4 tahun tak berjumpa,Radit tentu kagum dengan apa yang disaksikan dan didengarnya saat ini.
Gadis yang dulu mengaku sebagai aktris yang berperan sebagai Gina ini rupanya memiliki banyak kelebihan yang sangat luar biasa.Suaranya saat mengaji sangat merdu.Radit terpukau.
Adzan Subuh berkumandang.Gigi mendengarkannya dengan khusyuk.Radit terbuai asmara.Setelah adzan usai berkumandang,Gigi melaksanakan shalat sunnah qabliyah Subuh dan shalat Subuh dengan khusyuk.
"Inikah karakter aslimu,wahai bidadariku?"tanya Radit dalam hati sambil tak bisa berkedip melihat gerakan-gerakan shalat yang sedang dilakukan oleh Gigi."Aku semakin mencintaimu."
Gigi usai melaksanakan shalat,Radit kembali menutup matanya.Gigi kemudian duduk di kursi yang ada di samping ranjang Radit.Radit bisa mencium aroma tubuh Gigi yang sangat dekat dengan dirinya.Dalam hati dia berbisik,bisakah dia membuka matanya?
Radit menahan diri.Biarlah matanya tertutup tapi hatinya tidak.Gigi tak selangkah pun beranjak dari kursi itu sampai pagi datang menjemput.
Dokter kemudian masuk ke ruang perawatan.Dia segera memeriksa Radit.Gigi bangkit dari kursi untuk membuka tirai jendela.Saat itulah dokter mengetahui Radit sedang pura-pura tidur.Radit mengedipkan matanya kepada dokter dan memberi kode kepada dokter untuk merahasiakan sandiwaranya saat ini.Dokter paham dengan isyarat itu dan tersenyum simpul.
"Bagaimana keadaannya,dok?"tanya Gigi setelah membuka tirai dan melangkah mendekati dokter.Beruntung Radit sudah menutup matanya cepat-cepat sebelum Gigi menyadari ada kejanggalan.
"Dokter bilang efek anestesinya akan hilang tadi malam,saya kebetulan lelah dan mengantuk.Saat saya bangun dia masih menutup matanya.Dia sedang tertidur,kan dok?.Bukan karena efek anestesi yang tak kunjung usai?"tanya Gigi bertubi-tubi kepada dokter.
Dokter tersenyum kepada Gigi.
"Suami anda sedang terlelap,jangan khawatir."jawab dokter tersenyum.
Suami?
Radit mengaminkan itu dalam hati.
"Dia bukan suami saya,dok"kata Gigi cepat.
Dokter tersenyum.Beliau kemudian memberitahu perkembangan kondisi Radit kepada Gigi.Dokter menyampaikan bahwa Radit tinggal dirawat beberapa hari lagi agar kondisinya pulih total.
Dokter kemudian keluar dari ruangan tersebut.Tinggal Gigi dan Radit saja sekarang di ruangan itu.Gigi memesan menu sarapan melalui Go-Food.Tak lama kemudian menu sarapan datang.Gigi sarapan dengan lahapnya.Menu sarapannya telur dadar dan nasi kecap.
"My favorite breakfast.Alhamdulillah."kata Gigi kepada dirinya sendiri.Dia tak menyadari kalau Radit mendengar ucapannya tersebut.
Radit diam-diam memperhatikan gaya makan Gigi.Memang sangat berbeda dengan gaya makan Gina yang dulu ditirukan Gigi.Selera makan mereka juga berbeda.Saat masih berperan sebagai Gina,setiap pagi Gigi memakan aneka roti tawar dan selai strawberry.Radit dulu pernah menawari Gigi untuk sarapan dengan nasi namun Gigi mengatakan bahwa seumur hidupnya dan selamanya dia hanya suka sarapan dengan roti tawar dan selai.Baru hari ini Radit tahu kalau Gigi sangat total dalam berakting sebagai Gina,sampai-sampai Gigi rela mengabaikan selera dan menu sarapan favoritnya sendiri.
