Chapter 31 - Logout?

[19.00 PM Tokyo Time]

Hiro melepaskan mesin VR nya lalu meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal.

Perutnya terasa sangat lapar. Ia segera bergegas ke dapur untuk memasak frozen food gratis pemberian pemilik supermarket, Kira.

Cukup 15 menit saja untuk menghangatkan dimsum udang yang terlihat enak. Masih sangat panas dan berasap tipis.

Hiro meletakkan piring berisi dimsum di atas meja.

Dan tanpa menunggu lagi, Hiro segera menyantap dimsum yang masih panas itu dengan lahap.

"Tenang Hiro, kau akan kaya sebentar lagi. Bersabarlah sedikit lagi, Kawan."

Setelah menghabiskan makannya, Hiro kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya yang keras.

Kali ini, ia berniat untuk memantau penjualan VR dari LSO yang kebetulan akan dilakukan penjualan batch kelima malam ini.

Namun rasa kantuknya tak terkalahkan. Sebelum penjualan VR yang dilakukan secara online itu dibuka, Hiro sudah kehilangan kesadarannya.

***

Hiro tertidur di atas ranjangnya dengan skinscreen yang masih aktif menyala menampilkan 3D hologram di dekat android bracelet miliknya.

[Ding! Liberty has tried to contact you]

Sebuah notifikasi masuk. Android bracelet Hiro bergetar dan seketika mengejutkannya, membuatnya terbangun.

Dengan berat, ia bergerak untuk memeriksa notifikasi itu.

[Liberty: Where are you? Apa kau sudah pergi? Jam berapa kau pergi? Kenapa tidak beritahu aku?].

Ia menghela napas panjang. Liberty sepertinya tidak akan membiarkan hidup Hiro tenang.

"Gadis ini benar-benar posesif sekali."

"Ah benar, aku logout saat sedang berada di dalam rumahnya. Pantas saja dia mencariku."

[Youl: Aku logout dari game. Aku masih di rumahmu.]

[Ding!]

[Liberty: ??? Apa kau kira aku bodoh? Aku sudah mencarimu kemana-mana dan kau tidak ada di sini. Jangan berbohong padaku, Hiro.]

Membaca pesan marah dari Liberty membuat kantuk Hiro hilang seketika. Ia merasa lebih baik menjelaskannya secara langsung pada Liberty tentang apa yang ia lakukan.

Karena sepertinya, Ada sebuah informasi dasar yang sepertinya tidak dipahami oleh gadis itu. Tenggorokan Hiro sangat gatal, ingin segera memberitahunya.

[System linked]

Hiro kembali sebagai NightFall, avatarnya sedang duduk di atas sofa di dalam ruang tamu rumah Liberty. Dan muncul kembali di tempat yang sama saat login.

Saat kedua matanya kembali bekerja secara maksimal dan bisa fokus, Hal pertama yang dilihat oleh Hiro melalui kedua matanya adalah seorang gadis sedang memakai selembar handuk warna putih untuk menutupi tubuhnya yang indah.

Gadis itu tercengang melihat Hiro yang tiba-tiba muncul dari udara kosong begitu saja.

"KYAAA!!!"

Sebuah sandal flip flop melayang ke arah Hiro yang sedang freeze karena melihat kulit putih Liberty yang mulus tak memiliki cacat sedikitpun. Sandal itu menghantam wajah Hiro dengan keras.

BANG!

[Health -90]

"Aghh…"

"Apa yang kau lakukan? Bagaimana kau bisa berubah jadi invisible?"

"Ja–jangan-jangan kau sengaja invisible supaya bisa mengintipku? Kyaaa! Dasar Mesum!"

Liberty bergegas lari menuju ruangan lainnya. Wajahnya sudah merah padam karena malu. Ia tak menyangka telah menunjukkan penampilannya sehabis mandi pada Hiro seperti itu. Sangat memalukan.

"Libe, keluarlah! Aku tidak mengintip. Kau salah paham. Aku baru saja login ke game ini!"

Hiro mengusap batang hidungnya yang sakit karena menjadi tempat mendaratnya sandal terbang itu.

Timing kedatangannya benar-benar buruk…atau justru baik untuknya?

Hiro tidak tahu harus bagaimana, di dalam kepalanya, ia merasa beruntung karena melihat sesuatu yang seharusnya tak ia lihat. Tapi di sisi lain, ia tidak bisa terima dengan tuduhan Liberty pada dirinya.

"Andai saja aku login lebih awal…"

KLEK!

Pintu ruangan lain kembali terbuka, Liberty telah kembali dengan penampilan normal. Ia hanya memakai sebuah gaun santai berwarna krem polos dengan bawahan mengembang, menutupi seperempat pahanya.

Hiro bisa mencium aroma parfum manis dari tubuh Liberty dari jarak 3 meter, meski tak ada angin berhembus di dalam ruangan itu.

"Dengar, aku tak melihat apapun. Aku tak mengintip. Aku baru saja login. Bagaimana aku bisa mengintip kalau aku belum login?"

