Chereads / My Love is My Friend / Chapter 3 - Kesadaran

Chapter 3 - Kesadaran

PLOT KETIGA

Ketika Hara sedang di dalam kamar mandi.

" ekkkkk, cklekk" terdengar ada yang membuka pintu kamar Aria.

Hara pun tidak menghiraukan suara tersebut, tapi tiba-tiba,;

" gubrakkk, aaaaa" Aria berteriak.

Hara langsung keluar kamar mandi, sambil berteriak,;

" Aria ada, ap? " seketika teriakan Hara berhenti, saat melihat Yasmin ada di kamar Aria.

Yasmin dan Aria hanya bisa bengong, melihat Hara keluar di kamar mandi hanya memakai baju Aria, tanpa menggunakan celananya.

Seketika Yasmin langsung berteriak,;

" Apa yang kamu lakukan bodoh? " (Menatap ke arah Aria).

Yasmin yang mempunyai kebiasaan sering melempari Aria saat di kamar Aria kini semakin parah, dia melemparkan sebuah galon kosong yang ada di sampingnya tepat mengenai kepala Aria yang sedang kebingungan.

" gubrak" (sebuah galon melayang ke arah Kepala Aria.)

Yasmin pun meninggalkan mereka berdua dengan amarahnya.

Hara yang melihat kejadian mengerikan itu mendekati Aria yang sedang terbaring akibat terpaan galon tersebut.

" k,kamu enggak apa-apa Aria?" tanya Hara.

" e,enggak apa-apa kok, hanya sedikit pusing saja." Jawab Aria (sambil terbangun memegangi kepalanya)

Hara sangat kaget melihat ada darah dari kepala Aria, dia langsung mencari perban untuk menutupi luka di kepala Aria.

Setelah menemukan perbannya, Hara menghampiri Aria dan mengobatinya, setelah selesai Hara pun bertanya kepada Aria, tentang hubungan yang terjadi antara Aria dan Yasmin.

" sebenarnya dia siapa?" Tanya Hara ( Hara belum tau sedekat apa Aria dan Yasmin).

" dia Yasmin, Sahabat aku, dia selalu ada untuk aku di situasi apapun, Yasmin dan Aku adalah teman masa kecil." Jawab Aria.

" apa cewek itu menyukaimu Aria?" Tanya Hara kembali.

Aria hanya menggelengkan kepalanya sambil menundukkan kepalanya ( melihat ke arah Hara).

Hara pun heran dari tadi Aria terus tertunduk melihat ke arahnya, dan Hara pun baru sadar, dia tidak menggunakan celana.

" Aaaa, apa yang kamu lihat bodoh." Ucap Hara ( berteriak sambil menampar Aria).

" seharusnya aku yang bertanya, kenapa pakaianmu begitu" teriak Aria ( memegangi pipinya yang di tampar Hara).

Hara langsung ke kamar mandi dan memakai celananya.

Lalu Hara pun keluar dan bertanya kembali kepada Aria.

" terus apa yang kamu ingin lakukan sekarang dengan wanita itu?" Tanya Hara.

" entahlah, aku bingung harus berbuat apa, ini pertama kali aku melihat Yasmin sangat marah kepadaku, aku enggak tau harus berbuat apa." Jawab Aria.

Di sisi lain Yasmin yang sedang marah menghampiri tempatnya Radi.

Radi pun kaget tiba-tiba Yasmin datang seorang diri ( biasanya Yasmin datang ke kamar Radi bersama Aria), tetapi sekarang Yasmin datang sendirian ke kamarnya.

Radi yang bingung melihat wajah murung Yasmin, dia mencoba membuat Yasmin berbicara, tetapi setiap pertanyaan Radi tidak ada satupun yang di jawab oleh Yasmin.

*Di kamar Aria*

Aria yang sudah merasa baikan membeli sarapan untuk Hara dan dirinya.

