"Bisa-bisanya aku lupa dengan motorku,' batin Dion sembari terus berjalan ke arah parkiran yang ada di stasiun.
Dion terus ngedumel, dia benar-benar merasa malu karena sampai melupakan bahwa dirinya tadi membawa motor dan malah mengajak Dera jalan kaki.
Dion tersenyum saat melihat motornya masih ada di tempatnya. Dion langsung meraih kunci motor dari saku celananya, dan mulai menghidupkan motor tersebut
sedangkan Dera yang sedang menunggu kedatangan Dion, merasa takut saat dua pria berjalan ke arahnya.
Dera mencoba melihat ke arah di mana tadi Dion berjalan. Namun, tubuh Dion sudah tak terlihat lagi dari pandangan Dera.
Dera menghela nafas, dia berharap Dion segera datang mengingat dua pria tersebut sudah mulai mendekat ke arahnya.
"Hai cantik! Sendiri saja," sapa salah satu dari mereka menyapa Dera.
Dera sedikit mundur ke belakang, membuat ke dua pria yang ada di hadapan Dera tersenyum saat melihat mangsanya ketakutan.
"Tenang saja, kami tidak jahat kok," ucap pria berjaket hitam sembari menunjukkan seringainya.
Sepertinya pria tersebut begitu senang karena bisa bertemu dengan wanita secantik Dera. Apalagi malam-malam begini tak banyak orang lewat di dekat stasiun.
"Jangan macam-macam jika tidak mau terkena masalah," ujar Dera tidak ingin terlihat takut, karena jika takut pastinya dua pria yang ada di hadapan Dera merasa senang.
"Memangnya kenapa cantik? Toh kita hanya ingin bersenang-senang."
Salah satu dari mereka ingin memegang dagu Dera. Namun dengan cepat Dera menepis tangan pria tersebut, dia tidak rela jika disentuh oleh mereka.
Dua pria di hadapan Dera menyunggingkan senyum saat mendapat penolakan seperti itu, mereka sepertinya senang bermain-main dengan mangsanya.
Sedangkan Dion yang melihat dua pria sedang mengganggu Dera, langsung menambah kecepatan motornya agar segera segera mendekat
Dion merasa bersalah karena sudah membiarkan Dera diganggu oleh dua pria yang tak tahu diri.
"Apa yang kalian lakukan?"
Dion turun dari motornya dan sekarang berdiri di samping Dera seperti seorang pria jantan yang melindungi pacarnya.
"Kami tidak ingin melakukan apa-apa, kami hanya ingin bersenang-senang. Iya, kan cantik?"
Salah satu dari mereka kembali ingin memegang dagu Dera, dengan cepat Dion langsung memukul pria tersebut, membuat pria tersebut terhuyung ke belakang karena serangan Dion yang secara tiba-tiba.
"Brengsek! Berani-beraninya kau!"
Pria yang mengenakan jaket hitam langsung melayangkan pukulan pada Dion. Namun, dengan cepat Dion menghindari pukulan tersebut.
"Sial!"
Dera yang melihat Dion mulai berkelahi dengan dua pria tadi, reflek memundurkan diri untuk tidak terlalu dekat dengan mereka.
Dera tidak ingin menjadi penghalang bagi Dion menghajar dua pria tersebut.
Dera menyunggingkan senyum saat melihat Dion bisa melumpuhkan dua pria yang mencoba mengganggunya, dia tidak menyangka jika Dion bisa menghajar mereka.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Dion saat dua pria tadi berlari meninggalkan mereka.
Sepertinya dua pria tersebut tidak ingin dihajar kembali oleh Dion, sehingga memilih untuk lari tunggang langgang meninggalkan mereka.
"Aku gak nyangka kamu bisa membuat mereka pergi ketakutan," ujar Dera merasa kagum pada Dion.
Sedangkan Dion yang mendapat pujian dari Dera menyunggingkan senyum. Entah kenapa Dion senang karena Dera memujinya seperti itu.
Padahal selama ini hanyak wanita yang memujinya dan mencoba mencari perhatiannya. Namun, tidak ada satu pun yang membuat Dion merasa senang seperti saat Dera memujinya.
