Lovita masih duduk di tempat tidur. Gadis itu merasa bosan seharian harus berbaring di atas tempat tidur. saat bangun tidur, tiba-tiba saja badan Lovita terasa panas dan kepalanya mendadak pusing. Bi Siti berniat memanggil dokter. Namun, Lovita menolaknya. Gadis ABG itu hanya ingin berada di kamar sendirian. Minum obat penurun panas akan membuat badannya sedikit lebih baik.
"Mas Desta ngapain, ya? Bu Livi pasti suka caper, nih." Lovita memasang wajah cemberut. Terlebih mengingat kejadian kemarin di kafe.
Desta membuatnya kecewa. Belum lagi tamparan Rania yang terasa sangat nyeri sampai ke hati. Gadis itu merasakan sakit yang lebih dari segalanya. Ia merasa kedua orang tuanya terlalu egois mementingkan urusan mereka masing-masing.
"Angel juga kenapa enggak chat. Enggak tahu apa bestie-nya lagi sakit."
Lovita langsung mengambil ponsel. Wajahnya terlihat begitu pucat di layar ponselnya. Rambutnya terlihat berantakan dan bibirnya pucat.
"Jelek amat wajahku. Kalau Mas Desta lihat dikiranya pasti hantu." Lovita memegang pipinya yang terasa hangat.
Ia langsung mengirim pesan pada Angel menanyakan situasi di kelas. Apa lagi hari ini ada pelajaran Matematika. Pasti Desta masuk ke kelasnya menggantikan Pak Thomas. Karena guru Matematika itu Sudah mengatakan jika Desta yang akan sementara waktu menggantikannya.
"Angel, Mas Desta gimana? Nanyain aku enggak?" Lovita berharap mendapat kabar baik.
"Kagak ada yang nanyain kamu!"
Lovita kesal membaca pesan dari Angel. Temannya itu memang paling tidak bisa membuat Lovita sedikit senang. Selalu saja menurunkan semangatnya untuk mendekati Desta.
"Ish… dasar tukang jurik! Mas Desta masuk kelas enggak hari ini?" tanya Lovita lagi.
Ia masih penasaran dengan sikap Desta. Apakah Desta memang mencari keberadaannya karena merasa bersalah atau tidak. Sebenarnya satu kesempatan bagi Lovita untuk sok jual mahal. Namun, ia masih penasaran.
"Pak Desta masuk kelas, tapi enggak peduli kamu masuk atau enggak. Mas Desta malah senang kamu enggak ada di kelas. Enggak ada yang gangguin ama biang kerok."
"Jangan ngaco kamu! Kalau bohong jangan suka tanggung."
"Ish dibilangin ngeyel. Lagian kamu kenapa, sih, enggak masuk?"
"Sakit, temen sakit bukannya ditengokin malah dibohongin."
"Sakit? Kamu bisa sakit juga?" Angel mengirim emoticon tertawa. Menunjukkan seolah tidak percaya kalau Lovita sakit.
"Sialan kamu! Aku juga orang biasa."
"Iya, iya … cepet sembuh, ya, bestie …"
Lovita mengakhiri chat-nya. Ia merasa kecewa karena Desta sama sekali tidak sadar kalau dirinya kecewa. Ada rasa sesak, tetapi Lovita berusaha tersenyum. Ia mulai merasa dirinya ini seperti menyebalkan. Kedua orang tuanya saja malu mengakuinya anak. Apa lagi Desta sebagai orang lain dan baru mengenal Lovita. Lelaki yang notabene sebagai guru magang itu pasti merasa risih dengannya.
"Apa bedanya Mas Desta sama Mama dan Papa. Mas Desta enggak pernah nganggap aku ada. Ia juga sama sekali tidak merasa bersalah karena telah ingkar janji."
***
Menghibur hatinya yang sedih. Lovita mulai melakukan aktivitas ringan saat malam tiba. Ia mulai membuka buku mapel dan beberapa LKS. Namun, semua itu membuatnya cepat bosan. Ia langsung merapikan buku dan memasukkannya ke dalam tas. Ia malah asik bermain media social. Ia mulai membuka aplikasi berlogo kamera dan membuat sebuah story.
"Malam yang sangat membosankan!"
Caption yang Lovita sematkan pada insta story yang baru ia upload lima menit yang lalu. Ia pun melanjutkan meng-upload satu foto kondisi kamarnya yang terlihat berantakan. Gadis itu meluapkan semua rasa kesalnya.
Beberapa follower-nya langsung membalas story Lovita dengan DM menayakan kabar Lovita.
"Miss Lovita sakit? Cepet sembuh, ya, biar bisa live lagi. Aku kangen sama senyum Miss Lovita."
Satu pesan yang berhasil membuat Lovita tersenyum lebar. Ia merasa senang karena masih ada yang peduli dengan keadaannya meskipun hanya mengenal lewat media social.
Ada pula akun lain yang mengirim pesan.
