"Dunia fantasi?"
Arya benar-benar tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh si kakek tadi. Apakah dunia seperti itu memang ada? Bukan hanya sekedar mimpi? atau dongeng? Sejujurnya Arya akan berpikir bahwa si kakek hanyalah bercanda, jika dia tidak menyadari betapa seriusnya wajah yang dibuat oleh si pria tua di depannya.
"Mungkin kau tidak percaya dengan apa yang tadi keluar dari mulutku, tapi begitulah salah satu dongeng yang menyebutkan asal usul kami berada di dunia ini!"
"Jadi apakah itu hanyalah dongeng?"
Tanda tanya melayang di atas kepala Arya. Sebetulnya dia tidak menyangkal kemungkinan adanya dunia lain yang berbeda dengan dunianya saat ini, meski sangat sulit baginya untuk menerima keberadaan mahluk-mahluk seperti mereka sampai kemarin malam. Jika Arya terus hidup sebagai manusia biasa, maka dia tidak akan pernah percaya dengan keberadaan mahluk seperti mereka, bahkan jika Ibunya sendiri yang mengatakannya.
"Aku juga pernah mendengar kisah yang satu ini! Mungkin memang seperti kebohongan, tapi cerita ini sudah ada sejak lama sekali, bahkan cerita ini lebih tua dari kakek atau nenek buyutku!"
"Aku juga pernah mendengarnya..."
Ageha yang mendengarkan dari samping Arya akhirnya kembali mengangkat suaranya untuk membenarkan ucapan Meister, begitu juga dengan Roy. Jika bukan hanya si pria tua itu yang pernah mendengarnya, maka kemungkinan besar itu memang bukanlah cerita karangannya.
"Tapi apakah kau pernah pergi ke sana? Lalu kenapa leluhur kalian malah pergi ke dunia ini, jika mereka memiliki dunia mereka sendiri?"
"Sejujurnya Aku tidak pernah mendengar ada orang yang berhasil pergi ke dunia sana."
Arya menatap tidak yakin pada pria tua di hadapannya. Jika tidak ada yang pernah ke sana, kemungkinan besar dunia itu memang tidak pernah ada sejak awal. Arya jadi ragu untuk mempercayai ucapan si Pria tua.
"Meskipun belum pernah ada yang pergi ke dunia itu dari dunia ini, tapi hal itu tidak membuktikan bahwa dunia itu tidak benar-benar ada, kan?"
Arya tidak bisa menyangkal kalimat tersebut. Terkadang membuktikan sesuatu itu tidak benar-benar ada jauh lebih sulit dari pada membuktikan bahwa hal tersebut sebetulnya ada. Kau mungkin harus pergi ke seluruh penjuru dunia untuk bisa mengatakan dengan pasti bahwa mahluk yang kau maksud benar-benar tidak ada.
Contoh yang paling jelas saat ini adalah keberadaan mereka. Pada awalnya Arya tidak percaya dengan yang namanya mahluk supranatural, tapi sekarang dia malah menjadi salah satunya.
"Meskipun Aku tidak tahu kenapa nenek moyang kita memutuskan untuk pindah ke dunia ini dari dunia asal mereka, tapi Aku yakin mereka memiliki alasan yang sangat kuat untuk melakukan hal tersebut!"
Meister kembali melanjutkan penjelasan dari pertanyaan Arya, selagi Arya masih memikirkan keberadaan mahluk seperti mereka.
"Aku bisa memberikanmu beberapa teori mengenai kenapa nenek moyang kita mau pindah ke dunia ini, jika kau mau, tapi kau harus ingat ini adalah sekedar teori, bukanlah kebenaran!"
"Kalau begitu, berikan Aku teori yang paling mendekati kebenaran dari semua teori yang kau punya!"
"Kalau begitu, ini mungkin yang paling mendekati kebenaran.... pada zama dahulu kala, hiduplah dua bangsa yang berbeda, yaitu bangsa manusia sihir dan bangsa binatang sihir.... mereka hidup berdampingan dalam damai, meski mereka juga tidak berteman dengan baik... kedua bangsa tersebut mencoba untuk ikut campur dengan urusan bangsa lainnya!"
"Kedamaian yang telah mereka pertahanankan akhirnya berakhir saat salah seorang dari bangsa itu, secara diam-diam pergi ke wilayah bangsa lainnya!"
"Tidak diketahui bangsa mana yang melakukan hal tersebut, tapi hal tersebutlah yang menyebabkan konflik pertama di antara kedua bangsa tersebut dan terjadilah perang."
Arya tahu bahwa masalah batas wilayah adalah masalah yang sangat serius, tapi apakah perlu untuk memulai konflik hanya karena ada satu orang yang masuk ke wilayah bangsa lain? Apalagi sampai perang segala?
"Kenapa hanya masalah satu orang yang masuk ke wilayah bangsa lain sampai bisa menyebabkan peperangan? Tidak bisakah mereka memaafkan tindakan orang itu atau hanya menghukum orang tersebut?"