Hiro semakin menyesal karena tak langsung login sedari tadi. Siapa tahu, ia bisa melihat lebih daripada apa yang telah ia lihat tadi.

"Apa maksudmu? Jangan berbohong!"

"Libe, login…logout… apa kau tidak tahu arti kata itu sama sekali?"

"Login? Logout? Seperti akun email?"

"..."

"Benar, tapi ini akun game. Bukan akun email. Aku login dan logout akun game. Ini NightFall adalah avatarku, dan avatarku tetap di sini. Tidak pergi kemana-mana, hanya saja menghilang saat aku logout akun gameku. Kau tidak bisa melihatnya. Dan sekarang, aku login, dan aku kembali terlihat. Apa kau mengerti sekarang?"

Gadis itu memiringkan kepalanya. Ia paham apa yang Hiro coba jelaskan padanya. Hanya saja, ia benar-benar tidak menyangka kalau hal seperti itu bisa dilakukan di dunia yang telah menjadi tempat tinggalnya sejauh ini.

"Akan lebih mudah dipahami jika aku mempraktekannya."

Hiro memanggil sistem HUD miliknya, menggantinya dalam mode share screen dan sebuah layar transparan berwarna biru telah muncul di hadapannya. Layar itu menampilkan salinan halaman HUD yang sedang Hiro lihat, namun Liberty bisa melihatnya juga.

Liberty berjalan menghampiri Hiro, memeriksa layar yang baru saja muncul itu lebih dekat.

Sebuah menu utama, Hiro menunjuk sebuah bulatan dengan gambar sebuah pintu plus anak panah menunjuk keluar. Tombol logout. Liberty tahu arti dari tombol itu. Dan Hiro pun menekan tombol itu.

[System off: Player telah Logout]

POOF!

Liberty terkejut saat Hiro tiba-tiba menghilang dari hadapannya. Layar yang sedang ia perhatikan pun ikut lenyap dalam waktu bersamaan.

Namun, belum sempat ia menghembuskan nafasnya yang tertahan, Hiro kembali muncul dari udara kosong dengan posisi yang sama.

"Seperti itu. Apa sudah jelas? Aku tidak mengintip. Aku keluar dari game ini."

"Bagaimana kau bisa keluar? Apa yang kau lakukan?"

Hiro menghela napas panjang. Namun, tatapan mata Liberty terlihat menerawang kali ini. Sepertinya ia sangat kebingungan sampai otaknya mengalami gangguan.

"Apa-apa'an? Apa dia tak pernah logout sebelumnya? Apa itu mungkin? Sudah berapa lama dia berada di dalam sini tanpa logout?" Hiro bergulat dengan pikirannya.

Semuanya terasa semakin tak masuk akal. Satu hal yang mungkin masuk akal adalah, bahwa Liberty hanya sedang berpura-pura saat ini. Pura-pura tidak tahu apa-apa.

Namun, gadis itu seketika mematahkan teorinya.

"Ini aneh, aku tidak pernah melihat orang di sini menghilang lalu muncul di tempat yang sama sepertimu, Hiro. Biasanya yang menghilang akan muncul di tempat lain, seperti teleportasi. Aku mengenal beberapa orang di sini, mereka pasti akan terkejut saat tahu kemampuan menghilangmu itu."

Karena tak ada kemajuan, Hiro meminta Liberty melakukan share screen layar HUD miliknya. Dan yang membuat Hiro ikut kebingungan, tombol logout milik Liberty tidak tersedia. Ia sudah mencarinya ke menu yang lain satu per satu, tapi tetap sama. Tidak ada hasil.

Hiro menyerah.

Liberty dan player CBT lain yang telah ia jumpai di dalam game itu mungkin saja mengalami hal yang sama. Tidak pernah logout.

Dan yang lebih mencengangkan lagi, Liberty bahkan mengira bahwa ia terlahir di dalam dunia LSO, meski ia tidak bisa mengingat darimana asal-usulnya dan bagaimana ia bisa memiliki sebuah rumah.

"Ini bahkan lebih rumit dibandingkan dengan anime Sword Art Online." batin Hiro ikut sakit kepala.

"Cukup, Hiro. Teorimu itu benar-benar membuat kepalaku pusing."

Hiro tak bisa memaksanya.

Gadis itu seakan-akan tidak peduli dengan informasi yang baru saja ia berikan padanya. Ia tidak peduli meski ia tidak bisa logout seperti Hiro.

Liberty justru menyebut Hiro sebagai orang aneh karena memiliki kemampuan menghilang.

Hiro benar-benar tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Ia hanya bisa mengerutkan dahinya kebingungan. Otaknya terus bekerja keras mencari alasan.

But, still …

Kenapa Liberty tidak bisa logout? Apa dia sebenarnya adalah NPC?

Tidak—tidak mungkin NPC bisa sangat ekspresif dan sangat hidup seperti Libe.

Iya, bukan?