Belum hilang rasa pedas dimulutnya, eh perutnya mules, akhirnya dia terkocar kacir ke kamar mandi. Sementara temannya yang dua orang mereka malah menertawakannya, tapi jiwa pertemanan mereka masih kuat sehingga mereka tetap kasian melihat kondisi Doni.
"si Doni itu kenapa sih masa saking bahagianya dia bisa tunangan sama pujaan hati sampai-sampai salah ambil jus." Ungkap salah satu teman Doni.
lalu yang satunya lagi ikut menanggapi,
"hmmm...itu disangka jus tomat kali," Jawab teman yang satunya lagi
Lalu keduanya tertawa ringan, karena mereka merasa kasian, akhirnya mengikuti Doni ke kamar mandi untuk tahu kondisi temannya itu. Sedangkan Ahmad dia terkekeh sendiri di bawah kong meja.
"ha...ha...maafin aku yah Don, habisnya kamu sudah tahu Siska adalah istriku eh main tikung-tikung saja, rasakan tuh akibatnya." Gumam Ahmad masih dibawah kolong meja.
Tiba-tiba terdengar ada suara yang memanggil-manggil nama Doni dan Siska.
"kepada Nona Siska dan tuan Doni, kami persilahkan untuk ke depan guna melaksanakan penyematan cincin." Teriak seseorang berkali-kali memanggil nama keduanya.
Namun baik Siska atau pun Doni, mereka keduanya tidak muncul saat dipanggil-panggil. Siska memang sengaja mengurung diri di kamarnya sedangkan Doni dia masih di kamar mandi karena sakit perut yang belum tuntas.
Semua tamu undangan ramai, mereka saling memandang satu sama yang lainnya mencari sosok yang dipanggil-panggil oleh Mc. Mereka seperti tidak sabar ingin segera melihat kedua calon insam yang akan melangsungkan pertunangan.
mereka saling berbisik,
" Mana yah anaknya Ibu Sri itu, katanya dia wanita yang cantik bahkan waktu masih kuliah omong-omong dia termasuk bidadari kampus." Ujar salah satu tamu undangan.
"Iya jeng aku juga penasaran karena yang aku tahu nak Doni itu banyak kekasihnya, tapi kok bisa akhirnya jatuh hati dan memutuskan untuk menikahi nak Risti, berarti nak Risti memang wanita spesial kan jeng." Jawab tamu satunya lagi.
Ruangan mulai Ramai dengan kasak kusuk yang mempertanyakan kedua calon yang akan bertunangan yang belum juga muncul dihadapan mereka. Tuan rumah tentu saja sudah sedikit panik, Bu Sri segera memberitahukan Mc untuk memandu acara dan mengulur waktu supaya para tamu tidak bosan menunggu.
Seorang Mc tidak boleh kehabisan ide, meskipun tidak ada dalam Rundown acara tapi karena tuan ruamah yang menginginkannya maka Mc itu membuat acara tambahan. Untuk mengulur waktu Mc memiliki cara yang jitu, dia mengajak para tamu untuk bermain tebak-tebakan,
"Wah ternyata para hadirin sudah tidak sabar yah menyaksikan dua sejoli yang akan jadi raja dan ratu pada hari ini ditengah-tengah pesta ini." Teriak Mc penuh semangat
MC mulai memainkan triknya, dia memberikan berbagai pertanyaan seputar dua sejoli itu, dari mulai tanggal lahir, asal kampus, makanan kesukaan, tempat tongkrongan pavorit mereka hingga menebak dari arah mana dua sejoli itu akan muncul, apakah mereka akan datang bersama dengan bergandengan tangan seperti di film-film bolywood atau datang dari arah yang berbeda dengan penuh kejutan.
Ditengah-tengah hadirin yang sedang sibuk dengan jawaban-jawabannya, Mc mencoba kembali memanggil dua sejoli itu.
"Baiklah mari kita coba panggil kembali. Kepada Nona Siska dan tuan Doni, kami persilahkan untuk ke depan guna melaksanakan penyematan cincin." Teriaknya berkali-kali memanggil nama keduanya.
Namun baik Siska atau pun Doni, mereka keduanya tidak muncul saat dipanggil-panggil. Siska memang sengaja mengurung diri di kamarnya sedangkan Doni dia masih di toilet karena sakit perut.
Setelah berkali-kali nama Siska dan Doni dipanggil dan mereka tidak menampakkan batang hidungnya sesaat ruangan itu kembali menjadi hening krik krik krik.
Ibunya Siska yang tadinya ceria berbincang dengan tamu langsung mengedarkan pandanganya kesetiap penjuru di ruangan itu, wajahnya mulai pucat dan segera berusaha mencari-cari sosok yang dipanggil oleh Mc, dengan tetap memberikan senyuman, dia langsung pamitan pada tamunya dan segera bergegas mencari putri semata wayangnya.
