Pria itu terperangah menatap Bella, kakinya melemah hingga ia tersungkur ke arah kudanya.
"Pangeran!!" Semua orang berteriak dan hendak membantunya untuk berdiri kembali. Namun, ia segera berdiri sambil beberapa kali menelan liurnya.
"Kau!! Pria Sampah!!" jerit Bella. Semua menatapnya penuh keterkejutan. Pasalnya, ia menyebut seorang pangeran dengan sebutan 'Pria Sampah'.
"Penghinaan!!" teriak pria yang tadinya dilempar oleh Bella dengan keranjang belanjaannya. Diikuti oleh semua orang.
"Penghinaan!! Penghinaan!! Bawa dia ke Istana!!" sorak riak semua orang.
"Tidak—ti—tidak! Maksudku, Pangeran!!" jerit Bella meralat kalimatnya.
"Ikuti ceritanya jika kau ingin kembali," bisik pria misterius itu. "Bawa dia ke Istana!!" teriaknya dan semua orang menggiring Bella ke Istana.
Pangeran segera menghentikan tindakan mereka. Ia mengenal gadis itu. ia tahu bahwa Bella tersesat ke negerinya.
Ya, pria yang selalu Bella temui di tempat sampah itu adalah Pangeran di Negeri Dongeng. Bekerja di sebuah toko buku adalah alibi untuk menutupi identitas asli yang ia miliki. Ia pun keluar-masuk Dunia Nyata dan Dunia Dongeng melalui portal yang ada di dalam ruangan pribadinya di Toko Buku. Namun, ia tak pernah tahu bahwa Bella adalah seorang Cinderella dalam dunia dongeng.
"Berhenti!!" tegas Pangeran membuat semua orang mematung. "Aku akan membawanya ke Istana," lanjutnya menarik tangan Bella. Namun, gadis itu terjatuh. Gaun yang ia kenakan cukup mempersempit ruang geraknya. Dengan cepat Pangeran menangkap tubuh yang hampir terjatuh itu.
Mata mereka bertemu.
Deg~ Pangeran jatuh cinta pada Cinderella. [Halaman 32 : COMPLETED]
***
Bella tersadar. Ia terbaring di lantai kamar kosnya sambil memegang buku dongeng tersebut. Dengan cepat ia menghela napas. "Untungnya hanya mimpi," ucapnya mengusap wajah dan menaruh buku itu di atas meja.
Ia berjalan ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Berjalan ke luar kamar kosnya. Namun, saat ia membuka pintu kamar itu, ia dikejutkan oleh sosok Pangeran alias si Pria Sampah di depan pintunya hingga membuatnya terjatuh ke lantai.
"Bagaimana kau bisa melakukannya?!" teriak Pangeran.
"Apa maksudmu?" bantah Bella yang masih mengatur napasnya.
"Kenapa kau datang ke Negeri Dongeng?!" teriaknya lagi.
"It—itu bukan mimpi?!" jerit Bella menutup mulutnya.
"Bagaimana kau bisa melakukannya?!" teriak Pangeran di hadapan Bella
"Bagaimana aku bisa melakukannya?!" Bella pun ikut bertanya sambil berteriak.
"Kenapa kau ada di sana?!" tanya Pangeran lagi.
"KENAPA AKU ADA DI SANA?!" Bella terus mengulang kalimat pria itu. Ya, karena dia juga tak tahu alasan apa yang tepat untuk menjelaskan semuanya.
"Kau sudah memulainya, dan kau harus menyelesaikannya!" tegas Pangeran.
Bella melongok menatap pria itu. "Apa itu maksudnya?" tanya Bella tak mengerti.
"Kau harus menyelesaikan ceritanya!" tegasnya lagi.
Siang itu, Aren pulang dengan wajah kusut. Namun, tiba-tiba wajahnya tersenyum semringah karena menyadari kehadiran Pangeran di depan kamar kosnya. "Halo, Tampan," sapanya sambil memegangi lengan Bella.
"Ada yang harus kami bicarakan. Beristirahatlah! Kau terlihat lelah sekali." Bella menarik lengan Pangeran menjauh dari kosan. Mereka berhenti di tangga kos.
Setelah memastikan situasi aman. Belum sempat Bella membuka suara, Pangeran terlebih dahulu mengejutkannya dengan satu pertanyaan.
"Kenapa kau menjadi Cinderella?!"bentaknya. Bella hanya terdiam. Ia tak tahu harus mengatakan apa.
"Katakan!!" teriak Pangeran membuat Bella bergidik dan langsung mengucap.
"Ada sebuah sepatu aneh yang bisa mengubahku menjadi seperti ini. Aku mendapatkan sepatu itu dari toko online! Tetapi aku tidak tahu siapa pengirimnya karena kau membuang sampah hari itu," jelas Bella.
