Suara langkah kaki makin terdengar jelas saat Shafeeya tak sengaja berada di Ruangan Pak Ernes yang tadi tengah memanggilnya untuk menemuinya di Ruangannya setelah tak sengaja berpapasan di lantai Empat setelah celingukan di Ruangan Alan.
Shafeeya yang tengah menunggu Pak Ernes di dalam akhirnya terdiam saat suara langkah kaki itu mulai mendekat dan terasa ada seseorang kini berada tepat di belakangnya.
" Kau baik-baik saja Fee?"
Deg..
Sungguh saat ini jantung Shafeeya seakan mencelos setelah mendengar suara seseoarang di belakangnya. Kenapa dia berada di Ruangan Pak Ernes? .
" Kau pasti terkejut kenapa aku bisa ada disini? Ernes sengaja aku suruh untuk mencarimu agar kamu bisa menemuiku di Ruangannya, karena aku tau saat ini kau tak mungkin menemuiku di Tuanganku." Ucapnya dengan terkekeh
Kini dia sudah melangkahkan kakinya dan duduk di kursi Pak Ernes dan sekarang aku bertatapan dengannya secara langsung.
" Maaf Pak Dion aku.." ucapnya tak dilanjutkan
" Kau tau kamu pasti tersinggung dengan apa yang teman-temanmu katakan. Kalau aku bisa jujur kepada mereka sudah pasti aku akan mengatakannya, tapi saat ini aku sangat mengerti akan dirimu yang menyembunyikan semua ini dari mereka ."
Shafeeya hanya terdiam saja, gadis itu hanya tertunduk dan tak mengatakan sepatah kata pun.
" Jangan tanggapi mereka , bersikaplah sewajarnya jika hubungan kita bertiga tidak ingin diketahui oleh semua orang." Ucap Dion dengan tersenyum.
Shafeeya akhirnya mengangkat kepalanya saat mendengar ucapan Dion, apa yang dikatakan Dion itu memang benar jika dia baper dan cepat tersinggung tentu yang lain akan semakin curiga.
" Bagaimana Bapak bisa tau?" tanya Shafeeya
" Aku tadi ke Pantry mencarimu namun ketiga temanmu nampak bersalah setelah mengatakan sesuatu yang menyinggung hatimu. Padahal mereka tak bermaksud seperti itu, mungkin saat ini dirimu hanya terbawah perasaan saja."
Benarkan Shafeeya lagi baper saat itu? Tapi mereka seolah terdengar mencibirnya begantian, tapi mereka bukankah tak tau hubungannya dengan Dion dan Alan dalam wasiat itu. Sungguh bodohnya dirinya saat ini, Shafeeya merutuki dirinya sendiri.
" Apa kau sudah lebih baik sekarang? "
" Iya pak Dion terima kasih karena sudah memberikan pencerahan kepadaku saat ini."
" Lain kali jangan langsung kabur apalagi saat Atasan sedsng menyuruhmu jangan sampai kamu menolaknya atau membiarkan Atasanmu menunggu hanya untuk menyeruput kopi buatanmu." Dion tampak mencibir dengan menatap wajah Shafeeya yang sudah merona
" Maafkan Saya Pak Dion lain kali saya tak akan melakukan lagi."
" Aku bangga denganmu Fee kau telah membuat keputusan yang tepat karena menolak posisi yang aku tawarkan untukmu dan memilih menjadi Office Girl di Kantor ini." Pujinya
" Maafkan aku Pak Dion karena aku baru pertama kali kerja tak mungkin bisa langsung menerima tawaranmu sedangkan posisi itu aku tak tau seperti apa. Aku senang memulai pekerjaan ini dari awal."
" So good, i'm proud of you Fee, but the way hari ini sesuai dengan aturan dan kesepakatan yang aku buat, kamu selsma tiga hari ini harus bersama ku, makan siang bersamaku pulang bersamaku dan juga jalan bersamaku." Jelas Dion
Shafeeya terlihat kaget saat mendengar Dion berkata itu, bukankah kalau bersamanya di kantor doa harus menyembunyikan hubungannya ?apa tidak salah dia mangajaknya makan siang dan pulang bersama? Yang ada mereka akan lebih curiga.
" Ku tak perlu khawatir saat mereka makan siang kamu keruanganku.kita makan siang besama, pas waktu pulang nanti kamu tunggu di Halte depan aku akan menjemput mu lalu aku akan mengajakmu jalan-jalan agar sedikit merefresh pikiranmu." Tukasnya
Huff Shafeeya akhirnya menghembuskan nafasnya dengan lega. Tapi satu yang mengganjal pikirannya.
" Maaf Pak Dion. Kalau kita pulang bersama bagaimana dengan Pak Alan?"
