Chereads / Gairah Putra Mahkota / Chapter 29 - Ares Putra Mahkota

Chapter 29 - Ares Putra Mahkota

Anne mengengam tangan Ares menuju loby hotel. Jantungnya berdetak lebih cepat. Namun sialnya, lelaki itu menyuruhnya memakai topeng.

"Apa kamu gugup?" Ares menoleh ke samping dan memandangi Anne. Perempuan itu terdiam membisu. Jemarinya sangat dingin dan Ares bisa merasakannya. Sesekali Anne menghela napas panjang. Anne merasa kakinya seperti jelly sekarang.

"Tenanglah, ini hanya sebentar!" bisik Ares.

Di ruangan yang dipenuhi oleh lukisan klasik itu, Anne bisa melihat beberapa wartawan sudah berkumpul dan mengarahkan kamera kepada mereka.

"Apa ini akan lama?"

"Aku sangat tidak suka dilihat orang," ucapnya.

"Bukannya kita akan bertemu dengan istrimu lagi?" tanya Anne. Dia menatap Ares dari balik topengnya yang berwarna merah.

"Ya, aku dan kamu akan bertemu dengan Martha. Namun setelah ini."

"Kita akan makan malam bersama. Jangan gugup, semua kamera menatapmu!" titahnya. Anne menelan salivanya. Tengorokannya terasa kering seketika.

Tuan Alderic tersenyum menatap Ares yang berjalan menuju mimbar sambil mengengam tangan Anne. Victor terlihat tidak suka dengan ekspresi wajah Ares. Senyum melengkung di bibirnya. Walaupun Ares memakai topeng namun Victor tahu, lelaki itu sedang bahagia.

"Sial sekali, dia membawah Anne ke rapat terbukan ini!" batinnya. Victor mengepal tangannya dengan kuat.

Anne menunduk ke bawah saat kilatan cahaya kamera mulai menjamah wajahnya. Mengambil fotonya sesuka mungkin dan bisa saja tersebar di seluruh dunia.

"Apa kau yakin, membawah Anne ke rapat terbuka ini?" Tuan Alderic mencondongkan wajahnya dan sedikit membisikan sesuatu kepada Ares yang sudah berdiri di sampingnya.

"Benar ayah," serunya.

"Dia memakai topeng, tidak ada yang tahu kalo dia seorang pelayan!"

"Lagian juga, wajah Anne sangat oriental dan khas Asia. Sangat cocok, ayah!" jawab Ares. Anne bisa mendengarkan ucapan itu. Padahal dia tidak suka jika Ares mengajaknya keluar.

"Terserah kamu, Putraku. Tapi ingat bahwa dia hanya pelayan!"

"Ayah akan memperkenalkanmu dengan model dan artis yang cantik. Ayah akan mencari perempuan sesuai seleramu!" jawab tuan Alderic sambil tersenyum. Anne hanya bisa terdiam membisu. Siapa juga yang ingin bersama Ares? Pikirnya.

Acara di mulai. Seluruh tamu undangan terdiam. Tuan Alderic menyampaikan sambutan atas kedatangan beberapa keluarga terkaya di Barcelona yang akan menjadi mitra kerja mereka selama dua tahun. Tuan Alderic menatap Ares.

"Apa kamu sudah siap membuka identitasmu, putraku?" tanyanya.

"Saat sidang tertutup, aku ingin membukanya ayah. Aku tidak ingin wartawan mengambil gambar!"

"Oke," jawab tuan Alderic.

Beberapa sambutan di sampaikan oleh komisaris utama keluarga Yuan yang berada di Barcelona. Keluarga Smith menjadi salah satu keluarga yang terpilih menjadi mitra bagi keluarga Yuan. Mendengarkan sambutan itu. Tuan Robert dan Ladifa yang ikut dalam rapat terbuka tersenyum puas. Ada angin segar yang menghampiri mereka. Keluarganya dan perusahaanya tidak akan bangkrut lagi. Mereka tidak akan berada di ambang kemiskinan.

"Ayah, apa kau dengar itu?"

"Kita akan mendapatkan bantuan dana dari keluar Yuan!" ucap Ladifa antusias. Tuan Robert tersenyum.

"Aku akan menyampaikan ucapan terima kasih kepada tuan Alderic secara langsung. Ah, dia benar-benar menolong kita. Ayah juga akan bertemu dengan putra mahkota keluarga Yuan itu. Aku tahu, dia lelaki berhati baik karena ingin membantu kita."

"Padahal keuntungan di proyek yang kita usulkan sangat kecil. Mereka bahkan tidak takut resiko dan kegagalan."

Tuan Robert tidak henti-hentinya berucap syukur. Dia benar-benar berterima kasih kepada lelaki yang sedang memakai topeng di depannya. Seluruh keputusan dihasilkan karena pertimbangan putra mahkota keluarga Yuan.