"Aku pernah ikut latihan bela diri," ujar Dion yang membuat Dera mengangguk-angguk tanda mengerti.
"Benarkah?"
"Tentu, saja. Ya sudah ayo kita pergi sekarang, takut kedua pria tadi membawa teman-temannya."
Dera mengangguk setuju, dia pun mengikuti Dion menuju motor milik Dion yang tadi tertinggal di stasiun.
"Letakkan di depan saja," ujar Dion sembari mengambil koper milik Dera dan meletakkannya di motor depannya.
"Terima kasih."
Dion hanya mengangguk dan mengintruksikan agar Dera ikut naik ke atas motor juga.
Namun sebelum itu, Dion memberikan salah satu helm miliknya, agar Dera juga memakai helm yang sama dengannya.
"Bisa?" tanya Dion saat melihat Dera mulai memasang helm tersebut.
"Tentu saja."
Setelah Dera benar-benar memasang helm dan naik ke atas motor, Dion langsung melajukan motornya menembus kegelapan.
Ini pertma kalinya Dion membonceng seorang wanita, karena selama ini Dion tidak pernah berboncengan dengan wanita seperti ini.
"Kita berhenti di restoran dulu, ya?" teriak Dion cukup kencang agar Dera mendengar perkataannya.
"Baiklah, tidak masalah."
Dion mengangguk setelah mendapat jawaban dari Dera. Dia pun menambah kecepatan motornya agar segera sampai di restoran.
Saat Dion melihat restoran di hadapannya, dia langsung menyalakan sein ke kanan, dan mulai memasuki parkiran restoran.
"Restorannya besar juga," ujar Dera saat melihat restoran yang ada di hadapannya.
Dion hanya mengangguk, dia pun melepas helm miliknya dan meletakkan helm tersebut di atas motor.
Dion juga membatu Dera melepas helm yang sedang dikenakan oleh Dera, membuat Dera merasa tidak enak karena sikap Dion seperti itu.
"Terima kasih," ucap Dera sekali lagi pada Dion.
"Tidak masalah."
Dion juga meletakkan helm tersebut di atas motor miliknya, dan melihat ke arah Dera setelah meletakkan helm tersebut.
"Ayo, masuk."
Dera mengangguk. Mereka pun berjalan berdampingan masuk ke dalam restoran, membuat beberapa orang yang melihat ke arah mereka takjub, karena mereka benar-benar serasi sebagai pasangan.
Sedangkan Dera yang mendapat tatapan dari banyak orang menjadi tidak enak. Entah kenapa banyak orang yang menatapnya seperti itu, mungkin karena melihat ketampanan Dion, pikir Dera.
"Sudah tidak usah pedulikan mereka," ujar Dion menarik kursi untuk Dera.
Dion sudah biasa menjadi pusat perhatian, karena selain memiliki wajah tampan, Dion juga memiliki tubuh atletis. Tidak hanyal jika banyak yang kagum padanya, wanita maupun pria.
"Pelayan," panggil Dion pada salah satu pelayan yang ada di restoran.
Pelayan tersebut mengangguk dan mendatangi meja mereka, dia juga salah satu orang yang yang mengagumi Dion dan Dera.
"Mau pesan apa?" tanya pelayan tersebut ramah pada pelanggannya.
"Kamu mau pesan apa?" tanya Dion pada Dera, dia pun memberikan salah satu buku menu pada Dera.
Dera langsung meraih buku menu tersebut dan melihat-lihat apa saja menu yang disajikan oleh restoran.
"Steak daging dan jus jeruk," ucap Dera dan Dion bersamaan, membuat mereka saling pandang karena mereka menyebutkan pesan yang sama.
"Baik," ujar pelayan tersebut sembari menyunggingkan senyum melihat kekompakan pasangan yang ada di hadapannya.
"Kamu juga suka steak daging?" tanya Dion saat pelayan tadi pergi meninggalkan meja mereka.
"Kamu sendiri juga suka steak daging?" tanya balik Dera yang tidak menyangka jika tadi mereka sama-sama memesan menu yang sama.
Dion mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan yang ditujukan padanya. Dia lantas melihat wajah cantik Dera, Dion tidak menyangka akan berkenalan dengan wanita cantik seperti Dera lewat aplikasi.