"Assalamualaikum," ujar Dera ketika dia sampai di depan rumah.
"Waalaikumsalam," jawab ibunya dari dalam rumah. Dera langsung masuk ke dalam rumah setelah membuka sepatu kerjanya.
"Dera pulang Bu," ujar Dera mencium tangan ibunya.
"Ya sudah, langsung mandi terus makan," ujar ibunya pada Dera. Dera hanya mengangguk, dia langsung menuju kamarnya, menaruh tas kerjanya sembari mengambil handuk. Setelah mandi, Dera bergegas menuju ruang makan, perutnya sudah berbunyi minta diisi.
"Yang banyak kalau makan," ujar ibunya yang sedang bikin kue pesanan tetangga.
"Iya Bu, oh ya dimana Ayah?"
"Lagi istirahat." Dera hanya mengangguk, dia melanjutkan makannya. Setelah selesai, Dera langsung membantu ibunya membuat kue.
"Sudah tidak usah, kamu istirahat saja."
"Tidak apa-apa Bu, biar ibu cepat selesai buat kuenya, lagian besok Dera sudah tidak bisa bantu ibu lagi," ungkap Dera dengan raut wajah sedih, karena memang tidak biasanya Dera jauh dengan keluarganya. Ibunya yang mendengar perkataan Dera hanya bisa berdiam, dia juga tidak bisa melakukan apa-apa.
mereka pun bersama menyelesaikan pesanan kue tetangga.
"Besok jam berapa berangkat?" tanya ibunya kembali memulai percakapan.
"Mungkin sekitar jam tiga sore," jawab Dera sembari memasukkan kue yang sudah matang.
"Hati-hati di sana, jangan keluyuran saja," pesan ibunya menasehati Dera. Sebenarnya ibunya berat harus berpisah dengan Dera, tapi karena ekonomi, ibunya mencoba memperbolehkan, dan hanya bisa berdoa untuk kebaikan Dera.
"Iya Bu," jawab Dera lagi.
Setelah sholat maghrib, Dera dan keluarganya menonton acara televisi bersama. Tiba-tiba ada pesan masuk dari Sisil sahabatnya.
[Game Hago, seru Der,] pesan dari Sisil sahabatnya.
[Iyakah?] balas Dera.
[Iyalah, coba aja lo download] pesan dari Sisil lagi. Tanpa pikir panjang, Dera langsung mendownload aplikasi yang dimaksud sahabatnya Sisil. Dia pun membuka aplikasi Play Store untuk mendownload aplikasi game yang dimaksud.
Setelah aplikasi game di download, Dera langsung login menggunakan akun google. Benar saja, game itu banyak sekali permainannya. Bukan cuma permainan saja, ternyata ada ruang mengobrol untuk banyak pengguna.
Dera pun pindah ke dalam kamar, agar lebih leluasa bermain game. Dia memilih game melempar pisau untuk permainan pertamanya. Ternyata permainan lempar pisau juga ada tombol untuk bicara dengan lawan mainnya.
Dera pun, langsung menghidupkan tombol itu. Sedetik kemudian, terdengar seseorang menyapanya saat bermain lempar pisau.
"Anak mana nih?" tanya lawan bermainnya itu. Dera membalas suara itu sambil terus melempar pisaunya. Mereka pun saling bertanya, dan akhirnya pindah di ruang chat untuk mengenal satu sama lain.
Ini pertama kalinya Dera berbalas chat dengan lawan jenisnya. Selama ini Dera menutup diri dari para pria, dia tidak mau menjalin hubungan dengan seorang pria karena masa lalunya yang belum bisa dia lupakan.
[Beneran besok kamu mau kerja di kota ini?] tanya Dion pada Dera.
[Iya benar, kenapa pas banget ya?] balas Dera lagi.
[Lah itu aku juga gak tahu, ya sudah besok aku jemput kamu di stasiun ya?] balas Dion lagi.
[Beneran nih, gak merepotkan?]
[Beneran lah,] Mereka pun terus berkirim pesan di ruang chat. Ternyata lawan bermain Dera adalah anak dari kota Surabaya yang akan didatangi besok sore. Namanya Dion, lokasi rumahnya juga dekat dengan perusahaan yang akan Dera tempati.
