Chereads / Putri Sandera Dan Raja Serigala / Chapter 22 - Tugas Kerajaan Untuk Arielle

Chapter 22 - Tugas Kerajaan Untuk Arielle

Arielle bangun lebih dulu. Ia melepaskan diri dari tangan Ronan yang memeluk tubuhnya dari semalam. Ia jalan berjinjit mencari letak sepatunya. Setelah mengenakan kembali sepatunya, Arielle bergegas untuk meninggalkan kamar Sang Raja.

Pagi itu sangat dingin saat ia meninggalkan istana Blackthorn. Arielle sendiri tidak sempat mengambil mantelnya yang tertinggal di kantor pria itu. Sesampainya di istana Whitethorn, ia disambut oleh Tania.

Tania tidak ingin bertanya macam-macam. Ia tidak ingin membuat Arielle merasa tidak nyaman oleh pertanyaannya. Namun dari apa yang wanita tua itu perhatikan sepertinya tidak terjadi apa pun seperti yang Tania khawatirkan. Arielle masih tampak biasa saja dengan sikapnya yang ceria.

Setelah membersihkan tubuhnya dengan air hangat, Arielle mengisi perutnya dengan sarapan yang pelayan lain bawakan. Beberapa saat kemudian Lucas hadir mengetuk pintu.

Tania mengizinkan pria itu untuk masuk.

Lucas membawa selembar kertas dengan tanda kerajaan Northendel di atasnya.

"Ini adalah surat tugas dari Yang Mulia raja."

Mendengar surat kerjanya Arielle pen menghentikan sarapannya untuk melihat. Ia tak tahu apa yang tertera di sana dan Tania juga tidak bisa membaca.

"Lucas, bisakah kau membantuku membacakannya?"

"Dengan senang hati, Yang Mulia."

Lucas memindai tulisan sang raja, membuat Arielle menggenggam tangannya merasa antusias. Ia akan melakukan pekerjaan apa pun yang Ronan perintahkan. Ia tidak masalah dengan merapikan kamar pria itu setiap hari atau membawakan makanannya selama ia bisa membalas jasa yang Ronan berikan, yakni mengajarinya membaca dan menulis.

Lucas berdehem, wajahnya menjadi merah. Ia melirik ragu ke arah sang putri. Ia merasa surat tugas kerajaan tersebut terlalu bersifat personal.

"Kau tak bisa membaca juga, Lucas?" tanya Arielle polos membuat Lucas merasa malu.

"Sa-saya bisa membaca."

"Lalu mengapa kau tak membacanya?" Arielle menatap surat di depannya kemudian Lucas secara bergantian.

Lucas berdehem sekali lagi dan mulai membaca bagian pembuka surat.

"… Maka tugas yang akan dilakukan oleh Putri Arielle Delune dari Kerajaan Nieverdell adalah…" Lucas kembali ragu namun Arielle terus menatap pria itu berharap.

"Pertama, menemani raja sarapan setiap hari."

Arielle menatap huruf di depannya dengan bingung "Apa maksudnya menyiapkan raja sarapan? Kau tak salah membaca kan, Lucas?"

"Tidak, Yang Mulia. Di sini memang tertulis menemani raja sarapan."

Arielle mencoba tidak memikirkannya dan meminta Lucas untuk terus membaca. Atau mungkin Raja Ronan salah menulis? Arielle menoleh ke arah jendela kamarnya. Di luar langit masih gelap, tandanya hari masih sangat pagi. Bisa saja pria itu menulis saat bangun dari tidur, sehingga surat kerja yang ditulisnya salah akibat masih mengantuk?

"Lalu selanjutnya?" tanya Arielle.

"Menemani waktu teh di siang hari."

"Menyiapkan?"

"Menemani, Tuan Putri."

Arielle kembali bingung dan Lucas kembali membaca surat kerja di tangannya.

"Yang ketiga, menjadi teman yang baik bagi Raja Ronan D Blackthorn."

