Chereads / Terjerat Cinta Lokasi / Chapter 26 - Jus Cabe

Chapter 26 - Jus Cabe

Merasa yakin bahwa lelaki dihadapannya bukanlah suami dari nyonya mudanya yang terpandang, Perbedaannya begitu kentara diantara keduanya, nona Siska begitu cantik sementara lelaki dihadapnnya adalah lelaki kampung dengan baju yang kumal. Meskipun satpam itu pun mengakui kalau Ahmad memiliki perawakan yang bagus dan memeiliki tampang rupawan, tapi pakainnya membuatnya ragu.

Satpam pun beranjak pergi meninggalkan Ahmad seorang diri di depan pagar. Sekali lagi meskipun memang satpam itu mengakui kalau wajahnya Ahmad memang ganteng tapi dia tetap tidak bisa begitu saja membukakan pintu pagar untuk orang yang baru.

Ahmad dengan penuh perjuangan meyakinkan satpam untuk membukakan pintu pagar untuknya, namun satpam itu malah terus bersikekeh tidak membukakan pintu.

Sebelum punggung satpam itu menghilang, Ahmad berteriak, dia memutuskan akan mencoba segala cara supaya bisa masuk.

"Pak tunggu, ayolah pak, kalau bapak masih tidak percaya nanti di dalam aku akan membuktikannya." Teriak Ahmad. Tangannya memegang ujung pagar.

Satpam kembali mendekat.

"Ah anak muda ini suka sekali kamu memaksa orang, sudah aku bilang aku betul-betul tidak bisa membukakan pagarnya. Karena kamu begitu memaksa tunggu sebentar biar aku minta izin dulu pada tuanku di dalam." Jawab Satpam itu. Berlalu meninggalkan Ahamd memasuki rumah megah 2 lantai.

Lalu satpam itu pun berlari menuju rumah untuk memberitahukan tentang kedatangan Ahmad. Sedangkan di luar pagar Ahmad sudah tidak sabar untuk masuk, terlebih saat mendapat kabar dari satpam itu bahwa Siska akan bertunangan. Jelas saja dia tidak terima jika istrinya akan bertunangan dengan lelaki lain sedangkan posisi dirinya masih sebagai suami sahnya.

Ahmad merasa masih berhak untuk memperjuangkan istrinya dan berusaha menggagalkan pertunangan itu.

" Bagaimana mungkin aku hanya diam saja di sini, sementara istriku di dalam sana akan bertunangan, itu tidak masuk akal." Gumam Ahamad.

Maka Saat satpam berlari menuju rumah untuk memberitahuakan kedatangannya, Ahmad pun tidak mau kalah dia berusaha masuk dan menaiki pagar rumah Siska. Karena badannya yang tinggi sehingga baginya tidak terlalu sulit untuk menaiki pagar, maka dalam sekejap Ahmad pun sudah berhasil memanjat pagar. Lalu kemudian melompat ke halaman rumah Siska.

Sesampainya di halaman rumah maka Ahmad berjalan dengan mengendap-ngendap menuju pintu utama, dia berjalan berusaha menghindari satapam yang baru saja mendapatkan mandat dari tuannya.

Ahamad sempat mendengar percakapan satpam dengan ayahnya Siska, meskipun samar tapi masih terdengar ditelinga Ahamad bagaimana ayah mertuanya itu meminta satpam untuk mengusir dirinya.

"Sudah kuduga pertunangan itu pasti bukan keinginan Siska, lihatlah bahkan ayah mertuaku sendiri berniat untuk mengusirku dari sini." Ungkapnya dalam hati.

Dengan itu maka Ahmad memaksa untuk masuk bahkan rela-rela memanjat pagar karena dia tahu kalau ayah mertuanya tidak akan mengizinkan dirinya untuk masuk. Beruntungnya dia sudah masuk sehingga celah untuk menggagalkan pertunangan Siska sangat besar peluangnya.

Ahamad masih terus  berjalan dengan mindik-mindik karena khawatir ketahuan satpam. Setelah dirasanya aman barulah Ahamd beraksi kembali, dia menyelinap lewat belakang. Dia berjalan menuju pintu dapur dan gayung pun bersambut karena pintunya yang tidak terkunci.

"Bagus selalu ada jalan kalau kita ada kemauan, syukurlah mereka lupa untuk mengunci pintu dapur ini." Sorak Ahmad.

Ahmad pun dengan sangat hati-hati masuk ke dapur dan keberuntungan kembali berpihak padanya. Keadaan dapur pun mendukung aksinya, di dalamnya sedang sepi, para pelayan sedang sibuk membantu menjamu para tamu di acara pertunangan itu. Keadaan itu membuat Ahmad lebih leluasa untuk memasuki ruangan tamu dimana diadakan pesta itu.