"jeng silahkan sambil dinikmati hidangannya, biasa jeng anak perempuan kalau dandan lama, sebentar yah aku mau cek dulu putriku ke kamarnya." Ungkap Ibunya Siska sambil bergegas pergi dan berlalu dari hadapan para tamu undangan.
"Faham lah jeng, secara kita-kita juga kan sama kalau dandan pasti butuh waktu yang lama, apalagi ini acara spesial. Ya sudah jeng salam ya buat Siska." Jawab salah satu teman ngobrol Sri pun menjawabnya dengan santai.
Sri lebih tenang mendengar pengakuan temannya itu, sehingga mereka akan memaklumi jika Siska belum datang ke ruang tamu. Sri dengan segera menuju kamar Siska untuk mengecek keberadaannya.
Demikian pula dengan ayahnya Siska, mulai merasakan ada yang tidak beres terlebih sebelumnya satpam memberitahuakan akan kehadiran Ahmad di depan rumahnya. Pikirannnya mulai semberaut, mulai curiga dan memang tidak bisa dipungkirinya dia mengait-ngaitkan kejadian itu dengan kehadiran Ahmad yang mendadak.
"Hmmm… ada apa ini, kemana mereka berdua, kenapa bisa kebetulan mereka kompakan untuk menghilang di acara sepenting ini, acara pertunangan ini harus terjadi!" Dengus Firman
"Hmm...tunggu atau jangan-jangan ini ada kaitannya dengan kehadiran Ahmad?" gumam ayah Siska dengan muka sedikit memerah karena kesal. Geram mulai menjalar dalam dirinya.
*
"Don, kamu baik-baik saja kan, kok lama amat di kamar mandinya, tuh Mc sudah manggil-manggil kamu dari tadi, ayo buruan keluar tamu undangan sudah tidak sabar untuk meyaksikan pertunanganmu dengan Siska" Teriak temannya Doni sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi.
"eh bego gimana gue mau keluar, perut gue masih mules tahu." Jawab Doni dengan suara tertahan
"lah terus gimana?" Tanya temannya polos
"apanya yang gimana, ya udah suruh nunggu sana, lagian kan di sini gue yang jadi peran utamanya, ya acara gak bakalan jalan kalau belum ada gue." Teriak Doni dengan sarkas
Meskipun sedang sakit perut tapi Doni masih saja bisa sombong, temannya sedikit mencebi merasa Doni sedang membuat lelucon yang sama sekali tidak lucu.
"ah elah lu Don sombong amat, lagian pake acara sakit perut segala di acara sakral kaya gini." Jawab temannya Doni, tidak lama kemudian pergi meninggalkan Doni.
Temanya Doni pun kembali ke ruangan pesta dan melanjutkan kembali mencicipi hidangan yang tersedia dengan melimpah ruah.
"Sudahlah enakan di sini bisa makan-makan sepuasnya, daripada nungguin si Doni yang gak jelas kapan keluarnya." Ujar teman Doni yang satu.
"Tumben loe bener," Jawab temannya yang satu lagi. Mereka pun kembali tertawa.
*
Sedangkan Ahmad masih berada di kolong meja makanan, dia masih kebingungan dengan apa yang harus dia perbuat untuk menggagalkan pertunangan istrinya itu.
Bagaimana mungkin dia muncul tiba-tiba dihadapan banyak tamu seperti itu, hal itu tentu saja akan membuat mertuanya semakin benci padanya, maka dari itu Ahamad untuk sementara masih memilih tetap berdiam di kolong meja, menunggu waktu yang tepat untuk keluar dari sana.
"duh gimana ini, Ya Allah maafkanlah hamba-Mu ini yang telah membuat kekacauan di rumah mertua sendiri, berikanlah jalan keluarnya ya Rabb." Gumam Ahamad meminta petunjuk pada Rabb-Nya.
Tap tap tap Tiba-tiba terdengar orang berjalan menuju arah Ahamad bersembunyi, suara sepatunya semakin lama terdengar semakin jelas dan benar saja tepat di depan meja tempatnya Ahamad bersembunyi langkah itu terhenti.
Ahmad sempat khawatir karena takut tempat persembunyiannya itu diketahui oleh orang suruhannya pak Firman. Setelah mendengar percakapan barulah Ahmad merasa lega.
"Roki, temanmu itu mana?"
"eh Om ngagetin aja datang tiba-tiba kaya jelangkung deh he… he… he…maaf om bercanda." Jawab Roki sambil cengengesan.
Ternyata ayahnya Siska yang datang menayakan keberadaan Doni pada Roki
"Mana Doni?" Tanya ayah Siska dengan tegas, dia tidak berselera membalas candaan Roki
Firman merasa khawatir kalau acara yang sudah dirancang jauh-jauh hari akan berantakan begitu saja.
Bersambung