Chereads / Another Level of Love / Chapter 14 - Noah: Terjebak

Chapter 14 - Noah: Terjebak

Aku dan Alee tiba di sebuah caffe. Kami juga menyewa ruangan khusus pertemuan di lantai paling atas. Biasanya ruangan seperti ini dipersiapkan. Jika ada sekelompok orang yang ingin mengadakan pertemuan penting di luar. Bukan sebagai ruangan ... ekhem kencan. Rasanya aneh menyebut ini sebagai kencan tetapi, situasi sekarang bisa disebut apalagi selain kencan?

Alee sedang menikmati orange juice sambil menatapku dengan intens. Sungguh aku ingin tau apa yang dia pikirkan sekarang. Mengapa dia melakukan hal seperti ini padaku? Sangat tidak mungkin jika dia benar suka padaku bukan? Dia pasti merencanakan sesuatu entah apa. Aku menyesap capucino milikku sambil balas menatap perempuan itu. Matanya mengecil, dia tersenyum padaku.

"Sejujurnya, aku ingin kita pergi ke mall. Berbelanja beberapa pakaian, lalu menikmati pizza. Itu akan jadi hal yang menyenangkan!" Kata Alee, kemudian dia mulai menyuap salad buah miliknya.

"Di sini juga tidak buruk," jawabku seadanya.

Dia kembali hanya menatapku. Makan dengan santai tanpa bersuara. Sementara aku merasa semakin canggung di depan Alee. Sebenarnya mengapa aku terjebak dalam situasi seperti ini?

"Noah, kamu lebih suka pergi ke mana? Bioskop? Kita bisa menonton di ruang VVIP, ataukah pergi ke taman hiburan? Kita bisa menyelinap ke sana setelah lewat tengah malam. Oh jangan khawatir, sewaktu kecil aku juga sering menyelinap ke sana. Aku tahu caranya," katanya. "Hmm, masalahnya kita tidak punya waktu sampai tengah malam. Ataukah kamu suka karaoke? Aku biasa melakukannya di rumah. Peralatanku lengkap, jika kamu mau kita bisa ke rumahku."

Aku terbatuk. Gila! Dia mengajak aku ke rumahnya? Semua orang pada industri ini tahu bahwa dia tinggal sendirian. Itu berarti dia berencana untuk berduaan denganku di rumahnya? Tidakkah dia sadar bahwa aku ini laki-laki?

"Tunggu dulu, bisakah kita perjelas situasinya terlebih dahulu?" tanyaku.

"Kita sedang kencan. Itu situanya."

Perempuan ini! Mengapa selalu mengatakan hal seperti itu dengan mudah?

"Maksudku, anggap saja seperti itu," katanya lagi. "Bukankah rutinitas keseharian kita sama-sama sedikit melelahkan, Noah? Tolonglah, santai saja. Setiap orang butuh yang namanya penyegaran suasana."

"Mengapa denganku?"

"Sudah pernah kukatakan, aku ingin lebih mengenalmu."

"Mengapa?"

"Oh ayolah! Jangan merusak suasana," dia cemberut. "Oh benar, kita harus berbelanja. Itulah yang kukatakan pada Finn Hartigan dan aku tidak berbohong soal itu."

***

Sekarang kami sedang berada di "My Dream Boutique" butik ini milik fashion designer favorit Alee Bell. Mereka sudah saling mengenal sejak lama dan begitu Alee menyampaikan untuk datang ke tempat ini, pemiliknya langsung menutup butik, menjadikan kami sebagai satu-satunya pelanggan dia sekarang.

Aku sedang duduk, menyaksikan Alee Bell beberapa kali keluar masuk ruang ganti dan mencoba baju-bajunya. Aku tidak begitu mengerti fashion jadi setiap dia bertanya aku hanya akan mengangkat kedua jempolku padanya.

"Kurasa aku akan mengambil sepuluh pakaian pertama yang kucoba," kata Alee setelah selesai mencoba sekitar 20 pakaian. Apakah perempuan itu tidak lelah? Sungguh mengherankan.

"Oh, Kak! Bisakah kamu membawakanku beberapa pakaian pria yang cocok untuknya?" Kata Alee sambil menunjukku.

"Tidak, tidak perlu," kataku.

Si pemilik butik mengedipkan sebelah matanya dan pergi berlalu. Dia memilah beberapa pakaian pria.

