Chereads / Dunia Monster : Kehidupan Manusia Serigala dimulai / Chapter 34 - Akhir perbincangan dengan ATS

Chapter 34 - Akhir perbincangan dengan ATS

"Pelanggaran hukum? Apa yang kau maksud?"

Meister bertanya sambil mencoba menenangkan dirinya. Dia tahu kemungkinan besar pria tua itu hanya mengertak, jadi tak ada hal yang benar-benar perlu dia takutkan.

"Kau tidak perlu menutupinya! Hanya dari melihat saja Aku tahu bahwa kau kemungkinan besar sedang melakukan pelanggaran hukum!"

"Aku tidak mengerti apa maksud perkataanmu itu? Memangnya apa yang telah kulakukan hingga bisa menyebabkan pelanggaran hukum? Bukankah kau justru orang yang melakukannya!"

Meister masih bisa membalas perkataannya dengan lancar. Pengalaman hidupnya yang sudah ratusan tahun jelas sangat berguna. Dia tidak mudah goyah hanya dari gertakan murahan tanpa bukti seperti itu.

"Aku sudah pernah berkeliling dunia dan datang ke berbagai tempat makan yang berbeda!"

"Lalu kenapa kalau memang begitu? Apa kau ingin pamer?

"Tidak, bukan begitu maksudku! Maksudku Aku sudah memiliki banyak pengetahuan tentang berbagai tempat dan hidangan dari penjuru dunia!"

"Jadi?"

"Jadi Aku tahu bahwa beberapa minuman di sana memiliki kadar alkohol yang diizinkan di negara ini!"

Pria tua yang menjadi lawan bicara Meister kemudian menunjuk ke rak minuman yang berisi berbagai macam botol. Tak butuh waktu lama bagi orang-orang untuk menyadari bahwa botol-botol yang dipajang di rak itu adalah botol minuman beralkohol.

"Apa!? Jadi hanya soal itu, ya! Kau benar-benar mengejutkanku tadi!"

Meister saat ini justru nampak kembali senang seperti biasanya, bahkan ekspresi serius dan menyeramkannya sudah hilang dari wajahnya.

"Ada apa? Aku sangat yakin bahwa Aku tidak salah, jadi kau tidak bisa membohongiku dengan mengatakan bahwa semua minuman itu legal dijual di negara ini!"

"Tidak bukan itu, semua botol itu memang berisi minuman, tapi hanya air biasa!"

"Apa?"

Pria tua di hadapannya membuat wajah terkejut yang dibuat-buat saat mendengar perkataan Meister. Tentu saja Meister menyadari aktingnya itu, karena dia tidak bersungguh-sungguh, tapi hal itu tidaklah penting. Meister menyadari bahwa pria tua itu sedang ingin mengakhiri pembicaraan mereka, jadi yang harus dia lakukan adalah memberikannya penjelasan yang normal dan tak mencurigakan.

"Ya, Aku juga sama sepertimu! Aku juga pernah berkeliling dunia dan pergi ke berbagai tempat makan!"

"Oh, Aku tidak menyangka akan menemukan teman yang memiliki hobi yang sama denganku!"

"Ck! ck! ck! Aku tidak seperti dirimu!"

Meister mengatakan hal itu sambil menggerakan jari telunjuk kanannya ke kanan dan ke kiri beberapa kali di depan pria itu.

"Aku tidak berkeliling dunia hanya untuk mendapatkan pengalaman tak tergantikan, tapi juga untuk mengumpulkan botol terbaik dari seluruh penjuru dunia!"

'Apa kau harus membanggakan hal seperti itu?!'

Ageha yang berada di dapur menepuk pelan dahinya. Dia tidak habis pikir ada orang yang mau melakukan hal seperti itu dan membanggakannya. Untung saja dia saat ini tak berada di sampingnya, jika tidak dia pasti akan mati karena malu.

"Ehhh, begitukah? Aku tidak tahu ada orang aneh yang memiliki hobi seperti itu!"

"Aku tidak ingin dipanggil orang aneh oleh orang aneh!"

'Apa kau pantas mengatakan itu!?'

Pikiran Ageha semakin berkecamuk. Dia sangat ingin memarahi Meister sekarang juga, karena tingkah bodohnya. Apakah mereka tidak akan semakin dicurigai dengan tingkah Meister yang seperti itu? Pikiran seperti itu tidak bisa lenyap dari kepala Ageha.

"Begitukah... Aku juga tidak ingin dipanggil orang aneh oleh orang aneh!"

"Siapa yang kau panggil orang aneh, orang aneh?!"

"Entahlah, siapa yang tahu?"

Ageha padahal sempat berpikir bahwa pembicaraan mereka akan berakhir, tapi kenapa sekarang situasi di sana malah semakin memanas? Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh orang aneh itu.

"Hei, Aku baru saja sadar... apakah kau ingin memanggil orang di atas adalah untung mencari informasi tentang minuman itu dan menyuap mereka untuk menjatuhkanku?"

"Ehh, untuk ukuran orang aneh, Aku tidak menyangka kau bisa menggunakan otakmu, meskipun kau tidak sepenuhnya benar!"

"Apa maksudmu?"

"Aku memang ingin mencari informasi, tapi bukan untuk menjatuhkanmu ataupun Cafe ini, Aku ingin mereka mengungkapkan sisi gelap dari tempat ini, lalu menghancurkanmu sampai berkeping-keping!"