Ahmad berusha untuk masuk dan melihat kondisi di ruang tamu yang sudah ramai dengan para tamu undangan. Ahamd memilih untuk sembunyi disalah satu meja makanan, beristirahat sejenak dibawahnya, lalu kemudian memikirkan aksi berikutnya. Ahmad aman dibawah meja itu karena kolongnya tertutupi oleh kain penutup meja.

"Hmm...sekarang aku sudah masuk di sini, tapi apa yang harus aku perbuat, bagaimana cara aku menggagalkan pertunangan ini, mana mungkin aku tiba-tiba melabraknya ke depan, itu kan konyol namanya." Gumam Ahmad yang sedang mencoba memikirkan cara.

Ahmad masih kebingungan memikirkan cara apa yang harus dia kerjakan. Dalam posisi masih dibawah meja besar yang dipenuhi makanan dia menyempatkan dulu untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan karena belum makan sedari siang.

Ahmad diam-diam mengambil makanan yang terhidang di atas meja, lalu dia membawanya ke bawah kolong dan dia menikmati makanannya dengan leluasa dan santai.

"Maaf yah aku minta makanannya, nanti aku minta izin deh sama ayah mertuaku yang kurang baik itu." Gumam Ahamad pelan sambil mulai mengunyah makanan yang diambilnya.

Saat dia sedang menikmati makananya tiba-tiba terdengar suara sepatu berjalan mengarah ke arah meja tempat dirinya bersembunyi. Maka Ahamad dengan sigap menghentikan aktifitasnya supaya tidak ketahuan.

Lalu Ahmad mengintip sedikit dari kolong dan benar saja ada tiga pasang sepatu yang mengarah ke hadapannya. Mereka mengambil makanan dan berbincang-bincang di sana sambil menikmati makananya.

"Hebat loe Don akhirnya bisa dapatin Si Siska juga ya meskipun sudah seken sih." Ungkap seseorang membuat telinga Ahmad panas dan membuat tangannya mengepal karena kata-kata yang dilontarkan mereka yang sedang berdiri didepan meja.

"Dasar manusia tak beradab, masa istri aku dibilang seken, emangnya barang apa!" Gumam Ahamad dalam hati.

Kalau saja keadaan Ahamad tidak sedang bersembunyi, tentu dia akan keluar dan langsung  meninju orang yang berbicara sembarangan tentang Istrinya. Lalu Ahamad pun mencoba kembali mengingat-ngingat nama yang disebut-sebut tadi.

"Hmm...tunggu...tadi lelaki itu bilang Don, siapa Don? Apa mungkin Doni teman sekampusnya Risti, yang dulu waktu KKN dia naksir sama Risti?" Gumam Ahamd dalam hatinya, dia mencoba menerka-nerka siapa orang yang sedang ada dihadapannya kini.

Karena Ahmad penasaran, lalu Ahamad sedikit menyingkap kain penutup mejanya, dan terlihatlah wajah lelaki yang ada dihadapannya itu.

"Wah-wah bener tenyata itu si Doni yang dulu naksir sama Siska, pokoknya aku tidak akan membiarkan Siska jatuh ketanganmu Doni." Gumam Ahmad sambil mengepalkan tangannya.

Tiba-tiba ide isengnya muncul, saat ketiga lelaki itu sedang asyik berbincang, maka Ahmad keluar  dengan hati-hati, dia menuangkan sambal cabe kedalam gelas yang ada di hadapan para lelaki itu. Setelah melakukan itu dia kembali merunduk dan masuk lagi ke dalam kolong meja.

Karena mereka keasyikan ngobrol sehingga mereka tidak menyadari saat Ahamad beraksi memasukkan cabe ke dalam gelas mereka. Sehingga mereka pun main asal seruput saja tanpa melihat isi yang ada di dalamnya.

Belum lama setelah Ahmad beraksi terdengar Doni berteriak kepedesan dan dia langsung terkocar kacir lari ke toilet karena perutnya langsung mules.

"Aaaaaa....gila ini jus apaan kok pedas kaya begini " Teriak Doni sambil mencari-cari penawar penghilang pedas.

Belum hilang rasa pedas dimulutnya, eh perutnya mules, akhirnya dia terkocar kacir ke kamar mandi. Sementara temannya yang dua orang mereka malah menertawakannya, tapi jiwa pertemanan mereka masih kuat sehingga mereka tetap kasian melihat kondisi Doni.