Chereads / Pacarku Miliarder / Chapter 26 - Part 26. Pasrah Saja

Chapter 26 - Part 26. Pasrah Saja

"Hah! Ta-tapi kan—" gugup Dera yang sekaligus panik jika Dion yang langsung datang dan turun tangan ke perusahaan tempat ia bekerja. Dera khawatir jika Dewa mengatakan dirinya yang lancang menyuruh orang dari luar sana untuk urusan kantor. Lagi pula, Dera juga tidak siap jika harus mendengarkan kata-kata mutiara yang nanti akan dilontarkan oleh Pak Dewa untuknya.

"Gak ada tapi-tapian! Lo harus percaya gue, lo itu lagi gak sehat, Der! Harusnya istirahat. Kalau masalah berkas penting atau hal lainnya kan ada berkas dan beberapa file yang bisa dijadikan salinan kalau memang itu penting!" sentak Dion pada Dera yang terdiam mendengarnya.

Ada benarnya juga apa yang dikatakan Dion, gak mungkin perusahaan tidak punya salinan berkas penting itu.

"Gak mungkin kan, gue bolehin lo buat masuk ke kantor gue, cuma karena mau izinin aja? Udah gak usah, Dion! Gue besok udah enakkan kok buat kerja!" bantah Dera yang masih keras kepala untuk kerja besok. Sementara Dion, sangat khawatir dengan kondisi gadis itu. Ia memegangi dahi Dera karena khawatir dan badan gadis itu terasa sangat panas.

"Mungkin!" tegas Dion lagi melempar tatapan tajam ke arah Dera dan mengisyaratkan agar Dera mengikuti saja apa yang dia katakan, lagi pula tanpa Dera ketahui Dionlah yang menjadi pemilik perusahaan tempat dia bekerja.

"Lo itu gak tau gimana Pak Dewa, gue gak mau nantinya bakalan berimbas ke gue, Dion!" ujar Dera yang semakin panik mendengar kalimat yang dikatakan oleh Dion, ia tidak ingin menambah masalah. Tapi untuk saat ini, ia tidak ingin banyak pikiran kepalanya terasa berat dan badannya juga terasa panas.

"Karena gue gak tau, makanya itu gue datang langsung izinin lo ke dia. Biar gue tau, Pak Dewa itu seperti apa!" alibi Dion lagi pada Dera yang hanya menggaruk tengkuknya yang terasa gatal, karena bingung harus berbicara seperti apa lagi pada Dion yang sangat keras kepala.

Bahkan melihat Dera kebingungan, tanpa diketahui oleh gadis itu Dion mengulas senyum tipis dibibirnya.

"Ya udah deh, terserah lo! Gue sekarang cuma pengen istirahat!" tukas Dera lagi, lalu perlahan bangkit dari mobil Dion untuk segera masuk ke dalam rumahnya, badannya terasa remuk saat ini karena hawa panas yang terasa.

"Kemana?" tanya Dion pada Dera yang menghentikan langkahnya, lalu menatap ke arah Dion.

"Ke dalam lah! Gue gak enak badan," ujar Dera lagi pada Dion yang mendelik ia sangat khawatir dengan kondisi Dera saat ini. Jika ia memaksakan Dera untuk tetap berada di dalam mobilnya.

"Ya udah, istirahat aja dulu!" tukas Dion pada Dera lagi.

Dera mendengus entah kenapa, Dion mengikuti Dera sampai depan rumah.

"Lo ngapain sih Dion ngikutin gue depan pintu?" tanya Dera jengah dengan sikap Dion.

"Gue mau masuk!" ucapnya. Dera mengerjap kenapa Dion minta masuk ke rumahnya, Dera cuma pengen tidur sekarang dia sudah lelah sekali, tapi lelaki jangkung ini sepertinya tidak mau membiarkan Dera untuk beristirahat.

"Ngapain lo masuk Dion? Gue mau tidur, badan gue udah remuk semuanya, jangan nambahin beban gue aja lo!" ujar Dera frustasi. Dion hanya memandang Dera penuh arti.

"Gue mau ngerawat lo Dera, nanti gue masakin lo bubur, gini-gini gue pandai dalam hal memasak!" jelas Dion seraya memasang wajah angkuhnha ke Dera yang seketika ngeblank.