Dera sangat senang, akhirnya dia punya teman sebelum dia datang ke sana. Itu artinya Dera lebih mudah datang ke lokasi tempat dia bekerja, karena sudah ada temannya yang dekat dengan lokasi tersebut.
[Ya sudah ya, aku mau menyiapkan kepergian untuk berangkat besok] ujar Dera berpamitan mengakhiri chat nya.
[Baiklah kalau begitu, jangan lupa besok berangkatnya kabarin ya?] Dera hanya tersenyum membaca pesan dari Dion.
Padahal selama ini Dera tidak pernah berbalas chat dengan pria lain, walau sebenarnya banyak teman kantor yang mulai mendekatinya dan sering menelponnya, tapi Dera tidak pernah menggubris dan menerimanya.
Dera begitu trauma dengan laki-laki, sampai dia tidak pernah membuka hatinya untuk seseorang.
Sedetik kemudian Dera langsung membalas pesan tersebut. Setelah selesai membalas pesan dari Dion, Dera langsung menyiapkan perlengkapan untuk kepindahannya besok.
Belum selesai Dera membereskan perlengkapannya, tiba-tiba ibunya membuka pintu kamar Dera begitu saja tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Dera pun langsung melihat ke arah pintu, sedetik kemudian dia tersenyum setelah tahu siapa yang membuka pintu.
"Ada apa Bu?" tanya Dera tanpa basa-basi saat ibunya sudah duduk di tepi ranjang.
"Di luar ada tamu," ujar ibunya sembari melihat satu koper milik Dera yang sebagian sudah terisi pakaian.
"Siapa Bu?"
"Sepertinya teman kantormu. Ibu juga tidak pernah melihatnya selama ini. Sebaiknya kamu temui saja." Ibunya pun berusaha mengambil alih pekerjaan Dera.
"Baiklah Bu, Dera keluar dulu." Dera pun bergegas menuju ruang tamu, dan benar saja, di ruang tamu sudah ada yang menunggunya. Dera langsung duduk bersebrangan dengan tamunya itu.
"Tumben kesini? Ada apa?" tanya Dera penasaran, karena memang selama ini Dera tidak pernah dekat dengan laki-laki yang ada di hadapannya itu. Dia hanya tahu, jika laki-laki yang sekarang sedang duduk berhadapan dengannya menyukainya. Dia Angga, teman satu kantor dengan Dera. Angga sudah cukup lama menaruh hati pada Dera, tapi tidak pernah mendapat respon balik.
"Dengar-dengar kamu dipindah tugaskan ya?" Dera hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Angga. Angga yang mendapat respon cuek hanya bisa menghela nafas, membuat Dera merasa bersalah. Dera pun mencoba tersenyum dan bersikap baik terhadap tamu yang tak diundang itu.
"Ayo silahkan diminum," ujar Dera berusaha ramah sembari mengambil satu aqua gelas yang memang tersedia di atas meja. Angga pun tersenyum dan mengambil aqua gelas yang disodorkan padanya.
"Terima kasih." Angga langsung meminumnya menggunakan sedotan.
"Kamu kesini cuma mau tahu itu?" Tanya Dera memastikan maksud kedatangan Angga.
"Bukan begitu, aku cuma ingin mengantarmu besok, sebagai tanda perpisahan."
"Tidak perlu repot-repot, aku bisa berangkat sendiri."
"Tidak masalah, aku sama sekali tidak merasa direpotkan," ujar Angga berusaha meyakinkan Dera.
"Bukannya besok kamu harus bekerja?" tanya Dera berusaha menolak Angga dengan sopan, karena Dera merasa risih jika harus diantar oleh Angga. Apalagi selama ini Dera tidak pernah dekat dengannya.
"Aku bisa cuti sehari." Dera menghela nafas melihat Angga yang gigih dengan pendiriannya. Entah kenapa membuat Dera susah untuk menolaknya, padahal Dera sudah berkali-kali menghindari Angga, namun Angga tak pernah menyerah.
"Lo tidak perlu nganter Kak Dera, masih ada gue kok." Tiba-tiba Bayu adik Dera muncul dari ruang keluarga. Dia langsung duduk di sebelah Dera kakaknya, sembari membawa satu kotak kue sebagai cemilannya sendiri.