Sepuluh menit telah berlalu hingga akhirnya Dion memutuskan untuk menemui Shafeeya di pantry . saat dia berdiri tepat di depan pontu dengan kedua tangan dilipat kedepan, Resty, Fifi dan Jaya langsung menundukkan kepala mereka.
Dion mendekati mereka dengan wajah garangnya. Pandangannya sangat mendominasi hingga mereka tak berani menatap mata elangnya, sejenak dia melihat sekelilingnya namun tak nampak Shafeeya disana.
" Dimana Office Girl baru tadi?" tanya Dion kepada mereka bertiga
Namun ketiganya tampak bungkam dan tak berkata sepatah katapun kepada Dion. Ditatapnya wajah mereka satu persatu seakan mereka menyembunyikan sesuatu hingga akhirnya Dion akhirnya duduk dikursi makan yang biasanya mereka gunakan untuk menikmati makan siang atau sekedar berkumpul saat santai.
Tok..tok..tok
Jati-jari tangan dion terdengar bermain diatas meja.satu detik dua detik hingga lima detik akhirnya Dion sudah mulai hilang kesabarannya.
" Kenapa kalian diam saja? Dimana gadis yang bernama Shafeeya Qirani ? Kenapa sampai sepuluh menit dia bekum juga mengantarkan kopi yang sudah aku pesan?" ucapnya dengan menatap mereka dengan mata elangnya.
Jaya tetlihat menyikut Fifi dan Fifi menyikut Resty hingga akhirnya mereka tetlihat saling sikut menyikut membuat Dion memincingkan sebelah matanya.
" Kenapa dengan kalian? Apa yang terjadi dengannya hingga kalian terlihat seperti menyembunyikan sesuatu dariku." Ucap Dion dengan tatapan penuh curiga.
" Kalian tak mau mengatakan ?" tanyanya kembali
Sungguh mereka tak bisa untuk terus diam saja, saking paniknya Resty akhirnya berbicara
" Maaf kan kami Pak Dion Fee tak mau mengantarkan Kopi Bapak Ke Ruangan Pak Dion." Jawsb Resty dengan cepat
Dion tampak kaget mendengar apa yang dikatakan oleh Resty, kenapa Fee tak mau mengantarkan kopi ke Ruangannya pikirannya kini dipenugi dengan tanda tanya.
" Kenapa dia tak mau mengantarkan Kopi itu ke Ruanganku?" tanyanya heran
" Ini semua kesalahan kami Pak, kami tak sengaja menyinggung perasaannya." Ucap Fifi kemudian
" Bisa jelaskan kenapa dia bisa sampai tesinggung?" tanyanya dengan melipat kedua tangannya kedepan
Kini Fifi yang menjelaskannya kepada Dion
Flash back On
Saat mereka tengah asyik membahas Dion yang pertama kalinya mrnginjakkan kakinya ke Pantry jelas mereka tampak heran dan aneh bahkan bukan hanya mereka saja semua karyawan yang ada di lantai Lima tampak heran karenanya.
Ini terasa aneh karena saat masuk Dion tampak sedang memperhatikan Fee dan tiba-tiba saja dia meminta Fee membuatkan Kopi susu untuk Dion karena biasanya Dion hanya mau meminum kopi buatan Fifi atau Resty tapi ini benar-benar aneh betapa tidak, saat itu Dion meminta kopi susu kepada Fee yang baru beberapa jam saja bekerja jadi Office Girl bukankah itu terlihat aneh? Hingga akhirnya mereka berceloteh yang akhirnya membuat gadis itu merajuk dan tak mau membuatkan kopi dan mengantarkannya ke Ruangan Dion.
" Kalian kenapa menatapku seperti itu?" tanyanya dengan grogi
" Aku merasa sama Pak Dion saat ini, sepertinya dia mengenalmu sebelumnya." Ucap Fifi dengan menatap wajah Shafeeya .
" Kamu jangan bicara ngada-ngada deh Fi, mana mungkin Pak Dion itu mengenal dirinya yang baru bekerja sehari." Bela Resty yang diangguki oleh Jaya saat itu.
" Resty benar Fee mana mungkin Pak Dion mengenal Fee yang hanya Office Girl seperti kita disini, apa tak ada wanita cantik yang mendekati dia saat ini?" ucap Jaya dengan terkekeh
" Kau benar Jay Pak Dion mana mungkin punya selera rendah seperti kita ini." Ucap Resty menambahi.