"Miss gimana pertemuannya dengan Mas Desta? Aku tunggu live-nya kok belum ada. Penasaran, nih, ama Mas Desta."
Lovita tersenyum kecut membacanya. Bagaimana mungkin ia bisa live menunjukkan wajah tampan Desta. Lelaki itu saja langsung pergi meninggalkannya bersama Bu Livi.
Lovita membuka lagi story dan melihat beberapa akun yang telah melihat story-nya. Ada satu akun yang cukup membuatnya tertarik. Ia langsung membuka matanya lebar melihat foto profilnya. Sayangnya, Lovita tidak bisa membuka beranda akun tersebut karena akun privat. Lovita belum menjadi followernya.
Akun bernama Room Math seolah menjadi tanda tanya besar. Penampakan punggung profil akun tersebut sangat mirip dengan Desta. Sayangnya, Lovita tidak bisa memastikannya.
"Siapa dia? Apa aku DM aja?" Lovita langsung mem-follow akun tersebut agar bisa berinteraksi lebih lanjut. Sayangnya tidak ada tanggapan langsung dari akun tersebut.
Lovita beralih mencoba mencari kata kunci Desta. Namun, ia juga tidak mendapatkan gambar profil yang cocok. Gadis itu mulai beralih membuka akun media social berlogo huruf F. Ia menulis sebuah status yang bisa dilihat secara public pada list pertemanan.
"Kalau sedang rindu, apa yang harus kulakukan? Apa aku harus meminum obat sakit jatuh cinta biar sembuh."
Lovita tidak lupa men-tag akun teman dekatnya, Angel Starla. Gadis itu mencoba mencari hiburan dengan mencari komentar kocak penghilang penat. Ia butuh hiburan yang sederhana dan membuat hatinya lebih baik. Melihat komentar yang langsung muncul pada kolom komentar membuatnya tersenyum.
"Obatnya itu jangan halu!!!"
Angel langsung menulis komentar. Teman dekatnya itu seolah tidak mendukung Lovita jatuh cinta pada Desta.
"Halu itu indah sayang!!!"
Lovita memberi emot tertawa dan membalas komentar Angel.
"Lovi sayang, masih banyak penjantan lain yang lebih ganteng. Lupakan saja Mas gantengmu itu."
Angel langsung seketika membalas. Ia tidak mau Lovita terlalu berharap lebih pada Desta. Apa lagi ada Bu Livi yang terlihat gencar mendekati Desta.
"Kalau aku melupakan bagaimana kalau aku mendadak mati?"
"Aku akan memesan bunga khusus untukmu."
"Edun!!!" Lovita membalas kesal balasan komentar Angel.
Lovita beralih komentar lain yang sudah berbaris rapi di bawah. Beberapa akun sudah Lovita kenal, tetapi ada beberapa akun yang baru berteman dan langsung berinteraksi.
"Cepat sembuh Miss. Semoga cintanya lekas mendekat."
"Aminnn." Lovita semangat membalasnya. Rasanya satu doa membuatnya kembali bersemangat mengejar Desta.
Satu notif messenger berbunyi. Lovita melihat spam pesan masuk dalam kotak masuk. Ia langsung melihat akun asing yang sama persis dengan akun Instagram yang baru saja melihat storynya. Tanpa ragu Lovita langsung membuka pesan yang masuk dalam kotak spam.
"Bagaimana kabarmu? Apa benar kamu sakit?"
Lovita kembali membaca pesan yang masuk. Ia pun melihat lagi profil akun tersebut. Tidak ada sama sekali foto pribadi terpasang. Semua foto hanya tentang rumus matematika yang mudah dipahami.
"Mas Desta?"
Lovita langung bergumam. Ia yakin jika akun tersebut milik Desta. Rumus Matematika yang menjadi foto sampul akun tersebut mengingatkannya pada guru magang yang merebut cinta pertamanya.
"Soal kemarin aku minta maaf. Kamu marah padaku?"
Kembali akun tersebut mengirim pesan. Lovita hanya tersenyum membiarkannya. Ia hanya ingin melihat sejauh mana akun tersebut mengungkapkan siapa dirinya.
"Apakah aku mengenalmu?"
Lovita langsung membalas bersikap masa bodoh. Menganggap jika akun tersebut adalah akun asing yang belum sama sekali ia kenal.
"Aku Desta."
Lovita langsung berjingkat kegirangan. Ia mendapat pesan dari Desta. Ia bahkan merasa kepalanya mulai membaik dan tidak terasa pusing. Ternyata rasa bahagia membuat kondisi tubuhnya kembali membaik.
"Lovita, kamu membaca pesanku, kan?"
Kembali Desta mengirim pesan. Lovita hanya membaca pesan tanpa membalasnya. Ia sengaja melakukannya agar membuat Desta semakin penasaran pada dirinya. Sepertinya ia mulai mendapat sinyal baik. Tinggal menunggu waktu dan kesempatan yang tepat.
"Mas Desta, kita akan ketemu lagi besok."