Gigi tak menyadari sedang terus diperhatikan oleh Radit.Dia sudah selesai makan dan menuju ke kamar mandi.Tak lama dia keluar lagi dan membuat secangkir teh untuk dirinya sendiri di mini bar ruangan tersebut.
"Dia minum teh?"tanya Radit heran di dalam hatinya.
Selama 3 tahun bersama Gigi,Radit jelas ingat bahwa Gigi pernah mengatakan kepadanya bahwa dia sangat tidak suka minum teh.Kala itu "sang aktris" hanya mau minum air putih setelah sarapan usai.Tak sekalipun dalam kebersamaan mereka selama 3 tahun itu Radit melihat Gigi minum teh sekalipun.
Kini "sang aktris" yang sedang tidak berakting lagi itu begitu menikmati teh buatannya sendiri.Gigi duduk di kursi makan dan memilih menghadap jendela kaca untuk menikmati pemandangan pagi yang indah.
Handphone Gigi berdering.Nada deringnya adalah lagu dari Michael Jackson.Radit ingat kalau dulu saat masih menjadi Gina,Gigi sangat tidak suka dengan Michael Jackson.
"Dia pantas dapat Piala Oscar untuk aktingnya."bisik Radit kagum dalam hati.
Gigi menerima telepon itu.Dari Revan.
"Bagaimana kondisi Radit?" tanya Revan kepada Gigi.
"Alhamdulillah sudah stabil.Hanya dia masih tidur."jawab Gigi.
"Syukurlah.Keluarganya sedang dalam perjalanan ke bandara.Pesawat dari Amerika akan terbang ke Indonesia di jam 8 pagi WIB.Mudah-mudahan perjalanan mereka tidak ada hambatan."kata Revan.
"Aamiin."kata Gigi.
"Baiklah.Saya tutup dulu karena harus mengawasi pekerjaan pekerja dulu di lokasi pembangunan kantor AGA Group."kata Revan.
"Oke."kata Gigi.
Gigi kemudian melangkah mendekati ranjang Radit.Gigi kembali duduk di atas kursi yang ada di samping ranjang tersebut.Radit masih betah bersandiwara.
Gigi paham kalau Radit belum juga punya kekasih apalagi menikah.Buktinya Revan tak cerita kalau Radit punya kekasih atau isteri.Tak ada satupun wanita yang datang menjenguk Radit sejak kemarin malam.
Radit mulai merasa lapar.Akting tidur dihentikan dulu.Dia membuka matanya perlahan-lahan.Gigi senang sekali melihatnya.
"Alhamdulillah."kata Gigi kepada Radit.
Radit pura-pura kaget melihat Gigi.Gigi terperdaya dengan sandiwara itu.Kalau saja Gigi tahu kalau dari semalam Radit diam-diam memperhatikannya mungkin saat ini Gigi sudah akan menyuntikkan suntikan anestesi kepada Radit supaya lelaki itu kembali terbius.
"Terima kasih atas semuanya."kata Gigi kepada Radit.
"Untuk apa?"tanya Radit.
"Untuk semua pengorbananmu."jawab Gigi."Kalau saja kau tak menolongku mungkin aku sudah..."
"Sudahlah.....Semua atas pertolongan Allah."kata Radit.
Gigi menyuapi Radit dengan menu sarapan sehat dari rumah sakit.Radit senang sekali dengan semua ini.Bisa mengenal Gigi lebih dekat adalah cita-citanya dan saat ini dia sedang mengalaminya.
"Apa kau sudah menikah?" tanya Radit kepada Gigi.
"Belum.Tapi aku sudah jatuh hati kepada seseorang."jawab Gigi.
"Kepadaku?"tanya Radit penuh harap.
"Dalam mimpimu."jawab Gigi cepat."Tentu saja bukan kau."
...........