" Fee jangan sampai bermimpi menjadi cinderela hanya karena Pak Dion tiba-tiba kesini dan menyuruhmu membuatkan kopi untuknya." Cibir Fifi dengan terkekeh
" Benar Fee, aku heran saja dengan Pak Dion yang tiba-tiba kesini lalu memintamu membuatkan kopi untuknya, biasanya juga tak mau minum kopi selain buatan kami berdua." Celetuk Resty
" kalau benar-benar Pak Dion suka pada pandangan pertama denganmu apa yang kamu lakukan Fee? Bukankah kesempatan yang bagus buatmu untuk menjadi istri seorang CEO muda seperti mereka hingga kamu tak perlu lagi bekerja. " cibir Jaya dengan nada tawanya yang akhirnya diikuti oleh Resty dan Fifi dengan tertawa mendengar penuturan Jaya
Sungguh saat itu Fee sudah hampir menangis dan tak bisa menerima apa yang sudah mereka katakan tentangnya.untung saat ini tak ada satupun dari mereka yang mengetahui tentang hubungannya antara Dion, Alan dan juga wasiat Emak Tonah saat itu.
Awalnya saja sudah begini apalagi kalau mereka tau sudah pasti dia habis kena serangan netizen
Fee menghentikan untuk membuatkan Kopi susu pesanan Pak Dion, dia lalu menaruh sendoknya diatas meja.
" Loh kenapa Fee? Kok kamu belum buatin kopi?" tanya Resty dengan memandang wajah Fee
" Kalian saja yang buatkan dan antarkan kopinya kedalam Ruangannya, aku tak mau kalian berpikir macam-macam kepadaku saat ini, karena aku disini niatanku Cuma bekerja bukan mencari kesempatan untuk menebarkan pesona kepada Pak Dion." Ucap Fee yang sedang memendam kekesalannya lalu dia melenggangkan kakinya keluar.
Melihat Fee yang tampak marah mereka pun sedikit tercengang ketika dia mulai tersinggung yang awalnya mencibir dengan candaan yang tak sengaja mereka lontarkan membuat Gadis itu benar-benar tersinggung dan juga mulai tak mood lagi untuk melakukan perintah Oak Dion dan akhirnya dia memilih untuk pergi dari Ruangan itu.
Flash Back Off
Kini Fifi dan dua temannya kini hanya bisa tertunduk dan tak mampu berucap depatah katapun karena saat ini mereka merasa bersalah dengan Shafeeya.
Mendengar itu Dion tampak berpikir itukah alasannya dia tak mau menerima tawaran posisi yang bagus yang diberikannya kepadanya saat ini , dia bisa menilai sendiri jika posisinya sebagai Office Girl saja dia sudah mendapatkan cibiran dari temannya dan salah satu alasan Shafeeya adalah dia tak mau tau hubungan dantara dirinya dan alan diketahui banyak orang.
Dion hanya terdiam sejenak lalu mulai kembali keruangannya namun sebelum itu dia mengatakan sesuatu kepada mereka bertiga
" jangan menilai seseorang hanya dengan kulitnya saja,jaga mulut kalian karena setajam tajamnya pisau masih lebih tajam apa yang kalian lontarkan." Ucap Dion dengan menatap mereka dengan mata nyalang
" Kalian cari Shafeeya dan jangan kalian berpikir macam-macam tentang dirinya aku dan dia tidak ada hubungan apapun, dia hanya meminta tolong aku memasukkan dia sebagai karyawanku untuk bisa bertahan hidup disini karena dia anak yatim piatu, tujuh hari yang lalu neneknya datu-satunya keluarganya telah meninggal dunia, salahkah aku yang saat ini membantunya bekerja disini sebagai Office Girl? " ucap Dion kembali lalu dia langsung melenggangkan kakinya keluar.
Gleg..
Sungguh mendengar apa yang dikatakan oleh Dion mereka nampak tercekat hingga sulit meneguk salivanya sendiri. Kini rasa bersalahnya semakin bertambah hingga akhirnya ketiganya segera mencari Shafeeya dan meminta maaf karena telah menyinggung perasaannya.
Bersambung..
Hai para Readers tetap ikuti kelanjutan kisah Warisan emak Tonah di bab selanjutnya ya, bagaimana kedepannya saat wasiat Emak Tonah susah untuk dilaksanakan Fee, akankah mereka akan baik-baik saja setelah melaksanakan wasiat dari Emak Tonah ataukah akan ada yang saling cemburu setelah perasaan cinta tumbuh diantara mereka? Ikuti terus ya..