Chereads / GIGOLO GAME / Chapter 9 - DIBALIK BAYANG-BAYANG

Chapter 9 - DIBALIK BAYANG-BAYANG

Mundur sebelum pertempuran malam bulan purnama. Pada malam pertama berjalanan bersama Rena, saat itu kami membuat perkemahan. Aku tengah membuat perapian sedangkan dirinya log out untuk makan.

Perjalanan kami panjang, menuju Lostowel membutuhkan waktu hampir satu minggu jika melalui jalan utama. Menggunakan Kereta kuda separuh waktu dari seminggu. Namun kami memutuskan untuk berlari melewati gunung dan lembah. Agar bisa memotong jalan sambil menaikan level dengan membunuh monster sepanjang jalan.

"Berhenti main petak umpet, cepat kalian keluar dari balik sana!"

Aku merasakan kehadiran seseorang dibalik pepohonan. Meskipun aku belum memiliki pasif skill of sense atau sejenisnya. Dalam game sekalipun, jika mereka tidak menggunakan skill untuk bersembunyi, aku masih bisa mengetahuinya. Hal seperti ini sama halnya dengan dunia nyata.

"Ternyata anjingnya Rena-chan hebat juga,"

"Mungkin dia yang ada di Video,"

"Orang sombong yang melawan Boss Dungeon sendirian itu?"

Muncul tiga orang dari balik pepohonan. Dilihat dari perlengkapannya mereka, seorang Warrior, Archer, dan Mage. Mungkin mereka mengikuti kami dari Kota Awal mula. Pastinya mereka adalah Player, bukan NPC karena tau identitas Rena dan live streaming dirinya.

"Kalian penggemar Rena ya?"

Aku segera bersiaga dengan tangan menggenggam pedang di pinggang. Menatap mereka bertiga, sewaktu mereka bergerak akan ku penggal kepalanya.

"Bisa dibilang kami ini yang seharusnya bersamanya,"

"Benar! Kami menunggu untuk bisa live streaming dengannya. Malah kau!"

"Dasar kau anjing kurang ajar!"

Mereka hanya orang toxic tidak jelas. Hanya ingin mengatai diriku yang bisa bersama idola mereka, tanpa menilai sisi baik buruk. Sulit menjadi seorang Idol yang memiliki penggemar bodoh.

"Akan kami buktikan,"

"Iya, dengan membunuhmu di sini. Kami memang layak berada di samping Rena-chan."

"Matilah kau anjing kurang ajar!"

[ Cross Cut ]

Dengan sekejap ku memotong tubuh seorang Mage dengan dua tebasan menyilang. Seseorang yang sedari tadi mengoceh tentang anjing. Menjadi sasaran pertamaku.

[ Drop Item ]

"Sial! Bunuh dia!"

[ Shadow break ]

[ Slash ]

Muncul sosok hitam hampir memenggal kepalaku. Untung saja ku melakukan skill Slash dari bawah secara vertical meng-counter skill Shadow break miliknya. Aku yakin dia Assassin yang bersembunyi di balik pohon, berbeda dengan tiga orang bodoh.

"Cih! Dia kuat."

Kami bertukar serangan, aku akui kemampuannya cukup luar biasa untuk player untuk beberapa minggu ini. Sementara seorang archer pun melesatkan anak panahnya ditengah pertarungan kami.

[ Shooting Arrow ]

Aku melompat dua kali ke belakang. Mengindari panah tersebut. Kemudian melempar si Archer tersebut dengan sebilah belati ke arah kepalanya.

"Arrrggghhh!"

"Dua tewas."

[ Drop Item ]

Warrior yang kebingungan itu pun hendak melarikan diri. Secepat mungkin aku bergerak ke arahnya namun sosok hitam itu menghadang.

[ Double Slash ]

Serangan dua belati menyabet tubuhku. Meski menggunakan armor mampu memberikan damage yang cukup besar. Sengaja aku memberikan peluang untuk dirinya melakukan hal itu agar aku dapat mencengkram lehernya dan membantingya ke tanah.

"Uhuk!"

Aku membiarkan warrior itu lolos namun berhasil menangkap sosok hitam yang berbahaya. Kemudian aku membuka penutup mulutnya untuk melihat siapa dirinya. Terlihat sosok perempuan yang cantik, ber-lipstik hitam sama dengan warna rambutnya. Bulu matanya pun tampak lentik, tidak seperti dugaan ku. Sosok assasin yang berbahaya ternyata seanggun ini.

"Bunuh aku sekarang!"

Aku mendekatkan diri padanya, mungkin hanya berjarak beberapa centimeter saja. Aku melihat matanya dalam. Ingin tau apa sebenarnya dirinya.

"Menyingkir kau! Ingin memperkosa aku ya! Meski aku seorang pembunuh bayaran, tapi aku bukan wanita murahan ya! Aku masih perawan, jadi jangan macam-macam!"

Entah kenapa dirinya meracau tidak jelas hanya karena aku menindih dan menatapnya dari dekat. Wanita ini mungkin terlalu bodoh atau polos.

"Kau penduduk sini ya?"