"Pada akhirnya ini hanyalah teori, Aku juga tidak benar-benar tahu apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu!"
Meskipun Arya sudah mempertanyakan keraguan di kepalanya, tapi dia hanya mendapatkan jawaban tidak pasti dari si pria tua. Dia bahkan mengakat kedua tangan dan bahunya saat mengatakan hal tersebut, menandakan bahwa dirinya memang tidak mengetahui kebenaran pastinya. Arya tidak bisa benar-benar menyalahkan si Pria tua, karena kebanyakan kisah sejarah hanyalah teori dari beberapa orang ilmuan yang berdasarkan temuan atau catatatan sejarah yang ada, kebenaran pastinya tidaklah benar-benar diketahui.
"Lalu apa yang kau maksud dengan Manusia sihir dan Binatang sihir, menurut pendapatku, kurasa pada awalnya mahluk seperti kita tidaklah sama seperti diri kita saat ini!"
"Bisa dikatakan bahwa yang kau katakan memang benar... pada awalnya tidak ada manusia yang bisa berubah menjadi binatang dan begitu juga sebaliknya... kau ambil saja contoh Ageha, meskipun dia terlihat seperti manusia biasa, tapi dirinya memiliki kemampuan sihir seperti menggerakan angin.. kau bisa menyebutnya sebagai manusia sihir, jika dirinya tidak dapat berubah menjadi binatang!"
"Tapi Aku bisa merubah bagian tubuhku menjadi seperti peri, kan? Atau lebih tepatnya Aku dapat mengeluarkan sayap seperti kupu-kupu dari punggungku... menurut legenda, kemampuan itu berasal dari gen binatang sihir."
Saat si pria tua memberikan penjelasan, Ageha menambahkan beberapa hal, sementara Roy masih menutup mulutnya. Arya mulai mengerti apa yang terjadi dan bisa menebak beberapa hal dari kelanjutan cerita si Pria tua.
"Begitukah, jadi meski terjadi perang di antara kedua bangsa itu, tapi ada beberapa dari mereka yang menikah dengan bangsa lainnya, lalu melahirkan mahluk seperti kita!"
"Oh, hebat juga kau... Aku tidak menyangka kau bisa menebaknya?"
Itu adalah hal sederhana jika kau bisa menggunakan otakmu sedikit. Tidak semua orang menyukai perang, jadi wajar bila ada beberapa yang menentang apa yang kedua bangsa itu lakukan dan memisahkan diri dari mereka. Mereka kemungkinan besar berkumpul dengan bangsa lain yang memiliki pemikiran yang sama dan menjadi bangsa yang baru.
"Meski begitu, sejujurnya Aku tidak percaya bahwa ada manusia yang ingin menikah dengan bangsa yang tidak nampak mirip dengan mereka... apa lagi kau menyebut bangsa yang satu lagi dengan bangsa binatang sihir dari namanya... dari namanya, Aku bisa mengetahui bahwa bangsa itu memiliki tampang seperti binatang, mungkin mereka memiliki penampilan yang mirip dengan demi-human atau manusia yang memiliki penampilan menyerupai binatang."
"Oh, Aku sekarang benar-benar terkesan, kupikir kau hanya lelaki culun yang tidak tahu apa-apa, tapi tak terduga bahwa kau sebenarnya menyukai hal-hal seperti ini!"
Arya sebenarnya sangat tersinggung dengan ucapan si Pria tua di hadapannya, tapi dia menahan diri untuk tidak berkomentar pedas. Bagaimanapun di sini dia hanyalah tamu dan dia juga masih memerlukan informasi dari si Pria tua itu.
"Aku sebenarnya tidak begitu suka dengan hal-hal di luar logika manusia, Aku hanya mengetahui beberapa hal mengenai beberapa legenda di dunia, karena Aku membaca banyak buku dari kecil... Aku tidak pernah meremehkan ilmu pengetahuan, sekecil apapun ilmu tersebut!"
"Jika kau ingin mengatakannya seperti itu, maka Aku akan membiarkannya tetap seperti itu!"
Arya sebenarnya ingin berteriak "Apa maksud ucapanmu itu!", tapi dia kembali berhasil menahan dirinya.
"Abaikan saja perkataan pria tua itu, jika perkataannya membuatmu kesal... seperti yang kau katakan, sejujurnya Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh leluhur kita... Aku tidak habis pikir ada orang yang mau menikahi mahluk yang berbeda dengan mereka, sejujurnya Aku berpikir bahwa cerita seperti itu hanya muncul di dongeng-dongeng saja!"
Ageha menambahkan komentarnya mengenai apa yang dikatakan oleh Arya sebelumnya. Sejujurnya akan sangat menjijikan membayangkan ada manusia yang mau menikah dengan binatang, jika kau menganalogikannya dengan apa yang ada di dunia ini.
"Orang-orang menyebut cinta itu buta, jadi bisa saja mereka jatuh cinta tanpa memandang rupa mereka... lagi pula, mereka bukanlah manusia dan binatang seperti di dunia ini! Kau mungkin bisa menganalogikan mereka dengan kisah Beauty & The Beast."
