Keesokan harinya, aku mendatangi toko blacksmith milik kakeknya Lulu. Ternyata nama tokonya adalah Silver Hammer. Aku mengetuk pintu lalu masuk seperti biasa.
"Paman, aku ingin mengambil pesanan."
Seorang Pria berambut putih, matanya putih, dan janggutnya pun putih. Aku baru sadar arti nama Toko ini setelah melihat sosok tersebut.
"Oh dengan tuan Leon, ya. Sebentar saya ambilkan pesanan Tuan."
Pria tua itu bergegas ke belakang. Dari belakang muncul sosok gadis cantik, kini pakaiannya tampak lebih bagus daripada kemarin.
"Lulu kamu nampak lebih cantik dengan pakaian itu."
Mendengar hal itu seketika mukanya memerah hingga ke telinga. Gadis itu membalikan badan membelakangiku, kemudian berjongkok sambil menutup wajahnya.
"Ahaha, gadis itu malu tuan. Kemarin ia bilang ada pria tampan yang memborong semua ini, dan akhirnya dia punya uang untuk membeli baju bagus itu."
"Kakek!"
"Ahaha"
Dari cerita Osman sang Silver Hammer, aku mengetahui bahwa Lulu kini hidup bersamanya ketika kedua orang tua nya telah meninggal. Sekitar 3 tahun lalu, kedua orang tuanya merupakan pedangang dan sempat dijarah oleh para bandit saat menuju Kota Lumerick.
Kini Lulu dan Osman hanya tinggal berdua. Menjual persenjataan di pojok Kota Awal Mula. Karena jaraknya jauh dari pusat Kota, maka jarang ada pembeli yang datang. Apalagi sebelum kedatangan para Petualang, Kota ini tidak begitu ramai.
"Bagaimana jika kita bekerja sama, Paman."
"Maksudnya bagaimana tuan Leon?"
Sebelum pembahasan mengenai bisnis dengan Silver Hammer. Aku memajang berlengkapan yang sudah ditempa tersebut ke dalam Market ku. Dipajang dengan harga yang cukup mahal. Meski begitu aku yakin akan terjual, pasalnya jarang yang menjual senjata yang sudah ditempa.
"Sebelum itu apa paman bisa mengolah benda ini?"
[ Tree Steel ]
Sebuah Kayu dari Pohon Besi yang dapat digunakan sebagai senjata atau bahan untuk membuat senjata yang lebih kuat.
"Darimana tuan mendapatkannya?"
"Itu dari Boss Cyclops, Dungeon Kota ini."
"Jadi artinya tuan Leon ini seorang petualang?"
Tidak bisa dipungkiri lagi. Kedua mata Osman mulai waspada. Sedangkan Lulu malah terlihat gembira mengetahui diriku adalah seorang Petualang.
"Aku tidak berniat menyembunyikan hal ini. Tapi jika kau bisa mengolahnya menjadi sebuah pedang. Aku berencana menawarkan kerja sama,"
Aku pun berdiri dan melihat sekeliling tempat ini. Banyak bagian yang rapuh termakan usia. Banyak yang harus diperbaiki dan diganti untuk menjadikan tempat ini lebih baik.
"Aku ingin kalian memperbaiki tempat ini agar lebih baik, karena akan banyak pelanggan kedepannya. Aku akan menginvestasikan uangku untuk pembangunan tempat ini."
Osman tampak merenungkan hal ini. Sesekali melihat ke arahku. Memastikan apakah diriku punya niatan yang lain dan sebagainya.
"Paman Osman, sebentar lagi akan ada peperangan besar di Wilayah Netral. Sebelum itu terjadi aku harus menjadi kuat. Cukup kuat untuk melindungi mu dan Lulu."
Mendengar perkataan tersebut sontak membuat keduanya terkejut. Pada dasarnya manusia akan perduli suatu hal jika itu mengancam keberadaan mereka. Apalagi aku berbicara mengenai perang, hal yang tidak ada baiknya, pertanda bahaya.
"Perang apa tuan Leon?"
"Raja Goblin akan terlahir di Wilayah Netral."
Raut wajah keduanya semakin suram. Apalagi Lulu, cerita mengenai Goblin saja sudah menjadi hal yang ditakuti anak-anak. Apalagi mendengar Raja Goblin dan peperangan.
"Sial! Dia sudah lahir ya."
"Kau mengenalnya paman?"
"Tidak, hanya saja aku pernah mendengarnya. 100 tahun sekali Raja daripada Goblin itu akan terlahir. Dan akan membakar seluruh Negeri."
Lulu yang daritadi berada di belakang seketika memeluk paman Osman dari belakang. Meski ku lihat usianya sekitar 15 tahun, namun tidak ada yang tidak takut dengan kabar buruk ini.
"Aku akan maju berperang Paman. Sebelum itu aku harus bertambah kuat, dan untuk menjamin kehidupanku setelah perang. Aku ingin berbisnis dengan Paman, Silver Hammer."
"Baiklah, apa maumu?"
Setelah berdiskusi mengenai bisnis dengan paman Osman, akhirnya mencapai kesepakatan. Untuk awal aku memberikan dana 1000 Lite Coin. Mungkin itu semua dana yang ku punya di Game ini.
