Chereads / Surat Dari Negeri di Awan / Chapter 6 - Bunga Untuk Nona Rose

Chapter 6 - Bunga Untuk Nona Rose

' Untuk Nona Rose yang sedang berjalan-jalan dalam mimpi indah.

Saya harus meminta maaf lebih dulu karena selalu mengganggu Nona yang sedang beristirahat. Sejak tadi saya juga berencana mengakhiri hari ini dengan cepat seperti Nona yang sedang kelelahan. Namun di hari yang suram seperti ini tak ada banyak kegiatan yang bisa menguras stamina saya hingga kelelahan.

Saya pun sepertinya terlalu banyak meminum kafein hingga mata saya sulit terpejam. Meski terjaga di malam ini, namun tak ada hal lain yang ingin saya lakukan kecuali mengganggu Nona dengan surat saya. Terlebih lagi saya yang hidup sendiri dan tak punya siapa pun untuk di ajak berbicara, merasa kesepian kala sendiri di hari yang suram ini.

Apa Nona ingat tentang buku yang saya sebut telah menyita waktu saya selama seharian? Buku itu sangat menarik perhatian saya. Bahkan saya tak sanggup untuk berhenti membacanya. Meski belum selesai, saya paham garis besar cerita dalam buku itu. Begitu banyak karya sastra yang membahas tentang masa depan, dan saya yakin Nona pernah membaca salah satu dari banyaknya buku yang membahas itu.

Hampir semua dari buku yang membahas masa depan adalah hasil imajinasi si penulis yang luar biasa. Namun kali ini saya menemukan buku unik yang memaparkan bukti-bukti dari teori sang penulis. Seperti Nona tau, karya yang memaparkan bukti untuk memperkuat tulisannya pastilah tentang sejarah. Karena siapa pun mungkin tak akan menemukan bukti tentang masa depan. Saya sempat berpikir bahwa buku ini memaparkan bukti tak jelas hanya untuk membuat buku ini laris terjual di pasaran. Namun setelah membaca isi buku ini, saya menjadi sangat memahami maksud dari sang penulis luar biasa yang membuat buku ini.

Mungkin Nona akan penasaran, mungkin juga tidak. Namun menurut saya akan sangat disayangkan bila melewatkan buku semenarik ini terlebih lagi sebagai sesama penggemar karya fiksi dan fantasi. Saya sungguh akan menceritakan isi buku ini dengan penuh semangat bila Nona memintanya. Mungkin pergelangan tangan saya akan terasa pegal atau bahkan menjadi bengkak karena terlalu banyak yang harus ditulis. Namun dari hati saya, ingin memberi tahu Nona sampai sejelas-jelasnya.

Saya juga ingin tahu lebih banyak tentang Nona Rose yang kini berkirim surat dengan saya. Apa Nona menyukai bunga? Di halaman rumah saya terdapat bunga yang memiliki nama yang sama seperti Nona. Berwarna merah terang dan memiliki aroma yang khas.

Dari seorang pria yang terlalu banyak mengkonsumsi kafein hingga masih terjaga di tengah malam.'

Setelah meletakannya di dalam kotak, aku kembali ke bawah selimut tebalku yang hangat. Semakin lama pun aku semakin mengantuk. Semoga saat bangun esok hari aku sudah menerima surat balasan dari Nona Rose.

Aku terbangun saat matahari sudah berada di posisi sedikit lebih tinggi di kepalaku. Kubuka jendela kamar dan keluar untuk menghirup udara segar pagi ini. Hari ini matahari bersinar terang. Langit sendu berwarna abu-abu telah pergi menjauh diganti dengan warna biru. Sepertinya kegiatanku saat pagi mulai berubah. Sebelum mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan pagi, aku lebih dulu membuka kotak di atas mejaku untuk melihat adakah balasan surat yang kukirim di hari sebelumnya.

Setelah kubuka laci dari kotak pemberian sahabatku, di dalamnya terdapat secarik kertas tebal yang telipat dan memiliki aroma khas yang tentunya adalah surat balasan dari Nona Rose.