Hara yang masih berada di kamar Aria pun membereskan kamar Aria.

Tidak lama Aria pun datang, lalu makan bersama.

" kamu tidak perlu membereskan ini semua Hara, aku bisa mengerjakannya sendiri." Ucap Aria.

" T,tidak apa-apa, aku hanya ingin balas budi atas kebaikanmu, telah mengijinkan aku menginap disini." Sahut Hara.

Aria pun berterima kasih kepada Hara, dan bergumam di dalam hatinya, " padahal kamu sendiri yang memaksa tidur disini, kenapa kamu berpikir aku yang mengijinkannya". ( Aria berbicara dalam hatinya).

" Oh ya Aria, Aku merasa tidak enak dengan cewek itu, apa hubungan kalian akan baik-baik saja?" Tanya Hara.

" tenang saja, ini hanya pertengkaran biasa, Yasmin juga bukan orang yang akan membenciku dengan mudah kok, dia hanya syok melihat ada kamu di tempatku". Jawab Aria

" apa jangan-jangan cewek itu menyukaimu Aria, atau sebaliknya?" Tanya Hara kembali.

" Tidak, tidak mungkin dia menyukaiku, dan aku yakin Yasmin hanya menganggap ku sebagai sahabat, dan rasa sayangku kepada Yasmin cuma sekedar sahabat yang hanya ingin melihatnya bahagia. Dan satu hal lagi, jangan sebut Yasmin dengan sebutan wanita itu, dia punya nama, Yasmin lho Yasmin." Jawab Aria ( sambil menatap tajam )

Mendengar Aria berbicara begitu, Hara hanya bisa tersenyum ke Arah Aria.

waktu sudah sore, setelah seharian penuh menghabiskan waktu bersama, akhirnya Hara pun pulang.

Aria yang berusaha menjelaskan hal yang terjadi pagi tadi kepada Yasmin mencoba menelpon Yasmin, tetapi tidak ada jawaban.

Aria mencari ke kostan Yasmin tapi Yasmin tidak ada di kamarnya.

Dan satu-satu nya tempat yang harus di tuju Aria adalah kediamannya Radi.

Sesampainya di rumah Radi, ternyata pintunya sedikit terbuka, Aria pun masuk dan memanggil Radi.

" Radi, Rad " ( Aria kaget melihat Yasmin yang sedang tidur dipangkuan Paha Radi ).

" suuuttt" kata Radi (sambil menempelkan tangannya di bibirnya)

Aria pun masuk, dan duduk di sebelah Radi.

" Gue mencari Yasmin dari tadi, dan syukurlah dia disini". Ucap Aria

" tau, dia dari tadi pagi datang kesini, sepertinya sedang ada masalah". Kata Radi

Aria melihat ke arah Radi dan Yasmin.

Ada sesuatu yang aneh dirasakan Aria saat itu, dia merasa sangat terpukul melihat Yasmin yang sedang tidur di pangkuan Radi.

Melihat Yasmin yang sedang tidur di pangkuan Radi terasa menyesakan bagi Aria,;

" kenapa gue risih ya melihat mereka berdua, padahal Radi dan Yasmin sahabat gue, tapi seolah-olah hati gue sakit melihat Yasmin di pangkuan Radi, ah tidak Aria " mereka itu sahabat elu, elu harus percaya kepada mereka"". Gumam Aria ( dan kemudian Aria bangkit dari duduknya).

Aria pun pulang karena sudah menemukan Yasmin, dan meminta Radi merahasiakan kedatangannya di tempatnya.

Aria pulang karena sudah menemukan Yasmin, dan meminta Radi merahasiakan kedatangannya di tempatnya.

Aria yang sedang merasakan aneh di dalam hatinya mencari tempat untuk merefleksikan hatinya itu, dia masuk ke sebuah kafe di pinggiran kota itu.