"Kamu harus tahu, Berry Light adalah desainer terbaik di dunia! Jangan khawatirkan pilihannya. Semua pakaian yang ada di sini hanya ada satu-satunya dan pakaian terbaik. Kamu pasti cocok," jelas Alee.

Bukan itu alasan yang membuatku menolaknya kan? Akan tetapi, serius perempuan ini tidak bisa di hentikan. Jika bisa diumpakan, aku ini seperti karakter dalam sebuah video game dan Alee adalah pemain yang mengendalikanku. Jika ia memintaku bergerak ke kiri, secara otomatis aku akan bergerak ke kiri tanpa bisa melakukan perlawanan apapun. Sungguh, aku tidak bisa menang melawan Alee Bell.

Begitu Berry kembali, aku langsung di dorong Alee untuk masuk ke ruang ganti. Sekarang giliran dia yang duduk menungguku di luar. Ini rasanya canggung dan aneh sekali.

Aku ingin ini semua cepat berakhir jadi, aku segera berganti pakaian dan keluar. Alee Bell bertepuk tangan menyambutku. Dia berdiri dan terus mengucapkan kata "Luar biasa." Berkali-kali.

"Kamu harus coba yang lainnya juga, Noah!"

Sepertinya aku sudah mencoba sekitar hampir 30 pakaian. Semua pakaian yang dipilihkan Berry adalah pakaian yang tampak seperti milik seorang selebritas berkelas dan itu sangat berbanding terbalik denganku. Betapa senang dan bersemangatnya Alee mengatakan aku sempurna dengan pakaian ini, tetap saja bagiku pakaian ini sangat tidak cocok untukku.

"Aku akan ambil semua yang dicobanya," Alee berbicara pada Berry. Aku dengan cepat berlari ke arah mereka.

"Jangan, kumohon jangan!" Kataku. "Itu terlalu berlebihan."

"Tidak, pakaian-pakaian itu ada hanya untukmu. Kamu bisa memilikinya."

Ini sungguh berlebihan. "Tidak, Finn lebih pantas menggunakan pakaian seperti itu daripada aku."

Dia diam, jari telunjuknya berada di dagu tampak sedang berpikir. "Hmm, baiklah. Setidaknya izinkan aku memberikanmu satu setelan."

"Oke."

"Sebagai gantinya, tolong sering-seringlah meneleponku."

Hah?

Sebelum aku sempat mengatakan sesuatu dia sudah pergi menjauh menyusul Berry ke kasir.

***

Kami berada di caffetaria apartemen Finn Hartigan. Kami harus ke rumah Finn dan mengantarkan Piggy pulang sebelum pergi ke kantor agensi.

Perempuan itu hanya duduk tenang sambil meminum orange juice miliknya. Kurasa dia sangat menyukai orange juice. Di mana pun kami berada, dia selalu memesan minuman itu.

"Apakah kamu merasakannya?" tanya Alee tiba-tiba. Minumannya sudah hampir habis.

Aku yang bingung dengan maksud pertanyaan tersebut hanya diam memperhatikan.

Dia meraih tanganku. "Mengapa kamu sangat tidak peka begitu. Aku sudah meluangkan waktuku hanya untukmu," katanya lagi.

Keadaan ini seperti ... hei dia tidak mungkin tiba-tiba menyatakan perasaan padaku bukan? Dia tidak mungkin memiliki perasaan seperti itu padaku!

"Maksudmu?" Aku bertanya.

"Lihat? Kamu masih tidak juga menyadarinya! Bagaimana bisa ada orang berhati dingin sepertimu? Aku tidak akan seperti ini jika bukan karenamu. Aku tidak mungkin sengaja membuat alasan klise dan absurd ini hanya untuk berjalan-jalan dengan teman. Aku hanya ... hanya seperti ini padamu. Tidakkah kamu bisa memahami maksudku?" Dia melepaskan tanganku, kemudian berdiri, memunggungiku.

Cafetaria ini sepi, hanya ada juru masak di belakang konter. Penghuni apartemen di sini memang sangat jarang sekali makan di sini. Biasanya hanya pekerja kebersihan dan penjaga keamanan saja yang makan di sini. Akan tetapi, sekarang kami di sini pada malam ini saat orang-orang sudah tidak mungkin lagi datang. Beruntung sekali tidak ada yang melihat kami seperti ini karena tentu saja keadaannya bisa membuat siapapun salah paham.

