Chereads / WARISAN EMAK TONAH / Chapter 16 - Chapter 14

Chapter 16 - Chapter 14

Waktu terasa begitu cepat, tak terasa sudah 7 hari Emak Tonah sudah berlalu, aku memutuskan untuk melamar kerja pas dihari ke 8 setelah Emak Tonah selesai 7 harinya. Rasanya aku sudah terbiasa tinggal bersama Mas Alan dan Pak Dion. Meski 2x24 jam Kami harus melapor ke Pak Rt untuk laporan tamu menginap.

Beberapa hari yang lalu Mas Izzan sudah membahas tentang pelaksanaan wasiat Emak yang pertama, yaitu membuat aturan yang harus kami patuhi .

Kini tibalah saatnya Aku, Mas Izzan dan Pak Dion memberitahukan aturan yang masing-masing sudah kami buat sebelumnya.

" Kalian sudah buat aturan ?" Tanya Mas Izzan disela makan pagi kami

" Sudah Mas ." jawab ku dan Pak Dion

" Baiklah, habis ini kita bacakan bersama ."

" Baiklah, habis makan pagi kita berkumpul di Ruang tengah."

" Iya Mas ." jawab kami berdua

Kami pun melanjutkan ritual makan kami sampai pada akhirnya kami sudah menyelesaikan makan pagi kami. Setelah itu kamipun berkumpul di Ruang tengah untuk membacakan aturan yang sudah kami butmat masing-masing.

" Kalian siap?" ucap Mas Alan

" Kira-kira siapa yang akan membacakan terlebih dahulu? " tanya Pak Dion

" Bagaimana kalau Fee saja yang membacakan terlebih dahulu."

Jawab Mas Alan

" Boleh Mas, Kamu bacakan aturan yang sudah kamu buat terlebih dahulu Fee." Jawab Mas Dion

Aku pun mrnganggukkan kepala lalu aku berikan copyan aturan yang sudah aku catat di kertas kepada mereka masing-masing.

" Bismillahirrahmanirrahim, hem.. Disini saya sudah membuat aturan untuk melaksanakan wasiat Emak Tonah yang pertama dan mohon maaf jika aturan yang saya buat ini kurang berkenan di hati Mas Alan dan Pak Dion. "

" Aturan pertama , Mas Alan dan Pak Dion selama melaksanakan wasiat ini dilarang untuk saling berselisih satu sama lain."

" Yang kedua, Mas Alan dan Pak Dion tidak boleh melarang Fee untuk berteman kepada siapa saja yang Fee anggap baik kecuali ada alasan tertentu yang Mas Alan dan Pak Dion melarang Fee untuk tidak berteman dengan ornag tersebut."

" Yang ketiga, Selama masa melaksanakan wasiat Mas Alan dan Pak Dion boleh berhubungan dengan siapapun."

" Yang ketiga tetap saling menyayangi dan menjaga satu sama lain."

" Udah itu saja Mas Alan dan Pak Dion. "

Aku pun segera melipat kertas yang aku bacakan tadi dan aku masukkan kedalam tas slempangku.

" Giliranmu Dion." Ucap Mas Alan

" Baiklah Mas."

Ucap Mas Dion lalu dia berdiri ke tempat aku tadi. Dia mulai membuka Kertas yang sudah ada catatan tentang aturan yang sudah dibuatnya dan masing-masing diberikan kepada kami.

" Saya akan mulai membacakan poin pertama dari isi aturan yang saya buat yaitu aku ingin waktu 3 hari bersama Fee dan 3 hari Fee bersama Mas Alan agar masing-masing dari kita saling mengenal lebih baik lagi terutama inj untum Fee agar dikemudian hari dia bisa menentukan siapa pilihannya."

"Point kedua, selama aku dan Fee jalan Mas Alan tak boleh mengganggu kami apalagi menggagalkan acara kami, begitu juga sebaliknya."

" Point ketiga, selama kita melaksanakan wasiat ini tidak ada yang boleh menyakiti satu sama lain."

" Demikianlah aturan yang sudah saya buat untuk melaksanakan Wasiat Emak Tonah yang pertama, terima kasih."

Kini tiba saatnya Mas Alan yang akan membacakan aturan yang dibuatnya untuk kami, dia melangkah maju lalu memberikan satu kertas untukku dan satu kertas untuk Pak Dion.

" Ehem..saatnya saya akan membacakan aturan yang sudah saya buat."