Aria pulang menyusuri jalan dan terhenti di sebuah jembatan dan menatap ke arah langit,;

" jujur apa yang terjadi dengan gue, kenapa hati gue sakit melihat mereka. seolah-olah yang terjadi antara Radi dan Yasmin bukan kebetulan, mereka kelihatan tampak serasi".

" ah, kenapa gue terus kepikiran sih," gumam Aria.

Tiba-tiba ada seseorang dibelakang Aria yang berbicara,;

" kalau mau loncat, loncat saja, kenapa harus melamun dulu" ucap seseorang yang suaranya tidak asing bagi Aria.

Orang itu Radi, ya terlihat dia memegang kantong belanjaan, rupanya dia keluar membeli makanan.

" ah elu Rad, ngagetin gue aja lu". Ucap Aria.

" lah elu sendiri ngapain bengong sendirian disisi jembatan gini, bikin orang salah paham". Celetuk Radi.

Mendengar Radi berkata begitu, Aria cuma bisa tertawa kecil.

Radi pun mengajak Aria makan di kostan Radi.

"Yasmin juga masih ada di sana", ucap Radi.

tetapi Aria menolak ajakan Radi, Radi pun meninggalkan Aria sambil berkata,;

" iya gue paham, sahabat itu selalu makan sendirian, bahkan saat teman yang lainnya makan bersama, dia lebih milih makan sendirian, memang benar ya itu sahabat terbaik". Ucapnya.

Mendengar Radi berkata begitu Aria mengikuti Radi pergi ke kamarnya, karena tidak ada alasan lagi untuk menolaknya.

Sesampainya di kamar Radi, Yasmin melihat ke arah Radi dan berkata,;

" lama banget, enggak tau apa gue disini setengah mati kelaparan" ucapnya.

Sambil tertawa Radi pun menjawab,;

" haha, maaf, maaf, tadi gue ketemu sama orang yang mau bunuh diri di jembatan depan sana, ya otomatis gue nolongin dia dulu." Jawabnya.

" terus sekarang orangnya udah di amankan?" Tanya Yasmin kembali.

Sambil tertawa Radi menunjuk ke arah Aria sambil berkata,;

" udah tenang aja, orangnya udah disini kok". Ucap Radi.

" elu kenapa sih Ar, dari tadi diem mulu, makan lah, terus kenapa lagi lu pakai jaket yang gede gitu," sambung Radi.

Aria pun membuka jaketnya, dan ketika kupluk jaketnya di buka Radi pun bertanya kembali,;

" eh, kepala lu kenapa, kok di perban gitu? " tanya Radi.

Aria terdiam dan menjawab pertanyaan Radi,;

" ah tadi pas gue beres-beres lemari, tiba-tiba gelas jatuh dan menimpa kepala gue Rad." jawab Aria ngeles.

" oh gitu ya, makanya lain kali hati-hati lu, jangan naro gelas sembarangan, mendingan kek gua, enggak ada apa-apa di kamar gue" candaan Radi.

" yahh itu mah males namanya, apa-apa beli lu mah" jawab Aria.

Mereka berbicara seperti biasanya.

Sementara itu, Yasmin yang mendengar obrolan kedua sahabatnya itu mulai mencuri pandangan ke Aria, karena luka di kepalanya bukan karena gelas yang jatuh, tapi disebabkan oleh dirinya.

mereka bertiga pun makan bersama, dan Aria pun ingin mencairkan suasana dengan Yasmin.

" oh iya Yas". Tanya Aria

(tetapi Yasmin langsung memotong pertanyaan Aria), dan melihat ke arah Radi.

" Rad, gue malem ini tidur disini ya, gue pengen nginep". Yasmin berbicara kepada Radi.

Mendengar Yasmin berbicara begitu Aria pun hanya bisa terdiam, karena setiap kali Aria berbicara Yasmin memotongnya.

Radi yang mendengar Yasmin pengen nginap di kamarnya menjawab dengan santai.

" boleh, tapi gue akan tidur di kostan Aria." Candaan Radi.