"Apa-apaan sih sikap Dion ini," batinnya.

"Gak perlu Dion, gue bisa ngurus hidup gue sendiri jadi lo gak perlu repot-repot!" tolak Dera, mana bisa dia istirahat kalau ada Dion di rumahnya.

"Gak terima bantahan!"

***

Begitulah, sepertinya semesta sedang bercanda dengan Dera. Bisa-bisanya seorang Dion ada di rumahnya dan sekarang sedang memasak di dapurnya, tapi dengan cepat ia singkirkan pikiran buruk itu,dia hanya ingin tidur, karna jujur matanya sudah berat sekali, terlebih badannya juga terasa sangat panas.

Di dapur, Dion dengan telaten memasak bubur untuk Dera, biar pun seorang CEO, Dion jago banget memasak.

Setelah bubur telah selesai dimasak, Dion bergegas pergi menuju apotek untuk membelikan obat demam untuk Dera.

***

Hari sudah semakin sore segera Dion membangunkan Dera.

"Dera bangun yok, makan dulu gue udah buatin lo bubur ni, terus nanti lo minum obat!" Dion mengguncang pelan tubuh Dera yang masih terlelap.

Dera yang merasa terganggu membuka matanya, hal pertama yang dia lihat adalah Dion.

"Ehh ngapain bengong?" tanya Dion, sembari menjetikan jari ke depan wajah Dera.

Dera yang sudah tersadar dengan cepat mengerjapkan matanya, rasanya kepalanya sekarang tidak sepusing tadi karena sudah tidur.

"Sini gue suapin lo! ujar Dion sembari menyodorkan sendok berisi bubur yang telah dia buat ke mulut Dera.

"Gak usah! Gue bisa sendiri kok, lo pikir gue anak kecil?" sentak Dera kesal.

"Dera jangan bantah lagi oke, ini demi lo juga, lo mau cepat sembuh gak sih?"

Oke Dera tak bisa membantah, tangannya juga masih lemas.

Dera membuka mulutnya, dengan telaten Dion menyuapi bubur ke Dera.

Dera bingung dengan perlakuan Dion ke dirinya, dia tidak ingin jatuh terlalu dalam ke Dion karena trauma masa lalunya.

"Dah habis,good girl," ucapnya puas, sembari mengelus kepala Dera lembut.

Entah kenapa perut Dera merasa seperti ada kupu-kupu yang terbang diperutnya.

"Sekarang ayok makan obatnya dulu!"

"Kapan lo beli?" tanya Dera bingung rasanya mereka tidak mampir ke apotek tadi.

"Waktu lo tidur," jawabnya seraya, Dion menyodorkan tiga tablet obat dan gelas berisi air putih.

"Ngapain sih repot-repot banget?"

"Udah deh banyak komplain banget lo!"

Setelah ungkapan Dion tadi Dera segera meminum obatnya.

"Udah mendingan?" tanya Dion khawatir, tangannya terulur kekening Dera, ia bersyukur panas Dera sudah menurun. Dera menggangguk, entah kenapa Dera menjadi pendiam membuat dion bingung.

"Lo kenapa?" tanya Dion yg dihadiahi tatapan bingung Dera.

"Gue gak kenapa-napa!" bohong Dera.

"Tumben gak cerewet?" tanyannya selidik.

"Perasaaan lo doang kali,"

Dion tiba tiba memeluk Dera seketika badan Dera kaku jantungnya sudah tidak karuan dia takut detak jantungnya kedengaran oleh Dion.

"Dera maafin gue ya, harusnya gue peka, ini pasti karna gue gak jemput lo, nanti kalau ada apa-apa lo langsung aja bilang sama gue Ra, lo kan tau gue orangnya gak pekaan," jelas Dion, ia mengencangkan pelukannya ia merasa sakit kalau melihat Dera sakit.

Dera membisu dia tak tau ingin berkata apa lagi, ia hanya menikmati kehangatan dari pelukannya bersama Dion.

"Besok pokoknya lo istirahat aja, gak usah datang ke kantor, lo percayain gue aja!"

"Iya deh gue gak masuk kerja besok tapi awas ya kalau nati gue kena masalah lo harus tanggung jawab!" ancam Dera, Dion cuma bisa tersenyum penuh arti dibalik punggung Dera.