" Point pertama Selama melaksanakan Wasiat Emak Tonah yang pertama, dilarang untuk saling menjalin hubungan yang serius kepada lawan jenis sebelum Fee sudab matang untuk memutuskan siapa dari kita yang akan dipilih."

" Yang Kedua, selama melaksanakan wasiat pertama dsri Emak Tonah dilarang masing-masing dari kita untuk keluar atau tinggal diluar agar masing-masing dari kita bisa lebih kenal satu sama lain dan ini akan membantu Fee untuk kedepannya bisa memantapkan hatinya pada pilihannya satu diantara kita berdua."

" Yang ketiga, setiap kita ada masalah Kita harus membicarakannya secara langsung dan tidak boleh ada yang merahasiakan sesuatu diantara kita."

" Yang terakhir menghormati segala keputusan yang diambil oleh Shafeeya kedepannya akan pilihan hatinya."

" Bagaimana? Apa ada yang keberatan dari aturan yang kita buat masing-masing? " tanya Mas Alan kepada kami

Kami pun tak ada yang keberatan dan mematuhi aturan yang sudah kami buat masing-masing. Setelsh itu kami pun bergegas untuk berangkat ke Kantor.

Ini adalah hari pertamaku melamar kerja di Perusahaan Mas Alan dan Pak Dion. Hari ini aku ingin menjadi karyawan biasa dan Aku berangkat bersama mereka berdua namun aku meminta untuk diturunkan tak jauh dari mobil yang dikendarai Mas Alan saat ini. Karena aku tak mau banyaj karyawan lain yang tau jika saat ini aku mengenal mereka yang nantinya akan membuat mereka berpikir jika aku bekerja disini karena bukan dengan kemampuanku.

Aku memasuki lobi Kantor dan aku masuk ke dalam dan bertanya Resepsionis disana untuk menanyakan Ruangan Pak Ernes selaku HRD disini. Aku sengaja diminta Pak Dion bertemu dengan beliau langsung karena nantinya beliaulah yang akan mengatur dimana nanti aku ditempatkan.

" Selamat Pagi Mbak, saya mau tanya dimana Ruangan Pak Ernes ya? Karena saya diminta Pak Dion untuk bertemu langsung dengan beliau."

" Naik Lantai tiga ya mbak nanti belok kiri lalu lurus saja nanti disitu ada papan nama Ruangan HRD."

Jawab Resepsionis ramah

Sesuai dengan arahan dari Resepsionis, Fee segera melangkahkan kakinya menuju lift Khusus Karyawan dan menuju ke Ruangan Pak Ernes selaku HRD disini.

Tok..tok..tok..

Ku ketuk pintunya sebelum masuk kedalam

" Iya silahkan masuk."

Terdengar suara di dalam yang menyuruhku untuk masuk kedalam

Akupun mulai membuka pintunya dan masuk kedalam

Cekrek...

" Selamat pagi pak, Maaf apa boleh saya masuk kedalam?" ucapku sebelum masuk

" Iya masuk saja." Ucap Pak Ernes

Akupun masuk kedalam dan berdiri disana sebelum akhirnya pak Ernes menyuruhku untuk duduk

" Silahkan duduk." Titahnya

" Terima kasih Pak." Ucapku lalu akupun duduk di kursi yang ada didepannya

" Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan menatap ke arahku

" Oh iya Pak, perkenalkan saya Shafeeya saat ini saya di perintahkan oleh Pak Dion untuk bertemu dengan Bapak dan meminta saya menyerahkan ini kepada Bapak." Ucapaku dengan memberikan map berisi lamaran kerja ku.

Pak Ernes menerima map dari aku lalu membuka dan mrmbaca CV ku disana.

" Oh iya tadi Pak Dion sudah memberitahukan saya. Sebelumnya mbak Shafeeya pernah kerja dimana ?" tanya nya

" Maaf Pak saya belum pernsh bekerja sama sekali dan ini adalah pengalaman kerja saya yang pertama."

" Oh begitu ya.."

Aki melihat Pak Ernes nampak berpikir Sepertinya dia bingung mau menempatkan aku dimana mengingat aku yang belum punya pengalaman kerja dan aku hanya Lulusan SMA saja. Mungkin dia merasa gak enak memberikan aku pekerjaan rendahan seperti OB atau karyawan biasa saja mengingat Pak Dion yang sudah merekomendasikan aku.