Yasmin pun langsung cemberut, mendengar Radi berbicara begitu.

Aria yang merasa hubungannya dengan Yasmin belum membaik memutuskan untuk pulang, tetapi Radi menyuruh Yasmin pulang bareng Aria.

Yasmin bersikeras tetap ingin tidur di kamar Radi.

Radi pun bertanya kepada Yasmin,;

" lu kenapa sih Yasmin, dari pagi tingkah mu aneh, ada masalah apa, apa yang terjadi Antara kamu dan Aria?" Tanyanya.

" A,apaan sih, enggak ada yang terjadi antara gue sama Aria" jawab Yasmin kesal.

" jangan gitu lah kasian Aria, dari tadi dia nelpon lu terus, dia sempat kesini, tapi lu masih tidur." Tambah Radi.

Mendengar omongan Radi itu, Yasmin melihat ke arah Aria, seolah tak percaya Aria mencarinya,, dan Aria pun menyangkal omongan Radi.

" A,apa,,, siapa juga yang mencarinya, gue hanya ingin nongkrong sama Yasmin, tapi dia tidak menjawab telpon gue, jadi gue khawatir dengan Yasmin, itu alasan gue mencarinya tadi" jawab Aria ngeles.

Radi tertawa mendengar jawaban Aria, Yasmin yang mendengar jawaban Aria pun akhirnya sadar, bahwa dia tidak punya hak untuk marah kepada Aria, dia juga sudah kelewatan membuat Aria terluka.,, lalu Yasmin menghampiri Aria dan memegangi luka yang dia buat.

Tanpa sadar Yasmin menjatuhkan air matanya, ini baru pertama kalinya Aria melihat Yasmin menangis.

Aria hanya bisa menundukkan kepalanya, karena sadar bahwa yang membuat Yasmin menangis adalah salahnya, membiarkan Hara menginap di kamarnya.

Melihat Aria dan Yasmin, Radi pun hanya tersenyum karena bukan kali ini saja Radi melihat mereka bertengkar, Radi akhirnya keluar ruangan dengan alasan ada sesuatu yang mau di belinya.

Hanya Aria dan Yasmin yang ada di kamar Radi sekarang, dan Aria pun akhirnya dapat menjelaskan hubungannya dengan Hara saat ini, dan apa yang terjadi semalam.

Yasmin pun dapat menerima penjelasan dari Aria itu, dan Yasmin pun meminta maaf kepada Aria atas apa yang telah Yasmin lakukan kepada Aria.

" a,apa benar kamu tadi mau loncat di jembatan" . Tanya Yasmin

Aria mendengar hal itu terkejut bahwa Yasmin menganggap candaan Radi itu serius.

" ah enggak, dasar si Radi bodoh, kamu kan tau dia orangnya suka becanda Yas,, mana mungkin gue mau bunuh diri." Jawab Aria

Yasmin yang suasana hatinya telah berubah sejak berbaikan dengan Aria pun menjadi seorang yang bawel lagi.

" terus kenapa Aria tadi mencari Yasmin, bukannya Aria sedang bersama Hara?" Sambung Yasmin.

(Yasmin yang tiba-tiba kembali mengeluarkan aura manjanya membuat Aria terpojok, dan mendengar Yasmin bertanya begitu membuat Aria bingung).

Aria yang sedang tertekan pun bergumam,;

" ah sial, perasaan apa ini, gue sudah lama bersahabat dengan Yasmin, tetapi baru kali ini gue merasa gugup" gumamnya.

Tiba-tiba,,;;

"krriiing, krriiingg," suara HP Aria berbunyi.

Aria dan Yasmin melihat ke arah HP tersebut, ternyata Hara menelpon Aria.

Aria pun bingung, dan tidak mengangkat panggilan dari Hara.

Tapi telpon dari Hara datang lagi, melihat Aria mengabaikan panggilan dari Hara, Yasmin pun berbicara.