' Untuk Tuan Zen yang mendoakan cuaca buruk di tempat tinggal saya, dan selalu berhati-hati.

Sangat disayangkan harapan Tuan akan kondisi cuaca di kediaman saya telah terkabul. Pagi ini saat saya terbangun rintik hujan mulai turun membasahi taman bunga yang ada di pekarangan rumah saya. Langit pun sepertinya tak begitu bersahabat hari ini. Sepertinya akan ada sangat banyak waktu untuk kita berkirim surat di hari yang dingin ini.

Tuan Zen tak perlu merasa bersalah karena harapan akan cuaca buruk di sini. Biarkan saya juga merasakan suramnya hari tanpa matahari seperti Tuan kemarin.

Apa Tuan tertarik tentang diri saya?

Tuan sempat bertanya bunga yang saya sukai. Tentu saja jawaban saya adalah bunga Rose. Bukan berarti saya begitu menyukai diri saya sendiri. Namun hanya kebetulan yang lucu jika saya dan bunga yang saya sukai memiliki nama yang sama. Saya akan sangat senang dan berterimakasih jika diberikan satu atau dua tangkai bunga dari pekarangan rumah Tuan.

Saya juga sarankan jangan terlalu banyak meminum kopi saat petang. Karena saya pun pernah merasakan sulit tidur seperti Tuan semalam. Cobalah meminum teh herbal agar merasa tenang dan membantu anda tidur. Mungkin akan saya kirimkan sedikit daun teh herbal jika Tuan berkenan untuk mencobanya.

Saya menunggu Tuan menceritakan isi buku yang membuat tuan tenggelam dalam bacaan seharian. Mungkin akan menjadi pengalaman menarik bila kita saling bertukar tulisan tentang buku yang kita baca.

Apa cuaca di sana lebih baik dari hari kemarin? Saya juga berharap langit di sana tertutup awan kelabu agar Tuan bisa menemani saya menikmati hari yang dingin ini.

Karena Tuan telah bertanya sedikit tentang saya, izinkan saya juga bertanya sedikit tentang Tuan. Bagaimana penampilan Tuan? Apakah Tuan Zen seorang yang memiliki tinggi badan tak biasa? Apakah Tuann seorang pemuda yang tampan? Berapa usia Tuan saat ini? Apa Tuan memiliki seorang kekasih jauh yang tak bisa menemani Tuan di saat hari sedang suram?

Sepertinya saya terlalu banyak bertanya. Namun saya mengharapkan jawaban dari semua pertanyaan saya. Saya juga tak merasa keberatan untuk menjawab pertanyaan Tuan yang lain tentang saya. Jadi jika Tuan penasaran silahkan bertanya!

Dari Rose yang saat ini merasa kedinginan di pagi hari yang sendu.'

Pagi hari ini terasa lebih menarik dengan membaca surat dari Nona Rose. Aku hanya bertanya satu pertanyaan kemarin, dan ia membalas dengan pertanyaan yang bertubi-tubi. Sebelum membalas suratnya aku lebih dulu harus pergi ke toko bunga yang ada di dekat sini. Aku akan membeli setangkai bunga rose untuk kukirim kepada orang yang memiliki nama yang sama seperti bunga yang kubeli. Kuharap ia akan senang menerimanya.

Setelah kembali ke rumah dengan setangkai mawar yang kuselipkan di kantung mantelku, aku lebih dulu membuat secangkir kopi untuk kunikmati sambil menulis surat balasan yang pasti sudah ditunggu dengan tak sabar oleh penerimanya. Pasti akan menyenangkan bila melihat wajah kesalnya yang menunggu balasan surat dariku. Aku lebih dulu memasukan setangkai bunga rose ke dalam laci kotak itu beserta secarik pesan kecil yang bertuliskan

' Sedang menulis jawaban dari pertanyaan Nona yang begitu banyak.

P.S: Harap bersabar. Surat balasan segera menyusul'