"Sepatu kaca?!" jerit Pangeran. Bella mengangkat kaki dan menunjukkan sepatu itu dengan menggerakkan kakinya. Pangeran menunjuk sepatu itu dengan wajah seolah bertanya ' ini?!' tetapi ia tak bersuara. Bella mengangguk.
***
Yusuf masih mencoba menggeledah kamar kosnya sebelum Indra kembali. Ia terlalu bersemangat untuk membuktikan bahwa Indra adalah orang yang mengirimi surat ancaman tersebut. Namun, ia tak mendapatkan bukti apa pun dari pencariannya tersebut.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Indra yang sedari tadi berbaring di kasur. Yusuf tak menyadarinya, ia terperanjat menepi ke dinding.
"Ak—aku mencari buku ujianku!" tegas Yusuf sambil terbata-bata. Ia berjalan ke luar demi menghindari abangnya itu. Namun, sesuatu yang tak terduga malah terjadi. Bella dan Pangeran sedang mengobrol di tangga Kos. Segera Yusuf menghampiri mereka.
"Aku hanya membacanya, lalu tiba-tiba aku berada di sana. Aku terjatuh dari langit, untungnya aku tidak mati!" jerit Bella yang terdengar oleh Yusuf.
"Jatuh dari langit?" tanya Yusuf membuat Bella tersedak liurnya sendiri.
"Apa yang kau lakukan di sini?!" bentak Pangeran.
"Aku? Aku ingin mengajak Bella membeli bakso," ucap Yusuf.
"Bukankah tadi kita sudah membeli bakso?" bantah Bella yang masih terbatuk-batuk.
"Maksudku, bantu aku menemukan siapa orang yang mengancamku dengan surat bodoh itu!" tegas Yusuf. Mata Pangeran terbelalak mendengar kalimat itu. Pasalnya, dialah yang mengirim surat yang disebut bodoh itu. Ia tak menyukai Yusuf yang mengatakan bahwa Bella adalah pacarnya.
Jangan! Jangan lakukan! Jerit Pangeran tanpa suara dan sedikit membelakangi Yusuf. Bella malah tak mengerti.
Itu aku! Aku yang mengirimnya! Jeritnya lagi. Mata Bella membulat setelah mengkonfirmasi gerak bibir itu.
Kau? Tanya Bella tanpa suara. Yusuf melongok menatapnya.
"Ada apa?" tanya Yusuf membuat mereka kembali fokus padanya.
"Be—begini, kau tahu kan soal sepatu itu?" tanya Bella. Yusuf mengangguk. "Tadi ada kurir yang mengantar paket buku, tetapi ini bukan buku biasa! Aku terserap masuk ke dalamnya dan menjadi Cinderella!" jerit Bella penuh keheranan yang mendengar pun tak kalah herannya.
Namun, sepatu aneh yang Bella kenakan itu bisa saja terjadi dan kemungkinan ini juga benar. "Tunjukkan padaku!" perintah Yusuf.
"Bukunya ada di dalam kamarku! Aren pasti sedang membacanya—" Seketika dia mengingat sesuatu, bagaimana jika Aren terserap masuk ke dalam sana? Segera dia berlari ke kamar kosnya disusul oleh Yusuf dan Pangeran.
Bella mendapati Aren yang sedang membaca buku tersebut. Segera Bella merampas buku itu.
"Apa yang kau lakukan?!" jerit Aren dengan buasnya. Seketika ia tersenyum ramah saat mengetahui ada Pangeran di sebelah Bella. "Tampan," sapanya pada Pangeran. Ya, dia tak mengetahui siapa pria itu sebenarnya.
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu!" tegas Pangeran yang langsung menarik tangan Bella menjauh dari sana dan Yusuf pun mengikuti mereka.
Mereka tengah duduk di Toko Buku milik Pangeran. Bella memeluk erat buku dongeng ajaib yang ia rampas dari Aren.
"Tunjukkan padaku!" perintah Yusuf.
"Sebelum aku membuka buku ini, kau harus tahu. Aku ... Cinderella yang ada di cerita ini.! Dan dia adalah Pangerannya!" tunjuk Bella pada Pangeran.
"Tunjukkan padaku!" perintah Yusuf lagi. Perlahan Bella meletakkan buku itu di atas meja dan membukanya dengan wajah yang tegang. Tak kalah tegangnya dengan Pangeran dan Yusuf.
Plok~ Buku itu terbuka secara acak. Tak ada sesuatu yang aneh.
"Aku harus membacanya," ucap Bella dan langsung membaca tulisan yang ada di lembaran buku itu.
[Halaman 54. Pangeran membawa Cinderella ke Istana dan memperkenalkannya pada anggota kerajaan. Semua anggota kerajaan termasuk Ratu dan Raja serta para pelayan menyetujui pernikahan mereka.]
Wussssh~
Benar, Bella terserap ke dalam sana juga bersama Pangeran. Semua terjadi di depan mata kepala Yusuf.