Rosie berdeham menghapus kegugupannya. Ia tanpa sadar telah menyuarakan isi kepalanya. Duke Aslan hanya mengangguk seakan-akan merasa tidak terkesan oleh jawaban Rosie.
"Terima kasih, Tuan Putri," balasnya singkat. "Apakah Putri Roseanne sudah merasa lebih baik sekarang? Jika Tuan putri membutuhkan sesuatu, maka bisa saya siapkan."
Howland berdiri kemudian merapikan selimut milik Rosie. "Roseanne hanya butuh istirahat lebih lama. Kesadarannya belum benar-benar pulih," jawab Howland.
Rosie hanya bisa tersenyum saat pria itu mengecup keningnya. Wajahnya sedikit merona karena ini kali pertama seorang pria mengecup keningnya. Ternyata memiliki seorang kakak terasa begitu menghangatkan.
Rosie selalu memiliki nasib buruk dengan makhluk bernama pria. Ia tidak pernah berpacaran sehingga tidak tahu merasa diperhatikan oleh pria. Sekalinya dekat seperti Bryan, ternyata ia hanya dekat untuk mendapatkan hati sahabatnya.
Ayahnya juga sudah lama meninggal. Dan ia adalah anak tunggal. Ibunya juga terlalu sibuk bekerja untuk memberinya makan hingga hampir menelantarkannya. Untunglah Rosie memiliki skill bertahan hidup.
Teman-temannya selalu mengejek Rosie. Mereka bilang Rosie tidak bisa mendapatkan pacar karena memiliki tipe ideal yang terlalu tinggi. Ia terlalu banyak membaca cerita fiksi sehingga terkadang merasa tidak cocok dengan pria di dunia nyata. Sekali ada yang baik seperti Bryan, ternyata bukan dirinya yang pria itu sukai.
Dan … sekarang dirinya telah berada di dunia fiksi. Ia memiliki seorang kakak, Howland Villiers, pria gentleman dan tokoh favoritnya dari semua buku yang pernah ia baca. Betapa beruntungnya Rosie mendapatkan pria itu sebagai kakaknya.
"Kakak akan berbicara dengan Aslan sebentar. Kau beristirahatlah. Dan jika butuh apa-apa bisa panggil kakak, mengerti?"
Rosie benar-benar terpukau oleh kekuatan pesona seorang male lead. Gadis itu mengangguk tak bisa mengalihkan pandangannya dari kakaknya. Kini pandangannya beralih kepada pria berambut blonde yang memakai pakaian serba hitam. Rosie memberikan senyum terbaiknya kepada Duke Aslan yang hanya dibalas dengan anggukan kepala kemudian pergi menyusul Howland yang juga meninggalkan kamarnya.
"Asalan Montgomery… kenapa kau begitu tampan … aku jadi tidak bisa berbuat apa-apa," seru Rosie seorang diri di kamarnya.
Aslan Montgomery hanyalah karakter second lead yang juga menjadi villain di cerita ini. Bagaimana bisa mereka membuatnya begitu tampan… Rambut pirang dengan potongan rapi, tatapan mata yang mengintimidasi, juga rahang tajam. Rosie berharap ia tidak akan terkena sindrom second lead.
Gadis itu berdiri. Ia harus segera membuat rencana sesegera mungkin.
Kakinya berjalan kian kemari mengelilingi ruangan sambil berpikir. Ia menggigit ibu jarinya mencoba meninmbang-nimbang apakah ia tetap terus mengikuti alur cerita awal dan hidup sejahtera menjadi figuran atau step up untuk ikut campur dalam permasalahan ini?
Plan A: Rosie tetap akan menikahi teman masa kecilnya dan meninggalkan istana selamanya. Bahkan jika mendpaatkan kabar bahwa kondisi ayah fiksinya memburuk pun, Rosie tidak akan kembali ke istana untuk menghindari kegilaan Aslan.
"Tapi itu sama saja dnegan aku membiarkan Howland dan Savy mati!"
Gadis itu menggeleng sekali lagi. Ia mencoba mengingat tentang kesalahpahaman apa yang membuat Howland dan Aslan berpisah …
Aslan adalah anak angkat keluarga Montgomery. Dua puluh tahun lalu, keluarga Montgomery telah diserang oleh sekelompok tak dikenal menyisakan Aslan seorang diri yang kemudian diselamatkan oleh ayahnya. Aslan pun dibesarkan oleh keluarga seorang ksatria kerajaan Westalis.
