Revan segera mengangkat kayu tersebut dari tubuh Radit.Beberapa pekerja mulai datang berkerumun.Kejadian ini sungguh sangat mendadak.Revan kemudian membopong tubuh Radit,Gigi juga segera bangkit dari atas pasir.
Revan membuka topi,masker,dan kacamata hitam Radit.Radit saat ini sudah dibaringkan di atas pasir.Gigi langsung mengenali Radit saat itu juga.Revan juga.Tak lama kemudian ambulans tiba.Gigi ikut serta mengantar Radit ke rumah sakit.
Gigi memperhatikan wajah Radit yang masih tak sadarkan diri dan masih terbaring di ranjang ambulans.Revan duduk di samping Gigi.
"Dia Radit temanku."kata Revan kepada Gigi."Apa kakakmu pernah bercerita tentangnya kepadamu?"
"Ya?"tanya Gigi heran.Dia sangat mengenal Radit,justru dia yang harus banyak bercerita tentang Radit kepada Gina.
"Aku kebetulan tahu kalau kakakmu adalah mantan isteri Radit.Apa kau pernah mendengar kakakmu menceritakan tentang Radit kepadamu?.Atau kalian pernah bertemu langsung sebelumnya?"tanya Revan.
Gigi bersyukur Revan tidak tahu kalau dia dulu adalah orang yang menyamar sebagai Gina.Bukan hanya bertemu dengan Radit,Revan....aku malah pernah tinggal sekamar dengan Radit selama 3 tahun lamanya.Menjalani banyak perjalanan hidup bersama,batin Gigi.
"Ya.Aku kebetulan kenal dia dan begitu juga sebaliknya."jawab Gigi."Apa dia akan baik-baik saja?"
"Dia akan baik-baik saja,bu."jawab petugas ambulans yang duduk di hadapan Gigi.
Ambulans tiba di rumah sakit.Radit yang belum sadarkan diri segera ditangani oleh dokter.Revan terpaksa harus meninggalkan Gigi seorang diri di rumah sakit karena dia ada urusan yang sangat mendadak.Gigi memahami Revan.Revan pergi dan Gigi menunggu Radit di ruang tunggu.
Jika Radit tidak melindunginya tadi bisa jadi dialah yang akan terkena bahaya.Bahkan menurut Revan,kepala Gigi bisa jadi sasaran utama.Gigi sangat bersyukur bisa selamat dari kecelakaan yang bisa saja merenggut nyawanya.Gigi berharap Radit segera sadarkan diri secepatnya.
"Pasien butuh segera dioperasi,bu."kata dokter kepada Gigi.
Keluarga besar Radit tidak ada yang bisa datang ke rumah sakit karena saat ini mereka semua sedang ada di luar negeri.Mereka sudah mendapat kabar tentang Radit dari Revan.Gigi menghubungi Revan untuk memberitahu orang tua Radit kalau Radit akan dioperasi.Revan menghubungi orang tua Radit,dan mereka setuju untuk operasi tersebut.Gigi menandatangani surat operasi dengan harapan terbaik untuk Radit.
Gigi juga mendonorkan darahnya untuk proses operasi.Hal itu sangat membantu kerja dokter.Gigi menunggu di depan ruang operasi dengan terus berdo'a untuk kebaikan Radit.
"Ya Allah,selamatkanlah Radit."kata Gigi dalam do'anya.Tak terasa airmatanya menetes.
Gigi membiarkan airmatanya mengalir.Pengorbanan Radit untuknya sangat luar biasa.Gigi melirik smartwatch nya,operasi sudah berjalan selama 20 menit lamanya.Gigi menghapus airmatanya,dia berjalan mondar mandir di lorong rumah sakit.Setelah itu dia memutuskan untuk ke mushala rumah sakit guna melaksanakan shalat hajat.
Mengadukan semua masalah kepada Allah memang adalah solusi yang terbaik.Yang berat pasti diringankan dan Allah selalu mengerti.Gigi shalat dengan khusyuk.Dia berdo'a dengan sangat khusyuk.
