ada Lucy dengan tatapan kosong seraya menyeringai ke arah Jolly, dengan badannya yang telah di penuhi oleh darah.

" Lucy!!!. apakah itu kau?" teriak Jolly memastikan

" keluar dari gedung itu Lucy" Jolly yang mencoba mendekati gedung yang berada di hadapannya.

ketika Jolly hendak mendekati gedung tersebut, Lucy menatapnya tajam .

" Jolly, pergi!!. jangan me-"

KRAAAKKK!!! ( bunyi Sayatan )

"Aaaaaa!!!!"

teriak Jolly histeris seraya menutup wajahnya dengan tangannya , ketika ia dapat melihat seseorang telah menggorok leher Lucy tepat di hadapannya .

darah itu menyemprot dari tenggorokan Lucy, tubuh Lucy seketika ambruk ke tanah. kini Lucy terlihat kejang-kejang seperti ayam yang baru saja di sembeli . dari mata Lucy, Jolly melihat tatapan itu kosong.

"Lucy, tidak!!. Lucy!!!!" teriak Jolly seketika terbangun.

"Arrrggghhh" kaget Jolly dengan Nafas yang ngap-ngapan .

ha..ha..ha .. (suara nafas )

" oh... sh!!!!tt!!!, ternyata cuma mimpi" pekik Jolly seraya menggosok wajahnya kasar saat terbangun dari mimpinya.

Jolly beranjak dari bathup , kemudian mengambil handuk yang tergantung.

Kemudian ia beranjak dari kamar mandi menuju ke arah lemari pakaiannya. setelah memakai baju, Jolly menuju ke arah meja rias.

" apa yang sedang aku mimpikan di siang bolong begini?" guman Jolly seraya menongka dagunya dengan tangan di atas meja rias dengan pikiran yang rancu.

" owh.... mimpi sialan, buat aku jadi memikirkan sesuatu yang tidak masuk akal" pekik Jolly dengan tangannya meraih cream wajah yang berada di hadapannya.

setelah memakai cream, Jolly menuju ketempat tidurnya.

di atas tempat tidur, dengan tatapan tanpa nalar menatap langit-langait, Jolly terus memikirkan tentang mimpi yang menghampirinya. sehingga, matanya tidak dapat terpenjam kala ia mencoba untuk tidur.