Shireen merasa terkejut. Pasalnya mereka sama persis, sampai ia mengira memiliki jenis kelamin yang sama.
"Serius? Kok wajahnya gak ada bedanya."
"Mereka kembar seiras, dan kakaknya adalah yang perempuan sedangkan yang lelaki adiknya."
Baru paham sekarang Shireen. Ternyata bayi kembar ini berbeda jenis kelamin. Tidak sama dengan tebakannya.
'Aku benar-benar takjub dengan gadis ini,' batin Samuel.
'Semoga gadis ini bisa menjadi ibu ASI untuk tuan muda kembar,' batin pelayan itu.
Tanpa terasa kedua bayi itu tertidur pulas dengan masih menyusu.
***
Setelah sudah selesai Shireen susui kedua bayi itu, kemudian ia menidurkannya. Shireen pun kembali membenarkan bajunya.
"Hmm, karena sudah selesai. Aku mau langsung pulang," izin Shireen.
"Biasanya jika habis menyusui itu lapar. Biar tenaganya full lagi, makan dulu yuk Nona," ajak pelanyan itu.
Dan Samuel setuju dengan itu. "Ya, mari kita makan malam bersama. Aku ingin mengobrol lebih dalam denganmu."
"Hmm baiklah ...."
Kini Shireen diajak makan malam di satu meja makan besar. Ia merasa terkejut melihat ada beberapa orang yang sudah menunggu di sana.
"Mari duduk Nona!"
"Ya, terima kasih."
Tiba-tiba ada dua pasang mata menatap dirinya dengan sinis. "Dia siapa Kak?" tanya salah satu gadis yang seumuran dengannya. Dia adalah Lisa. Ya, Lisa adalah saudara kembar Lia. Mereka bernama asli Farielisa dan Farielia.
"Perkenalkan dia Shireen. Dia gadis yang menyusui Azel dan Azriel."
Uhuk uhuk!!
Tiba-tiba Arkan, adik lelaki Samuel tersedak saat ia sedang minum. "What? Gak mungkin. Dia masih seumuran Lia dan Lisa. Mana mungkin Kak. Hmm atau memang dia sudah nikah dan mempunyai anak?" Mendengar ucapan sang kakak memperkenalkan Shireen, ia merasa kaget.
Samuel mempunyai adik lelaki dan dua adik kembar perempuan. Arkan adalah anak ke tiga. Setelah ia, si kembar Fareielia dan Farielisa. Samuel juga mempunyai kakak, sudah menikah dan saat ini tinggal bersama istrinya di luar negeri.
Kedua orang tua mereka juga berada di luar negeri. Ya, Samuel memang blasteran antara Amerika dan Tionghoa. Jadi, memang sangat khas wajahnya. Adik dan kakaknya juga tak jauh beda dari ketampanannya. Adik kembarnya pun sangat cantik.
Shireen hanya membeku. Ini yang ia khawatirkan. Segala macam pertanyaan pasti ada dari mereka yang melontarkan. Masalahnya, bagaimana ia menjawab?
"Bisa kau tanyakan sendiri," balas Samuel.
"Hmm, sebenarnya saya ini masih sekolah dan belum menikah. Apalagi mempunyai anak," ujar Shireen.
Mata Arkan dan kedua gadis kembar itu membola, seolah merasa tidak percaya. "Kok bisa keluar ASI? Aneh banget 'kan," balas Lia.
"Iya, kok bisa? Atau lo emang udah hamil atau punya anak mungkin," sahut Lisa. Sedangkan Arkan dan Samuel menunggu balasan dari Shireen.
"Saya gak tau. Tapi yang jelas ini nyata buat saya. Bisa mengeluarkan air sebelum mempunyai anak memang aneh, saya juga heran," jawab Shireen.
"Sejak kapan?" tanya Arkan.
"Setelah saya bangun dari koma beberapa bulan yang lalu," balas Shireen.
"Baiklah, jika tidak ada efek buruk dengan kedua bayiku esok. Aku akan memanggilmu lagi dan menjadikan ibu ASI untuk bayiku," ujar Samuel.
Shireen pun hanya mengangguk.
***
Shireen dihantar ojek, saat pulang. Padahal, tadi ia ditawari untuk dihantar oleh Samuel dan Arkan serta supir mereka. Namun Shireen menolak, alasan ia tak mau langsung pulang dan berniat ke rumah teman. Kenyataannya, itu tidak ia lakukan. Setelah pulang dari rumah Samuel, ia langsung balik ke rumah.