Aku sendiri tidak paham situasinya walaupun begitu, tubuhku langsung bergerak dengan sendirinya. Aku berdiri dan menyentuh bahu Alee dengan lembut. "Alee, ada apa?" Mungkin saja dia seperti ini karena sedang teringat pada mantan pacarnya. Hanya itu alasan yang bisa kupikirkan.

"Aku ... A-aku...." dia terbata-bata. "Aku jatuh cinta pada pandangan pertama." Dia berbalik menatapku, kemudian menunduk dengan malu-malu. "Padamu."

Aku membeku. Setiap sel dalam tubuhku tidak dapat berfungsi dengan baik saat ini. Situasi macam apa sekarang ini? Pendengaranku pasti sedang bermasalah sekarang. Dia suka padaku? Dia? Alee Bell??? Padaku yang hanya orang biasa? Tidak mungkin!

Tunggu, tunggu dulu! Banyak gosip beredar tentang Alee Bell. Aku yakin dia memang terbiasa melakukan hal seperti ini pada laki-laki. Akan tetapi, sikapnya padaku, tatapannya, semua hal yang dia lakukan seharian ini dan sebelumnya juga ... sialan! Semua bisa terlihat masuk akal jika dia memang suka padaku! Aku pasti sedang bermimpi sekarang. Secepat kilat, aku memukul diri sendiri. Sial, sakit. Ini bukan mimpi.

Alee Bell mengangkat wajahnya dan meraih wajahku dengan kedua tangannya. "Kamu baik-baik saja, Noah?" Ada nada khawatir dari suaranya.

Tidak! Jelas aku tidak baik-baik saja setelah mendengarmu mengatakan hal tidak masuk akal itu! Akan tetapi, tidak mungkin bukan aku mengatakan hal seperti itu? Aku hanya mengangguk dengan canggung. "Tak apa," kataku.

Dia menuntunku untuk duduk kembali, Alee juga kembali duduk di kursinya. Dia bertanya beberapa kali soal dokter dan meminta es batu pada pegawai di konter tetapi, aku menolak berkali-kali dengan mengatakan hal yang sama. "Tak apa."

"Menurutmu bagaimana?" dia bertanya, aku yakin dia sedang meminta jawaban atas pernyataan cintanya.

Jantungku berdegup kencang. Serius, mengapa aku terjebak dalam keadaan seperti ini? Seharusnya aku tidak perlu mengikuti permainan Alee Bell sejak awal!

"Maksudmu?" Tidak ada hal yang bisa aku lakukan selain menghindar dan pura-pura tidak mengerti apapun sekarang. Sejujurnya, otakku masih membeku!

"Aktingku." Dia tersenyum lebar.

"Apa?" Akting???

"Itu adalah adegan pernyataan cinta dari July kepasa March dalam drama 'Any Time Only You' dramaku bersama Finn Hartigan."

Oh, sialan! Sia-sia saja pikiran kacauku barusan. Sudah kuduga, dia tidak mungkin suka padaku.

"Aku belum pernah mendapatkan peran perempuan agresif yang mengejar laki-laki seperti ini. Jadi, bagaimana menurutmu aktingku?"

"Sempurna," kataku tak bertenaga.

Jelas saja, aku merasa kesal pada Alee dan astaga! rasanya aku ingin menertawakan diri sendiri. Bisa-bisanya aku berpikir bahwa dia sedang menyatakan perasaan padaku. Kamu sungguh gila Noah!

"Aku tidak mungkin bisa berlatih peran dengan Kak Rienna. Dia perempuan, rasanya menggelikan dan aneh jika aku melakukannya pada Kak Rienna. Untung saja aku bertemu denganmu hari ini," jelasnya.

Ya, benar. Kamu yang beruntung aku yang buntung! Seharusnya, dia memberikan peringatan di awal bahwa dia ingin berakting, bahwa dia ingin aku membantunya. Sikapnya seharian ini sungguh ambigu.

Dia selalu saja membuatku terkejut.

"Oh, lihat! Kak Rienna mencariku." Dia memperlihatkan layar ponselnya padaku. Manajer Young sedang meneleponnya. "Haruskah aku membatalkan janji dengan Finn Hartigan?"

Kuharap dia tidak melakukannya atau aku akan berada dalam masalah.

"Bagaimana menurutmu? Kak Rienna pasti sedang pusing karena aku kabur seharian darinya."

Sungguh perempuan gila! Mengapa dia menyusahkan semua orang begini?