"Awhh!!" ringis Aileen ketika pria itu mengisap ujung jarinya dengan sangat kuat seperti bayi yang kehausan hingga darahnya yang mengalir tak terlihat lagi. Aileen terkejut dan langsung menarik tangannya menjauh dari David.
"Jangan ceroboh lagi! Darahmu itu bisa membuat aku terpancing!" tegas David tapi Aileen menunduk ketakutan dibuatnya. Gadis itu pikir, dia akan digigit lagi dan kemudian mati setelah itu. Tapi, hal ini memang sedikit tak masuk akal! Kalau pria itu menginginkan darahnya, kenapa tidak diisap saja sampai mati? David malah seperti menyicil untuk meminum darahnya saja.
"Kenapa diam? Kamu tidak mau makan siang?" tanya David mengalihkan perhatian Aileen.
"Baiklah," jawab Aileen setuju dan dia ikut bersama dengan David untuk makan siang bersama.
Hari ini, David terlihat lebih kalem dan tidak dipenuhi oleh kabut gairah yang menakutkan. Bahkan, setelah mereka makan siang pun keduanya kembali ke kantor. Aileen sedikit lega karena hari ini adalah selang waktu yang diberikan David daripada dia terlihat seperti pelayan pria itu. Tapi yang benar saja, Aileen masih kepikiran soal pembicaraannya semalam dengan David.
"Aku boleh menganggap dia sebagai milikku yang artinya kami itu sepasang kekasih. Tapi …apa hubungan kami ini normal? Aku dan dia makhluk yang berbeda. Aku bahkan hanya makhluk yang hidup tujuh puluh atau delapan puluh tahun kalau kuat. Sedangkan dia bisa sampai ratusan tahun. Dia tidak tua dan aku akan seperti nenek tua," gumam Aileen karena merasa ini adalah sebuah hubungan yang sama sekali tak harusnya terjadi di antara mereka.
Aileen harusnya jatuh cinta kepada sesamanya, yakni manusia! Bukannya vampir seperti David! Tapi memang, dia malah jatuh hati kepada pria itu karena apa yang tampak di luar saja. Aileen memang bodoh! Tapi itulah yang memang terjadi kepada gadis cantik yang selalu terlihat cupu ini. Walau kali ini penampilannya sudah jauh lebih baik dibandingkan biasanya, Aileen tetap saja tak mau melepas kacamata yang tersemat di wajah cantiknya itu.
"Aileen! Apa yang kamu pikirkan?" tanya David langsung memegang kedua bahu gadis itu. Terkejut? Tentu saja! Pria itu selalu datang tanpa dia duga dan di saat yang tak seharusnya. Aileen berbalik dari kursinya dan memerhatikan David yang ada di hadapannya kali ini.
"Ada perlu apa, Pak?" tanya Aileen dengan sedikit canggung. Ini di kantor, maka dia harus bersikap professional.
"Kita pulang lebih cepat, karena ada acara bisnis yang penting. Memang acaranya jam tujuh, tapi kamu harus bersiap kan?" ajak David membuat gadis itu tertegun. Apa tadi? David membawanya ke acara bisnis? Sungguh sebuah keberuntungan bukan? Bahkan para karyawan lain yang berada di sekitar sini langsung terkejut. Mereka memang sudah menduga, kalau Aileen sudah punya hubungan yang cukup dekat dengan bos mereka ini. Dan apalagi yang mesti Aileen pikirkan? Ini adalah keberuntungan di pihaknya bisa mendapatkan pria seperti David, walau faktanya pria itu bukan manusia.
"Baiklah!" Aileen setuju lalu memberikan senyuman kepada David.
Mereka berdua keluar dari kantor dan David membawa dia ke sebuah butik untuk membeli gaun yang bagus untuk dikenakan oleh Aileen. Setelah mencoba beberapa gaun, David tak pernah berhenti mengagumi Aileen yang ternyata akan sangat cantik jika mengenakan apa saja. Walau baginya tak mengenakan apa pun juga lebih baik. Setelah itu, dia mengajak Aileen ke salon dan gadis itu benar –benar didandani bak seorang tuan putri yang cantik.
"Kamu luar biasa," kata David sebagai pujian membuat Aileen tak bisa menahan senyumannya. Gadis itu sudah terlalu jath hati dengan semua perlakuan pria itu dan mengabaikan apa yang terjadi beberapa saat yang lalu saat David merenggut mahkotanya secara paksa. Tapi ya, itu sama sekali tak menjadi sebuah masalah besar, karena hal itu adalah sesuatu yang biasa.
'Meski dia bukan manusia, tapi dia mencintaiku kan? Apa bisa … aku menjadi seperti dirinya saja supaya aku bisa hidup lebih lama dan kami bisa bersama?' batin Aileen memikirkan sesuatu yang sudah sangat jauh ke depan. Jujur saja, David sama sekali tak memikirkan soal itu. Yang dia inginkan adalah memanfaatkan gadis di sebelahnya ini untuk menjadi vampir terkuat dan tidak ada lawan!