"Aku bisa mendekatinya ayah!" bisik Ladifa.

***

"Apakah ini akan lama, kakiku sangat sakit memakai heels seperti ini!" protes Anne kepada Ares yang membawahnya ke sebuah ruangan tertutup.

"Sebentar lagi, apa kau tidak mau aku berikan uang tambahan?"

"Bersyukurlah, kau hanya berpura-pura menjadi pendampingku. Nikmati saja hal ini. Aku akan tambahkan 3000 USD lagi!" ucap Ares kesal. Anne membulatkan mata. 3000 USD itu sangat cukup untuk dikirimkannya ke bibi Cho Hee di Korea Selatan demi mengobati biaya asmanya.

Memikirkan keuntungan yang tiada tara, Anne memilih diam membisu. Kapan lagi dia mendapatkan uang yang banyak?

Anne duduk di sebuah kursi berdampingan dengan Ares. Sejak pertama kali datang ke kantor ini, Anne tidak dizinkan untuk berbicara. Dia bagaikan boneka yang harus mengikuti kemana pun Ares melangkah.

Pertemuan itu di hadiri oleh empat keluarga besar. Keluarga Smith datang terlebih dahulu. Ladifa tersenyum saat menatap tuan Alderic. Lelaki paruh baya itu selalu tersenyum kepada siapa pun.

Tuan Robert menyalami tuan Alderic dan mengucapkan terima kasih. Akhirnya dia bisa mendapatkan dana tambahan dari keluarga Yuan untuk menyelamatkan perusahaanya.

"Apa putramu sangat tertutup?"

"Putriku Ladifa ingin berkenalan dengannya. Tapi sepertinya tuan muda memiliki pasangan di sampingnya." Tuan Robert memandangi tuan Alderic.

"Haha, putraku memang seperti itu."

"Siapa putrimu yang ingin kau perkenalkan?" tanya tuan Alderic. Dia memandangi Ladifa yang tersenyum manis di samping ayahnya.

"Sepertinya putraku tidak tertarik, dia sama sekali tidak memandang ke arah putrimu, tuan Robert. Sepertinya nona manis ini bukan seleranya!" ucapnya memperjelas. Terdengar decak lidah dari mulut Ladifa. Tiba-tiba dia sangat kesal dengan ucapan tuan Alderic.

Setelah tiga keluarga terkaya di Barcelona sudah hadir. Rapat tertutup akan dimulai. Tidak ada wartawan yang masuk ke ruangan itu. Semuanya menjadi sangat privat. Ares dan Anne masih memakai topengnya.

"Hari ini, aku akan memperkenalkan putraku kepada kalian."

Tuan Alderic menatap Ares sambil mengedipkan matanya. Ladifa sudah tidak sabar. Dia tidak ingin membuang waktu.

Ares menatap Anne. Dia menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan. Saat ini, identitasnya harus terbuka. Dia harus menunjukan kepada dunia bahwa dia tidak hina. Ares akan membayar orang-orang yang menghinanya itu dengan kekayaan. Mereka akan berlutut di depannya.

"Dia adalah putraku dan akan menjadi komisaris di perusahaan keluarga Yuan," sambung tuan Alderic. Ares mencoba menyentuh topeng yang menutup wajahnya. Seluruh mata memandanginya.

"Setelah aku meninggal, dia akan menjadi direktur utama dan akan di bantu oleh Victor, putraku dari Magdalen." Victor membuang pandangannya. Dia tidak suka menjadi bawahan. Namun, dia sadar diri bahwa harta keluarga Yuan berasal dari istri pertama ayahnya.

"Ah, benar-benar sial. Lelaki itu bahkan tidak memiliki ilmu apapun di bidang bisnis. Bagaimana dia menjadi yang utama?" gerutu Victor kesal.

Ares membuka topengnya. Dia menunduk ke bawah sebelum memandang ke seluruh penghuni ruangan. Hinaan yang diterimanya hari ini segera akan terbalasnya.

Bola mata Ladifa dan tuan Robert terbelalak seketika. Tuan Robert membuka mulutnya dan tidak bisa berkata apapun. Bagaimana seorang gembel bisa menjadi lelaki terkaya di seluruh Barcelona? Ini sangat gila!

Ladifa mencubit tangannya untuk menyadarkannya bahwa ini bukan mimpi.

"Ares?"

"Gembel itu?"

"Ah, ini mustahil!" sahutnya.

Ares menatap seluruh menghuni ruangan. Seluruh yang hadir di ruangan itu bertepuk tangan saat Ares membuka topengnya. Hanya tuan Robert dan Ladifa yang berdiri bagaikan patung. Mereka tidak bisa berkata apapun saat ini.

"Gila!"

"Ini benar-benar gila!" cetusnya.

Bersambung ….