Chapter 27 - IP Address

"Masih di apartmentku yang payah. Di Jepang. Kenapa android itu ngotot menganggapku di Amerika?"

"Ini pasti ulah Yuujin. Tidak salah lagi. Awas kau, ya!"

Hiro memutuskan untuk logout dari game karena masih kepikiran dengan masalah IP address yang terdeteksi oleh Nyx the Asdroid itu.

Ia menyalahkan kakaknya karena VR LSO yang sedang ia gunakan saat ini merupakan hadiah pemberian kakaknya sebagai kado ulangtahun.

Karena masih dibingungkan dengan masalah IP address itu, Hiro kembali memeriksa mesin VR miliknya beserta kardus yang datang bersama alat itu.

Kardus itu tak memiliki informasi apapun yang berharga. Hiro menebak bahwa mungkin VR itu telah diaktifkan oleh Yuujin sebelumnya saat ia di Amerika, dalam kondisi hidup.

Dan dengan keyakinan seperti itu, Hiro memutuskan untuk mengubah peraturan IP address itu agar sesuai dengan lokasinya yang sebenarnya.

Hiro beralih memeriksa aplikasi LSO pada android braceletnya. Dan ternyata IP address terdaftar untuk NightFall di dalam informasi yang tersedia pada aplikasi itu adalah Washington D.C, USA.

Ada pilihan 'sesuaikan IP address' pada menu peraturan game itu.

Meskipun begitu, setiap kali Hiro mengubah IP address itu ke lokasinya saat ini, dalam satu detik berikutnya, IP address itu kembali Amerika. Seakan-akan Yuujin telah mensettingnya untuk tidak bisa diubah.

"Apa-apa'an? Kenapa tidak bisa ku ubah? Sejak kapan kau belajar jadi hacker, Yuujin?"

Dua jam berlalu dan nihil.

Tidak ada hasil. Meskipun telah menggunakan bantuan third application, IP address itu terus berubah kembali ke peraturan semula, Washington D.C, U.S.A

Karena kesal, ia memutuskan untuk pergi keluar dan membeli minuman dingin untuk mendinginkan kepalanya.

Hari masih pagi di Tokyo saat Hiro berjalan keluar meninggalkan apartmentnya.

Hiro berlari menuju supermarket, hitung-hitung sebagai jogging singkat dadakan.

"Kau, Yamaguchi! Sudah berapa hari kau tak datang? Aku kira kau sudah pindah dari sini, Nak."

Kira menyambut kedatangan Hiro, tak seperti biasanya. Pria itu tak pernah menyapa Hiro setiap kali ia datang ke dalam tokonya sebelum Hiro menyodorkan sesuatu di meja pembayaran.

"Apa ada berita besar?"

Ia tahu kalau ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh pria itu.

Kira tersenyum miring seakan-akan sedang bersiap untuk memamerkan sesuatu yang besar.

"Apa kau datang mencari sarapan? Pilihlah sesukamu, hari ini aku akan memberimu gratis."

"Apa? Untuk apa? Apa kau sedang merayakan sesuatu?"

"Aku berhasil mendapatkan VR Last Shelter Online!"pekik Kira senang.

"Benda itu sedang dikirim dengan kurir express super cepat."

Hiro sudah menebaknya.

"Dari Amerika? Sepertinya benda itu akan sampai di sini bulan depan."

"Jangan meremehkan kurir super cepat jaman sekarang, Nak. Aku sudah mendapatkan telepon satu jam yang lalu kalau paketku sudah tiba di Tokyo."

Hiro tahu kalau Kira sedang berbicara jujur tanpa ada apapun yang ia sembunyikan. Namun, bukan hal itu yang membuatnya terkejut.

Bagaimana kurir internasional bisa secepat itu?

Kenapa VR hadiah ulang tahunnya dari Yuujin justru datang sangat lama?

Apa Yuujin sangat tidak punya uang sampai menggunakan paket pengiriman paling murah di subsidi pemerintah?

Hiro segera menepis prasangka dalam benaknya lalu segera bergegas menuju ke sisi frozen food untuk memilih makanan yang akan didapatkannya secara cuma-cuma.

Lumayan.

Dia sangat mencintai makanan gratis.

Hiro kembali pulang dengan tangan penuh dengan makanan dan beberapa kemasan makanan ringan. Semuanya gratis. Meskipun Kira melemparkan tatapan perhitungan saat melihat Hiro telah merampok tokonya, Kira tetap membiarkan Hiro mendapatkan semua itu dengan cuma-cuma.

Sesampai di rumah, Hiro membersihkan tubuhnya.

Mencukur bulu-bulu lembut yang mulai tumbuh di bawah hidungnya sebelum menggosok gigi dan mandi sampai segar.