Aku mencoba menanyai wanita tersebut, dia tidak mau buka mulut tentang siapa dirinya dan dari mana dia. Mungkin itu bagian dari pekerjaannya.

"Aku ahli dalam berciuman loh. Mau coba?"

"Aaaaa! Tidak! Aku akan menjawab semua pertanyaanmu!"

Ternyata wanita ini masih bocah, hanya dengan mengancam hal semacam itu saja membuatnya buka mulut. Jika di dunia nyata ada wanita polos seperti ini akan menarik, pikirku.

"Jadi kau pribumi atau petualang?"

"A-aku pribumi sini,"

"Level berapa?"

"L-level 25"

Pentas saja kemampuannya di atas rata-rata player pada umumnya. Kemungkinan jika aku tidak menggunakan tubuhku sebagai umpan. Bisa saja aku benar-benar mati ditangannya pada level ku yang sekarang.

"Namamu siapa?"

"Aku tidak punya nama! Namun code name ku adalah Ciel."

"Baiklah, kalau begitu mulai sekarang kau adalah milikku."

"Hah?!!"

Aku melepaskan wanita itu, membiarkannya bangun. Melihat ke arah kabur sang warrior yang melarikan diri tersebut. Aku menyuruh Ciel untuk tetap di sana dan jangan membunuh Gadis yang ada di dalam tenda. Jika dia melakukannya atau pergi dari sana, aku akan memperkosanya.

Aku meminum potion kemudian berlari secepat mungkin mengejar sang warrior. Nampak terlihat ia yang mengenakan armor berat masih belum jauh. Ku tambah kecepatan agar dapat menjangkaunya.

[ CrossCut ]

"Kyaaaaa!"

Ku berhasil memotong bagian leher dan tangannya dari belakang. Meski menggunakan armor, bagian leher tidak begitu tertutupi. Itulah sasaran empuk untuk dihabisi.

[ Drop Item ]

Ketika kita membunuh monster ataupun player pada umumnya akan ada Drop Item dari yang kita bunuh, untuk monster bisa equipment atau hanya bagian tubuh dari monster tersebut untuk kita jadikan material menempa, makanan atau obat-obatan.

Sedangkan ketika kita membunuh player, drop item nya pasti item yang mereka punya atau equipment yang mereka kenakan. Sama halnya dengan yang ku lakukan saat membunuh para player bajingan tersebut.

[ Accuracy Ring ]

+10 Accuracy

[ Iron Helmet ]

+20 DEF

[ Road Staff ]

Sebuah tongkat sihir yang pantas untuk mereka yang baru belajar sihir, memberikan +10 MATK

Drop item minimal yang akan dijatuhkan adalah satu barang. Bisa lebih jika semakin tinggi level yang dimiliki karena peluang Drop item pun bertambah.

"Kau penurut ya, Ciel ku."

"Apanya yang Ciel ku!"

Sesampainya aku di sana Ciel tidak berpindah sedikit pun. Menandakan ia memang penurut atau takut diperkosa oleh ku. Mungkin aku terlihat lebih menyeramkan daripada wolf fang yang berkeliaran di hutan ini.

Dalam dunia ini, organisasi pembunuh bayaran sudah ada sejak dahulu kala. Mereka adalah para Assassin yang bergerak sebagai Bayang-Bayang. Ada yang bergerak untuk kepentingan Kerajaan, ada pula yang mengikuti apapun perintah dari organisasi meski itu tindakan buruk.

Aku menganggap Ciel ini merupakan Anggota yang masih belum berpengalaman. Jika sudah berpengalaman bertahun-tahun pastinya ia tidak mau mengikuti permintaan receh seperti membunuh player atau orang biasa. Ini terkesan seperti cari pengalaman.

"Aku belum memiliki dana yang cukup untuk menganti rugi kegagalanmu dalam misi. Kini aku tengah dalam perjalanan menuju Kota Lostowel. Lebih baik kamu pergi ke sana terlebih dahulu, nanti aku akan membantumu menyelesaikan masalahmu."

Aku menarik tangan Ciel dan memasangkan Ring Accuracy yang didapat dari Drop Item setelah membunuh si Archer. Ciel tidak merespons hanya terdiam sambil wajahnya memerah di tengah kegelapan malam itu.

"Kalau kau mau pergi dan berhenti menjadi Assasin pun itu pilihanmu. Jalani hidupmu seperti yang kau inginkan, Ciel. Kau masih muda dan cantik."

"Diam kau!"

Wanita assasin itu pun pergi, berlari secepat yang dia bisa. Menyelinap dalam Bayang-Bayang. Kembali bersabat dengan kegelapan meski wajahnya memerah.

Sementara itu ada pula seseorang yang tengah bermain di balik bayang-bayang. Menduduki kursi yang empuk di salah satu gedung pencakar langit.

"Apa ATMA sudah mulai bergerak?"

"Dalam waktu dekat ATMA akan menguasai Kota, anda tidak perlu khawatir tuan."

Seseorang itu tersenyum tipis dibalik bayang-bayang. Yang menghiasi lampu hias malam hari. Setelah menerima laporan dari balik telepon tersebut.