"Any Time Only You" adalah sebuah drama tentang perempuan bernama July yang begitu menyayangi March.
Mereka bertemu pada awal januari dan July sadar dia mulai jatuh cinta pada March tepat pada bulan maret. July pun berusaha untuk membuat March jatuh cinta padanya dan akan mengungkapkan perasaannya pada bulan juli.
Drama itu memiliki kisah yang simpel, tetapi sudah dinanti-nantikan oleh banyak orang. Drama yang diangkat dari sebuah buku milik penulis terkenal. Sekarang pun aku sedang membaca buku itu tepat di lokasi syuting.
Setelah kejadian kemarin bersama Alee yang tiba-tiba saja berakting di depanku, aku langsung memutuskan untuk segera membaca keseluruhan isi dari buku ini. Aku tidak ingin terperangkap dalam situasi seperti kemarin untuk kedua kalinya. Alee Bell selalu saja membuat perasaanku naik turun. Seharian bersama perempuan itu rasanya seperti sedang menaiki roller coster selama satu harian penuh. Bukankah itu terasa mengerikan?
Saat ini, aku harus membagi konsentrasi antara buku dan Finn Hartigan. Sewaktu-waktu dia bisa saja memanggil dan membutuhkan bantuanku. Sekarang dia sedang beradu akting dengan Alee Bell. Mereka berdua melakukannya dengan baik bahkan, hampir semua orang di sini melihat dan terpukau dengan akting mereka. Sementara itu, Aku bisa mengisi waktu membaca buku ini dengan tenang.
"Wah, Manajer Haven bahkan mempelajari bukunya. Kamu benar-benar bekerja keras untuk Finn," kata Manajer Young yang tiba-tiba saja berada tepat di depanku. Kemudian, dia meneguk sebotol air mineral.
Benar, semua orang yang berada di lokasi syuting saat ini pasti berpikir seperti Manajer Young. Mereka tidak tahu, niatanku sebenarnya membaca buku ini dan aku juga tidak bisa mengatakan alasan yang sebenarnya. Aku hanya membalas ucapan Manajer Young dengan senyuman. Senyuman yang sebenarnya memiliki arti aku sedang mengejek betapa naifnya aku ini.
"Kudengar, kemarin kamu pergi bersama Alee Bell." Manajer Young duduk di sampingku. Ia menutup botol air mineral dan menatapku dengan tajam. "Kamu tidak berencana menjadi pacar Alee selanjutnya bukan?"
"Tidak," jawabku cepat. Aku begini bukan karena takut pada gelar dewi nasib buruk yang melekat pada Alee Bell. Perempuan itu hanya mencurigakan, dan aneh aku tidak akan mau berada dalam suatu hubungan dengan perempuan itu.
"Apakah kemarin aman? Maksudku tidak ada kejadian yang bisa membebankan siapapun, kan?" tanya Manajer Young lagi.
Aku mengerti, sebagai seorang manajer jelas sekali Manajer Young tidak ingin melihat ada gosip lain tentang artis yang ditanganinya. Mengingat aku seorang pria, pasti akan mudah membuat gosip baru tentang Alee Bell jika kami tertangkap basah oleh paparazi.
"Sejauh yang kutahu, semua aman," jelasku. Jawaban seperti ini memang bisa membuat kesal orang tetapi, ini adalah jawaban terbaik yang bisa kuberikan padanya. Pada dasarnya, aku hanya memiliki dua mata. Bagaimana mungkin aku bisa tahu kami benar-benar aman atau tidak?
"Kamu tahu seberapa sulit pekerjaan kita," kata Manajer Young. Dia mengeluarkan ponsel, kemudian menunjukkan aplikasi chatting diponselnya. Kebanyakkan pengirim pesannya adalah pria. Ada yang meminta dipertemukan dengan Alee, ada juga yang memaki dan ada pula yang menuntut ganti rugi. "Kebanyakkan orang ini mantan pacar Alee." Dia menyimpan ponselnya kembali. "Kamu tahu seberapa sulitnya aku harus berurusan dengan mereka."
Aku mengangguk, untunglah Finn Hartigan tidak membuat masalah seperti itu. "Itu pasti sulit sekali," kataku, bersimpati.
"Kuharap kamu tidak akan menjadi salah satu bagian dari mereka."
Aku mengangguk, "Aku juga berharap begitu."
"Jika yang bersama Alee seharian kemarim adalah Finn Hartigan aku tidak akan terlalu memikirkannya," dia bergumam. "Oh, Maafkan aku Manajer Haven, aku tidak bermaksud buruk. Hanya ingin menjaga citra bintangku." Dia menepuk-nepuk pundakku.
"Tenang saja."
"Aku akan memegang ucapanmu. Tolong, jauhi dia."
Aku menggangguk.