***
Aileen menapakkan kakinya bersama David di ballroom hotel tempat acara bisnis dilangsungkan. Untuk pertama kali, Aileen datang ke tempat yang sudah dekat dengan ibukota USA, Washington. Perjalanan mereka ternyata cukup jauh dari Forks, makanya David lebih cepat mengajaknya tadi. Saat memerhatikan semua orang di sini, Aileen benar –benar merasa tak pantas tapi David menggandeng tangannya lalu memberi senyuman hangat.
"Dave! Lama tak berjumpa!" ujar sebuah suara mengalihkan perhatian David dan Aileen. Tampaklah seorang pria yang terlihat berusia kepala tiga ke atas menyapa David.
"Aaron! Kau terlihat semakin tua saja ya," balas David santai kepada Aaron membuat empunya mendecih.
"Aku memang lebih tua seratus tahun darimu, sialan!" Aaron berujar sehingga membuat Aileen sangat terkejut. Dari pembicaraan antara Aaron dan David, seertinya terlalu jelas kalau pria itu juga bukan manusia. Aileen melihat makhluk sejenis dengan David lagi setelah sekian lama. Dan tak lama, perhatian Aaron terlalihkan kepada Aileen dan dia memerhatikan gadis cantik dengan tubuh aduhai itu dari atas ke bawah.
"Dave, kau tidak bilang kalau dia manusia. Dia jadi sudah tahu kan?" ujar Aaron membuat David tersenyum. Langsung saja, David menarik dan menggandeng bahu Aileen.
"Jangan khawatir! Dia sudah tahu kok! Kenalkan, ini Aileen Claresta, dia adalah wanitaku," ujar David membuat Aileen agak terkejut karena hanya diperkenalkan sebagai wanitanya, bukan kekasih. Sedikit rasa kecewa memenuhi relung hati Aileen, atpi sepertinya dia sama sekali tak bisa berkutik.
"Dia cantik! Sangan menarik! Tapi yang seperti dia ini ahh… rasanya aku ingin-"
"Dia milikku! Camkan itu!" David menarik Aileen menjauh dari Aaron karena takut salah satu teman vampir –nya itu tahu kalau Aileen bukan lah manusia biasa. Aaron juga adalah vampir biasa yang bisa mendeteksi sesuatu yang berbeda dari bau darah manusia. Tapi sayang, dia belum tahu faktanya seperti David yang sudah memastikan kalau Aileen memang manusia yang memiliki kekuatan itu. Ah, bahkan David sudah mencicipi darah luar biasa milik gadis itu.
Aaron memicing ke arah David dan Aileen karena yakin ada sesuatuyang disembunyikan. Ia menyeringai lalu melanjutkan langkahnya untuk menyapa yang lainnya, begitu juga dengan Aileen dan David. Mereka menyapa banyak kolega bisnis pria itu sampai akhirnya acara ini berakhir.
'Ternyata, hanya satu yang seperti dia ya?' batin Aileen saat keduanya akan pulang. Ia berjalan bersama David dan memerhatikan kalau ada yang aneh dengan David. Seakan, pria itu sama sekali tak tenang kalau sesuatu terjadi.
'Kau bodoh, Dave! Bagaimana kalau sampai Aaron memberi tahu semua ini kepada orang lain? Harusnya, aku tidak membawa Aileen ke sini karena tahu akan bertemu denganmu!' batin David penuh sesal. Di sepanjang jalan pulang, pria itu terus saja fokus dengan jalannya dan mengabaikan Aileen yang berada di sebelahnya.
Aileen tahu kalaiu sepertinya David memang sedang khawatir atau juga lelah. Maka, dia memilih untuk menyadarkan tubuhnya untuk istirahat menunggu keduanya tiba di mansion. Tanpa terasa, mereka kembali ke kota dan David memerhatikan Aileen yang sudah tertidur lelap di sebelahnya. Pria itu langsung saja membuka pintu mobil dan menggendong Aileen untuk membawanya ke kamar mereka.
Sepanjang jalan ke kamar, perhatian pria itu sama sekali tak teralihkan dari Aileen, bahkan sesekali David terpesona dengan kecantikan alamiah dari Aileen Claresta. Berbeda dengan banyak gadis lain yang suka melakukan permak di wajah mereka, Aileen terlihat sangat alami. Hingga ia meletakkan Aileen ke ranjang dan terus saja dia tak berhenti.
'Aku menginginkannya lagi,' batin David terus memerhatikan Aileen hingga napasnya tersenggal. Pesona Aileen membuatnya semakin gila saja dari hari ke hari, seakan dia juga butuh memuaskan gairah biologisnya sebagai seorang pria selain daripada darah luar biasa Aileen.
Dengan perlahan, David menyibakkan rambut Aileen ke belakang supaya memperlihatkan wajah ayu gadis itu. Ia terseyum kemudian mendekatkan wajahnya kepada Aileen untuk meraih bibir tipis merona yang sedemikian menggoda di matanya. Mencicipi bibir itu lalu menciumi wajah Aileen tanpa henti. Ia jadi gemas sedniri karena Aileen tak juga terbangun karena sentuhannya. Dan David tidak bisa menahan gairahnya lebih lama.