Dion menatap wajah Shafeeya, begitu khawatirkah dirinya kepada Kakak sambungnya itu? Namun dia menepisnya karena selama ini yang dia tau Kakaknya itu menumpanng mobilnya.
" Kamu tak harus khawatir dengan Kakakku, dia bisa makai mobilnya sendiri lagi pula mobilnya jiga banyak." Ucapnya terkekeh
Shafeeya hanya menunduk kali ini dia yang dibikin bingung, bagaimana Alan punya mobil sedangkan selama ini dia selalu menumpang sama Dion.
" Oh begitu, Baiklah Pak nanti Fee akan menunggu Pak Dion di Halte."
" Oke , sebentar lagi jam makan siang , aku tunggu di Ruanganku, kalau kau sudah merasa lebih baik, cepat temui teman-teman mu yang mungkin sudah mencarimu untuk meminta maaf kepadamu."
Setelah mengatakan itu Dion beranjak meninggalkan Ruangan Ernes dan membiarkan Fee berada disana sendiri.
Fee mencerna perkataan Dion tak mungkin dirinya terus menghindari teman-temannya yang kini mungkin sedsngbmencarinya mungkin saat itu dia terlalu terbawah perasaan saja.
Kini dia pun pergi meninggalkan Ruangan Pak Ernes dsn bergegas naik ke lantai Atas untuk menemui teman-temannya sebelum jam makan siangnya. Dia menuju ke Pantry lalu saat dirinya masuk kedalam Ruangan itu terlihat ketiga temannya itu langsung menghampiri dirinya. Dan meminta maaf kepadanya.
" Fee maafkan kami ya kalau perkataan kita tadi menyinggung kamu." Ucap Fifi dengan memeluk Tubuh Shafeeya.
Mereka bergantian meminta maaf kepada Shafeeya, sungguh hati Shafeeya kini sangat terenyuh melihat ketulusan mereka dalam menjaga persahabatan,Shafeeya sangat bersyukur saat hari perta kerja dia mendapatkan teman-teman yang baik dan bisa langsung seakrab ini.
" Maafkan aku juga ya, karena terlalu baper jadi kalian merasa bersalah kepadaku." Ucapnya dengan menhapus brning mata disudut matanya
" Kita baru kenal tapi kita sudah akrab seperti ini Fee jadi kalau tiba-tiba ada yang tersinggung dengan ucapan kami tentu saja kami akan merasa bersalah." Jay menambahi
" Ah iya Jay benar kita sudah saling akrab sekarang kita adalah sahabat karib dan kita akan selalu ada disaat salah satu dari kita sedang ada masalah." Resty menambahi
Tak ada yang menyangka persahabatan mereka terjalin beberapa jam setelah Shafeeya bekerja di situ, sungguh Shafeeya sangat senang dan bahagia karena telah menemukan sahabat barunya setelah kehilangan Orang-orang yang dicintainya.
Tepat pukul jam 12 siang, dimana waktu jam makan siang telah tiba, Semua karyawan sudah pasti akan pergi ke Kantin Kantor untuk makan siang, beberapa diantaranya akan pergi keluar untuk mencari makanan di Cafe atau warteg pinggir jalan terutama para Office boy dan Office Girl yang kebanyakan mencari makan di warung pojok dari pada membawah bekal .
" Yuk Fee kita ke warung Pojok makan siang, rasa makanannya enak banget loh dan harganya juga murah " ajak Jaya
" Iya fee , kalau kamu belum ada uang kamu pakai uang kita dulu tinggal nanti kamu ganti pas gajian." Tawar Resty
" Iya fee gak apa-apa nanti gantian kok pakai uang kita jadi tak perlu khawatir. " imbuh Fifi
Shafeeya merasa tak enak dengan teman-teman nya namun dia tak bisa menolak ajakan Dion karena sesui dengan aturan yang sudah disepakati bersama untuk melaksanakn wasiat dari Emak Tonah.
" Ehm..gimana ya, sebenarnya saya mau ikut seh sama kalian tapi ..sepertinya saya tak bisa ikut makan siang bersama karena barusan Pak Dion memanggil ku untuk menjelaskan mengenai kopi yang dipesannya tadi tak kunjung datang." Alasan Fee dengan ragu-ragu.
Mereka bertiga saling bertatapan dan bertanya-tanya apakah saat ini Fee akan menerima teguran akibat kesalahan pertamanya yang tak sengaja dilakukan.
Kini mereka tampak merasa bersalah kepada Shafeeya gara-gara berbicara yang tak seharusnya sehingga membuat Shafeeya menjadi terbawah perasaan hingga tak mau lagi untuk membuatkan kopi yang telah dipesan Pak Dion.