Aku paham betul maksud dari perkataan Manajer Young. Finn Hartigan adalah seorang aktor tampan yang bersinar sementara itu, aku hanyalah orang biasa. Jikalau pun Alee tertangkap basah sedang bersama Finn dan menjadi sebuah perbincangan hangat, itu juga akan bagus untuk promosi drama mereka. Hah? Tunggu dulu ... Semoga saja tidak ada orang yang terpikirkan cara ini. Aku sungguh tidak ingin berurusan dengan perempuan itu.
Membuat gosip tentang sebuah hubungan palsu itu sangat mudah, tetapi itu akan membuat Alee dan Finn semakin terhubung. Jika saja bisa aku tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan Alee Bell.
"Sekali lagi, maafkan aku," kata Manajer Young sebelum beranjak pergi meninggalkan aku sendirian.
Aku melirik buku yang berada dalam genggaman tanganku. Entah mengapa setelah mendengar perkataan Manajer Young aku menjadi tidak lagi bersemangat untuk membaca halaman selanjutnya.
Aku memutuskan untuk menutup buku dan segera berlari ke tempat orang-orang yang sedang menyaksikan akting Finn Hartigan dan Alee Bell. Mereka berdua terlihat sangat cocok jika bersama. Walaupun begitu, mereka tidak boleh bersama.
Bayangan tentang Alee yang memanggil namaku terbesit di kepala. Aku menggeleng. Aku tidak suka padanya. Benar. Kutanamankan dalam diriku bahwa aku tidak boleh menyukai Alee Bell. Begitupula Finn Hartigan demi menjaga karirnya tetap aman.
***
Sekarang sudah pukul 08.45 malam. Finn berada di kursi belakang mobil bersama dengan Piggy, kami baru saja mengambilnha dari tempat penitipan hewan. Finn sibuk bermain dengan kucing gembul itu sementara aku fokus menyetir.
"Aku ingin hamburger McD," kata Finn tiba-tiba.
"Aku akan membelikanmu salad," kataku lelah.
"Burger dengan daging."
"Waktu berlarimu harus ditambah satu jam jika memaksa. Itu artinya bangun lebih awal."
"Sial. Salad saja," akhirnya Finn menyerah.
Tepat pada saat lampu merah, ponselku berdering. Aku mengambil ponsel dan melihat sebuah panggilan dari nomor tidak dikenal muncul di layar. Sebagai seorang manajer aku harus selalu menerima panggilan telepon. Khawatir, bisa saja itu adalah sebuah tawaran pekerjaan baru untuk Finn. Tanpa berpikir panjang aku mengangkat teleponnya.
"Halo! Noah?" Suara seorang perempuan yang cempreng dan khas terdengar di telingaku.
"Siapa?" tanyaku dengan nada dingin. Bukankah aku tidak lagi memiliki teman?
Sejujurnya, suara khas perempuan ini mengingatkanku pada seseorang. Hanya saja, aku tidak yakin.
"Aku, zoya Da-Royal!"
Deg!
Zoya Da-Royal, dia berasal dari tempat yang sama denganku. Awalnya kami bahkan memiliki nama belakang yang sama karena kami adalah anak-anak terlantar yang tinggal di Panti Asuhan Haven.
Sejak awal, aku tidak tahu siapa orang tuaku. Bagi anak-anak seperti kami, akan menggunakan nama panti sebagai nama belakang sebelum mendapatkan orang tua angkat.
Aku juga tidak ingat apa yang terjadi sebelum aku datang ke panti asuhan. Ibu penjaga hanya pernah mengatakan bahwa aku yang berusia 8 tahun datang sendiri ke tempat itu bersama adikku yang masih bayi.
Zoya adalah salah satu temanku dipanti sebelum dia diadopsi oleh keluarga kaya terpandang dan dibawa pergi keluar negeri. Sementara aku dan adikku sengaja berulah agar tidak ada orang yang mengadopsi kami, Aku dan Chatty tidak ingin dipisahkan antara satu sama lain.
Pada usia 15 tahun aku harus meninggalkan panti dan kuputuskan untuk membawa adikku. Tentu saja, Ibu penjaga panti tidak mengizinkannya karena usia Chatty masih terlalu muda. Lucu sekali, mengingat aku sampai harus menculik adikku sendiri untuk membawanya keluar dari Panti Asuhan Haven.
Aku sudah hidup dengan sulit sedari dulu. Belerja dan berhutang demi membiayai hidup dan sekolah Chatty.
"Aku mendapatkan nomor teleponmu dari Chatty. Siapa yang menduga jika salah seorang temanku mengenal Chatty dan ... boom aku bisa menghubungimu Noah." Dia berhenti berbicara sejenak. "Apa kamu tahu, jika kamu adalah cinta pertamaku."