Perlahan, David menurunkan ciumannya hingga tepat di leher Aileen dan dia merasakan bau darah yang mengalir di urat nadi gadisnya ini. Darah yang membuatnya berkali lipat lebih kuat dan tidak membuthkan makanan lain. Harusnya, David mengisap darah seorang manusia sampai mati dan itu hanya bertahan selama satu minggu. Dan setelahnya, dia mesti mencari mangsa lagi demi menyambung hidupnya. Begitulah cara vampir hidup.
Aileen merasa ada yang mengendus lehernya dan merasa tak nyaman dalam tidurnya. Perlahan, dia membuka matanya dan agak terkejut kala mendapati David sudah menindihnya. Dengan sigap, dia mendorong pria itu karena sangat panik.
'BRUKK!!'
David menabrak tiang ranjang walau tak terlalu kuat. Aileen memerhatikan pakaiannya yang sudah terbuka sebagian. Ini adalah gaun dan yang baru dibuka David barulah bagian atasnya. Jantung Aileen berdegup karena mendapat serangan tiba –tiba dari pria itu saat dia tertidur.
"Aku tidak bisa menahan diriku lagi, Aileen!" David terus terang dan kembali menindih gadisnya.
"Tidak bisakah kau memberi jeda? Ma –maksudku aku takut kalau begini terus akan terjadi sesuatu yang tak diinginkan," kata Aileen sambil membuang mukanya berharap David paham apa yang dia maksud. David memicing dan merasa kalau Aileen berpikir jika melakukan ini bisa membuat dia hamil dan lagi tidak ada istilah menggunakan pengaman sepanjang yang diingat Aileen.
"Tenang saja, semuanya akan aman!" David membisikkan dan langsung'
'BREETT'
Dia sudah tak sabar dan mengoyakkan saja gaun indah yang diabelikan tadi siang untuk Aileen. Gadis itu panik karena malam ini pun dia harus meladeni pria yang gairahnya tak ada habisnya. Tapi yang membuatnya bingung, kenapa dia tak bisa hamil kalau sering melakukan hubungan dengan David? Itu aneh!
"Apa yang kamu pikirkan, sayang? Tatap aku dan jangan alihkan perhatianmu dariku!" perintah David dituruti dengan mudah oleh Aileen dan setelah itu terdengar suara desahan sang wanita di seluruh kamar. Ya, mansion ini adalah milik mereka berdua dan tidak akan pernah ada yang menginterupsi mereka. David bisa melakukan apa saja yang dia mau kepada Aileen dan sedikit beryukur karena gadisnya ini sangat mudah dikendalikan karena jatuh dalam pesonanya pula.
***
Olympia, Washington, USA
"Salam kepada Lord!" sapa seorang pria membuat yang lainnya menatap ke arah pria muda itu sembari memicing.
"Aaron Dornan? Apa yang kau lakukan sampai harus jauh –jauh ke sini?" tanya pria yang keliatan sudah cukup tua. Secara fisik, kelihatannya dia berusia lima puluhan walau faktanya pria yang disebut sebagai Lord itu sudah mencapai usia seribu lima ratus tahun.
"Lord, aku membawa berita yang mungkin akan cukup menarik buatmu," kata Aaron membuat sang Lord- Franciscus Grey memicingkan matanya. Orang ini tak mungkin datang jauh –jauh dari kota besar untuk menyampaikan sesuatu yang tak penting.
"Katakan!" titah Franciscus membuat Aaron menarik seringaiannya.
"David Atkinson! Kau ingat soal keponakanmu itu?" tanyanya membuat Frans memicing.
"Ada apa dengannya? Dia tak melakukan masalah kan? Selama lima puluh tahun tinggal di Forks, dia sepertinya hidup dengan baik di sana," ujar Frans merasa sedikit tak suka kalau keponakannya dibicarakan. Frans adalah kakak dari ibu David yang sudah meninggal beberapa abad yang lalu karena sebuah pembataian massal.
"Tidak, bukan itu! Tapi sepertinya dia sedang memerhatikan seorang manusia," kata Aaron membuat Frans mendengus kesal.
"Hanya menyampaikan soal hal ini? David akan selalu membuang wanitanya kalau dia sudah mencapai tujuannya. Lagipula, dia hanya akan memanfaatkan perempuan untuk menjadi makanannya kan?" tanya Frans merasa hal itu adalah hal yang biasa.
"Tapi perempuan itu terasa berbeda. Seakan …dia bukan manusia biasa. Aku baru mencoba mendekatinya sedikit dan aku merasakan sebuah aura yang sangat kuat juga mengerikan. Seperti aura… yang pernah aku rasakan dulu," jawab Aaron membuat Frans terkejut. Tapi sekali lagi Frans menggelengkan kepalanya kalau David memiliki tujuan yang mementingkan diri.
"Mungkin hanya perasaanmu saja! Ya, aku tetap akan mengawasi gerak –gerik David." Frans hanya mengiyakan perkatan Aaron.