Ting.
'Reen, datang ke basecamp. Kita latian balap buat besok.'
Pesan itu masuk dari salah satu temannya, yaitu Rasel. Lantas Shireen pun membalas, 'Gue ngantuk, besok malem aja.'
Setelah membalas, Shireen memasuki rumahnya. Dan itu, langsung disambut senyum hangat dengan sang kakak.
"Gimana? Kamu bisa 'kan?" tanyanya berbinar.
Shireen menghela napasnya, lalu menatap sayu sang kakak. "Ya," singkatnya membalas.
Sahara pun tersenyum senang. "Bagus. Hmm, gak mungkin 'kan kalau tuan Samuel yang kaya raya itu, gak kasih bayaran. Jadi mana uangnya?" Perempuan itu menengadah kepada adiknya dengan sebelah tangan.
Lagi-lagi Shireen merasa jengah. Kemudian, ia memberikan sebuah amplop coklat kepada kakaknya.
"Wahh banyak banget ... baru nyoba aja kamu udah dibayar sebanyak ini, apalagi setiap saat. Kita bisa kaya mendadak dari dia."
"Belum tentu juga Kak, kata tuan Samuel kalo gak ada efek buruk setelah Shireen susui anaknya. Baru Shireen bisa kasih ASI setiap hari sama anaknya, tapi kalo ada kemungkinan anaknya muntah dan diare lagi. Shireen berhenti," jelas Shireen.
"Semoga anaknya baik-baik saja, jadi kamu bisa terus menjual ASImu dengan anaknya," balas santai Sahara.
Memang memberikan ASI semudah itu? Apakah dia tidak memikirkan kondisi tubuh Shireen? Ya, Shireen kalut dengan pemikiran sang kakak yang dibaluti obsesinya dengan uang, uang dan uang.
"Tapi, Shireen minta jangan Kakak habiskan uang itu. Masih ada tunggakan di sekolah. Sebentar lagi juga Shireen mau ujian, Shireen harus lunasi semua," pinta Shireen.
"Kamu tenang saja, nanti juga kamu bisa menghasilkan uang yang lebih dari ini. Kakak yakin itu!"
Lagi-lagi Shireen hanya bisa menarik napasnya. Sikap kakaknya itu sangat egois, tak sama sekali mementingkan dirinya seorang.
***
Pagi hari.
Di tempat kediaman Samuel.
Saat ini Samuel tersenyum manis melihat kedua bayinya yang sudah membuka mata. Ia melihat mereka tengah menggulum ibu jarinya dengan sangat gemas.
"Oh baby, kau pasti haus."
Bayi kembar Samuel memang berbeda jenis kelamin, tetapi rupa mereka sangatlah seiras. Azelona Reymond, ia yang menjadi kakak dari adik lelakinya yang bernama Azriel Reymond.
"Ternyata dia tidak pup," gumam Samuel. Ia melihat isi popok Azel, ternyata bayi perempuannya itu tak buang air besar lagi.
Kemudian bergantian ia menggendong bayi lelakinya. Ternyata, Azriel juga tak buang air besar.
"Aku rasa ASI gadis itu cocok dengan anakku. Semalam juga aku tak bangun mendengar mereka menangis. Mereka juga tidak muntah-muntah seperti biasa lagi."
Tiba-tiba salah satu pelayan datang dan mengetuk pintu kamar.
"Permisi Tuan."
"Ya, masuk!"
Inah, adalah kepala pelayan di rumah ini. Ia juga yang menghantar Shireen semalam.
"Izin memandikan, tuan muda dan nona muda, Tuan."
"Ya silahkan. Aku juga mau bersiap." Kemudian datanglah kedua pelayan lainnya. Mereka berpermisi sopan dengan Samuel, lalu mereka menggendong Azel dan Azriel dan membawa kedua bayi itu untuk dibersihkan.
"Bik Inah, aku merasa kedua bayiku cocok dengan ASI gadis itu. Mereka tak muntah-muntah dan pup lagi. Apa aku harus memanggilnya lagi nanti?" ujar Samuel.
"Wah ini kesempatan Tuan. Saya sangat yakin nona semalam bisa menjadi ibu susu untuk tuan muda kembar. Biasanya gadis sepertinya banyak dicari orang yang membutuhkan ASI seperti Tuan," balas Inah.
Bersambung ....