Dokter masih terus mengoperasi Radit.Gigi juga terus berdo'a untuk keselamatan Radit.
Setelah berdo'a Gigi kembali ke depan pintu ruang operasi.Dia kembali duduk di tempat duduk yang tersedia.Operasi belum juga selesai.
Akhirnya operasi pun usai.Dokter keluar dari ruang operasi.Gigi segera menghampiri dokter.
"Bagaimana keadaan sahabat saya,dok?"tanya Gigi khawatir.
"Alhamdulillah.Operasinya berjalan lancar.Dia masih harus dirawat tapi dia baik-baik saja."jawab dokter sambil memberikan senyuman yang menenangkan.
"Alhamdulillah."kata Gigi lega.
Radit dipindahkan di ruang perawatan VVIP.Gigi duduk menunggu Radit di samping ranjangnya.Pengaruh anestesi Radit belum usai sehingga dia belum sadarkan diri.Gigi sedikit lega setelah mengetahui dari dokter bahwa kondisi Radit stabil.
Malam sudah larut,Gigi sudah mengantuk.Dia tidak kembali ke apartemennya.Sebagai sahabat dia tidak mungkin tega meninggalkan Radit sendirian di rumah sakit.Gigi memutuskan untuk tidur di atas ekstra bed yang disediakan.Ekstra bed itu terletak di samping jendela rumah sakit yang tidak terlalu jauh dari ranjang pasien.
Gigi pun terlelap.Dia dibuai mimpi indah.
Tak lama setelah itu Radit pun siuman.Dia masih menyesuaikan pandangannya dengan pencahayaan rumah sakit.Efek anestesi perlahan pudar dan kini pandangannya sudah kembali jelas dan terang benderang.Di saat itulah saat menoleh ke kanan dia melihat sosok Gigi yang sedang tertidur.
"Bidadariku."kata Radit dalam hati.Hatinya bahagia.
Radit tersenyum.Berada di dekat Gigi adalah obat paling mujarab untuknya saat ini.
Radit terus memperhatikan wajah Gigi dengan penuh rasa kasih dan sayang.Radit ingin waktu terhenti agar dia bisa terus merasakan keindahan ini selamanya.
Adzan Subuh belum berkumandang,tapi Gigi sudah terbangun.Radit langsung berpura-pura menutup matanya.Semalaman Radit tidak tidur lantaran terus memperhatikan Gigi.Gigi menguap lebar.Dia kemudian duduk di atas ekstra bed.Pandangannya tertuju kepada Radit yang sedang berpura-pura tidur.
"Efek anestesinya pasti sudah usai,mungkin dia sedang terlelap."kata Gigi dalam hati.
Gigi bangkit dari ekstrabed.Dia mendekati ranjang Radit.Radit deg deg an setengah mati.Gigi tersenyum melihat Radit yang terbaring seperti sedang tertidur.Ingin rasanya Radit membuka matanya untuk melihat wajah Gigi namun apa daya sandiwara harus terus berlanjut.
Gigi kemudian shalat tahajud di ruangan itu.Dia membawa perlengkapan shalat di dalam tasnya.Radit diam-diam memperhatikan semua yang dilakukan Gigi saat ini.Kekaguman Radit semakin bertambah melihat ketaatan Gigi dalam beribadah kepada Allah.
Saat berperan sebagai Gina,Radit tentu tahu kalau Gigi juga shalat sunnah dan shalat wajib,namun Gigi bilang bahwa Radit jangan percaya kalau Gigi juga setaat itu.Setelah melihat Gigi yang sedang shalat seperti ini,Radit paham bahwa saat itu Gigi sedang menyembunyikan ibadahnya di hadapan Radit.Bukankah ibadah manusia cukup Allah saja yang tahu?
Gigi juga mengaji.Dan Radit menyaksikan kalau Gigi mengaji tidak dengan membaca mushaf Al Qur'an namun dengan menghafalnya.Gigi menghafal di luar kepala Surat Al Baqarah yang sedang dibacanya saat ini.
............