Kemudian aku berjanji kepada Lulu akan membawanya ke Kota lain. Setelah semuanya aman. Karena setelah ini aku akan berkeliling ke 5 Kota lainnya. Untuk mengumpulkan kekuatan dan membangun sumber daya.
Aku sudah berinvestasi di dunia ini. Maka aku akan melakukan yang terbaik untuk memanen semua hal yang ada di dalamnya. Aku bergumam dalam hati sebelum sampai di tempat perjanjian dengan Rena. Setelah ini aku harus melakukan perjalanan panjang dengannya menuju Kota Lostowel.
"Gila, terjual habis."
"Apanya, Leon?"
Aku mengecek Market ku saat dalam berjalanan bersama Rena. Aku menjual satu set equipment +D untuk Warrior Class dengan harga 50 Lite Coin, aku menjual 9 selain yang aku pakai. Maka totalnya 450 Lite Coin yang kudapatkan. Sebuah bisnis yang menggiurkan. Pasalnya aku hanya bermodalkan 100 untuk Equip, dan 50 untuk biaya Refine +D jika dihitung untung 350 Lite Coin.
"Tidak apa-apa. Kau sudah mengenakan Equipment yang baru ya sekarang."
"Ah ini, aku membelinya di Market. Cukup mahal tapi setidaknya melindungiku jika terkena serangan."
[ Light Armor +9]
+10 DEF +10 ATK +10 Evasion
[ Robe +9 ]
-10 Aggro
Mengurangi kemungkinan diperhatikan oleh Monster saat pertarungan
[ Leather Gloves+9 ]
+10 Accuracy
[ Leather Boots+9 ]
+10 Evasion
Dalam half equipment harus disesuaikan dengan Class dan gaya bertarung masing-masing. Seperti Rena memfokuskan pada Evasion atau kecepatan dalam menghindari musuh. Karena bahan yang ringan. Aku pun demikian, meski kebanyakan Warrior menggunaan set besi yang tebal agar lebih melindungi mereka, namun gameplay ku memfokuskan pada kecepatan dan serangan yang tajam.
"Equip mu sudah bagus, "
"Ya aku berharap tidak berhadapan dengan monster, biar kau saja yang mengatasinya semua."
"Iya Nona."
Aku dan Rena berlari di tengah hujan. Ketika bertemu dengan monster aku segera membunuhnya, tak pandang bulu. Apapun monsternya sebisa mungkin aku segera membunuhnya. Startegi memotong jalan lewat pegunungan ini terbilang cukup berbahaya, namun ini adalah cara tercepat untuk sampai ke Kota Lostowel sambil menaikan Level kami.
Meski sepanjang perjalanan kami, Rena melakukan Live Stream. Namun tidak semua diambil menjadi tayangan. Team Editor Rena cukup baik dalam memilih mana yang cocok untuk ditayangkan. Pasalnya penonton akan bosan jika harus menonton keseluruhan.
Seperti tayangan saat bertarung, memasak, atau pun mencoba skill Bards Rena yang pasti akan men-gemparkan sosial media. Percakapan yang tidak perlu, tentu tidak masuk kedalam konten tayangan Rena.
"Sebentar,"
Aku menghentikan langkah ketika pergerakan malam kedua di tengah sinar bulan. Pasalnya ada area yang nampak mencurigai, ketika semua dikelilingi pohon. Ada satu tempat di hadapan ku yang seperti padang rumput, berbentuk lingkaran.
"Ada apa, Leon?"
"Sepertinya Boss Field."
Boss Field tidak seperti Boss Dungeon yang menunggu di tempat, Boss Field ketika mendengar atau melihat ada keberadaan yang mengancam, ia akan menyerang objek tersebut meskipun belum masuk area-nya.
Semenjak game ini diliris, belum ada player yang melawan Boss Field. Karena di dekat Kota jarang sekali mereka, biasanya mereka terletak jauh dari Kota atau di tempat yang mereka jaga. Berbeda lagi dengan boss event yang bergerak sesuai event mereka berjalan.
"Lebih baik kita menghindarinya."
"Kau mungkin benar, Nona Rena. Namun jika terus menghindar, kita tidak akan tau apa yang akan terjadi kedepannya."
"Leon."
Aku memerintahkan Rena untuk tetap diam di tempat, dan masuk ke area field sendirian. Mengeluarkan pedang terkuatku saat ini, dengan level ku yang sekarang.
[ Iron Blade +A ]
+20 ATK
Pedang satu tangan yang cukup besar dibuat sangat baik oleh seorang blacksmith profesional.
"Status!"
[ Status Karakter: Leon ]
Level : 17
STR : 65 (+5)
INT : 10
VIT : 10
DEX : 10
AGI : 50
[ Sisa poin status : 0 poin ]
Muncul sosok tinggi besar penuh bulu, taring dan kukunya yang tajam. Membuat siapapun yang melihatnya akan bergidik. Untung Rena memberikan Buff Spirit.
[ Skill Aktif: Spirit ]
Sebuah lantunan semangat yang membuatmu tidak takut dan tidak mudah menyerah. Menghilangkan debuff Bergidik, Takut, dan Lemas.
"Majulah! Serigala Jejadian!"