Meister sadar bahwa kalimat yang diucapkan oleh lawan bicaranya itu mengandung arti lainnya. Dia ingin memang ingin menggali informasi dari mereka atau lebih tepatnya bukti. Dia pasti sadar bahwa berbicara dengan Meister hanya membuang waktu, karena dia tidak mengatakan sesuatu yang benar-benar mencurigakan, jadi dia ingin mencari orang lain yang akan mengatakan sesuatu yang ceroboh di saat mereka panik atau terpojok. Dengan begitu, Meister yakin bahwa akan melakukan semacam perlawanan terhadap mereka, lalu membongkar identitas asli mereka.

Kalau skenario itu sampai terjadi, maka hanya menunggu waktu bagi ATS untuk menghancurkan mereka, meskipun mereka berhasil lolos dari mereka berdua. Meskipun pria tua itu sangat menyebalkan, tapi dia benar-benar memikirkan kata-kata yang dia keluarkan.

"Untuk apa kau menghancurkanku?"

"Jika kau tidak ingin dihancurkan, biasanya kau akan mengorbankan sesuatu, kan?"

"Jadi kau ingin memerasku?"

"Jangan menggunakan kata yang membuatku terdengar seperti orang jahat! Kau adalah orang yang salah di sini, jadi Aku hanya ingin menegakan kebenaran!"

"Menegakan kebenaran, kah? Tapi seperti yang kukatakan tadi, botol itu hanya berisi air biasa, kau bisa mencicipinya jika kau tidak percaya! Meskipun botol itu terlihat tidak baik, tapi isi botol itu sebetulnya cukup baik untuk tubuhmu!"

"Begitukah? Lalu untuk apa kau memajang hal-hal seperti itu di sana? Bukankah lebih baik kau melenyapkan mereka semua dari pada membuatmu terkena masalah?"

"Itu karena Aku menyukai botol-botol itu dan Aku ingin semua orang juga mengetahui hal tersebut, makanya Aku berani memajang mereka! Mereka membuat cafe ini nampak lebih berkelas, kan?"

"Begitukah? Kalau mereka hanya berisi air, Aku berpikir bahwa itu hanyalah penipuan! Seharusnya botol berisi cairan yang sesuai dengan apa yang ditampilkan oleh botol itu!"

"Jika kau tidak memperhatikan mereka baik-baik, kau tidak akan tahu betapa indahnya mereka.... meskipun hanya berisi air, tapi mereka tetap saja bisa membuat tempat ini menjadi lebih menarik!"

"Penampilan bisa menipu, tidak ada gunanya menunjukan sesuatu yang hanya digunakan untuk menipu seseorang dan membuatmu terlihat lebih baik!"

"Itu tidak membuatku lebih baik, tapi lingkungan ini!"

"Kau benar-benar keras kepala, ya..."

"Kau juga..."

Ageha merasa cukup kagum dengan isi pembicaraan mereka. Jika ada orang lain yang mendengar percakapan mereka, mereka mungkin hanya menganggap bahwa percakapan itu hanya percakapan biasa, tapi karena Ageha tahu apa yang sebenarnya isi pembicaraan mereka, maka dia hanya bisa takjub dengan Meister. Meskipun pria itu selalu bertingkah seperti orang bodoh dan aneh, tapi dirinya benar-benar memikirkan mereka dengan baik-baik.

"Kurasa tidak ada hal lainnya yang perlu kita bicarakan di sini..."

"Sepertinya memang begitu..."

Setelah mengatakan itu, si pria tua merogoh isi kantongnya, lalu mengeluarkan uang untuk membayar pesanan mereka.

"Kau bisa mengambil kembaliaannya!"

"Uangmu pas!"

"Kalau begitu, maka Aku tidak memiliki uang lebih untuk kubuang-buang di tempat semacam ini!"

Setelah mengatakan itu, si pria tua berdiri dari tempat duduknya. Sementara Meister hanya menatap tajam yang dipenuhi oleh aura kebencian padanya.

"Ayo pergi, Budi!"

"Ya!"

Setelah mengajak temannya untuk pergi, mereka berdua akhir meninggalkan cafe itu. Suasana hening langsung mengisi seluruh ruangan, begitu kaki mereka meninggalkan pintu depan. Meister memastikan mereka sudah berada cukup jauh dari Cafe, sebelum dia melepaskan nafas lega.

Sepertinya pembincangannya dengan ATS yang sangat menyebalkan, tapi juga sangat berbahaya, akhirnya berakhir. Meister sangat bersyukur mereka tidak perlu bertarung dengan mereka di tempat ini.

"Sepertinya mereka sudah pergi."

Ageha muncul dari dapur dan berjalan ke arah Meister. Raut wajahnya masih nampak serius. Mungkin dia masih tidak bisa menenangkan dirinya, setelah bertemu ATS dengan jarak yang sangat dekat.

"Sepertinya begitu... Aku tidak menyangka akan dibuat kelelahan oleh orang sepertinya!"

"Meskipun kau bertingkah sangat aneh dan membuatku sangat khawatir, tapi Aku bisa memberikanmu pujian untuk tindakanmu itu!"

"Hmm? Ada apa ini, Ageha? Apakah kau terpesona dengan diriku!?"

"Siapa yang terpesona!? Aku tidak mungkin terpesona oleh orang sepertimu!"

Saat Meister menuntukan senyuman yang menggoda dan usil khasnya, Ageha langsung kehilangan raut wajah seriusnya. Dia kembali marah-marah pada Meister seperti biasanya.

Meskipun Ageha saat ini merasa marah pada Meister, tapi dia tidak bisa menyangkal bahwa dia benar-benar merasa senang bahwa kedua pelanggan menyebalkan itu telah meninggalkan tempat ini. Meskipun mereka masih belum sepenuhnya lepas dari bahaya mereka, tapi mereka tetap lega karena sudah tidak perlu terlibat lagi dengan perbincangan mereka.

Ya, setidaknya untuk hari ini, mereka masih aman dari mereka.