"Makanya Aku mengatakan bahwa itu hanya terjadi pada dongeng saja! Jika kau tidak bisa menganggap bahwa pasanganmu cantik atau tampan, kurasa sulit untuk benar-benar menumbuhkan cinta di antara mereka!"
Si Pria tua terdiam beberapa detik dengan pose berpikir setelah mendengar pendapat Ageha, lalu dirinya melihat ke Arya dengan senyuman mencurigakan.
"Nah, apa menurutmu Bunny Girl itu menarik?"
Arya sempat bingung dengan pertanyaan si Pria tua, sebelum akhirnya menyadari apa yang dimaksud si pria tua dengan "Bunny Girl".
"Sejujurnya Aku tidak pernah tertarik dengan hal seperti itu, tapi jika itu adalah temanku, maka dia akan sangat tertarik dengan 'Bunny Girl'"
Arya sangat yakin Rio tidak akan mengalihkan pandangannya dari pelayan yang berpenampilan seperti kelinci itu. Meski Arya tidak benar-benar menganggap mereka seperti kelinci, karena hanya telinga dan ekor mereka saja yang mirip dengan kelinci, sedangkan yang lainnya sudah jelas hanya wanita berpakaian seksi.
"Sekarang kau coba bayangkan apakah temanmu itu tetap akan tertarik, meskipun semua bagian tubuh dari si 'Bunny Girl' itu ditumbuhi oleh bulu-bulu seperti kelinci dengan wajah yang menyerupai kelinci!"
"Hmm, kurasa dia tetap akan tertarik dengannya... jika Aku ingat, saat masih kecil dia pernah berkomentar bahwa salah satu karakter kartun yang memiliki tubuh kelinci, tapi bertindak seperti manusia, benar-benar menarik perhatiannya!"
"Kau benar! Bahkan jika mahluk itu berbeda secara keseluruhan, tapi selama mereka memiliki tubuh seperti manusia, maka manusia tetap bisa tertarik padanya!"
"Aku hanya bisa berpikir bahwa manusia yang benar-benar bisa berpikir seperti itu adalah orang yang mesum!"
Ageha sepertinya tetap keras kepala bahwa kedua bangsa pada dongeng itu tidak mungkin saling jatuh cinta.
"Baiklah kalau begitu... bagaimana jika kau jatuh cinta dengan pria ini!"
"HAH!"
Arya bisa melihat wajah Ageha yang memerah terang saat mendengar ucapan si pria tua itu. Seakan mengabaikan reaksi Ageha, si pria tua tetap melanjutkan perkataannya.
"Kau dan dia memang saat ini menggunakan wujud yang sama, yaitu manusia, tapi kalian berdua sebenarnya benar-benar berbeda, kan? Kau adalah peri, sedangkan dia adalah manusia serigala. Meski begitu, tak menutup kemungkinan bahwa kalian bisa jatuh cinta, kan?"
Meskipun saat ini Arya tidak jatuh cinta dengan Ageha, tapi dia tidak bisa menyangkal bahwa mungkin saja mereka akan jatuh cinta suatu saat nanti jika mereka terus bersama.
"Ke-kenapa Aku harus jatuh cinta dengan pria lembek ini!? Hal itu tidak mungkin terjadi!"
Arya mengabaikan komentar tidak enak dari Ageha, lalu menatap ke Meister. Dia memasang wajah serius, sebelum mengajukan pertanyaannya.
"Lalu apa yang terjadi pada para orang yang membentuk bangsa baru tersebut? Kenapa keturunan mereka bisa berakhir di dunia manusia biasa ini!"
Arya bisa menduga apa yang terjadi pada mereka, tanpa mendengarnya secara langsung dari mulut si pria tua, tapi dia tetap menanyakannya agar mendapatkan jawaban yang pasti.
"Tentu saja mereka terusir dari wilayah kedua bangsa itu... Aku tidak tahu apa yang benar-benar terjadi, tapi sepertinya salah satu dari dua bangsa itu atau mungkin malah kedua bangsa tersebut, menggunakan sebuah sihir terlarang untuk mengusir mereka ke dimensi lain, karena menganggap mereka adalah mahluk yang menjijikan dan telah menodai kehormatan mereka, karena mau-mau berkumpul dan berteman baik dengan mahluk yang jelas-jelas berbeda dengan mereka, bahkan sampai membuat keturunan!"
Kenyataan yang kejam, tapi hal itu memang sering terjadi, bahkan di dunia ini. Pada zaman dulu, bangsawan dengan rakyat biasa dianggap sebagai dua mahluk yang sangat berbeda, jadi jika ada bangsawan yang berhubungan dengan dengan rakyat jelata, maka bangsawan tersebut dianggap telah menodai kehormatan dari kebangsawanannya. Arya hanya bisa terdiam saat mendengarkan kenyataan pahit tersebut.
"Kurasa dengan begitu, ceritaku sudah selesai!"
Dan begitulah akhir dari penjelasan tentang teori masa lalu dari leluhur mereka.