Lucas pun melipat kembali lembar surat tersebut dan memberikannya kembali kepada Arielle.

"Sudah? Tidak ada tugas lain lagi yang tertera? Seperti menyapu, membersihkan kamar, atau mencuci pakaian?"

"Tidak ada, Tuan Putri."

Arielle masih merasa curiga. Itu sama saja ia tidak mengerjakan apa-apa. Arielle ingin protes namun apa yang bisa ia lakukan agar Ronan berubah pikiran?

Mereka memang berteman namun ia tetap tak boleh belajar secara gratis. Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya.

"Apakah Yang Mulia telah sarapan?"

"Saat ini belum memasuki waktu sarapan Yang Mulia raja."

"Baiklah kalau begitu. Lucas, antarkan aku ke dapur istana tempat koki membuat makanan untuk Raja Ronan."

"Tapi Tuan Putri?"

Di surat hanya tertera menemani Yang Mulia sarapan kan? Tak ada larangan untukku untuk membuatkannya sarapan juga, bukan?"

"Tapi…."

Arielle tak mendengarkan protes Lucas. Tania membantu majikannya mengenakan mantel musim dinginnya. Dan mau tak mau, Lucas pun menunjukkan jalan ke arah dapur istana Blackthorn.

Penghuni dapur yang tak pernah melihat kehadiran seorang bangsawan menginjakkan kaki di dapur mereka berbondong-bondong merapikan kondisi tubuh dan pakaian mereka. Seorang pria tambun yang bernama Michael memperkenalkan diri sebagai kepala dapur yang juga bertanggung jawab membuatkan makanan untuk Raja Ronan.

"Maaf mengganggu waktunya, Chef Michael. Apakah aku boleh meminjam dapurnya sebentar?"

Michael yang masih tercengang akan kehadiran seorang putri kerajaan mengerjapkan matanya bingung.

"Apakah Tuan Putri ingin makan sesuatu? Izinkan kami yang membuatnya."

"Ah, tidak. Aku ingin membuatkan sarapan untuk Yang Mulia Raja."

"Maaf?" tanya Michael seidkit tak percaya apa yang didengarnya. Beberapa chef muda juga pelayan di dapur saling melirik keheranan.

Lucas pun maju untuk menjelaskan. "Putri Arielle adalah tamu kehormatan Yang Mulia Raja Ronan. Keinginannya adalah keinginan dari Raja Ronan sendiri."

Setelah Lucas mengumumkan hal tersebut. Michael mundur beberapa langkah mengizinkan Arielle untuk menyentuh dapurnya. Arielle sendiri merasa sangat tersentuh oleh ucapan Lucas barusan. Ia sampai lupa statusnya di Utara sebagai tahanan. Arielle berjanji suatu saat akan membalas kebaikan pria itu juga orang-orang di utara sebelum ia kembali ke Nieverdell.

"Michael, terima kasih sudah memberi kesempatan untukku menggunakan dapurmu. Aku berjanji akan melakukannya dengan setenang mungkin sehingga kalian tidak terganggu akan kehadiranku."

Michael melambaikan tangannya cepat. "Ti-Tidak Yang Mulia. Kehadiran Anda adalah sebuah kehormatan bagi kami. Anda boleh menggunakan dapur ini sesuka hati. Kami akan meninggalkan dapur jika Anda butuh ruang yang lebih luas."

Arielle menggeleng cepat. Ia tidak ingin menguasai sesuatu yang bukan miliknya. Ah, Arielle tahu apa yang harus ia lakukan. "jangan seperti itu. Um… bagaimana kalau kau membantuku menunjukkan tempat benda-benda dapur berada?"

Michael menunduk cepat. "Dengan senang hati, Yang Mulia."

Dengan bantuan Michael, Arielle bisa mulai memasak sarapan untuk Ronan. Lucas menanti tak jauh dari pintu dapur dan Tania ikut berpartisipasi mengajarkan Arielle resep sarapan orang-orang selatan.