Segera aku mengatakan sesuatu sebelum akhirnya Pak Ernes memberikan keputusan yang salah kepadaku, aku tak mau mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang bagus tapi itu karena Mas Alan atau Pak Dion dibelakang aku.

" Saya bisa menjadi OB atau Cleaning service terlebih dahulu kok Pak." Jawabku cepat.

Pak Ernes tampak kaget dengan apa yang barusan aku ucapkan dia langsung menatap ku dengan tajam.

" Apa? Tapi mbak Shafeeya ini rekomendasi dari Pak Dion, saya tidak enak jika harus menempatkan Mbak Shafeeya di posisi tersebut ." ucap Pak Ernes sedikit gak enak hati

" Loh justru itu pak Ernes dari rekomendasi dari Pak Dion akhirnya saya bisa diterima disini meski awalnya jadi OB dulu." Ucapku

" Apa nanti apak Dion tidak marah?"

" Apa urusannya marah sama Bapak? Saya ini hanya orang lain tak ada hubungan dengan pak Dion percaya sama saya Pak Ernes, Bapak tidak akan dapat masalah hanya karena memberikan posisi itu kepada saya, karena saya yang meminta posisi itu sendiri." Tegasku

" Baiklah Mbak kalau begitu, nanti mbak Shafeeya menjadi OB untuk membuat Minuman Bos dan para staff dilantai atas ya, nanti mbak Shafeeya ada teman barunya kok dia baru bekerja disini sebulan yang lalu namanya Resti nanti saya akan pindahkan dia dilantai atas untuk menemani mbak Shafeeya. "

" Baik Pak Ernes terima kasih dan panggil saya dengan Fee saja Pak gak usah pakai mbak karena saya bawahan Bapak." Ucapku

" Iya Fee, saya akan menyampaikan ini kepada Pak Dion terlebih dahulu ya biar beliau tidak kaget.".

" Jangan Pak biar saya saja yang menyampaikan sendiri , memangnya kenapa Pak Dion mesti kaget pak?"

Tanyaku

" Oh baiklah Fee kalau begitu, sebenarnya Pak Dion mau menempatkan kamu di posisi Asistennya."

" Apa? Jangan pak, saya saja gak ngerti kerjanya seperti apa kalau saya dari bawah saya bisa belajar pak ." ucapku dengan cepat

" Saya senang akhirnya kamu mempunyai pemikiran seperti itu, ya sudah mulai hari ini kamu bisa bekerja disini dan kamu bisa keruangan bu Shanti untuk meminta seragam yang akan kamu kenakan selama bekerja menjadi OB disini."

" Baik Pak Ernes terima kasih banyak." Jawabku senang

" Sama-sama. Sebentar aku panggilkan Resti dulu ya untuk mengantarkan kamu dan menanimu untuk bekerja di lantai atas."

" Baik Pak."

Tak lama kemudian Pak Ernes menelpon Resti dan memintanya untuk segera ke Ruangannya. Setelah beberapa menit kemuadian Resti pun masuk kedalam dengan memakai seragam kebedarannya.

" Permisi Pak Ernes, ada yang bisa Resti bantu?" ucapnya dengan centil

" Oh Resti, kenalkan ini Shafeeya. " ucapnya dengan memperkanalkan aku dengan Resti

" Shafeeya " jawabku dengan ku ulurkan tanganku

" Resti." Jawabnya dengan menerima uluran tanganku

" Dia adalah Pegawai OB yang baru disini, aku memintamu untuk pindah ke Lantai atas agar kamu bisa menemani dan mengajari dirinya bekerja diatas, kamu bisa kan?"

Ucap Pak Ernes

" Oh bisa pak bisa." Jawabnya dengan gembira

" Baiklah kalau begitu kamu segera antarkan Fee ke ruangan Bu Shanti ya, mintakan sersgam dan tanda pengenalnya.'

" Baik pak." Jawabnya

Aku pun dan Resti pun menuju ruangan Bu Shanti. Sungguh aku senang akhirnya aku bisa memulai bekerja dan mengawali kehidupan yang baru dan aku bisa membiayai kehidupanku dengan hasil jerih payahku.

Bersambung..

Hai Para Readers terima kasih yang sudah tetap setia membaca cerita aku sampai saat ini. Tetap berikan konstribusi dan dukungannya agar karyaku bisa berkembang..

Terima kasih and Happy Reading