Rasanya sudah lama kulitnya tak bersentuhan dengan air.

Musim dingin sudah tiba meski salju pertama di kota Tokyo biasanya datang pada awal bulan Januari. Setidaknya, kamarnya yang sangat murah itu memiliki sebuah penghangat, tentang listrik yang harus dibayar setiap akhir bulan, Hiro berharap sudah bisa mencairkan uang dari game yang sedang dimainkannya.

Setelah sarapan, Hiro kembali memasang mesin fulldive VR untuk kembali menenggelamkan diri di dalam game.

[System Linked]

Hari sudah sangat sore, matahari sudah mengubah warna langit di atas Beginner Town berubah warna menjadi kemerahan.

Meskipun begitu, Hiro bisa berpapasan dengan orang-orang yang masih berseliweran di kota itu.

Hari ini, ia berencana untuk mencoba menggunakan legendary weapon yang baru saja didapatkannya beberapa jam yang lalu.

Ia berusaha menepis masalah IP address dan memutuskan untuk kembali memikirkan masalah pemilihan server dalam regular plot yang akan ia beli nanti setelah LSC miliknya sudah mencukupi.

[Balance 8970LSC]

Tinggal sedikit lagi.

Hiro menyempatkan diri untuk kembali memeriksa berapa player yang sudah berhasil mendapatkan legendary weapon ataupun armor melalui sistem.

Ia tersenyum puas saat melihat namanya ikut tercantum di dalam halaman khusus itu.

[Signature: NightFall]

Hingga hari ini, terhitung ada 351 player yang telah memiliki item legendary. Hiro mencoba melakukan scanning pada nama-nama player itu lantaran ia yakin akan bersaing dengan mereka pada saat nanti versi official dari game itu diluncurkan.

Saingannya ada lebih dari 300 orang dan ia harus berada di top 100 untuk mendapatkan 60,000USD impiannya.

Mendapatkan lebih banyak saingan sama sekali tak membuat nyali Hiro menciut, ia justru semakin bersemangat dan merasa tertantang.

"Hai, Hiro! Apa yang kau lakukan di sana?"

Liberty yang kebetulan sedang lewat di dekat tempat Hiro sedang bersandar di sebuah dinding batu bangunan tiba-tiba menyapanya.

"All set."

Hiro tersenyum melihat Liberty yang berpakaian sangat anggun dan terlihat sangat cantik hari ini. Gadis itu memang sangat memperhatikan fashionnya seakan-akan di dunia real pun ia begitu.

"Tidak ada, hanya bersantai. Kamu dari mana? Kau terlihat sangat cantik hari ini."

Liberty tersipu saat mendengar kata cantik dari Hiro. Gadis itu seketika mengubah pakaiannya menggunakan sistem untuk kembali memakai [Night Ocean Dress] agar serasi dengan [Night Ocean Cloak] yang masih dipakai oleh Hiro.

"Aku baru saja dari gereja for confessing my sins and asking for God's forgiveness."

Hiro mengerjap setelah mendengar pernyataan Liberty. Ia tak menyangka kalau gadis itu percaya pada Tuhan. Sejauh ini tak pernah kelihatan kalau dia adalah orang yang taat.

"Your sins, huh? What kind of sins do you have, Libe?"

Ia hanya mencoba untuk membuat percakapan berlangsung lebih lama.

Namun, pertanyaannya justru membuat wajah Liberty tiba-tiba berubah warna menjadi merah dan both of her floppy-ears menegang seketika.

"Kenapa aku harus memberitahumu, Hiro? Kau bukan Tuhan! Aku tidak akan memberitahumu meski kau memaksa. Humphhh!"

Ekspresi salah tingkah Liberty selalu berhasil membuat Hiro semakin gemas pada gadis itu.

Salah satu hal yang membuat Hiro merasa nyaman bermain di dalam game LSO adalah karena tingkah unik gadis itu yang tak pernah gagal membuatnya terhibur.

Hiro memberitahu Liberty kalau ia akan mencoba kekuatan baru pedang yang baru saja ia dapat di dekat hutan. Dan tentu saja, Liberty selalu bersemangat untuk ikut dalam rencana Hiro meskipun artinya ia hanya akan menjadi penonton kali ini.

Mereka berdua pun pergi menuju area hutan di sebelah barat Beginner Town.

Dan sesampai di mulut hutan, Hiro mencari lokasi dengan pohon-pohon yang rapat satu sama lain, tidak memiliki celah yang bisa dilewati oleh manusia.

Setelah menemukan yang pas,

Ia menyentuh pohon-pohon itu untuk memeriksa jenis dan durabilitynya.

Apa yang akan ia lakukan? Liberty benar-benar penasaran.