" kenapa enggak di angkat?" Tanya Yasmin

(Aria hanya terdiam kebingungan, karena takut membuat Yasmin marah lagi.)

"Kriingg, kriingg" HP Aria berbunyi kembali, dan itu adalah panggilan yang ke tiga dari Hara.

" angkat saja, siapa tau itu urusan pekerjaan!" Sahut Yasmin.

Mendengar omongan dari Yasmin Aria mengangkat panggilan dari Hara,, Aria sangat gugup berbicara dengan Hara di depan Yasmin.

Ternyata Hara hanya menanyakan kabar Yasmin, dan menanyakan apakah Aria dan Yasmin sudah berbaikan,, dan Aria pun mengatakan kepada Hara, bahwa mereka telah berbaikan, bahkan Aria sudah menjelaskan kepada Yasmin apa yang terjadi bersama Hara tadi malam, dan mengatakan kepada Hara, Yasmin telah mengerti apa yang terjadi semalam.

Mendengar hal itu, Hara merasa senang,, dan akhirnya Hara menutup telponnya.

( sambil menghela nafas) Aria pun bersyukur, teman baiknya kini telah normal kembali.

" hey Aria, kamu belum menjawab pertanyaan Yasmin, kenapa Aria tadi mencari Yasmin, dan benarkah Aria kesini saat Yasmin tidur?" Tanya Yasmin kembali (sambil menatap wajah Aria).

Aria tersipu malu sambil memalingkan wajahnya,,;

"a,aku kan su,sudah bilang, aku cuma khawatir", jawab Aria gugup.

Yasmin pun tersenyum sambil berkata,, " oh, khawatir ya".

tiba-tiba ,,

"Bruukkk" Yasmin memeluk dan menyenderkan kepalanya di dada Aria.

Aria sangat kaget dengan tingkah manja Yasmin, Aria mencoba untuk menjauhkan kepala Yasmin dari badannya, tetapi pelukan Yasmin pelukan Yasmin semakin erat.

" Yasmin merasa Aria sangat spesial untuk Yasmin, Aria selalu ada untuk Yasmin, entah kenapa melihat Aria dan Hara tadi pagi membuat Yasmin sangat terpukul, Yasmin enggak mau melihat Aria berduaan dengan wanita lain".

( tiba-tiba Yasmin berbicara begitu kepada Aria).

Mendengar ucapan Yasmin, Aria dapat memahami apa yang Yasmin rasakan,, ( Aria mengingat kejadian Yasmin tidur di pangkuan Radi), dan merasakan hal yang sama dengan Yasmin.

Aria sambil mengelus-elus kepala Yasmin, dan melepaskan pelukan Yasmin pun menjawabnya.

" iya, aku pun merasakan hal yang sama" ucap Aria.

Yasmin akhirnya ceria kembali, mereka gugup satu sama lain, dan tidak berbicara sampai akhirnya Radi datang kembali.

" oh, sudah baikan rupanya." candaan Radi sambil tertawa.

" memangnya siapa yang sedang bertengkar" sahut Yasmin.

"Oh tidak bertengkar ya" tanya Radi kembali sambil tertawa.

" jadi kalian mau pulang kapan, sudah malam, tidak enak sama tetangga, lagi pula besok kan kerja" sambung Radi.

" enggak gue tetep mau nginep disini!" Tegas Yasmin.

Mendengar jawaban Yasmin Radi pun melihat ke arah Yasmin, terus Radi melihat ke arah Aria (Aria hanya bisa mengangkat kedua bahunya, tanda dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, karena ini menyangkut Yasmin, " orang yang kalau ada kemauannya harus dituruti").

Akhirnya Radi membolehkan Yasmin tidur di kamarnya, dengan Syarat Aria harus ikut tidur di kamar Radi, dan akhirnya Yasmin menyetujuinya.

Mereka pun tidur bertiga di kamar Radi..

****************