Aslan bertemu Aslan di akademi dan menjadi dekat. Dari informasi yang Rosie dapatkan di buku. Dikatakan bahwa sebuah kelompok kriminal selalu mengincar kekuatan yang dimiliki keluarga Montgomery dan mereka memfitnah Keluarga Villier untuk hal itu. Berhubung Aslan adalah anak angkat jadi ia tidak diperhitungkan.
Di bab 12, Aslan bertemu salah satu anggota kriminal itu dan memberikan bukti dokumen palsu. Aslan lebih mempercayai dokumen palsu itu dan berpisah dnegan Howland kemudian merencanakan sebuah balas dendam kepada keluarga Villier.
Rencana B.: Rosie harus menemukan dokumen asli itu dan memberikannya kepada Aslan sebelum Aslan bertemu salah satu anggota kriminal tersebut.
Tapi kapan? Apa yang harus Rosie lakukan agar Aslann mempercayainya?
"Aha!"
Rosie mendapatkan sebuah ide yang tidak begitu cemerlang.
Aslan tidak pernah jatuh cinta cinta sebelumnya. Dan nantinya pria itu jatuh cinta kepada Savannah. Hal itu akan memperburuk suasana. Rosie harus membuat Aslan jauh dari Savannah. Dan menikahkan kakaknya dengan Savannah secepat mungkin. Asalan tidak boleh sedikit pun menaruh perasaan kepada kakak iparnya.
Plan C: Membuat Aslan jatuh cinta kepada wanita lain selain Savannah.
Ada satu kalimat yang terngiang-ngiang di kepala Rosie. Malam dimana Aslan mengungkapkan perasaannya kepada Savannah, ia mengatakan, "Aku hanya ingin keluarga Montgomery kembali hidup. Aku ingin kembali membangun keluarga Montgomery dengan wanita yang kucintai. Dan jika kau menerimaku, Savy… akan kulepas semua kebencianku. Mari kita hidup berdua di tempat yang lebih tenang… membangun sebuah keluarga sederhana tanpa orang lain."
Dengan begitu, Aslan akan meninggalkan kakaknya menjauh dan pergi hidup berdua dengan istrinya… tapi siapa yang bisa Rosie tumbalkan untuk hal ini?
"Shoot, apakah aku harus mencobanya?" tanya Rosie sambil menjatuhkan punggungnya pada ranjang hingga memantul kecil.
Rosie kembali mengingat wajah Aslan. Pria itu sangat tampan. Rosie mencoba meletakkan dirinya di posisi pria itu. Jika dipikir-pikir, Aslan tidak terlalu salah. Ia hanya terlalu mudah terbakar oleh dendam hingga. Ia juga hanya pria yang sangat mencintai Savy. Kesalahannya hanyalah ia memaksakan kehendaknya kepada Savy dalam keadaan mabuk. Itu adalah kesalahan yang tak pernah Rosie maafkan.
"Dan aku harus berusaha agar hal itu tidak terjadi di masa yang akan datang," gumamnya pelan.
Rosie memiringkan tubuhnya. Dari posisinya sekarang ia bisa melihat pantulan bayangannya di cermin. Ia juga sangat cantik. Roseanne Meyer adalah wanita 32 tahun dengan dengan kantung mata tebal. Bahkan di usianya yang menginjak kepala tiga, Rosie sudah memiliki uban. Maia menemukannya saat mereka menginap bersama.
Dan lihatlah wanita di depannya saat ini. Begitu muda dan polos… Gadis itu begitu cantik, kulitnya mulus dan kenyal. Rona di pipinya dengan rambut pink alami tanpa perlu di bleaching. Sungguh sempurnanya karakter fiksi. Padahal dirinya hanyalah karakter figuran …..
Rosie jadi penasaran, bagaimana kehidupan seorang Roseanne Villiers sebelum ini?
Tunggu dulu … tadi Howland bilang bahwa dirinya terjatuh ke sungai? Apa yang membuatnya terjatuh ke sungai? Apakah jangan-jangan … ada sesuatu yang membuat Rosie yang sebelumnya memilih terjun ke sungai? Hm… Rosie mungkin berlebihan, bisa saja ia tak sengaja jatuh?
Rasa penasaran Rosie tak bisa dibendung. Ia menjadi penasaran sekarang.
Gadis itu pun membuka lemari pakaiannya dan mengumpat pelan.
"Shoot. AKu lupa pakaian mereka adalah pakaian badut," umpatnya kesal.
Ia membuka pintu kamarnya dan tersenyum canggung ke arah seorang pelayan wanita yang menunggu.
"Ada yang bisa kami bantu, Yang Mulia"
"Eum, Hai! Bisakah kau membantuku mengenakan pakaian?"
"Baik, Yang Mulia."
"Terima kasih."